Anda di halaman 1dari 23

KURIKULUM DI NEGARA MAJU

(FINLANDIA, JEPANG)

Oleh:
1. TIWI NUR ASTUTI (17728251011)
2. FIKRI IMAM FADLI (17728251012)
3. HANIFA ULY AMRINA (17728251013)
4. RETNO PRAPTI UTAMI (17728251014)

Pendidikan Kimia A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Finlandia merupakan salah satu negara maju dan modern dunia yang terkenal dengan
tinggi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi.
Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan Finlandia menjadi negara maju dan modern
adalah tingginya kualitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya.
Tingginya kualitas dan kompetensi SDM Finlandia merupakan hasil dari perjalanan panjang
komitmen kuat pemerintah dan rakyat Finlandia dalam membangun dan mengembangkan sistem
pendidikan nasionalnya.
Pemerintah dan rakyat Finlandia menyadari bahwa komitmen kuat untuk membangun
dan mengembangkan sistem pendidikan nasional merupakan kunci penentu keberhasilan
negaranya untuk tetap eksis mempertahankan keberlangsungan hidupnya sebagai negara yang
berpenduduk kecil, sumber daya alam yang sangat terbatas dan hidup di tengah kondisi alam
yang ekstrim dan kurang bersahabat. Pembangunan negara dan bangsa Finlandia berdiri di atas
pilar pendidikan dan penelitian yang berbasis inovasi dan disokong penuh oleh seluruh
komponen bangsa.
Kurikulum di Finlandia pada dasarnya bertumpu pada pendidikan secara komprehensif
dan sepanjang hayat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal negara tersebut.
Pendidikan selalu didasarkan pada aspek pengetahuan dan perkembangan teknologi sehingga
bersifat fleksibel dari masa ke masa. Perkembangan dan inovasi pada bidang-bidang sains selalu
diutamakan termasuk juga ilmu kimia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan formal di Finlandia?
2. Bagaimana kurikulum kimia Finlandia di tingkat pendidikan dasar dan menengah?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan kurikulum pendidikan di Finlandia apabila
dibandingkan dengan kurikulum pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin diperoleh dari pembahasan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui sistem pendidikan Finlandia secara umum
2. Mengetahui kurikulum kimia Finlandia pada setiap jenjang pendidikan formal
3. Mengetahui perbandingan kurikulum Finlandia secara umum dan kurikulum kimia
Finlandia dengan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konstitusi dan Pendidikan Gratis di Finlandia


Segenap rakyat Finlandia memiliki hak dasar untuk mengenyam pendidikan secara
gratis. Pemerintah wajib menyediakan kesempatan yang setara bagi seluruh warga negara untuk
menikmati layanan pendidikan gratis, di setiap jenjang pendidikan, sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhannya, terlepas dari latar belakang perekonomian mereka, guna pengembangan diri,
keahlian, kompetensi dan kapasitas seluruh warganegaranya. Hak tersebut dijamin dan tertuang
dalam Konstitusi Finlandia. Bab II Seksi 16 Konstitusi Finlandia secara tegas menyatakan
bahwa:
“Everyone has the right to basic education free of charge. Provisions on the duty to
receive education are laid down by an Act. The Public authorities shall, as provided in
more detail by an Act, guarantee for everyone equal opportunity to receive other
educational services in accordance with their ability and special needs, as well as the
opportunity to develop themselves without being prevented by economic hardship. The
freedom of science, the arts and higher education is guaranteed.”
Keberhasilan sistem pendidikan Finlandia yang mampu mencetak individu yang
memiliki kompetensi yang tinggi diraih berkat komitmen kuat rakyat dan pemerintah Finlandia
melaksanakan strategi jangka panjang di bidang pendidikan yang berkelanjutan. Tujuan utama
sistem pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level education for all. Tujuan tersebut
mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia dapat mengenyam pendidikan hingga tingkatan
tertinggi, secara merata, dengan kemampuan, keahlian dan kompetensi yang terbaik.
Finlandia membangun sistem pendidikan dengan karakteristik yang dilaksanakan secara
konsisten, yakni, free education, free school meals, dan special needs education dengan
berpegang teguh pada prinsip inklusivitas. Pendidikan dasar Finlandia dikembangkan sedemikian
rupa agar mampu menjamin kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat untuk menikmati
pendidikan terlepas dari faktor gender, strata sosial, latar belakang etnis dan golongan. Fokus
utama sistem pendidikan adalah kemerataan pendidikan guna menunjang tingkat kompetensi
rakyat dalam menyokong pembangunan nasional berdasarkan inovasi.
Revolusi sistem pendidikan Finlandia dimulai sejak tahun 1968, ketika pemerintah
memutuskan untuk menghapus sistem pendidikan berjenjang (parallel school system / PSS) dan
menggantikannya dengan sistem pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun. PSS merupakan
sistem pendidikan yang mengutamakan pendidikan berjenjang bagi seluruh peserta didik. Sistem
ini dinilai tidak efektif karena pada kenyataannya terdapat perbedaan kemampuan peserta didik
dalam menerima dan mencerna ilmu yang diberikan. Hal tersebut menimbulkan fenomena
pemberian peringkat dan labelisasi ”peserta didik berprestasi” dan ”peserta didik tidak
berprestasi” serta ”sekolah favorit” dan ”sekolah tidak favorit”. Dengan fenomena tersebut,
setiap peserta didik tidak menerima kualitas pendidikan yang merata, ada peserta didik yang
dapat mengikuti pendidikan percepatan, dan ada peserta didik yang kerap kali terpaksa
mengulang kelas. Oleh karena itu, pemerintah Finlandia beralih menggunakan sistem pendidikan
wajib dasar nasional 9 tahun dimana seluruh anak pada usia 7-15 tahun menerima materi dan
kualitas pendidikan yang sama dan seragam.
Peserta didik tidak lagi mengejar angka dan peringkat selama menjalani pendidikan
wajib dasar 9 tahun, namun mengejar pemahaman dan penerapan ilmu yang diberikan sesuai
dengan kurikulum pendidikan dasar nasional. Sistem peringkat (ranking), baik peringkat peserta
didik maupun peringkat sekolah (sekolah favorit atau non-favorit), serta sistem evaluasi ujian
nasional untuk kenaikan kelas di tiap jenjang pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun dihapus.
Pendidikan dasar difokuskan pada upaya pembentukan karakter dan kapasitas dari setiap peserta
didik. Upaya ini ditempuh pemerintah Finlandia untuk memeratakan kemampuan seluruh peserta
didik tingkat pendidikan wajib dasar. Sudah tentu, hal ini menuntut kerja sama lebih erat antara
pemerintah, pihak penyelenggara pendidikan, khususnya para guru, masyarakat, dan orang tua
dalam memantau perkembangan pendidikan dan pembelajaran anak guna memastikan bahwa
tiap-tiap peserta didik tersebut dapat mengikuti dan memahami materi pelajaran yang diberikan
di jenjang pendidikan dasar.
Pada tahun 1974, pemerintah memutuskan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
pengajar dan pendidik di seluruh jenjang pendidikan. Sebelum tahun 1974, persyaratan untuk
menjadi seorang guru sekolah dasar adalah seseorang yang telah memperoleh ijasah sarjana
strata-1 (Bachelor of Arts). Namun dimulai sejak tahun 1979, seorang guru untuk dapat mengajar
di jenjang pendidikan wajib dasar 9 tahun haruslah seorang sarjana strata-2 (magister) di bidang
pendidikan (Master of Arts on Education). Saringan seleksi para guru diperketat guna
memperoleh guru dan tenaga pendidik yang handal dan berkompeten dalam memberikan ilmu
kepada seluruh peserta didik. Guru dan tenaga pendidik serta pengajar diberikan kebebasan dan
otonomi dalam menerapkan metoda pengajaran dalam menyampaikan materi pelajaran kepada
peserta didik. Selain itu, meskipun tidak menawarkan gaji yang tinggi, profesi guru merupakan
profesi yang sangat diminati dan dihormati di Finlandia.

B. Sistem Pendidikan Finlandia


Kemaslahatan masyarakat Finlandia dibangun di atas pilar pendidikan, budaya dan
pengetahuan. Seluruh anak memiliki kesempatan yang setara untuk menimba ilmu dan
mengembangkan dirinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan kompetensinya, terlepas dari
perbedaan strata ekonomi, bahasa dan lingkungan tempat tinggalnya. Seluruh anak di Finlandia
juga berhak untuk menikmati pendidikan berkualitas dan berkompeten di lingkungan pendidikan
yang kondusif dan aman. Sistem pendidikan yang fleksibel dan kewajiban untuk mengenyam
pendidikan dasar menghasilkan kesetaraan dan kualitas yang maksimal. Konsep pendidikan di
Finlandia adalah “Test Less, Learn More”.
Jenjang pendidikan di Finlandia, yakni:
1. Pra pendidikan dasar
2. Pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun
3. Pendidikan menengah atas dan/atau sekolah kejuruan
4. Pendidikan tinggi
Pendidikan pra-sekolah tersedia bagi anak-anak yang belum memasuki usia wajib
sekolah (di bawah usia 7 tahun). Pendidikan dasar adalah tingkat pendidikan umum dasar yang
diberikan secara komprehensif dalam periode 9 tahun. Pendidikan menengah atas terdiri dari
pendidikan dan pelatihan kejuruan dan pendidikan dasar. Pendidikan tinggi diberikan di berbagai
universitas dan politeknik. Pendidikan dan pelatihan kaum muda tersedia di setiap tingkatan
jenjang pendidikan. Selain itu, pendidikan kaum dewasa menawarkan berbagai macam
pendidikan dan pelajaran rekreasional yang diharapkan mampu membangun kompetensi dan
keahlian penduduk. Di Finlandia, pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar dan pendidikan serta
pelatihan menengah atas, dilengkapi dengan pendidikan anak di pagi dan sore hari (setelah
sekolah), yang disajikan secara koheren dengan pembelajaran di sekolah guna mendukung
perkembangan, pembangunan dan kemaslahatan anak didik.
Transisi peserta didik dari satu tingkat pendidikan ke tingkat lainnya diatur oleh
peraturan perundang-undangan. Ijasah pendidikan dasar dan menengah atas merupakan prasyarat
yang harus dimiliki untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas dan politeknik.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara luas diterapkan dalam pengajaran.
Peserta didik pada tingkat pendidikan dasar telah dikenalkan dengan metodologi riset sederhana,
data collecting, dan logika, serta diajarkan keahlian dasar penggunaan teknologi informasi dan
teknologi, yang kemudian lebih dikembangkan pada tingkat pendidikan menengah lanjutan.
Finlandia telah menanamkan investasi pada pelatihan guru dan dalam mengembangkan bahan
pengajaran virtual serta menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.
1. Pendidikan Pra Sekolah (Pre-Primary Education)
Di Finlandia, anak dikenakan wajib belajar ketika ia memasuki usia yang ketujuh.
Namun demikian, bagi anak yang belum mencapai usia 7 tahun, mereka dapat menikmati
pendidikan pra-sekolah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah di bawah pengawasan
administratif Kementerian Sosial.
Partisipasi anak pada jenjang pendidikan pra-sekolah bersifat sukarela (voluntary) dan
bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat anak sedari dini dengan membekali mereka
dengan dasar pengetahuan yang disesuaikan dengan kemampuan usia anak. Di jenjang
pendidikan pra-sekolah, peserta didik diutamakan untuk memperkenalkan mereka cara berteman,
bersosialisasi dan berinteraksi di masyarakat. Pendidikan pra-sekolah diberikan di sekolah-
sekolah dan di pusat-pusat penitipan anak (day care centers). Namun demikian, tidak semua
sekolah dasar menyediakan pendidikan pra sekolah.
Anak yang berusia di bawah 7 tahun yang mengikuti jenjang pendidikan pra-sekolah di
sekolah umum/pemerintah tidak dipungut biaya pendidikan. Selain dari pada itu, peserta didik
pra-sekolah juga disediakan makanan (school meals), pelayanan kesehatan, dan transportasi
(apabila rumah mereka berada lebih dari 5 Km) secara gratis. Namun demikian, bagi anak
berusia di bawah 7 tahun yang mengikuti jenjang pendidikan pra-sekolah di pusat penitipan anak
akan dikenai biaya yang disesuaikan dengan pendapatan orang tuanya. Statistik mencatat bahwa
pada tahun 2007, sejumlah 56.311 anak mengikuti pendidikan pra-sekolah secara sukarela, di
mana diantaranya 12.250 anak menikmati pendidikan pra-sekolah di sekolah, dan sisanya,
44.061 anak, di pusat penitipan anak. Angka tersebut mewakili 99.2% dari jumlah anak
dikelompok usia 7 tahun ke bawah.
Pendidikan pra-sekolah menekankan pada mempersiapkan anak untuk menjalani masa
wajib sekolah. Badan Pendidikan Nasional Finlandia menetapkan kurikulum inti bagi
penyelenggaraan jenjang pendidikan pra sekolah pada tahun 2000. Kurikulum inti nasional
tersebut diformulasikan dengan bekerja sama erat dengan para pemangku kepentingan yang
relevan, termasuk pemerintah daerah, pusat penitipan anak dan sekolah. Setiap lembaga penyedia
pendidikan wajib merancang kurikulum lokal yang berpegangan pada kurikulum inti nasional.
Jenjang pendidikan pra sekolah diselenggarakan selama 700 jam per tahun, atau
maksimum 4 jam per hari kerja. Prinsip dasar yang disediakan dalam kurikulum inti nasional
pada jenjang pendidikan pra-sekolah ditekankan pada pengembangan individu anak (dalam
berbicara dan berbahasa), mempersiapkan anak menjalani masa wajib belajar di tingkat
pendidikan dasar, melatih kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi anak, serta kemandirian
anak. Kemandirian merupakan salah satu etos belajar yang mendasari inti prinsip pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning principle). Dalam jenjang pendidikan pra-sekolah, anak hanya
melalui berbagai jenis dan bentuk permainan. Anak didik sedari dini untuk mampu bekerja sama
dan memacu daya kreatifitas dan inisiatif anak. Modal dasar pengetahuan dan keahlian mulai
dikenalkan dan diberikan kepada anak pra-sekolah.
Jumlah anak dalam satu kelas pendidikan pra sekolah tidak secara eksplisit ditentukan
oleh peraturan perundangan, namun Kementerian Pendidikan telah menentukan bahwa jumlah
maksimum anak dalam satu kelas pra-sekolah adalah 13 orang, dan dapat diperbesar hingga
sejumlah 20 anak dalam satu kelas. Setiap anak didik pra-sekolah akan dimonitor tingkat
kesiapan mental dan sosial, serta perkembangan kognitif anak guna menjalani pendidikan dasar
di tahun berikutnya. Di akhir jenjang pendidikan pra-sekolah, anak akan memperoleh sertifikat
yang menuangkan kemampuan dan performa anak secara deskriptif.
Di jenjang pendidikan pra-sekolah terdapat konsep ”educational partnership” yang
menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung proses pembelajaran anak yang
diberikan oleh gurunya di sekolah atau di pusat penitipan anak. Orang tua juga turut aktif
dilibatkan dalam penyusunan kurikulum daerah yang tetap berpegang teguh dengan kurikulum
inti nasional.
2. Pendidikan Dasar
Sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Dasar No.628 Tahun 1998, seluruh anak
yang tinggal menetap di Finlandia dan telah memasuki usia 7 tahun, wajib mengenyam
pendidikan wajib dasar 9 tahun dan berakhir ketika seluruh silabus pendidikan dasar 9 tahun
telah diselesaikan atau 10 tahun sejak dimulainya wajib belajar. Orang tua atau wali dalam usia
wajib belajar wajib menyekolahkan anaknya untuk mengikuti program wajib belajar. Pemerintah
daerah memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan dasar tanpa dipungut biaya
untuk seluruh anak yang tinggal di kekuasaan wilayah administratifnya.
Syarat utama anak dalam mengikuti pendidikan dasar adalah karena usianya. Seorang
anak dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dasar satu tahun lebih awal dari
usia yang telah ditetapkan, apabila ada bukti tertulis yang menyatakan bahwa sang anak telah
siap mental dan psikis, serta kemampuan untuk mengikuti pelajaran pendidikan dasar di sekolah.
Persyaratan yang sama juga diterapkan terhadap anak yang hendak mengikuti pendidikan dasar
ketika usianya lebih tua satu tahun dari usia yang ditetapkan.
Di Finlandia, tidak ada kewajiban untuk mengenyam pendidikan di institusi formal
pendidikan di sekolah. Wajib belajar 9 tahun dapat ditempuh dengan cara belajar di luar institusi
pendidikan formal sekolah, misalnya belajar di rumah secara mandiri. Bila demikian halnya,
pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengawasi perkembangan belajar anak. Orang tua
dan wali dari anak yang dikenakan wajib belajar, wajib memberikan jaminan bahwa anaknya
akan menyelesaikan program wajib belajar. Jumlah anak yang mengenyam pendidikan dasar di
luar sekolah sangat minim.
Pendidikan wajib dasar diawasi oleh pemerintah daerah dengan cara mendata seluruh
nama anak dalam usia wajib belajar. Orang tua dan wali akan selalu diingatkan untuk
memasukkan anaknya ke sekolah ketika usianya telah memenuhi syarat. Kepala Sekolah
mendata seluruh pendaftaran sekolah. Ketika terdapat anak dalam usia wajib belajar tidak
terdaftar, orang tua atau wali peserta didik akan diberitahukan. Jika anak masih juga belum
dimasukkan sekolah maka orang tua sang anak akan dikenakan denda administratif untuk
kelalaiannya menyekolahkan anak. Bagi mereka yang tidak lagi masuk dalam usia wajib belajar,
namun belum pernah, atau tidak menyelesaikan pendidikan wajib dasar, dapat menerima
pendidikan dasar dari pusat pendidikan orang dewasa, baik yang dimiliki oleh Pemerintah
maupun Swasta.
Pendidikan, pengajaran, buku ajar, transportasi sekolah dan makanan peserta didik di
tingkat wajib belajar 9 tahun di sekolah umum/pemerintah disediakan secara gratis. Satu tahun
ajaran pendidikan dasar terdiri dari 190 hari sekolah, di mulai pada pertengahan bulan Agustus,
dan berakhir pada awal bulan Juni tahun berikutnya. Dalam satu tahun ajaran, terdapat libur
musim panas selama 2 bulan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (Government Decree) No.1435 Tahun 2001
tentang Tujuan Umum Nasional dan Penetapan Waktu Belajar dalam Pendidikan Dasar, peserta
didik yang duduk di kelas 1 dan 2 akan menerima pelajaran maksimum 19 jam pelajaran per
minggu dengan maksimum 5 mata pelajaran per hari. Di lain pihak, peserta didik kelas 3 hingga
kelas 9 akan menerima pelajaran maksimum 30 jam per minggu dengan maksimum 7 mata
pelajaran per hari. Pelajaran diberikan dalam bahasa resmi yang diakui di Finlandia, yakni
Suomeksi (bahasa Finlandia bagi anak yang berbahasa ibu Finlandia) dan Swedish (bahasa
Swedia bagi anak yang berbahasa ibu Swedia). Di beberapa sekolah, khususnya di kawasan utara
Finlandia, pelajaran juga diberikan dalam bahasa Sami (bahasa kaum Sami yang menempati
wilayah utara Finlandia). Bahasa Roman, bagi peserta didik imigran Roma (finnish gypsies), dan
bahasa tanda (sign language) juga diberikan bagi peserta didik yang membutuhkan perlakuan
bahasa khusus.
Penyelenggaraan pendidikan dasar Finlandia diatur oleh Kurikulum Inti Nasional untuk
Pendidikan Dasar (National Core Curriculum for Basic Education 2004) yang diterbitkan oleh
Badan Pendidikan Nasional Finlandia. Kurikulum inti pendidikan dasar menetapkan bahwa
peserta didik jenjang pendidikan dasar wajib memenuhi dan menuntaskan seluruh silabus
pelajaran. Silabus pendidikan dasar Finlandia terdiri dari 21 mata pelajaran, yang diberikan pada
tingkatan kelas tertentu, yaitu:
1. Bahasa Ibu dan Sastra (Mother Tongue and Literature): Kelas 1 – 9
2. Bahasa Asing 1: Biasanya Bahasa Inggris, Kelas 1 – 9
3. Bahasa Asing 2: Biasanya Bahasa Latin, Kelas 1 – 9
4. Matematika (Mathematics): Kelas 1 – 9
5. Pendidikan Lingkungan Alam (Environmental Studies): Kelas 1 – 4
6. Biologi (Biology): Kelas 5 – 9
7. Geografi (Geography): Kelas 7 – 9
8. Fisika (Physiscs): Kelas 5 – 9
9. Kimia (Chemistry): Kelas 7 – 9
10. Pendidikan Kesehatan (Health Education): Kelas 7 – 9
11. Pelajaran Agama (Religion): terdapat 2 pelajaran agama, yakni, Lutheran atau
Orthodoks, dari kelas 1 – 9
12. Etika (Ethics): Kelas 1 – 9
13. Pelajaran Sejarah (History): Kelas 5 – 9
14. Pelajaran Sosial (Social Studies): Kelas 7 – 9
15. Musik (Music): Kelas 1 – 9
16. Seni Visual (Visual Arts): Kelas 1 – 9
17. Kerajinan Tangan (Crafts): Kelas 1 – 9
18. Pendidikan Olah Raga (Physical Education): Kelas 1 – 9
19. Kerumahtanggaan (Home Economics): Kelas 7 – 9
20. Bimbingan Belajar dan Keterampilan (Educational and Vocational Guidance):
Kelas 1-9
Setelah anak menyelesaikan seluruh silabus pendidikan dasar, maka anak tersebut akan
menerima sebuah sertifikat yang menyatakan bahwa anak tersebut telah menyelesaikan
pendidikan wajib dasar 9 tahun dan berhak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menegah
atas (general upper secondary school) atau pendidikan kejuruan (vocational education and
training). Dalam jenjang pendidikan dasar 9 tahun, tidak terdapat ujian nasional untuk kenaikan
tingkat kelas, maupun ujian nasional untuk kelulusan pendidikan wajib dasar 9 tahun. Anak
hanya akan memperoleh penilaian yang diberikan oleh guru di tiap akhir tahun ajaran dan di
akhir jenjang pendidikan dasar.
Bantuan pendidikan khusus diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan berbagai
macam bentuk bantuan khusus yang ditentukan pada saat peserta didik tersebut menjalankan
pendidikan dasar. Bantuan tersebut diberikan kepada peserta didik yang mengalami hambatan
mental (masalah keluarga, masalah pergaulan, dll) dan fisik (cacat atau sakit) yang menghalangi
peserta didik untuk menjalankan pendidikan dasar. Tujuan pemberian bantuan untuk peserta
didik yang membutuhkan perlakukan pendidikan khusus adalah untuk mendukung peserta didik
mengikuti seluruh silabus pendidikan dasar. Bantuan khusus diberikan dalam bentuk bimbingan
belajar, medis, atau bantuan untuk memasukkan peserta didik yang memiliki keterbelakangan
mental atau fisik ke sekolah khusus.
3. Pendidikan Menengah Atas dan Kejuruan
Setelah seorang peserta didik telah menerima seluruh kurikulum jenjang pendidikan
wajib dasar 9 tahun, maka peserta didik tersebut dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang
pendidikan lanjutan (upper secondary education level). Terdapat dua macam jenjang pendidikan
lanjutan, yakni jenjang Pendidikan Menengah Atas dan jenjang Pendidikan Sekolah Kejuruan
(vocational education and training). Jenjang pendidikan sekolah kejuruan dibagi ke dalam dua
tingkat, yakni pendidikan kejuruan (initial vocational education and training) dan pendidikan
kejuruan lanjutan (further vocational education and training). Peserta didik dapat memilih jalur
pendidikan mana yang akan mereka jalani.
Kurikulum jenjang pendidikan menengah atas dan jenjang pendidikan sekolah kejuruan
ditempuh selama 3 tahun. Namun demikian, setelah seorang peserta didik menamatkan salah satu
dari kedua jalur pendidikan tersebut, maka ia berhak untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang perguruan tinggi di Universitas atau Politeknik.
Finlandia menerapkan suatu sistem yang unik dalam jenjang pendidikan ini.
Keunikannya adalah tidak adanya batasan bagi seorang peserta didik untuk mengenyam
pendidikan baik di sekolah menengah atas maupun sekolah kejuruan meskipun ia telah memilih
salah satu diantaranya atau tengah mengikuti jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Seorang
peserta didik dapat memilih ke mana dia akan melanjutkan pendidikannya setelah menamatkan
jenjang pendidikan wajib dasar. Namun demikian, seorang peserta didik yang telah menentukan
bahwa dirinya akan melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas, dimungkinkan untuk
mengikuti beberapa atau seluruh course yang disediakan di jenjang pendidikan kejuruan setelah
dirinya menamatkan jenjang pendidikan menengah atas yang telah dipilihnya, demikian juga
sebaliknya. Bahkan, mereka yang telah menamatkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi dan
mereka yang telah bekerja dapat mengikuti pendidikan kejuruan guna membekali diri mereka
dengan suatu keahlian dan kompetensi khusus kejuruan.
a. Pendidikan Menengah Atas
Jenjang pendidikan menengah atas mengembangkan seluruh pengetahuan umum
yang telah diberikan di tingkat pendidikan dasar. Tujuannya adalah untuk lebih
mengembangkan kemampuan dan keahlian peserta didik baik untuk melanjutkan ke jenjang
perguruan tinggi atau dunia kerja. Dalam jenjang pendidikan menengah atas ini, prinsip
dasar pembelajaran sepanjang hayat juga tetap ditanamkan ke seluruh peserta didik.
Persyaratan untuk masuk ke jenjang pendidikan menengah atas adalah sertifikat
tamat pendidikan dasar. Pada umumnya, usia peserta didik ketika masuk dalam jenjang
pendidikan menengah atas adalah 16 tahun. Dibutuhkan 3 tahun bagi seorang peserta didik
untuk menyelesaikan seluruh kurikulum pendidikan menegah atas. Usia peserta didik ketika
menamatkan jenjang pendidikan menengah atas adalah pada usia 19 tahun. Dengan
menamatkan jenjang pendidikan ini, seorang peserta didik berhak untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi di universitas, politeknik, atau pendidikan
kejuruan lanjutan.
Pendidikan menengah atas diberikan berdasarkan mata pelajaran (course based) dan
berakhir dengan suatu ujian matrikulasi nasional (national matriculation examination).
Pemerintah pusat menentukan tujuan dasar, bobot dan alokasi waktu setiap mata pelajaran
melalui legislasi nasional. Badan Pendidikan Nasional Finlandia menentukan tujuan dan
materi inti pendidikan tiap mata pelajaran yang diberikan dalam jenjang pendidikan
menegah atas, sesuai dengan kurikulum inti nasional untuk jenjang pendidikan menengah
atas. Seluruh peserta didik dapat menikmati pendidikan menengah atas secara gratis, namun
tiap peserta didik wajib membeli buku pelajarannya sendiri dan membayar biaya ujian
matrikulasi nasional.
Ujian matrikulasi nasional diselenggarakan setelah seorang peserta didik
menuntaskan seluruh kurikulum pendidikan menengah atas. Ujian tersebut diselenggarakan
guna menilai kedalaman dan kematangan ilmu pengetahuan serta keahlian yang telah
diberikan sepanjang jenjang pendidikan menengah atas. Ujian matrikulasi diselenggarakan
dua kali dalam satu tahun yang diadakan pada musim semi (spring) dan musim gugur
(autumn). Terdapat minimal 4 (empat) materi pelajaran yang diuji dalam ujian matrikulasi
nasional, yakni satu materi pelajaran wajib, yakni ujian bahasa ibu (bahasa Finlandia,
Swedia atau Sami), dan selebihnya materi opsional yang dipilih oleh peserta didik tersebut.
Pilihan yang disediakan untuk materi ujian opsional adalah pelajaran bahasa kedua, bahasa
asing, matematika dan sebuah mata pelajaran umum lainnya. Peserta didik dimungkinkan
untuk mengambil lebih dari 4 materi pelajaran untuk ujian matrikulasi nasional. Hasil ujian
matrikulasi nasional akan diproses dan dinilai oleh suatu lembaga independen yang secara
khusus ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Finlandia, yakni Badan Ujian Matrikulasi
Nasional (National Matriculation Examination Board).
Distribution of lesson hours in youth education
The distribution of lesson hours in youth education shall be the following:
Number of National
No Subject or Subject Group Compulsory Course Courses offered as
specialization courses
1 Mother tongue and Literature language 6 2
2 A-language starting in grades 1-6 years
6 2
of compulsory education
B-language starting in grades 7-9 of
6 2
compulsory education
3 Other language - 16
4 Mathematics - -
5 Basic syllabus 6 2
6 Advanced syllabus 10 3
7 Environmental and Natural Science - -
8 Biology 2 3
9 Geography 2 2
10 Physic 1 7
11 Chemistry 1 4
12 Religion or ethic 3 2
13 Philosophy 1 3
14 Psychology 1 4
15 History 4 2
16 Social studies 2 2
17 Arts and physical education 5 -
18 Physical education 2 3
19 Music 1-2 3
20 Visual arts 1-2 3
21 Health education 1 2
22 Education and vocational guidance 1 1

Compulsory courses : 47-51 compulsory course (61)


Minimum total number of specialization courses : 10 course
Minimum total of course : 75 course
b. Pendidikan Sekolah Kejuruan
Sektor pendidikan dan pelatihan kejuruan terdiri dari pendidikan kejuruan (initial
vocational education and training) dan pendidikan kejuruan lanjutan (further vocational
education and training). Jenjang pendidikan ini menempa peserta didiknya untuk memiliki
keahlian dan keterampilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dengan
memberikan pengetahuan yang memadai serta penanaman prinsip lifelong learning.
Pendidikan dan pelatihan kejuruan diselenggarakan di institusi sekolah kejuruan dengan juga
menyediakan pelatihan kerja magang (apprenticeship training). Jenjang pendidikan ini dapat
diikuti oleh para pelajar yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dasar, maupun para
kaum dewasa yang telah bekerja.
Jenjang pendidikan dan pelatihan kejuruan menyediakan keterampilan dan keahlian
dasar yang dibutuhkan oleh dunia kerja, termasuk sektor pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan khusus. Mereka yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan dan pelatihan
kejuruan dapat melanjutkan studinya di jenjang pendidikan kejuruan lanjutan atau di
perguruan tinggi, seperti Universitas atau Politeknik.
Pendidikan dan pelatihan kejuruan mencetak peserta didik agar memiliki kompetensi
dan keahlian khusus agar mereka siap terjun ke dunia kerja atau membuka lapangan usahanya
sendiri (entrepreneurship). Mayoritas peserta didik yang mengikuti jenjang pendidikan ini
merupakan mereka yang telah menamatkan pendidikan wajib dasar, namun seperlima peserta
didik yang mengikuti jenjang pendidikan dan pelatihan kejuruan merupakan kaum dewasa
yang hendak mengasah keterampilan kerja mereka. Untuk menamatkan jenjang pendidikan
dan pelatihan kejuruan, seorang peserta didik harus memperoleh 120 angka kredit dalam
waktu 3 tahun, yang terdiri dari 90 kredit untuk pelajaran kejuruan, 20 kredit untuk mata
pelajaran inti kejuruan, dan 10 kredit untuk mata pelajaran pilihan lainnya. Diantara ke-120
angka kredit tersebut sudah termasuk 20 angka kredit untuk pelatihan kerja magang (on-job-
training). Satu angka kredit setara dengan 40 jam kerja, termasuk pembelajaran di sekolah dan
independent study.
Pendidikan dan pelatihan kejuruan menyediakan 8 bidang ilmu yang terdiri dari 53
program kualifikasi kejuruan (vocational qualification) guna memenuhi sekitar 118 jenis
keahlian dan kompetensi pekerjaan (specialist qualifications).
Vocational Education and Training – Upper Secondary Education Level
8 fields of education and 53 qualifications:
1. Humanities and Education → 3 vocational qualification
2. Culture → 5 vocational qualifications
3. Social Sciences, Business and Administration → 1 vocational qualification
4. Natural Sciences → 1 vocational qualification
5. Technology, Communications and Transport -→ 26 vocational qualifications
6. Natural Resources and the Environment → 6 vocational qualifications
7. Social Services, Health and Sports → 6 vocational qualifications
8. Tourism, Catering and Home Economics → 5 vocational qualifications
Source: Hanna Autere, Vocational Education and Training in Finland,
Presentation, Finnish National Board of Education
Untuk menilai keberhasilan studi dalam program kualifikasi kejuruan, maka peserta
didik akan diberikan kesempatan untuk memperlihatkan keahliannya sesuai dengan bidang
ilmu yang diterima selama sekolah. Demonstrasi keahlian tersebut memberikan penilaian
seberapa besar kemampuan peserta didik kejuruan untuk terjun di dunia kerja. Setelah
melewati penilaian demonstrasi keahlian, peserta didik tersebut akan memperoleh sertifikat
keahlian (certificate of skills) yang juga memberikan pengakuan bahwa peserta didik tersebut
telah memenuhi kualifikasi kejuruan bidang ilmu tertentu.
4. Pendidikan Tinggi
Sistem pendidikan tinggi (dikti) Finlandia terdiri dari 2 sektor, yakni politeknik dan
universitas. Misi politeknik adalah mencetak dan melatih para ahli untuk mendukung dunia
kerja dan melaksanakan riset dan pembangunan yang mampu menyokong pendidikan serta
pembangunan daerah. Universitas melaksanakan riset ilmiah dan menyediakan instruksi dan
pendidikan pasca sarjana. Tujuan inti kebijakan dikti Finlandia adalah untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan masyarakat dan mencetak para ahli terdidik guna memenuhi kebutuhan
dunia kerja, khususnya di bidang bisnis dan industri.
a. Politeknik
Misi politeknik adalah untuk menyediakan ilmu pengetahuan, keahlian dan
profesionalisme bagi seluruh mahasiswa guna memenuhi kondisi dan permintaan dunia
kerja. Selain dari pada itu, politeknik juga melakukan riset guna menghasilkan hal yang
mampu mendukung kebutuhan dunia kerja dan menyokong struktur dan pilar ekonomi dan
pembangunan daerah.
Politeknik adalah penyelia pendidikan tinggi multi-disiplin yang memfokuskan dirinya
dalam mencetak individu yang memiliki keahlian dan profesionalisme di dunia kerja, serta
mencetak individu yang diharapkan mampu mendukung pembangunan pilar ekonomi dan
pembangunan daerah. Saat ini, jumlah politeknik di Finlandia menjadi 26 politeknik, setelah
EVTEK University of Applied Sciences dan Helsinki Polytechnic Stadia melakukan merger
menjadi Metropolia University of Applied Sciences, dan merger antara dua sekolah bahasa
Swedia di Finlandia menjadi Novia University of Applied Sciences. Dengan demikian, dari
26 politeknik yang ada di Finlandia, enam diantaranya dikelola oleh pemerintah daerah,
tujuh dikelola oleh konsorsium pemerintahan daerah (municipal education consortia) dan 13
lainnya dikelola oleh swasta.
Mahasiswa politeknik Finlandia wajib mengikuti bidang studi inti dan studi
kekhususan profesi, studi pilihan, pemagangan, dan proyek kerja akhir. Mereka yang telah
memiliki ijasah sarjana (bachelor-level) politeknik dan telah memiliki pengalaman kerja
minimal 3 tahun, dapat melanjutkan studinya ke jenjang magister (master-level) politeknik.
Untuk memperoleh gelar sarjana politeknik, mahasiswa didik diwajibkan untuk
mengumpulkan 210-240 nilai kredit Eropa (ECTS) yang dapat diperoleh selama 3,5 – 4,5
tahun. Sedangkan untuk gelar magister politeknik, mahasiswa harus mengumpulkan 60-90
ECTS yang dapat diperoleh selama 1,5 – 2 tahun. Mahasiswa memiliki otonomi untuk
menentukan mata kuliah yang hendak diikutinya yang tertuang dalam sebuah individual
study plan (ISP) atau di Indonesia sama seperti Kartu Rencana Studi (KRS).
b. Universitas
Undang-Undang Finlandia tentang Universitas menyatakan bahwa Universitas harus
mampu mendorong kemajuan pendidikan di bidang riset, ilmu pengetahuan, dan kesenian,
menyediakan pendidikan tinggi yang berbasis penelitian, dan mendidik mahasiswa untuk
mampu memberikan pelayanan bagi negara dan kemanusiaan. Untuk mencapai hal tersebut,
universitas di Finlandia harus mampu berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya dan
memanfaatkan hasil penemuan dan/atau penelitian ilmiah dan kegiatan kesenian bagi rakyat.
Keduapuluh universitas yang tersedia di Finlandia dimiliki oleh negara dan sebagian
besar pendanaannya berasal dari anggaran belanja negara. Seluruh universitas di Finlandia
terdiri dari 10 universitas multidisiplin ilmu, tiga sekolah tinggi ekonomi dan administrasi
bisnis, tiga universitas teknologi, dan empat akademi kesenian. Selain dari pada itu,
Finlandia juga memiliki National Defence College yang diselenggarakan di bawah
pengawasan Kementerian Pertahanan. Penyelenggaraan pendidikan di universitas wajib
dilaksanakan di atas prinsip kebebasan memperoleh pendidikan dan melakukan penelitian,
serta kemandirian (university autonomy).
Di Finlandia peserta didik yang telah memperoleh ijasah tamat jenjang pendidikan
menengah atas dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi dengan hanya mengajukan
aplikasi pendaftaran masuk kuliah secara langsung ke Universitas yang dituju. Dengan
perkembangan teknologi, kini tersedia aplikasi pendaftaran masuk universitas secara online
di situs http://www.universityadmissions.fi bagi mereka yang hendak melanjutkan
pendidikan tingginya di 9 (sembilan) Universitas Negeri di Finlandia, yakni Universitas
Helsinki, Universitas Jyväskylä, Universitas Turku, Universitas Oulu, Universitas Lapland,
Universitas Tampere, Universitas Vaasa, Turku School of Economics, dan Lappeenranta
University of Technology. Sebelas universitas negeri lainnya masih menggunakan sistem
pendaftaran langsung ke universitas.
Setelah melakukan pendaftaran secara online atau pendaftaran secara langsung di
Universitas yang dituju, mahasiswa akan memperoleh jadwal seleksi masuk universitas yang
diselenggarakan oleh universitas yang dituju. Universitas memiliki kewenangan penuh untuk
menentukan bidang ilmu yang akan diuji (disesuaikan dengan pilihan fakultas dan bidang
studi yang dipilih mahasiswa) dan berwenang penuh untuk menentukan pelamar yang lulus
seleksi masuk berdasarkan nilai hasil seleksi yang diperoleh.
Universitas di Finlandia memberikan gelar Sarjana dan Magister, serta gelar Doktoral
dan Pasca Sarjana (postgraduate licentiate and doctoral degrees). Sebelum tahun 2005,
seluruh mahasiswa yang telah selesai menimba ilmu di universitas-universitas di Finlandia
akan langsung memperoleh gelar Magister. Namun, dengan mulai diberlakukannya sistem
kesarjanaan yang baru sejak tahun 2005, mahasiswa harus memperoleh gelar sarjananya
terlebih dahulu baru dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan magister.
Untuk memperoleh gelar dari sebuah Universitas, mahasiswa harus mengumpulkan
120 nilai kredit Eropa (ECTS) untuk gelar Sarjana, dan 180 ECTS untuk gelar Magister.
Pada umumnya, mahasiswa dapat memperoleh gelar sarjana dalam tempo 2-3 tahun atau 1-2
tahun untuk gelar magister. Di beberapa bidang kekhususan ilmu, seperti kedokteran, gelar
kesarjanaan dapat diperoleh dalam tempo waktu yang lebih lama. Setiap mahasiswa
diharapkan untuk membuat rencana studi sebagai mekanisme monitoring perkembangan
kuliah. Selain faktor pemenuhan nilai kredit kuliah, kelulusan mahasiswa juga ditentukan
dari keberhasilan mahasiswa untuk menghasilkan sebuah karya tulis penelitian ilmiah
(thesis), baik di tingkat sarjana, maupun magister, di akhir periode kuliah. Beberapa bidang
studi sarjana dan magister, mahasiswa juga dipersyaratkan untuk mempertahankan karya
tulis penelitian ilmiahnya (thesis defense) di hadapan para dosen, pakar, maupun akademisi.
Khusus jenjang doktoral, persyaratan thesis defense merupakan suatu hal yang harus
dipenuhi.

C. Kurikulum Kimia di Finlandia


1. Kurikulum Sekolah Dasar
Materi kimia yang terselip dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkungan
kelas 1-4 Pendidikan Dasar di Finlandia :
a. Zat-zat kimia dan bahan-bahan kimia yang ada di kehidupan kita, daur ulang dan
pelestariannya
b. Sifat-sifat udara, pembakaran dan keselamatan pembakaran
c. Sifat – sifat dan perubahan wujud air,, penggunaan air dan siklus air di alam
2. Kurikulum Kimia Pendidikan Dasar Finandia
Materi Kimia Kelas 7-9 Pendidikan Dasar Finlandia :
a. Udara dan air
1) Zat yang ada dalam atmosfer dan pentingnya bagi individu dan keseimbangan
alam
2) Air dan penyusunnya seperti keasaman dan kebasaan
3) Keterbakaran zat, reaksi pembakaran, dan pengambaran dengan bahasa simbol
kimia, sifat hasil pembakaran dan efeknya pada lingkungan.
b. Bahan baku dan produk
1) Elemen dan senyawa penting yang dapat ditemukan dalam kerak bumi dan sifat
mereka, dan pembuatan, penggunaan, kecukupan, dan daur ulang produk
2) Fenomena elektrokimia, sel elektrokimia dan elektolisis dan aplikasinya
3) Simbol penunjuk, penggolongan dan perbedaan unsur dan senyawa dan
perbandingan laju reaksi
4) Penerapan persamaan reaksi dan penyeimbangan reaksi sederhana
5) Penjelasan tentang sifat dan struktur dari unsur-unsur dan senyawa dengan
bantuan model atom atau tabel periodik
c. Kehidupan alam dan masyarakat
1) Fotosintesis dan pembakaran; sumber energi
2) Reaksi oksidasi dan hasil reaksi senyawa organik seperti alkohol dan asam
karboksilat serta sifat dan kegunaan hasil tersebut
3) Hidrokarbon, industri penyulingan minyak bumi dan hasilnya
4) Karbohidrat, protein, dan lemak; komposisi dan pentingnya sebagai zat gizi dan
industri bahan baku
5) Bahan pembersih dan kosmetik; tekstil
3. Kurikulum Inti Nasional Mata Pelajaran Kimia Pendidikan Menengah Atas
Finlandia
a. Kimia, Manusia dan Lingkungan Hidup (KE1)
Materi pokok :
1) kelompok senyawa organik, seperti hidrokarbon, senyawa oksigen organik,
senyawa organik nitrogen, dan sifat-sifatnya serta aplikasinya;
2) ikatan kimia dan polaritas senyawa organik;
3) perbedaan berbagai jenis campuran, jumlah zat; perbandingan;
4) reaksi redoks dari senyawa organik dan reaksi transfer proton.
b. Dunia Mikro Kimia (KE2)
Materi pokok :
1) sifat-sifat unsur dan sistem periodik unsur;
2) struktur elektronik dan orbital atom;
3) penentuan bilangan oksidasi dan rumus senyawa;
4) ikatan kimia, energi ikat, dan sifat-sifat zat;
5) hibridisasi orbital atom dan ikatan serta konformasi (penyesuaian) dari senyawa
organik; isomerisasi
c. Reaksi dan Energi (KE3)
Materi pokok :
1) simbol penulisan dari reaksi kimia;
2) jenis reaksi anorganik dan organik, mekanisme dan aplikasi;
3) perhitungan stoikiometri dan Hukum Gas Ideal;
4) perubahan energi dalam reaksi kimia;
5) Laju reaksi dan faktor yang mempengaruhi laju reaksi
d. Logam dan Bahan-Bahan Kimia (KE4)
Materi pokok :
1) sel elektrokimia, potensial elektroda standar, sel kimia dan elektrolisis;
2) Reaksi redoks;
3) logam dan non-logam dan oksigen dan senyawa hidrogen;
4) biopolimer, polimer sintetis dan komposit (susunannya)
e. Reaksi dan Kesetimbangan (KE5)
Materi pokok :
1) kesetimbangan reaksi;
2) kesetimbangan asam-basa, asam (lemah dan kuat) serta basa (lemah dan kuat),
larutan buffer (penyangga), dan pentingnya reaksi tersebut;
3) kelarutan dan kesetimbangan kelarutan;
4) grafik presentasi kesetimbangan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem pendidikan di Finlandia terdiri dari :
a. Pra-Pendidikan Dasar (pre-primary education) bagi peserta didik yang berusia
kurang dari 7 tahun selama 1 tahun
b. Pendidikan Dasar (Basic Education) selama 9 tahun yang merupakan pendidikan
wajib bagi peserta didik berusia 7-15 tahun
c. Pendidikan Menengah (General Upper Secondary Education) selama 3 tahun,
terdiri dari 2 jenis sekolah yaitu Sekolah Menengah Atas (General Upper
Secondary School) dan Sekolah Kejuruan (Vocational Upper Secondary School
and Training)
d. Pendidikan Tinggi terdiri dari Universitas dan Politeknik
2. Ilmu tentang kimia di Finlandia diajarkan sejak peserta didik menempuh pendidikan
dasar dari kelas 1-4 yang tertuang dalam mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Alam,
kelas 5-6 dalam mata pelajaran Fisika dan Kimia (Physic and Chemistry) dan kelas 7-9
dalam mata pelajaran Kimia (Chemistry). Di Sekolah Menengah Atas, Ilmu kimia
diajarkan berdasarkan sistem mata pelajaran yang terdiri dari lima kelompok bahasan
utama, yaitu :
a. KE1 : Kimia, Manusia dan Lingkungan Hidup
b. KE2 : Dunia Mikrokimia
c. KE3 : Reaksi dan Energi
d. KE4 : Logam dan Bahan
e. KE5 : Reaksi dan Kesetimbangan
DAFTAR PUSTAKA

Center for International Mobility/CIMO [Scholarship and Exchange Programme


Administration]: http://www.cimo.fi/
Discover Finland [International Study Programme Database]: http://www.studyinfinland.fi/
Finnish National Board of Education: http://www.oph.fi
http://www.deplu.go.id/helsinki/Pages/TipsOrIndonesiaGlanceDisplay.aspx?IDP=1&IDP2=4&l
=id%2013/4/10.13.40.
Kementerian Pendidikan Finlandia: http://www.minedu.fi

Anda mungkin juga menyukai