PROPOSAL
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Kode Pos :
Telepon :
Email :
0
PROPOSAL KEGIATAN
Agustus 2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL
PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
Pelaksanaan:
17—22 September 2018
Alamat :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
Kode Pos :
Telepon :
E-mail :
……………………………….
NIP…………..
HALAMAN IDENTITAS
1. JENIS KEGIATAN
b. Pengelola Keuangan
Nama : …………
Alamat Instansi : …………
Kode Pos : …………
HP : …………
Email : …………
c. Operator
Nama : ………....
Alamat Instansi : …………
Kode Pos : …………
HP : …………
Email : …………
d. Anggota 1
Nama : ………....
Alamat Instansi : …………
Kode Pos : …………
HP : …………
Email : …………
e. Anggota 2
Nama : ………....
Alamat Instansi : …………
Kode Pos : …………
HP : …………
Email : …………
PROPOSAL KEGIATAN
PROPOSAL
PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH
1. LATAR BELAKANG
Untuk menyiapkan peserta didik Indonesia memperoleh keterampilan abad 21, yaitu
keterampilan cara berpikir melalui berpikir kritis, kreatif, mampu memecahkan
masalah dan mengambil keputusan serta cara bekerja sama melalui kolaborasi dan
komunikasi, maka pendekatan Science, Technology, Engineering, and
Mathematics (STEM) diadopsi untuk menguatkan impelementasi Kurikulum
Nasional (Kurikulum 2013). STEM merupakan suatu pendekatan dimana Sains,
Teknologi, Engineering, dan Matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses
pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. Karakteristik atau
prinsip-prinsip pembelajaran abad 21 yang harus dilakukan guru untuk menyiapkan
peserta didik yang memiliki keterampilan abad 21: 1) pendekatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik; 2) peserta dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi; 3)
materi pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari, pembelajaran harus memungkinkan peserta didik terhubung
dengan kehidupan sehari-hari mereka; dan 4) dalam upaya mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah seyogyanya dapat
memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Survey PISA pada tahun 2015, skor sains Indonesia 403, matematika 386, dan
literasi 297. Dari 70 negara yang disurvei PISA, sains berada di urutan 62,
matematika 63, sedangkan literasi 64. Hal ini berarti Indonesia masuk pada urutan 10
besar terbawah. Skor PISA tahun 2012 juga tidak kalah memprihatinkan, sains,
matematika, dan literasi Indonesia berada di urutan 64, 65, 61 dari total 65 negara.
Pada survei TIMSS, Indonesia juga belum mencapai hasil yang membanggakan.
Pada survei TIMSS tahun 2015, perolehan skor Indonesia untuk bidang sains
sebesar 387 dan menempati urutan ke 45 dari 48 negara. Sedangkan untuk skor
matematika Indonesia meraih skor 397 dan berada di posisi 45 dari 50 negara.
Oleh karena itu perlu dilakukan perubahan, inovasi, dan reformasi dalam cara
membelajarkan peserta dari penggunaan paradigma lama menjadi paradigma baru.
Membangun penguasaan konten harus dilakukan melalui proses memberikan
keterampilan (Skills), yang dilandasi dengan sikap, karakter, dan kebiasaan yang
baik. Perlu diingat bahwa akhir suatu proses pendidikan pada dasarnya adalah
menanamkan kepribadian. Pembelajaran berbasis STEM merupakan salah satu
pembelajaran alternative yang potensial digunakan untuk membangun keterampilan
abad 21.
STEM yang merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, dan
Mathematics pertama kali diluncurkan oleh National Science Foundation Amerika
Serikat pada tahun 1990-an sebagai tema gerakan reformasi pendidikan dalam
keempat bidang disiplin tersebut untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang
STEM, serta mengembangkan warganegara yang melek STEM (STEM literate), serta
meningkatkan daya saing global Amerika Serikat (AS) dalam inovasi iptek (Hanover
Research, 2011).
1
PROPOSAL KEGIATAN
Sejauh ini gerakan pendidikan STEM yang telah bergema di negara maju (Jepang,
Korea, Australia, United Kingdom) ataupun negara berkembang (Thailand,
Singapura, Malaysia), memandang pendidikan STEM sebagai jalan keluar untuk
masalah kualitas SDM dan daya saing bangsa. Kesadaran akan pentingnya
pendidikan STEM telah mulai muncul di kalangan pakar pendidikan di Indonesia
khususnya pendidikan kejuruan. Kesadaran para pakar ini tentu berimbas pada
perubahan paradigma pendekatan pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
Oleh karena itu SMK bekerja sama dengan Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) BOE Malang sebagai
unit pelaksana teknis pendidikan kejuruan dibawah Ditjen Guru dan Tenaga
Kependidikan, melaksanakan peningkatan kompetensi guru SMK melalui program
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Salah satu alternatif pendekatan
pembelajaran untuk meningkatkan mutu output peserta didik SMK melalui program
PKB bertema Pembelajaran Berbasis STEM.
2. JUDUL
Diklat Pengembangan Pembelajaran Berbasis STEM bagi Guru SMK.
3. DASAR HUKUM
Kegiatan ini dikembangkan atas ketentuan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
6. Peraturan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan
Menengah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
160 Tahun 2014 Tentang diberlakukannya Kurikulum 2013
2
PROPOSAL KEGIATAN
4. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
a. Sosialisasi Kebijakan tentang pelaksanaan pengembangan pembelajaran
berbasis STEM dan konsep soal–soal HOTS;
b. Memberikan gambaran yang lengkap dan jelas tentang pentingnya
pengembangan pembelajaran berbasis STEM dan cara-cara menyusun soal-soal
HOTS.
c. Merencanakan pembelajaran berbasis STEM dan penyusunan soal-soal HOTS
dalam kurikulum 2013.
5. DESKRIPSI PROGRAM
Pelaksanaan diklat berbasis STEM adalah proses pembelajaran dan peningkatan
kompetensi guru secara tatap muka. Guru mengikuti proses pembelajaran secara
tatap muka dan berinteraksi langsung dengan fasilitator maupun peserta lainnya.
Rangkaian kegiatan pembelajaran pada diklat ini terdiri dari tahap In Service
Learning (In) dan On the Job Learning (On). Kegiatan In adalah pembelajaran
melalui kegiatan tatap muka antara peserta dengan fasilitator. Kegiatan On the Job
Learning (On) merupakan kelanjutan proses pembelajaran dari kegiatan In di mana
peserta melakukan pendalaman materi dan mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan pada saat In. Struktur program Diklat berbasis STEM adalah sebagai
berikut:
3
PROPOSAL KEGIATAN
Hasil-hasil kegiatan On dalam bentuk bahan tayang, jurnal harian dan laporan
beserta lampiran-lampirannya dikirim kepada Kepala PPPPTK BOE Malang u.p.
Kabid. Fasilitasi Peningkatan Kompetensi paling lambat 8 minggu setelah diklat
dilaksanakan.
Untuk menjamin mutu kegiatan pasca diklat dan bahwa pelaksanaan On The Job
Learning (On) diimplementasikan maka akan dilakukan monitoring dan evaluasi oleh
PPPPTK BOE Malang. Monitoring dan evaluasi ini bersifat sampling dengan sasaran
peserta yang telah melaksanakan In Service Training (In) dan On The Job Learning
(On).
4
PROPOSAL KEGIATAN
7. PESERTA
Sasaran peserta adalah guru SMK pada Pusat Belajar dan sekitarnya dengan jumlah
peserta sebanyak 72 orang yang terbagi dalam 3 kelas (24 peserta/kelas). Setiap
sekolah sasaran mengirimkan 1 orang guru produktif, 1 orang guru fisika, 1 orang
guru matematika dan 1 orang guru kimia. Apabila tidak ada guru kimia pada sekolah
tersebut bias diganti oleh guru produktif lainnya. Daftar peserta terlampir.
NO KELAS JUMLAH
1. Kelas A 24 orang
2. Kelas B 24 orang
3. Kelas C 24 orang
TOTAL 72 orang
Instruktur/Fasilitator adalah Widyaiswara PPPPTK BOE Malang atau Guru SMK yang
telah mengikuti dan lulus ToT Pengembangan pembelajaran Berbasis STEM.
Pendamping adalah petugas dari PPPPTK BOE Malang yang bertugas menjamin
proses diklat sesuai dengan standar pelaksanaan yang ditetapkan dan membantu
menyelesaikan administrasi pertanggungjawaban kegiatan. Jumlah SDM sebagai
berikut:
2. Instruktur 3 1 orang/kelas
3. Pendamping 1 1 orang/PB
TOTAL 4 Orang
9. PANITIA
Panitia berasal dari Pusat Belajar/SMK penerima bantuan pemerintah yang berjumlah
5 orang. Panitia terdiri dari Penanggung Jawab PB, Pengelola Keuangan, Operator
dan 2 Anggota dengan rincian SDM sebagai berikut:
3. Operator 1 1 orang/PB
4. Anggota 2 2 orang/PB
TOTAL 5 orang
5
PROPOSAL KEGIATAN
SMK …………….
Jl.
NO BAHAN/ALAT KETERANGAN
1. Pencetakan Sertifikat Peserta Sejumlah peserta /72 Orang
6
PROPOSAL KEGIATAN
13. PENUTUP
Program yang dilaksanakan ini diharapkan mampu memberikan bekal yang memadai
kepada pihak-pihak terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan
pembelajaran berbasis STEM.
7
PROPOSAL KEGIATAN
DAFTAR LAMPIRAN
8
PROPOSAL KEGIATAN