Anda di halaman 1dari 3

Reaksi Obat Merugikan (ROM)

1. Tipe A (Augmented) ex: diuretik hypokalemia, mual, muntah


2. Tipe B (Bizarre/Idiosyncratic)  rx imunologik/alergi; kloramanemia aplastik
3. Tipe C (Chronic)  akibat penggunaan jgk pjg; parasetamol  gangguan hati
4. Tipe D (Delayed) efek tertunda; thalidomide teratogenik
5. Tipe E (End (?))  efek pd akhir pengobatan; kortikosteroid timbul kembali
Kortikosteroid supresi korteks adrenal, tp tercukupi oleh obat, bila dihentika mendadak 
defisiensi hormon adrenokortikoid
6. Tipe F (Failure(?))  kesalahan terapi

Berdasarkan keparahan:

1. Kematian
2. Mengancam jiwa
3. Perawatan di RS, segera atw diperlama
4. Ketidakmampuan (bermakna, menetap, perubahan permanen, gangguan pd tubuh pasien,
gangguan aktivitas keseharian)
5. Cacat
6. Membutuhkan intervensi untuk mencegah kerusakan permanen

Penilaian: Naranjo scale

1. Certain
2. Probable
3. Possible
4. Unlikely
5. Conditional/unclassified
6. Unassessable

High risk:

Pasien: pediatric, geriatric, gagal ginjal, gagal hati, polifarmasi

Jenis obat: aminoglikosida, amfoterisin, kemoterapi, kortikosteroid, digoksin, heparin, lidokain, fenitoin,
teofilin, warfarin, trombolitik

Obat: dosis, durasi, toksisitas

Tuan rumah: umur, jenis kelamin, genetik, kepatuhan, penyakit yang bersamaan, jumlah total jenis obat

Wanita cenderung mengalami ROM karena lebih sering berobat untuk mengatasi penyakitnya, selain itu
ada faktor ginekologik-obstetrik (hamil, menyusui) yang mengubah proses farmakokinetik

Cara mengidentifikasi ROM: 1. De-challenge (?)


2. re-challenge (?)

Ciri program ROM:

 Program hrs mengadakan suatu sistem surveilans yang kontinu dan konkuren
 Dokter hrs diberitahu ttg ROM yg dicurigai
 Informas ttg ROM yg dicurigai hrs dilaporkan pd IFRS
 Penyebab ROM hrs dievaluasi
 Suatu uraian ROM yg dicurigai dan akibatnya hrs didokumentasikan dlm rekam medic
 ROM hrs dilaporkan pd BPOM dan pemanufaktur
 Semua laporan ROM hrs dikaji dan dievaluasi oleh PFT
 Informasi laporan ROM harus disebarkan kpd anggota staf profesional pelayanan kesehatan
untuk maksud edukasi
 Temuan dari suatu program pemantauan ROM harus digabung dalam kegiatan jaminan mutu RS
yg terus menerus

Pencegahan ROM:

1. Antisipasi dg pemantauan pasien


2. Antisipasi pengurangan dosis
3. Pemantauan kadar serum obat
4. Pemantauan kerja farmakologi  ?
5. Meminimalkan ROM yang tidak dapat dicegah

Manfaat pelaporan ROM

Memberikan suatu ukuran mutu pelayanan farmasi melalui identifikasi ROM yg dpt dicegah dan
surveilans antisipatori utk obat atw pasien berisiko tinggi

Penyempurnaan kegiatan

Langkah-langkah pencegahan ROM

1. Menetapkan PJ (latbel klinis dan punya kemampuan administrative)


2. Mengembangkan definisi/batasan/kriteria yg berkaitan dengan ROM (setiap panitia hrs punya
persepsi yg sama, definisi sederhana dan jelas akan meminimalkan kebingungan, tdk akan
meragukan pelaporan)
3. Meningkatkan kewaspadaan/kesadaran (untuk membangun suatu sistem agar ROM dapat
dideteksi, dokter dan perawat adalah kelompok utama untuk peningkatan kesadaran ROM)
4. Menetapkan mekanisme pemantauan (spontan, orde signal, pemantauan obat berisiko tinggi)
5. Menetapkan prosedur utk mengevaluasi (keterkaitan dg obat2 tertentu, de-challenge dan re-
challenge, pengalaman terdahulu)
6. pengembangan teknik pencegahan (melaksanakan EPO, revisi formularium)
7. Dokumentasi dan pelaporan
De-challenge dan re-challenge bisa berjarak 1 minggu/>

Anda mungkin juga menyukai