Strategi Pengembangan Sistem Informasi K
Strategi Pengembangan Sistem Informasi K
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi
pengembangan SIKNAS adalah:
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang
ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem
informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung
jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan
semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS.
Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki
kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam
pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu
hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen
Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara
komprehensif.
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata
sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen, dan
pelatihan tenaga kesehatan.
1. Faktor Pemerintah
o Standar SIK belum ada sampai saat
o Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam
o Belum ada rencana kerja SIK nasional
o Pengembangan SIK di kabupaten atau kota tidak seragam
2. Fragmentasi
o Terlalu banyak sistem yang berbeda-beda di semua jenjang administasi
(kabupaten atau kota, provinsi dan pusat), sehingga terjadi duplikasi data, data
tidak lengkap, tidak valid dan tidak conect dengan pusat.
o Kesenjangan aliran data (terfragmentasi, banyak hambatan dan tidak tepat waktu)
o Hasil penelitian di NTB membuktikan bahwa : Puskesmas harus mengirim lebih
dari 300 laporan dan ada 8 macam software sehingga beban administrasi dan
beban petugas terlalu tinggi. Hal ini dianggap tidak efektif dan tidak efisien.
o Format pencatatan dan pelaporan masih berbeda-beda dan belum standar secara
nasional.
3. Sumber daya masih minim