Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan November
2019 di Rumah Kaca Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya di Indralaya, Ogan Ilir. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium
Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,
Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, 1.) Baki semai; 2.)
Ember/pot; 3.) Meteran; 4.) Neraca analitik; 5.) Penumbuk tanah; 6.) Sprayer; 7.)
Timbangan; 8.) Alat-alat untuk analisis di laboratorium.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu 1.) Air; 2.) Benih padi Varietas
INPARA 8; 3.) Tanah dari lahan pasang surut; 4.) Pupuk dasar (Urea, SP-36 dan
KCl); 6.) Vermikompos dan bahan-bahan untuk analisis di laboratorium.

3.3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan


Acak Lengkap Faktorial (RALF), dengan dua faktor perlakuan, yaitu:
Faktor 1 : Dosis pupuk N dan Kyang terdiri dari dua taraf, yaitu:
1. Dosis anjuran pemupukan N 200 Kg/Ha dan K 100 Kg/Ha (Urea 0,769
gram/10 kg tanah dan KCl 0,384 gram/10 kg tanah (D1). (Subowo et al., 2013)
2. Dosis pemupukan N dan K dari hasil perhitungan rata-rata hasil analisis tanah
awal (D2). Dosis pupuk N dan K spesifik lokasi yaitu N 102 Kg/Ha dan K 185
Kg/Ha ( Urea 0,392 gram/10 kg tanah dan KCl 0,253 gram/10 kg tanah).
Faktor 2 : Penambahan vermikompos yang terdiri dari tiga taraf, yaitu:
1. Pemberian vermikompos dengan dosis 5 ton ha-1 (J1)
2. Pemberian vermikompos dengan dosis 7,5 ton ha-1 (J2)
3. Pemberian vermikompos dengan dosis 10 ton ha-1 (J3)

13 Universitas Sriwijaya
14

Setiap perlakuan dibuat 3 ulangan, sehingga jumlah keseluruhan perlakuan


2 x 3 x 3 = 18 pot percobaan.
3.4. Cara Kerja

3.4.1. Pengambilan tanah di lahan pasang surut


Tanah diambil di lahan pasang surut tipologi A di Desa Mulia Sari,
Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. Sampel tanah komposit diambil
padalapisan tanah atas(top soil)pada kedalaman 0 – 20 cm dan diambil dititik
lokasi yang telah ditentukan pada koordinat S 02o40’54,5” dan E 104o44’50”.

3.4.2. Analisis Tanah Awal


Tanah yang diambil dari lahan rawa pasang surut tersebut dianalisis di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Hasil analisis tanah berupa pH dan kadar N, P, K, Na, Ca, Mg, KTK
Tanah, Al-dd, H-dd dan tekstur tanah. Nilai N-total, P-bray dan K-dddigunakan
sebagai acuan untuk menghitung kebutuhan pupuk spesifik lokasi untuk tanaman
padi.

3.4.3. Persiapan tanah


Tanah yang telah diambil dari lahan pasang surut, dikering anginkan selama
beberapa hari. Tanah yang sudah kering dan berkurang kadar airnya, dihaluskan
dengan alat penggiling tanah dan dipisahkan dengan sisa-sisa akar tanaman.
Setelah itu tanah ditimbang sebanyak 10 kg tanah kering mutlak dimasukkan ke
dalam polibek yang telah disediakan untuk digunakan sebagai media tanam.

3.4.4. Penyemaian dan Penanaman


Benih padi yang digunakan yaitu benih padi varietas INPARA 8. Benih
disemai dalam baki yang media tanamnya berupa tanah, pasir, vermikompos
dengan perbandingan 1:1:1. Setelah media siap, benih ditaburkan diatas media
dan dijaga kelembabannya agar benih dapat berkecambah dan tumbuh dengan
baik.

Universitas Sriwijaya
15

Setelah bibit berumur 2 minggu, bibit dipindahkan pada media tanam


berupa tanah di dalam ember yang telah disiapkan sebelumnya. Tanah
dikondisikan lembab tapi tidak tergenang (macak-macak). Penanaman dilakukan
sebanyak satu bibit pada masing-masing ember.

3.4.5. Pemupukan
Pemberian vermikompos dilakukan dua minggu sebelum tanam.
Pemupukan yang dilakukan yaitu pemberian pupuk Urea secara bertahap
sebanyak tiga kali pemberian yaitu pada saat awal tanam, 14 HST dan 28 HST.
Pemberian pupuk KCl dilakuan pada saat awal tanam. Pupuk N, K dan
vermikompos diberikan berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan pupuk .

3.4.6. Pemeliharaan Tanaman


Beberapa tindakan pemeliharaan yang perlu dilakukan selama penanaman
adalah penyiraman, penyiangan gulma, dan pengendalian hama. Penyiangan
gulma dilakukan secara manual. Apabila terdapat hama yang menyerang tanaman,
dilakukan pengendalian secara manual sebagai pengendali hama di lokasi
penelitian.
3.4.7. Pemanenan
Pemanenan tanaman dilakukan pada saat umur tanaman sesuai dengan
deskripsi umur varietas (115 hari), bulir gabah terasa keras bila ditekan dan
apabila dikupas isi bulir berwarna putih. Tanaman dipotong dengan ketinggian 20
cm dari batang bawah di atas permukaan tanah.

3.4.8. Analisis Tanah Setelah Panen


Kegiatan yang dilakukan di laboratorium adalah analisis tanah awal dan
setelah panen. Analisis dilakukan di Laboratorium Kimia, Biologi dan Kesuburan
tanah.
3.5. Peubah yang diamati
1. Analisis tanah lengkap pada awal penelitian
Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia, Fisika dan Kesuburan
Tanah Jurusan Tanah

Universitas Sriwijaya
16

2. Tinggi tanaman (cm)


Tinggi tanaman diamati setiap 2 minggu setelah tanam. Pengukuran tinggi
tanaman menggunakan meteran dengan satuan centimeter (cm).
Pengukuran dilakukan mulai dari permukaan tanah hingga ujung daun
tertinggi.
3. Jumlah anakan maksimum (batang rumpun-1)
Jumlah anakan maksimum dihitung pada saat fase primordia tanaman
padi.
4. Jumlah anakan produktif (batang rumpun-1)
Jumlah anakan produktif dilakukan dengan menghitung jumlah anakan
yang menghasilkan malai.
5. Berat 1000 butir gabah (g)
Berat 1000 butir gabah ditimbang dengan neraca analitik dengan satuan
gram (g)
6. Berat gabah rumpun-1 (g)
Berat gabah per rumpun ditimbang dengan neraca analitik dengan satuan
gram (g)
7. Persentase berat gabah bernas (%)
Persentase gabah bernas dihitung dengan perbandingan berat gabah bernas
dan berat total gabah dikalikan 100%
8. Persentase berat gabah hampa (%)
Persentase gabah hampa dihitung dengan perbandingan berat gabah hampa
dan berat total gabah dikalikan 100%
9. Produksi Gabah per Hektar (ton ha-1)
Produksi gabah per hektar di hitung dengan menentukan jumlah populasi
tanaman padi per hektar dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm kemudian
dikalikan dengan berat gabah per rumpun (g).
10. Analisis tanah setelah panen
Analisis tanah setelah panen dilakukan untuk mengetahui nilai pH tanah,
kadar N, P, K, Al-dd dan KTK tanah setelah panen

Universitas Sriwijaya
17

3.6. Analisis Data

Analisis data dengan sidik ragam (uji F). Jika hasil sidik ragam
menunjukkan pengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan beda nyata terkecil
(BNT) taraf 5%.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai