0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan2 halaman
Recurrent Intra Oral Herpes / Stomatitis Herpetika adalah penyakit mulut yang disebabkan oleh reaktivasi virus Herpes Simplex. Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah penanganan kondisi tersebut, termasuk diagnosis, terapi antivirus, terapi dukungan, dan rujukan.
Recurrent Intra Oral Herpes / Stomatitis Herpetika adalah penyakit mulut yang disebabkan oleh reaktivasi virus Herpes Simplex. Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah penanganan kondisi tersebut, termasuk diagnosis, terapi antivirus, terapi dukungan, dan rujukan.
Recurrent Intra Oral Herpes / Stomatitis Herpetika adalah penyakit mulut yang disebabkan oleh reaktivasi virus Herpes Simplex. Dokumen ini memberikan panduan langkah-langkah penanganan kondisi tersebut, termasuk diagnosis, terapi antivirus, terapi dukungan, dan rujukan.
SOP No. Revisi : 00 Tanggal Terbit : 14 Juli 2017 Halaman :½ TTD UPT PUSKESMAS Suherman SERPONG 2 1. Pengertian Recurrent Intra Oral Herpes / Stomatitis Herpetika adalah penyakit mulut berupa vesikel atau ulserasi multiple pada mukosa mulut akibat reaktivasi dari Herpes Simplex Virus (HSV)-1 atau kadang-kadang HSV-2 yang laten pada ganglion syaraf. 2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penanganan Recurrent Intra Oral Herpes / Stomatitis Herpetika. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Serpong 2 Nomor 445.4/0101/SK/PKM SERPONG 2 Tentang Pelayanan Klinis. 4. Referensi KMK No. HK.02. 02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Gigi. Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Kemenkes RI th 2012. 5. Alat dan 1. Unit gigi lengkap, Bahan/obat 2. Alat diagnostik standar, 3. Bahan antiseptik dan desinfektan, 4. Obat antiseptik kumur dan anestetik topikal 5. Multivitamin, Imunomodulator, 6. Acyclovir tablet 200 mg atau valacyclovir 500mg 6. Langkah-langkah 1. Petugas menyapa pasien dan mengidentifikasi pasien. Prosedur 2. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin pada dental unit dan dilakukan anamnesa untuk menegakkan diagnosa. 3. Petugas menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan, kemudian pasien (orangtua/wali) diminta menandatangani informed consent. 4. Petugas memakai masker dan sarung tangan. 5. Petugas mempersiapkan alat dan bahan steril. 6. Petugas memberikan penjelasan kepada pasien imunokompeten, bahwa penyakit ini bersifat ‘self limiting disease’ (penyakit yang dapat sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh membaik) 7. Petugas memberikan terapi kausatif berupa antivirus untuk kasus yang berat (diberikan pada tahap vesikel 72 jam pertama): a. Acyclovir 1000 mg per hari, atau b. Valacyclovir/famciclovir 500-1000 mg 7. Petugas memberikan terapi supportif: imunonomodulator, multivitamin. 8. Petugas memberikan terapi simtomatik: anestesi topikal, analgesik- antipiretik. 7. Diagram Alir - 8. Hal-hal yang perlu Kondisi imunosupresi berat diperhatikan 9. Unit terkait Rujuk, karena tidak tersedianya alat dan bahan.
10. Dokumen terkait 1. Buku register.
2. Informed consent 11. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan Histori diubah Perubahan