Anda di halaman 1dari 12

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Teknik Teknik SIpil 9-15 W111700026 Suprapti, ST.,MT.

TUGAS PERKULIAHAN
Perencanaan Irigasi dan
Bangunan Air
Judul Tugas Tugas CPMK 5. Desain Bangunan
Bendung dan Bangunan Pelengkap
CPMK 5. Mampu merencanakan
bendung tetap dan bangunan
pelengkapnya

Deskripsi Ketentuan
Dalam tugas 5 ini mahasiswa diminta Tugas kelompok (@ 3 orang), ditulis
untuk merencanakan bangunan dengan tangan pada kertas A4 atau
bendung tetap dilengkapi dengan kertas gambar.
bangunan pelengkapnya

Luaran/Output Jadwal
Desain bendung tetap dan Tugas dikumpulkan pada pertemuan
bangunan pelengkapnya ke-15

Penilaian
Bobot Kriteria
Bobot nilai tugas 5 adalah 20% Desain lengkap dengan alur
perencanaan yang runtut sesuai
dengan aturan pada KP-01

Daftar Pustaka  Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan Irigasi (KP 01)
 Modul perkuliahan, Irigasi dan Bangunan Air
Bagian A – Diisi oleh Mahasiswa

Nama dan NIM (Nomor Induk Mahasiswa):


1. Muhammad Dian Pratama (41116110113) Kode Mata Kuliah
2. Said Abdullah (41116110129) W111700026
3. Valentine Eroz Wahyuningsih (41116110080)
Nama Dosen Jenis Asesmen:

Suprapti, ST.,MT. Tugas 5

Nama Mata Kuliah: Perencanaan Irigasi dan Bangunan Air

Nomor Tugas / Judul: Tugas 5 | Desain Bendung Tetap dan Bangunan Pelengkap

Durasi Tugas (Minggu) Jenis Tugas: % Tugas Diberikan pada:

6 Minggu Kelompok (@ 3 orang) 20% Pertemuan ke-9

Bagian B – Diisi oleh Dosen Pengampu


Capaian Pembelajaran: CPMK 5
Mahasiswa mampu merencanakan desain bendung tetap dan bangunan pelengkapnya
Nilai
Komponen Penilaian Nilai Maks.
diberikan

1. Desain mercu bendung 10


2. Desain tubuh bendung dan analisis stabilitas tubuh bendung 20
3. Desain bangunan pembilas 12
4. Desain bangunan intake 12
5. Desain kantong lumpur 12
6. Desain bangunan peredam energi 12
7. Desain bangunan pelengkap lainnya 12
8. Penggambaran desain 10

NB:
Komponen penilaian meliputi jawaban benar, alur pengerjaan runtut, sesuai
dengan aturan pada KP 01

Tanda Tangan Dosen: Tanggal: Total Total

100

Apakah ada penambahan waktu? Penguranan Keterlambatan Pengurangan Nilai Akhir


pengumpulan:
(Ya/ Tidak)

Kesepakatan pengumpulan: (Ya/ Tidak)


Bagian ini digunakan untuk memberi umpan balik atau informasi lain

Kriteria Penilaian
No Nilai Skala Kriteria
Kualitas isi pada level sempurna. Jawaban tepat.
1 A 80 - 100
Dapat menjawab secara runtut.
Kualitas isi pada level baik. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
2 B+ 74 - 79,99
Dapat menjawab secara runtut dan memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level cukup. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
3 B 68 - 73,99
Dapat menjawab secara cukup runtut dan memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level kurang cukup. Jawaban masih ada yang kurang tepat.
4 C+ 64 - 67,99
Dapat menjawab secara kurang runtut dan kurang memperhatikan kaidah satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban masih ada yang kurang
5 C 56 - 63,99 tepat. Tidak dapat menjawab secara runtut dan kurang memperhatikan kaidah
satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban masih ada yang kurang
6 D 45 - 55,99 tepat. Tidak dapat menjawab secara runtut dan tidak memperhatikan kaidah
satuan.
Kualitas isi pada level yang tidak bisa diterima. Jawaban tidak tepat. Tidak dapat
7 E < 45
menjawab secara runtut dan tidak memperhatikan kaidah satuan.

Soal Tugas 5:

Buatlah desain hidraulik bangunan bendung tetap dan bangunan pelengkap lainnya
dengan ketentuan sebagai berikut:

1. NIM  41115010080
2. Data awal:
a. Elevasi dasar sungai = + 80,80 m
b. Luas daerah irigasi yang diairi = 6.500 hektar
c. Elevasi lahan tertinggi yang diairi = +82,80 m
d. Debit banjir desain sungai dan elevasi muka air hilir Q100 = +83,80 m
e. Debit desain saluran intake = 7,80 m³/detik
3. Perhitungan untuk penentuan elevasi mercu, panjang mercu bendung dan ukuran mercu:
a. Menentukan Elevasi Mercu bendung
- Elevasi sawah bagian hilir, tertinggi, dan terjauh : 82,8 m
-
Tinggi genangan air di sawah : 0,1 m
-
Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah : 0,1 m
-
Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke tersie : 0,1 m
-
Kehilangan tekanan dari saluran primer ke sekunde : 0,1 m
-
Kehilangan tekanan akibat kemiringan saluran : 0,3 m
-
Kehilangan tekanan pada alat-alat ukur : 0,4 m
-
Kehilangan tekanan dari sungai ke primer : 0,2 m
-
Kehilangan tekanan karena eksploitasi : 0,1 m
Jadi ketinggian elevasi mercu bendung : 84,2 m
b. Ketinggian elevasi muka air banjir di udik bendung :
Data :
Panjang penangkap sedimen : 70,0 m
Panjang saluran pengantar ke penangkap sedimen : 30,0 m
Kemiringan saluran pengantar ke penangkap sedimen : 0,00016
Elevasi dasar penangkap sedimen bagian hilir : +81,80
Elevasi muka air penangkap sedimen bagian hilir : +84,50

Maka,
- Elevasi permukaan air kantong sedimen bagian udik : 84,50 + (70 x 0,00016) = 84,51
m
- Elevasi permukaan air di udik saluran pengantar di hilir intake bendung : 84,50 + (70
+30) x 0,00016 = 84,52 m
- Kehilangan tekanan pada intake di ambil = 0,20
- Elevasi muka air di udik intake adalah : +84,52+ 0,20 = 84,72 m
- Kehilangan tekanan akibat ekploitasi diambil 0,10
Jadi , ketinggian elevasi mercu bendung +84,72 + 0,10 = +84,82
Maka:

- Ketinggian elevasi mercu bendung berdasarkan elevasi sawah yang akan diairi +84,20
m
- Ketinggian elevasi mercu bendung berdasarkan kebutuhan tinggi air tekanan yang
diperlukan untuk pembilasan = +84,52 m
- Jadi , ketinggian mercu bendung ditetapkan di elevasi : + 84,52 m
c. Panjang Mercu Bendung:
Panjang mercu bendung 1,2 x lebar sungai, dalam tugas ini lebar sungai 55 m, maka
panjang mercu bendung adalah 1,2 x 55 = 66 m.

4. Penentuan ukuran lebar pembilas dan lebar pilar pembilas, dimensi hidraulik bangunan
pembilas :
a. Ukuran lebar pembilas dan lebar pilar pembilas :
Lebar bangunan pembilas diambil sepersepuluh lebar sungai, maka:
1
10
x 55 = 5,5 m. Pembilas dibuat 2 buah masing-masing 2,75 m. Lebar pilar 1,750 m,
dengan lebar mulut 11.00 m.
b. Dimensi hidraulik bangunan pembilas:

5. Perhitungan penentuan ketinggian elevasi muka air banjir di udik bendung, panjang lantai udik
bendung :
a. Ketinggian elevasi muka air banjir di udik bendung
Qd = C . Be . He 3/2
Dimana :
Qd = debit banjir sungai rencana = 700 m3/s
C = koefesien debit pelimpah
Be = panjang mercu bendung efektif = 66 m
He = tinggi energi
Koefisien debit pelimpah C, nilainya dihiting dengan menggunakan persamaan :
C = 3,79 (He / Hd )0,12 diamana He = Hd , dari persamaan tersebut diperoleh C = 2,19 , maka :
Qd = C . Be . He 3/2
Dimana :
Qd = =700 m3/s
C = 2,19
Be = 66 – 0,24 H
Langkah pertama diasumsikan nilai Be = 65,50 m
Qd = C . Be . He 3/2
( 𝑄𝑑 )2/3 ( 700 )2/3
He = 𝐶 .𝐵𝑒
= 2,19 .65,50 = 2,9 m
Langkah pertama diasumsikan nilai Be = 65,28 m
Qd = C . Be . He 3/2
( 𝑄𝑑 )2/3 ( 700 )2/3
He = 𝐶 .𝐵𝑒
= 2,19 .65,28 = 3 m
Nilai He diambil 3,00, sehingga Be , dapat dihitung :
Be = 66 – 0,24 . 3 = 65, 28 m
Tinggi tekanan , Ha ditentukan dengan persamaan :
He = He – v2/2g
2
v /2g = 0 (diabaikan )
Ha = He = 3,00 m
Kesimpulan :
- Tinggi muka air banjir di udik bendung = H = 3,00 m
- Elevasi muka air banjir = 84,52 + 3 =+87,52 m
b. Panjang lantai udik bendung :
Berdasarkan teori Lane’s :
L = Lv + 1/3 LH
Dimana :
L = Panjang total rayapan
Lv= Panjang vertikal rayapan
Lh = Panjang horizontal rayapan
Dalam desain ini diambil nilai :
𝐿
=4
𝛥𝐻
Dimana :
L = panjang rayapan
ΔH = kehilangan tekanan

Perhitungan :
Perhitungan dilakukan dengan kondisi tidak ada aliran udik sehingga Q = 0 , jadi :
ΔH = 84,52 -74,52 = 10,00 m
Panjang rayapan seharusnya :
Lb > 4 x 10,00 = 40,00 m
Maka :
Lv = 32 m
Lh = 38,7 m
Lp = Lv. 1/3 . Lh
Lp = 32 . 1/3 . 38,9
Lp = 41,28 m
Lb yang dibutuhkan 40,00 m
Lp , hasil perhitungan 41,28 m
Lp = 41,28 > Lb = 40,00 OK

6. Penetapan ukuran tubuh bendung dan analisis stabilitas tubuh bendung


7. Perencanaan kantong lumpur :
Data : Pengambilan satu sisi

Q = Debit pengambilan 3,5 m3/dt

m = Kemiringan saluran diambil 1 : 1

h = Tinggi air di saluran 0,6 m

b = Lebar intake 2,3 m

V = Kecepatan aliran diambil 1 m/dt2

Q 3,5
A=   3,5 m2
v 1

 Luas tampang basah (A)


A = ½ . h . (2b + 2h)

3,5 = ½ . h . (2 . 2,3 + 2 . h)

3,5 = 2,3h + h2

h2 + 2,3 h – 3,5 =0

h = 1,045 m

 Keliling Basah (P)

P = b + 2h 2

= 2,3 + 2 . 1,045 2

= 5,256 m

 Jari – jari Hidraulis (R)


A 3,5
R =   0,666m
P 5,256

 Kemiringan Saluran (In)


2
 
 V 
In =  
 
2

 k .R 3 
2
 
 1 
=  2   0,029m
 45x 0,666 3 
 

 Tinggi Jagaan (Free Board)


2

F = c + 0,075 V . h 3

2
3
= 0,4 + 0,075 . 1 . 1,045

= 0,477 m

 Dimensi Kantong Lumpur


0,0178
ψ =  0,00856
1  0,0377 Tc  0,00022 Tc
2

w = 2,3 mm/dt =0,0023 m/dt

nilai w didapat dari gambar 7.4 pedoman criteria perencanaan tahun 2002 ( kp –
02 ) pada hal 143. dengan asumsi jenis lumpur berasal dari pasir alamiah.

Keterangan :

D = diameter sedimen = 0,06 mm = 6 x 10-5 m

w = kecepatan jatuh (m/dt)

ψ = koefisien viskositas (t/m3)

Tc = 25o

Lebar kantong lumpur (b) = 2,3 m x 5

= 11,5 m

(Lebar kantong lumpur diasumsikan 4 – 5 kali lebih besar dari lebar saluran untuk
memperkecil panjang kantong lumpur.)

h =1,045 m

Kemiringan melintang saluran (m) = 1


Luas penampang basah :

A = (b + m.h) h

= (11,5 + 1.1,045) 1,045 = 13,11 m2

Q
v =
A

3,5
= = 0,267 m/dt
13,11

Panjang Kantong Lumpur

L = (v/w) . H

= (0,267/0,0023) . 1,045

= 121,31 m ≈ 122 m

Panjang kantong lumpur (L) = 122 m

Tinggi aliran kritis :

Perkiraan Yc (m)
Bagian Keterangan
0,1722 0,1723 0,1741

(b + m Yc) Yc 2,0076 2,011 2,0325

g ((b + m Yc) Yc)3 79,376 79,798 82,364

0,5625 Q2 (b + 2mYc) 81,613 81,642 81,642

Fr ≈ 1
gb  mYc Yc 
3

0.990 0.977 1.00


0,5625 Q 2 (b  2mYc ) (aliran kritis)

Tinggi aliran kritis (Yc) = 0,1741 m

Kecepatan aliran kritis :

g (b  mYc )
Vc =
b  2mYc
9,81 (11,5  1.0,1741) 114,523
= 
11,5  2.1.0,1741 11,848

= 3,109 m/dt

Luas penampang basah pada aliran kritis :

Ac = (b + mYc) Yc

= (11,5 + 1 . 0,1741) 0,1741 = 2,032 m2

Keliling basah penampang pada aliran kritis :

Pc = (b + 2Yc) m2  1

= (11,5 + 2 . 0,1741) 12  1 = 16,756

Jari – jari hidrolis pada aliran kritis :

Ac
Rc =
Pc

2,032
= = 0,121 m
16,756

Kemiringan Memanjang

Rumus Strickler

Untuk kondisi menurut gambar :

n = 0,02

tanah asli
Kc = 1/n ; n = 0,02

= 1/0,02 = 50

Kemiringan kritis (Ic)

2
 
 vc 
 2 
Ic =  Kc . R c 3 

2
 
 3,109 
  (0,254) = 0,0645
2
=  2
 50. 0,121 3 
 

Kedalaman kantong :

Dc = Ic . L

= 0,0645 . 122 = 7,869 m

Gambar Potongan Memanjang Kantong Lumpur


8. Perhitungan dimensi hidraulik bangunan intake:
Dimensi lubang intake dihitung dengan persamaan :
Qi = φ . b . a √2𝑔𝑧
7,80 = 0,85 . b . 1,20 √2 . 9,8 . 0,2
7,80
b = 2,02 = 3,86 m
b dibulatkan menjadi 4,0 m ; dibuat 2 bukaan sehingga lebar pintu 2 x 2,00 m, maka lebar
bukaan pintu intake = 2 x 2,00 m , dan tinggi bukaan lubang intake = 1,20 m

9. Penetapan tipe, bentuk dan ukuran bangunan peredam energi


a. Penetapan tipe, bentuk dan ukuran bangunan peredam energi:
Jenis sungai di daerah yang akan dibangun adalah sungai aluvial dengan angkutan
sedimen dominan fraksi pasir dan krikil. Maka bangunan peredam energi yang dapat
dipilih yaitu lantai datar dengan ambang akhir berkotak-kotak atau tipe MDO.
Dalam p0enggunaan tipe ditentukan bentuk mercu bendung bulat dengan satu jari-jari
pembulatan, bidang miring tubuh bendung bagian hilir permukaan bentuk miring dengan
perbandingan 1:1.

Anda mungkin juga menyukai