Anda di halaman 1dari 4

Jenis-jenis penelitian deskriptif menurut Sukmadinata (2016):

1. Studi Perkembangan
Penelitian deskriptif yang bisa mendiskripsikan keadaan dalam tahapan-
tahapan perkembangannya disebut studi perkembangan (developmental
studies). Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau
kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh seseorang, suatu organisme, lembaga,
organisasi ataupun kelompok masyarakat tertentu. Contoh dari kajian ini
adalah perkembangan kemampuan berpikir anak pada tahap masa bayi, anak
kecil, anak sekolah, remaja, adolesen, dewasa.
Ada dua macam penelitian perkembangan, yaitu perkembangan longitudinal
atau jangka panjang (longitudinal approach) dan perkembangan dalam tahapan
tertentu atau jangka pendek (cross sectional approach). Penelitian longitudinal
meneliti perkembangan sesuatu aspek atau sesuatu hal dalam seluruh periode
waktu atau tahapan perkembanganyang cukup panjang. Sedangkan penelitian
satu periode waktu (cross sectional) hanya meneliti perkembangan dalam
tahapan-tahapan tertentu saja, misalnya perkembangan kemampuan berbicara
hanya pada tahap masa bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja awal atau remaja
akhir saja.
2. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan
menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus
biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa
juga sesuatu dijadikan kasus meskipuntidak ada masalah, malahan dijadikan
kasus karena keunggulan atau keberhasilannya. Studi kasus diarahkan pada
mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-faktor penting yang
terkait dan menunjang kondisi dan perkembangan tersebut. Studi kasus banyak
dilakukan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling, serta
dilakukan oleh banyak profesi seperti pekerja sosial, kesehatan, kepolisian,
sosiolog, antropolog, psikolog.
3. Studi Kemasyarakatan
Studi kemasyarakatan (community study) merupakan kajian intensif yang
dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tinggal bersama di suatu
daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu. Ikatan dan karakteristik
tersebut mungkin berkenaan dengan sejarah, budaya, tradisi, agama,
kepercayaan, iklim dan sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan sebagainya.
Biasanya kelompok-kelompk kemasyarakatan yang dipilih dalam studi
kemasyarakatan karena mereka memiliki pola-pola kehidupan, keorganisasian,
kebiasaan, cara kerja yang khas, berbeda dari kelompok-kelompok masyarakat
pada umumnya.
4. Studi Perbandingan
Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study)
merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingkan dua atau lebih
dari dua situasi, kejadian, kegiatan, program yang sejenis atau hampir sama.
Dalam studi ini yang diperbandingkan adalah semua unsur atau komponennya.
Pembandingan kegiatan atau program misalnya meliputi dasar, tujuan, lingkup,
langkah-langkah kegiatan, organisasi, pelaksana, sarana dan alat, biaya,
pengelolaan, sampai dengan hasil. Analisis diarahkan pada menemukan
persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, faktor-faktor
pendukung, dan hasil. Dari hasil pembandingan tersebut dapat ditemukan
unsur-unsur atau faktor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan
perbedaan.
5. Studi Hubungan
Studi hubungan (associational study), disebut juga studi korelasional
(correlational study) yaitu penelitian yang meneliti hubungan antara dua hal,
dua variabel atau lebih. Hubungan dalam studi korelasional berbeda dengan
dalam penelitian eksperimental. Jika dalam studi eksperimental hubungan
tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi dalam studi korelasional
hanya menunjukkan asosiasi atau hubungan kesejajaran. Analisis data yang
dipakai adalah analisis korelasi tunggal atau ganda tergantung jenis datanya.
Korelasi disebut tunggal apabila berupa korelasi antara dua variabel, yaitu
antara variabel X dan variabel Y. Korelasi disebut korelasi ganda apabila
korelasi antara dua variabel (X1 dan X2) atau lebih dengan satu variabel (Y).
Dalam analisis korelasi nantinya akan didapatkan suatu angka yang dinamakan
koefisien korelasi. Angka korelasi yang mendekati angka 1 diartikan sebagai
korelasi yang sangat kuat. Sedangkan angka korelasi yang mendekati 0
diartikan sebagai korelasi yang lemah, dan angka korelasi sama dengan
diartikan tidak ada korelasi. Selain itu, dikenal juga korelasi positif dan
korelasi negatif. Korelasi positif artinya diperoleh hubungan yang setara yaitu
kenaikan nilai satu variabel diikuti dengan kenaikan nilai variabel yang lain.
Sedangkan korelasi negatif artinya diperoleh hubungan yang bertolak belakang
yakni kenaikan nilai pada satu variabel diikuti penurunan niali variabel lain.
6. Studi Waktu dan Gerak
Studi waktu dan gerak (time and motion study) ditujukan untuk meneliti atau
menguji jumlah waktu dan banyaknya gerakan yang diperlukan untuk
melakukan suatu kegiatan atau proses. Tujuan dari pengukuran dan analisis
data adalah menemukan jumlah waktu dan gerakan minimal. Studi waktu dan
gerak banyak dilakukan di dalam industri atau pabrik untuk mengukur waktu
dan gerakpenggunaan mesin alat-alat produksi. Studi waktu dan gerak juga
dapat digunakan di bidang pendidikan dan kurikulum misalnya untuk
mengukur waktu dan gerak dalam penyusunan jadwal pelajaran, latihan dan
belajar mandiri, penggunaan alat-alat praktik dan alat bantu pembelajaran
terutama yang rentan panas.
7. Studi Kecenderungan
Studi kecenderungan (trend study) diarahkan untuk melihat kecenderungan
perkembangan. Kecenderungan perkembangan atas prediksi dibuat
berdasarkan pertimbangan data longitudinal yang ada. Dari data keadaan yang
lalu dan keadaan saat ini dapat diperkirakan keadaan pada masa yang akan
datang. Pada bidang pendidikan dan kurikulum-pembelajaran studi ini dapat
dilakukan untuk memperkirakan peningkatan jumlah: anak usia sekolah, siswa,
lulusan, guru, sekolah, buku, sarpras pendidikan, biaya sekolah, dan lain-lain.
8. Studi Tindak Lanjut
Studi tindak lanjut (follow up study) merupakan pengumpulan dan analisis data
terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu
program pendidikan, latihan atau pembinaan. Studi ini ditujukan untuk
mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah keluar dari institusi
pendidikan atau pembinaan. Misalnya, apakah ada dampak dari pendidikan,
pelatihan, atau pembinaan yang telah mereka ikuti terhadap posisi mereka
dalam jabatan struktural atau fungsional?
9. Analisis Kegiatan
Analisis kegiatan (activity analysis) diarahkan untuk menganalisis kegiatan
yang dilakukan dalam pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan, dalam bidang
industri, bisnis, pemerintahan, lembaga sosial, dan sebagainya baik berkenaan
dengan kegiatan produksi maupun jasa dan layanan. Pada bidang pendidikan,
analisis kegiatan dilakukan terhadap pelaksanaan tugas–tugas dan pekerjaan
para pengawas, kepala sekolah, guru, konselor pendidikan, mahasiswa, dan
sebagainya serta difokuskan pada analisis kinerja dan tingkat keterampilan,
kecakapan, atau profesionalisme mereka. Hasil analisis kegiatan dapat
digunakan untuk berbagai tujuan: (1) menyusun standar kegiatan atau standar
kerja untuk suatu jabatan, tugas, atau posisi; (2) menyusun program pendidikan
atau pelatihan untuk sesuatu bidang pekerjaan atau tugas tertentu; (3)
menyusun program pendidikan dan kegiatan bagi pembinaan personalia
termasuk program pelatihan dalam jabatan (in service training); (4)
menghimpun data bagi penentuan besarnya gaji dan honorarium.
10. Analisis Isi atau Dokumen
Analisis isi atau dokumen (content or document analysis) ditujukan untuk
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang
validitas dan keabsahannya terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan
maupun hasil-hasil penelitian. Analisis juga dapat dilakukan terhadap buku-
buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Kegiatan analisis
ditujukan untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan antara berbagai
konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau terjadi, untuk
selanjutnya mengetahui manfaat, hasil atau dampak dari hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai