Anda di halaman 1dari 4

KEKERINGAN

Kekeringan secara umum didefinisikan sebagai pengurangan persediaan


air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan dibawah normal
atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Masalah kekeringan
merupakan masalah yang berkepanjangan dan sulit untuk diatasi. Menurut
National Weather Service (2008), kekeringan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Kekeringan Meteorologi (Meteorological Drought)
Kekeringan meteorologi merupakan kekeringan yang diakibatkan oleh
kurangnya curah hujan dan didasarkan pada tingkat kekeringan relatif
terhadap tingkat kekeringan normal atau rata-rata dan lamanya periode
kering. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologi merupakan indikasi
pertama terjadinya kondisi kekeringan.
b. Kekeringan Pertanian (Agricultural Drought)
Kekeringan pertanian berhubungan dengan kekeringan meteorologi karena
terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologi. Kekeringan ini
terjadi karena berkurangnya kandungan air tanah, sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan air tanaman pada suatu periode tertentu.
c. Kekeringan Hidrologi (Hydrological Drought)
Kekeringan hidrologi didefinisikan sebagai kekurangan pasok air
permukaan dan air tanah dalam bentuk air di danau dan waduk, aliran
sungai, dan muka air tanah. Kekeringan hidrologi diukur berdasarkan
ketinggian muka air sungai, waduk, danau, dan air tanah.

Kekeringan dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan bahkan tahunan.
Kekeringan dapat menjadi mencana alam abila mengalami kerugian dalam berbagai
sektor. Kejadian kekeringan tidak dapat di prediksi namun,berdasarkan statistic
kekeringan dapat terjadi 4 atau 5 tahun sekali. Salah satu penyebab bencana
kekeringan adalah kehadiran El Nino atau pemanasan periodik di kawasan
khatulistiwa samudra pasifik. Akibat kekeringan kebakaran hutan terjadi, tempat
penampungan air seperti sumur, waduk dan dam serta saluran air dan irigasi
mengering yang dapat membuat kekurangan air untuk air minum. Curah hujan
berperan penting dalam kekeringan. Semakin besar curah hujan maka kemungkinan
terjadinya kekeringan akan semakin tipis. Dan begitu sebaliknya ketika curah hujan
menurun maka kemungkinan besar terjadinya kekeringan semakin kuat. Curah hujan
adalah salah satu sumber air terbesar dalam memenuhi kebutuhan air. Cara mencegah
kekeringan yaitu :
a. Memanfaatkan sumber air yang ada secara efesien efektif
b. Reboisasi
c. Membuat waduk
d. Memperbanyak resapan air
e. Kampanye hemat air
Sedangkan cara mengatasi kekeringan dengan cara
a. Pencanangan Go Green ( reboisasi, menjaga keseimbangan lingkungan,
menggunakan barang ramah lingkungan, dan stop illegal loging)
b. Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) , tidak merubah tata
guna lahan tangkapan hujan dengan koefisien aliran permukaan (run off),
membuat reservoir alamiah dan resapan air hujan alamiah untuk memperbesar
infiltrasi.
c. Restorasi atau normalisasi sungai ke keadaan yang alami
d. Memperhatikan perencanaan dan pengembangan kawasan di Daerah Aliran
Sungai (DAS). Luas hunian tidak boleh sampai sepertiga luas DAS.
e. Tidak menggunakan konsep drainase konvensional yang mengatuskan air
secepat-cepatnya ke sungai, tetapi mengupayakan mengalirkan kelebihan air
di suatu kawasan dengan jalan meresapkan air atau mengalirkan air secara
alamiah dan bertahap kesungai.
f. Membuat kolam retensi.
BAGAN

KEKERINGAN

Meteorol
ogi
Kekeringan secara umum didefinisikan
sebagai pengurangan persediaan air
atau kelembaban yang bersifat Hidrologi
Pertanian sementara secara signifikan dibawah
normal atau volume yang diharapkan
untuk jangka waktu khusus.

PENYEBAB DAMPAK MENGATASI

EBAB EBAB
Akibat kekeringan kebakaran -Pencanangan Go Green
EBAB
penyebab bencana kekeringan hutan terjadi, tempat
-Meningkatkan daya dukung
adalah kehadiran El Nino atau penampungan air seperti sumur,
Daerah Aliran Sungai (DAS)
pemanasan periodik di kawasan waduk dan dam serta saluran air
khatulistiwa samudra pasifik dan irigasi mengering yang dapat -Memperhatikan perencanaan
membuat kekurangan air dan pengembangan kawasan di
untuk air minum. Daerah Aliran Sungai (DAS).

-Tidak menggunakan konsep


drainase konvensional yang
mengatuskan air secepat-
cepatnya ke sungai

-Membuat kolam retensi


REFERENSI

Afdeni Sinta, Sutikno Sigit, dkk. 2017. Analisis Indeks Kekeringan Meteoroligs
Lahan Gambut di Pulau Bengkalis Vol. 4 No. 2. Fakultas Teknik
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai