LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD PROVINSI NTB
NOMOR : 821/530/RSUDP/2019
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
INSTALASI INTENSIVE CARE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI
NTB
PANDUAN
KELUAR MASUK PASIEN HIGH CARE UNIT (HCU)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NTB
BAB I
DEFINISI
High Care Unit (HCU) adalah unit pelayanan di Rumah Sakit bagi pasien dengan kondisi
stabil dari fungsi respirasi, hemodinamik, dan kesadaran namun masih memerlukari
pengobatan, perawatan dan pemantauan secara ketat. Tujuannya ialah agar bisa diketahui
secara dini perubahan perubahan yang membahayakan, sehingga bisa dengan segera
dipindah ke ICU untuk dikelola Iebih baik lagi. Pasien HCU adalah pasien yang
memerlukan tingkat pelayanan yang berada di antara ICU dan ruang rawat inap biasa
(artinya tidak perlu perawatan ICU namun belum dapat dirawat di ruang rawat inap biasa
karena masih memerlukan pemantauan yang ketat).
BAB II
RUANG LINGKUP
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang membutuhkan
pelayanan, pengobatan dan pemantauan secara ketat tanpa penggunaan alat bantu misalnya
ventilator dan terapi titrasi.
1. Tingkat kesadaran. .
2. Fungsi pernapasan dan sirkulasi dengan interval waktu minimal 4 (empat) jam atau
disesuaikan dengan keadaan pasien.
4. Keseimbangan cairan dengan interval waktu minimal 8 (delapan) jam atau disesuaikan
dengan keadaan pasien.
1. Bantuan Hidup Dasar/ Basic Life Support (BHD/ BLS) dan Bantuan Hidup Lanjut/Advanced
Life Support (BHD/ALS)
a. Jalan nafas (Airway): Membebaskan jalan nafas, bila perlu menggunakan alat bantu jalan
nafas, seperti pipa oropharingeal atau pipa nasopharingeal. Dokter HCU juga harus mampu
melakukan intubasi endotrakea bila diindikasikan dan segera memindahkan/ merujuk pasien
ke lCU.
2. Terapi oksigen.
Memberikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dengan berbagai alat pengalir oksigen, seperti:
kanul nasal, sungkup muka sederhana, sungkup muka dengan reservoir, sunggup muka dengan
katup dan sebagainya.
3. Penggunaan obat-obatan untuk pemeliharaan/ stabilisasi (obat inotropik, obat anti nyeri, obat
aritmia jantung, obat-obat yang bersifat vasoaktif, dan
TATA LAKSANA
Pelayanan HCU adalah tindakan medis yang dilaksanakan melalui pendekatan tim
multidisiplin yang dipimpin oleh dokter spesialis yang telah mengikuti pelatihan dasar-dasar
ICU. Anggota tim terdiri dari dokter spesialis dan dokter serta perawat yang bekerja. secara
interdisiplin dengan fokus pelayanan pengutamaan pada pasien yang membutuhkan pengobatan,
perawatan dan pemantauan secara ketat sesuai dengan standar prosedur operasional yang berlaku
di Rumah Sakit.
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HCU terdiri dari tenaga dokter spesialis, dokter dan
perawat. Tenaga tersebut melaksanakan pelayanan HCU sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan yang diatur oleh masing-masing RS. Adapun susunan tim pelayanan HCU adalah
sebagai berikut:
Jumlah dokter spesialis, dokter dan perawat disesuaikan dengan jam kerja pelayanan
HCU 24 jam, beban kerja dan kompleksitas kasus pasien yang membutuhkan pelayanan HCU.
Rasio jumlah perawat berbanding pasien di HCU sebaiknya adalah 1 (satu) perawat untuk 2
(dua) pasien.
SDM pelayanan HCU diharuskan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan secara
berkelanjutan guna mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
2. Kebutuhan Ruangan
Ruangan HCU dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari:
a. Area pasien:
1. Unit terbuka 12-16 m2/ tempat tidur.
2. Unit tertutup 16 -20 m2/tempat tidur..
3. Jarak antara tempat tidur: 2 m.
4. Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan setiap 2 tempat tidur.
5. Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat tidur cuci tangan.
6. Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU. ICU tersier paling
sedikit 3 outlet udara-tekan, dan 3 pompa isap dan minimal 16 stop kontak untuk tiap
tempat tidur:
7. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis dengan lampu TL day light 10
watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil.
Desain dari unit juga memperhatikan privasi pasien.
Ruang yang cukup untuk staf dan dapat menjaga kontak visual perawat dengan pasien.
Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi dan penyimpanan obat dan
alat (termasuk lemari pendingin). Ruang yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan
dilengkapi dengan viewer.
ALUR PELAYANAN
Pasien yang memerlukan pelayanan HCU sesuai indikasinya adalah:
1. Pasien dari ICU
2. Pasien dari IGD
3. Pasien dari Kamar Operasi atau kamar tindakan lain, seperti: kamar bersalin, ruang
endoskopi, ruang dialisis, dan sebagainya.
4. Pasien dari bangsal (Ruang Rawat Inap)..
KESADARAN
□ GCS 8-14
□ Apatis
□ Delirium
□ Somnolen
□ Sopor
JALAN NAPAS
□ Sumbatan parsial jalan napas (snoring, gargling, stidor)
□ Memerlukan pemeliharaan jalan nafas atau hisap lender berkala
□ Resiko aspirasi
□ Gangguan menelan
PERNAFASAN
□ Frekuensi nafas >24 atau <10x/menit, tanpa gagal nafas
□ Saturasi perifer O2 >95%
□ Memerlukan terapi oksigen
SIRKULASI
□ Denyut jantung > 110 atau < 50x/menit dengan pulsasi lemah
□ Gangguan irama jantung
□ Nyeri dada akut
□ MAP 65-110 mmHg
□ Dehidrasi berat>10%
□ Turgor kulit menurun
□ CRT > 2 detik
□ Produksi urine < 0,5 cc/KgBB/jam
□ Perdarahan 20-30% EBV
□ Memerlukan monitoring tanda vital berkala
□ Memerlukan pemeriksaan EKG berkala
□ Memerlukan monitoring cairan ketat
LAIN – LAIN
□ Pasca operasi besar
□ Kehamilan atau pasca persalinan dengan komplikasi
□ Pemantauan gula darah berkala, dengan infus insulin kontinu
□ Pasca perawatan ICU
□ Gangguan elektrolit berat (K <2, Na <120 )
□ Trombistopenia dengan resiko perdarahan
□ Persiapan donor organ
□ Kejang berulang
□ Multiple trauma
□ Penyakit penyerta > 1
Lain-lain :
.........................................
.........................................
Keterangan:
Indikasi masuk HCU bila memenuhi minimal 3 kriteria di atas dengan hemodinamik stabil atau
tanpa gagal napas.
KESADARAN
□ GCS 15
□ GCS 8-14
□ GCS <8
JALAN NAPAS
□ Sumbatan parsial jalan napas (snoring, gargling, stidor)
□ Jalan napas paten
PERNAPASAN
□ Frekuensi nafas 12-20x/ menit
□ Ancaman gagal nafas
□ Saturasi perifer O2 > 95%
□ Saturasi O2 <95%
□ Memerlukan ventilasi mekanik
SIRKULASI
□ Denyut jantung 60-100 x/menit dengan pulsasi kuat
□ Denyut jantung<50x menit
□ MAP 65 – 110 mmHg
□ MAP > 110 mmHg
□ MAP < 65 mmHg
□ CRT > 2 detik
□ CRT < 2 detik
□ Ganguan irama jantung, dengan gangguan hemodinamik
Kondisi lain:
LABEL PASIEN
Nama Pasien : Ruang :
Tgl. Lahir/Jenis Kel. :
No. RM :
Alamat :
Dr.......................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
Mataram, tanggal.............................Jam.........................
Dokter
.....................................................................
Nama Terang dan Tanda tangan
PERSETUJUAN DOKTER PENANGGUNG JAWAB HCU
KESADARAN SIRKULASI LAIN – LAIN
GCS 8 – 14 Denyut jantung > 100 Pasca operasi besar
atau < 50x/menit dengan Kehamilan atau pada
JALAN NAFAS pulsasi lemah persalinan dengan
Sumbatan parsial jalan Gangguan irama jantung komplikasi
napas ( snoring, gargling, Nyeri dada akut Pemantauan gula
stridor ) MAP 65-110 mmHg darah berkala,
Memerlukan pemeliharaan Dehidrasi berat > 10% dengan infus insulin
jalan nafas atau hisap Turgor kulit menurun kontinyu
lendir berkala CRT > 2 detik Pasca perawatan
Resiko aspirasi Produksi urine < ICU
Gangguan menelan 0,5cc/KgBB/jam Gangguan elektrolit
Perdarahan 20-30% EBV berupa (K<2,
Memerlukan monitoring Na<120)
PERNAFASAN
tanda vital berkala Trombositopenia
Frekuensi nafas >24 atau dengan resiko
Memerlukan
<10x/menit, tanpa gagal perdarahan
pemeriksaan EKG
nafas Persiapan donor
berkala
Saturasi perifer O2 > 95% organ
Memerlukan terapi Kejang berulang
oksigen Multiple trauma
Penyakit penyerta
>1
Lain-lain :
................................
................................
Ketereangan:
Indikasi masuk HCU bila memenuhi minimal 3 kriteria di atas dengan hemodinamik stabil atau tanpa
gangguan nafas
Keterangan:
Kesimpulan;
Pasien dirawat di HCU..................................................................RSUD Provinsi NTB
Mataram, tanggal.............................Jam.........................
Dokter
.....................................................................
Nama Terang dan Tanda tangan
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln Prabu Rangkasari Dasan Cermen Telp./Fax (0370) 7502424/7502992 Mataram
Kode Post : 83232 Email:rsud@ntbprov.go.id. Website:rsud.ntbprov.go.id
LABEL PASIEN
Nama Pasien : Ruang :
Tgl. Lahir/Jenis Kel. :
No. RM :
Alamat :
Diagnosa Medis
Kondisi lain :
Indikasi keluar HCU bila memenuhi 3 kriteria di atas.
Keluar HCU (jika kondisi pasien membaik pindah keruangan, jika memburuk pindah
ke ICU ).
Menolak intervensi aktif, terapi bantuan hidup ( menandatangani form penolakan
tindakan ).
Pasien / keluarga menghendaki dirawat diluar ruang intensive
Lainnya
...............................................................................................................................
Keterangan :
Kesimpulan :
Dipindah ke ruang..........................................................................................................................
.......................................................................
047/ /25/09/2019 00 ½
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur RSUD Provinsi NTB
6 Januari 2020
SPO
dr. H. L. Hamzi Fikri, MM,MARS
NIP.197406212002121007
4. Yang tidak perlu masuk HCU :
- Pasien dengan fase terminal suatu penyakit
Prosedur - Pasien/keluarga yang menolak untuk dirawat di HCU (atas dasar “informed
consent”)