Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bias sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat
meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.Penyakit ini bias juga menaun atau dari
permulaan sudah menahun.Salah satu dari infeksi tersebut adalah salpingits

Salpingitis ialah karena infeksi gonore dapat terjadi dalam trimester pertama
kehamilan akibat migrasi bakteri ke atas dari serviks hingga mencapai endosalping. Begitu
terjadi penyatuan korion dengan desidua sehingga menyumbat total kavum uteri dalam
trimester kedua lintasan untuk penyebaran bakteri yang asenderen ini melalui mukosa uterus
akan terputus. Dengan demikian inflamasi akut primer pada tuba dan ovarium jarang terjadi
sekalipun abses toba ovarium dapat terbentuk dalam struktur yang sebelumnya sudah
mengalami kerusakan itu. Organisme penyebab infeksi ini diperkirakan mencapai tuba
follopi dan ovarium yang sebelumnya sudah cidera tersebut lewat cairan limfe atau dara pada
salah satu dua kasus tubo ovsrium yang menjadi komplikasi dalam pertengahan kehamilan
dan di rawat Rs dilakukan histerektomi disamping salpingo-ooferektomi bilateral. Pasien
dapat disembuhkan setelah menjalani proses kesembuhan pasca bedah yang sangat rumit,
walaupun terjadi terjadi perlekataan yang luas dalam rongga panggul akibat infeksi pelvis
sebelumnya, pasien biasanya tidak mengalami efek yang selama pada wanita muda
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan,
persalinan,dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih
dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan nifas.
15% penyebab kematian ibu diantaranya adalah infeksi nifas yang terjadi pada masa nifas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Infeksi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama
6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)

Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke dalam
organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus
genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat Celsius
ataulebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam
pertama (Joint Committee on Maternal Welfare, AS).

 Kuman yang menyebakan infeksi nifas :


1. Streptococcus Haemolycitus Aerobic merupakan penyebab infeksi yang paling
berat. Infeksi ini bersifat eksogen (misal dari penderita lain, alat yang tidak steril,
tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
2. Staphylococcus Aeros cara masuk Staphylococcus.Aerus secara eksogen,
merupakan penyebab infeksi sedang. Sering ditemukan di rumah sakit dan dalam
tenggorokan orang-orang yang nampak sehat.
3. Escheria Coli berasal dari kandung kemih atau rectum. Escheria Coli dapat
menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva dan endometrium. Kuman ini
merupakan penyebab dari infeksi traktus urinarius.
4. Clostridium Welchiibersifat anaerob dan jarang ditemukan akan tetapi sangat
bahaya .Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan persalinan
ditolong dukun.
 Tanda dan Gejala Infeksi Nifas

Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi nifas antara lain demam, sakit di daerah
infeksi, warna kemerahan, fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas adalah
sebagai berikut:

1. Infeksi local

Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokia bercampur nanah,
mobilitas terbatas, suhu badan meningkat.

2. Infeksi umum

Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi
meningkat, pernafasan meningkat dan sesak, kesadaran gelisah sampai menurun bahkan
koma, gangguan involusi uteri, lokia berbau, bernanah dan kotor.

B. Salpingitis
1. Defenis Salpingits

Salpingitis adalah infeksi dan peradangan disaluran tuba hal ini sering digunakan
secara sinonim dengan penyakit radang panggul (PID). Meskipun PID tidak memiliki
definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit dari saluran kelamin
wanita bagian atas, seperti endometeritis, ooforitis dan mymoretirs dan parametritis dan
juga infeksi pada peritoneum panngul. Sebaliknya salpingitis hanya merujuk kepada
infeksi dan peradangan disaluran tuba.

2. Gejala

Pada kasus salpingitis ringan, gejala yang ditimbulkan mungkin tidak terlihat oleh
penderita. Adapun gejala yang mungkin muncul seperti

a. keputihan tidak normal dan bau,


b. munculnya bercak,
c. sakit pada perut dan punggung bawah
d. dismenorea atau rasa sakit saat menstruasi, sakit saat masa subur,
e. sakit saat berhubungan seksual,
f. demam,
g. sering buang air kecil,
h. serta mengalami mual dan muntah

3. Penyebab

Salpingitis disebabkan oleh bakteri penginfeksi, jenis-jenis bakteri yang biasanya


menyebabkan salpingitis seperti mycoplasma,staphylococcus dan streptococcus. Selain itu
salpingitis bisa juga disebabkan penyakit menular seksual seperti gonorrhea, clamdyah,
infeksi puerperal dan post abortus. Dalam Sembilan dari 10 kasus salpingitis bakteri
penyebabnya. Beberapa bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk salpangitis
meliputi:

- Chlamdya
- Gonococcus ( yang menyebabkan gonore)
- Mycoplasma
- Staphyloccus
- Streptococcus
4. Klasifikasi salpingitis
Ada dua jenis dari salpingitis :
1. Salpingitis akut
a. Pada salpingititis akut.tuba fallopi menjadi merah dan bengkak dan keluar cairan
berlebih sehingga bagian dalam dinding tuba sering menempel secara
menyeluruh, tuba juga bisa menempel pada bagian intestinal yang terdekat.
Kadang-kadang tuba fallopi penuh dengfan pus,. Hal yang terjadi jarang tuba
rupture dan menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya kepada kavum
abdominal ( peritonitis)
2. Salpingitis kronis
b. Biasanya mengikuti gejala akut infeksi terjadi ringan dalam waktung panjang
dan tidak menunjukan banyak tanda dan gejala
5. Patofiosiologi salpingitis
Infeksi biasanya bersal dari vagina,dan naik ke tabung falopi dari sana. Karena
infeksi dapat menyebar melalui pemuluh getah bening, infeksi pada satu tabung fallopi
biasanya menyebabkan infeksi yang lain. Paling sering disebabkan oleh gonococcus
disamping itu oleh staphilikokus, streptokokus dan bakteri tbc.

6. Infeksi ini dapat terjadi sebagai berikut :


1. Pathogenic dan cervical organisms dari cervical canal akan memasuki sterus lalu
tingal didalam fallopian tube.
2. Mucosal layers of fallopian tube akan menjadi edematous
3. Cillated epithellum cells akan terkikis menyebabkan fallopian tube dipenuhi pus
lalu bengkak disebut pyosalpinx
4. Setelah sembuh fallopian tube menjadi adhesion atau stricture dan bisa
menyebabkan infertility.Haemotogan terutama salpingitis tubercolosa.
Salpingitis biasanya bilateral, bakteri dapat di perkenalkan dalam berbagi cara
termasuk.
5. Hubungan seksual
6. Penyisipan sebuah IUD( perangkat intra uterus)
7. Keguguran
8. Aborsi
9. Melahirkan
10. Apenditis
7. Faktor resiko
meliputi: prosedur bedah, menembus dinding serviks :

a. Endometrium biopsy
b. Kurtet
c. Histeroskopi
A. Prosedur pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum: suhu biasanya meningkat,sering sampai 120f atau 103f.
tekanan dara biasanya normal walaupun deyut nadi serinhkali cepat pada saat
itu terkdang postur tubuh membungkuk
b. Pemeriksaan abdomen: nyeri maksimun pada kedua kuadran bawah nyeri
lepas, ragiditas otot, defance muscular, bising usus menurun dan distensi
merupakan tanda peradangan peritoneum. Nyeri tekan pada hepar dapat
diamati pada 30 persen pasien.
c. Pemeriksaan pelvis: sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien merasa
tidak nyaman dan rigioditas abdomen. Pada pemeriksaan dengan speculum,
secret purulen akan terlihat keluar dari ostium ueteri. Serviks sangat nyeri bila
digerakan uterus ukuranya normal . nyeri ( terutama bols digerakan) . adneska
bilateral sangat nyeri.
2. Tes laboratorium
a. Hitung darah lengkap dan aupusan darah : hitung leukosit cenderung
meningkat dan dapat sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit
polimorfonuklear dan peningkatan rasio bentuk batang dengan segmen
peningkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis.
b. Urinalisis : biasanya normal
3. Data diagnostic tambahan yang dapar dilakukan
Pewarna gram endorserviks dan biakan: diplokokus gram negative intraseluler
pada asupan pewarna gram baik dari cairan serviks atau suatu AKDR dengan
pasien dengan salpingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi
neisseria gonorrhiea. Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi.
Pemeriksaan ini invasive sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin untuk
mengdiagnosa penyakit infeksi pelvis bila antibiotic yang diberikan selama 48
jam tak member respon maka dapat digunakan sebagai tindakan operatif.
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Hasil Analisis

Analisis Jurnal :

1. Jurnal yang berjudul : ‘’Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Infeksi salpingitis Di Desa
Tandam Hilir Ii Kecamatan Hamparan Perak’’yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan pengetahuan Ibu Dengan Infeksi Salpingitis Di Desa Tandam Hilir Ii
Kecamatan Hamparan Perak’’
Analisi dari jurnal ini bahwa dampak Salpingitis pada Infeksi masa nifas apabila
berkelanjutan dapat mengakibatkan terjadinya peradangan disaluran tuba hal ini sering
digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul (PID). Meskipun PID tidak
memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit dari saluran
kelamin wanita bagian atas, seperti endometeritis, ooforitis dan mymoretirs dan
parametritis dan juga infeksi pada peritoneum panngul. Sebaliknya salpingitis hanya
merujuk kepada infeksi dan peradangan disaluran tuba.
Oleh karena itu pentingnya ibu mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
infeksi pada masa nifas sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi tersbeut dan
Komplikasi kesehatan masih mungkin terjadi selama masa nifas. Pemberian penanganan
dan perawatan segera dapat membantu menyelamatkan nyawa ibu jika terjadi sesuatu.

Salah satu solusi untuk mencegah masalah yang sering terjadi pada ibu adalah
Menghindari komplikasi kesehatan masih mungkin terjadi selama masa nifas. Yaitu
dengan pemberian penanganan dan perawatan segera dapat membantu menyelamatkan
nyawa ibu jika terjadi sesuatu.
BAB IV
REKOMENDASI
Salphingitis adalah peradangan pada saluran tuba dipicu oleh infeksi bakteri . kondisi ini
merupakan penyebab umum ketidaksuburan wanita karena peradangan dapat merusak tuba falopi.
Salpingitis kadang-kadang disebut penyakit radang panggul. Pilihan pengobatan termasuk
antibiotic. Salphingitis mungking tidak memili gejalah tapi tanda-tanda mungking termasuk
keputihan yang abnormal, bercak antara periode, periode yang menyakitkan, sakit saat ovulasi atau
seks dan nyeri punggung bawah. Pengobatan Antibiotic diberikan untuk menghilangkan infksi
dengan tingkt keberhasilan 85% dari kasus. Perawatan dini dengan antibiotic yang tepat efektif
terhadap N goonorhoeae, trachomatis C, dan organisme endogen yang tercantum di atas sangat
penting untuk mencegah gejala sisa jangka panjang
Di jurnal, untuk Magnitude dari dunia atau WHO tidak di cantumkan dan tidak berbentuk
piramida terbalik. Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2012, di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan,
persalinan,dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari
500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan, dan nifas. 15%
penyebab kematian ibu diantaranya adalah infeksi nifas yang terjadi pada masa nifas seperti
endometeritis, ooforitis dan mymoretirs dan parametritis dan juga infeksi pada peritoneum
panngul. Sebaliknya salpingitis hanya merujuk kepada infeksi dan peradangan disaluran tuba.
Bagian obstetric dan ginekologi.1981, ginekologi. Bandung fakultas kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung

F Gari Cunningham,dkk.2005. obstetric Williams edisi 21.EGG: Jakarta

Menular seksual pedoman pengobatan penyakit 2002. Pusat Pengadendalian dan


pencegahan penyakit.MMWR recomm Rep 2002, 51 ( RR-6):1

Ness RB et al: efektifitas strategi rawat jalan bagi perempuan dengan penyakit radang
pangul : hasil dari evaluasi pelvic inflammatory disease dan kesehatan klinis ( PEACH)
Trial Acak .AM J Obset Gyneco I 2002;186:929

Prawirohardjo, sarwono 2007. Ilmu kandungan. Jakarta Yayasan bina Pustaka Sarwono
prawirohardjo

http://www.99eyao.com/English/a/a3489.htm

http://www.best-home-remedies,com/popular/salpingitis.htm

http:www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcaticles.nsf/pages/salpingitis

http:www.health.am/gyneco/more/pelvicinflammatorydiseasepidsalpingitisendom

http:www.mamashealth.com/women/salpimgitis.asp

http:www.whereincity.com/medical/topic/preganacy/diseases/salpangitis-156.htm

Anda mungkin juga menyukai