Nirmala 151420159
FINLANDIA
Setiap Negara mempunyai sejarah yang begitu panjang dari dampak perubahan yang
terjadi termasuk masalah pendidikan seperti tentang pendidikan di negara Finlandia.
Finlandia saat ini mendapat rangking tingkat pertama sebagai negara dengan sekolah
terbaik di dunia. Artinya, bahwa sistem pendidikan di sekolah yang dijalankan di negara
ini sifatnya lebih menghargai siswa sebagai anak didik sehingga nilai siswa tidak lagi
diragukan. Selain itu, finlandia juga merupakan negara paling bahagia di dunia
(Jalani,2013). Berdasarkan informasi dari PISA, Finlandia merupakan negara terdepan
dimana mahasiswa memiliki kemampuan kecakapan yang tinggi dan masa depan. Hal ini
dikarenakan finlandia memiliki pola hidup sehat melalui sekolah dan olahraga sehari-hari.
Tujuan utama sistem pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level education for
all. Tujuan tersebut mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia dapat mengenyam
pendidikan hingga tingkatan tertinggi, secara merata, dengan kemampuan, keahlian dan
kompetensi yang terbaik. Finlandia membangun sistem pendidikan dengan karakteristik
yang dilaksanakan secara konsisten, yakni, free education, free school meals, dan special
needs education dengan berpegang teguh pada prinsip inklusivitas (Royani, 2018).
Pendidikan dasar Finlandia dikembangkan sedemikian rupa agar mampu menjamin
kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat untuk menikmati pendidikan terlepas dari
faktor gender, strata sosial, latar belakang etnis dan golongan. Fokus utama sistem
pendidikan adalah pemerataan pendidikan guna menunjang tingkat kompetensi rakyat
dalam menyokong pembangunan nasional berdasarkan inovasi (Hancock, 2011).
Revolusi Sistem Pendidikan Finlandia
Sekolah pertama Finlandia didirikan oleh gereja dan biarawan Katolik pada akhir abad
ke-13. Gereja adalah penyelenggara utama pendidikan hingga pertengahan abad ke-19.
Bahasa sekolah adalah bahasa Swedia dan Latin. Sekolah pertama yang bahasa
pengantarnya adalah bahasa Finlandia didirikan pada tahun 1858. Universitas pertama,
Royal Academy of Turku didirikan pada tahun 1640. Universitas dipindahkan ke Helsinki
selama pemerintahan Rusia, yang akhirnya menjadi Universitas Helsinki.
Finlandia adalah salah satu negara terakhir di Eropa yang mewajibkan pendidikan.
Undang-undang tentang wajib belajar umum mulai berlaku tahun 1921. Namun, sekolah
sangat umum di daerah perkotaan jauh sebelum itu, di daerah pedesaan hal itu kurang
umum. Salah satu tujuannya adalah menghilangkan ketimpangan pendidikan antara anak-
anak di kota dan desa. Pada tahun 1921 apa yang disebut sekolah rakyat (kansakoulu)
menawarkan enam tahun pendidikan dan pendidikan menjadi wajib bagi semua anak
berusia 7-13 tahun.
Setelah kelas 4 di sekolah rakyat, siswa yang berbakat secara akademis dapat mendaftar
ke sekolah tata bahasa (oppikoulu). Jalur sekolah ini terdiri dari sekolah menengah 5-6
tahun dan sekolah menengah atas 3 tahun, dan lebih bersifat teoritis dan akademis
daripada sekolah rakyat, mempersiapkan siswa untuk studi akademis di masa depan.
Biaya sekolah di sekolah tata bahasa, terutama di kota-kota kecil dan pedesaan, membuat
sekolah-sekolah ini tidak tersedia untuk keluarga yang kurang mampu secara ekonomi.
Setelah Perang Dunia Kedua, sistem dua jalur mulai dipandang kuno. Sebuah sistem
sekolah baru dipandang perlu untuk memberikan warga negara keterampilan dan
pengetahuan yang mereka butuhkan dalam masyarakat yang berubah dengan cepat,
dengan satu jalur bagi semua siswa untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua
orang terlepas dari status sosial ekonomi mereka.
Revolusi sistem pendidikan Finlandia dalam Mahmud (2013) dimulai sejak tahun
1968, ketika pemerintah memutuskan untuk menghapus sistem pendidikan berjenjang
(parallel school system/PSS) dan menggantikannya dengan sistem pendidikan wajib dasar
nasional 9 tahun. PSS merupakan sistem pendidikan yang mengutamakan pendidikan
berjenjang bagi seluruh siswa. Sistem ini dinilai tidak efektif karena pada kenyataannya
terdapat perbedaan kemampuan murid dalam menerima dan mencerna ilmu yang
diberikan. Hal tersebut menimbulkan fenomena pemberian peringkat dan labelisasi
“siswa berprestasi” dan “siswa tidak berprestasi”, serta “sekolah favorit” dan “sekolah
tidak favorit”. Kedua fenomena tersebut menimbulkan dampak buruk terhadap mentalitas
murid, guru dan institusi pendidikan. Dengan fenomena tersebut, setiap murid tidak
menerima kualitas pendidikan yang merata. Ada murid yang dapat mengikuti pendidikan
percepatan, dan ada murid yang kerap kali terpaksa mengulang kelas. Oleh karena itu,
pemerintah Finlandia beralih menggunakan sistem pendidikan wajib dasar nasional 9
tahun,di mana seluruh anak pada usia 7-15 tahun menerima materi dan kualitas
pendidikan yang sama dan seragam (Mahmud. 2013).
Sejak pertengahan tahun 1990, Badan Nasional Pendidikan Finlandia telah melakukan
berbagai penilaian nasional (national assessments) dari hasil pembelajaran yang
dilakukan terhadap seluruh murid sekolah dasar kelas 9 di seluruh sekolah di Finlandia.
Penilaian rutin dilakukan terhadap mata pelajaran matematika, bahasa ibu (baik bahasa
Finlandia, maupun Swedia), sastra, dan beberapa mata pelajaran pilihan lainnya.
Penilaian nasional tersebut menyediakan informasi tentang kualitas dan hasil pendidikan
dan pelatihan yang dicapai untuk kemudian dipadukan dengan tujuan pendidikan yang
tertuang dalam kurikulum dasar nasional. Pada tahun 2021, wajib belajar diperpanjang
menjadi 18 tahun, dengan pendidikan menengah atas juga digratiskan untuk semua siswa.
Kebijakan Pemerintah
Dalam proses pembelajaran hanya 4 jam guru mengajar dalam sehari di Finlandia dan
ditambah 2 jam untuk pengembangan diri dalam seminggu. Guru dalam OECD ini rata-
rata mengajar 703 jam selama setahun, sedangkan guru di Finlandia mengajar hanya 592
jam selama setahun (Karppinen, 2012). Waktu ekstra guru di Finlandia lebih banyak
digunakan untuk mendukung murid yang memerlukan perhatian khusus. Peserta didik di
Finlandia tidak dipaksa pendidik untuk mencapai target tertentu dalam proses
pembelajaran. Pendidik hanya memberitahu mereka tentang nilai-nilai yang dapat dicapai
oleh peserta didik bila mereka memenuhi taraf tertentu. Target pembelajaran dibuat
sendiri oleh peserta didik dengan bantuan orang tua peserta didik.
Sistem pendidikan Finlandia memahami belajar sebagai proses bertahap yang tidak
bisa dipaksakan apalagi diberi target waktu pencapaian. Sehingga, Finlandia yang tidak
mengenal adanya sistem ‘tinggal kelas’ ini memberikan kesempatan pada peserta didik
usia sekolah dasar (kelas 1-9) untuk berada di sekolah hingga 10 tahun lamanya dan bagi
peserta didik usia sekolah menengah (kelas 10- 12) hingga 4 tahun.
Disalah satu sekolah di Helsinki waktu istirahat selama lima belas menit sepanjang
hari, dan para guru akan menghabiskan waktu istirahat di ruang guru. Mereka akan
menyeruput kopi, membolak balik koran, dan mengobrol santai satu sama lain. Salah
seorang rekan kerja mengatakan bahwa perlu menghabiskan beberapa menit setiap hari di
ruang tunggu, berjalan lebih lambat bersama guru yang lain. Hal ini membuatnya
menjadi guru yang lebih baik.
Di Helsinki guru tidak bekerja selama istirahat makan siang atau bersembunyi di
ruang kelas mereka sepanjang hari. Hampir selalu mereka terlihat relatif bebas stres
dibandingkan dengan apa yang ada pada sekolah-sekolah di Amerika serikat. Beberapa
kritik terhadap model pendidikan Finlandia menyatakan bahwa Salah satu alasan utama
amerika serikat tidak dapat belajar dari negara kecil nordik ini adalah perbedaan budaya.
Orang Amerika prioritas budaya mengejar kesuksesan adalah hal yang terpenting dalam
hidup. Dorongan agar anak-anak Amerika berhasil dimulai sejak bayi. Hal ini terutama
terlihat pada keluarga kaya. Orang tua akan memberikan kartu flash dan permainan
edukatif, dan untuk balita mereka mencari prasekolah terbaik, institusi yang mungkin
menelan biaya lebih dari $30.000 setahun, untuk memberi anak mereka keunggulan
akademis awal. Di Sekolah menengah, banyak siswa disarankan untuk mengisi resume
mereka. Jika mereka ingin masuk ke perguruan tinggi terbaik, mereka mempertahankan
IPK tinggi, mengisi kegiatan ekstrakurikuler, mengambil kelas AP, dan mendaftar untuk
les privat. Tekanan untuk unggul di sekolah menengah bervariasi di seluruh negeri, tetapi
di beberapa tempat, seperti Palo Alto, California, tingkat bunuh diri di antara siswa
sekolah menengah sangat tinggi.
Guru di Amerika dan guru di Finlandia bekerja untuk memenuhi tenggat waktu yang
sama agar anak-anak belajar setiap jam, setiap hari, setiap tahun. Namun proses
pemenuhan tenggat waktu dari kedua negara ini sangat berbeda. Di Amerika pengajaran
pendekatan tampak lebih cepat, lebih keras, dan lebih fokus pada pencapaian. Sementara
pada Finlandia tampaknya lebih lambat, lebih lembut, dan lebih fokus pada
kesejahteraan. Di Sekolah finlandia lebih meningkatkan kesehatan fisik, emosional,
mental guru dan siswa. Dengan langkah-langkah sederhana ini, pada akhirnya
meningkatkan kualitas belajar mengajar dan membuat kelas lebih menyenangkan.
Menurut Finland Ministry of Education and Culture. (2014), untuk gaji guru sebagai
tenaga pendidik di negara Finlandia rata-rata guru bergaji USD 28.780 atau Rp321 juta
pertahun atau sekitar Rp 27 juta perbulan.
Kesimpulan
Referensi
Absawati, H. (2020). Telaah Sistem Pendidikan Finlandia: Penerapan Sistem
Pendidikan Terbaik Dunia Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal Elementary: Kajian
Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar, 3(2), 64-70.
Adha, M. A., Gordisona, S., Ulfatin, N., & Supriyanto, A. (2019). Analisis komparasi
sistem pendidikan Indonesia dan Finlandia. Jurnal Studi Manajemen
Pendidikan, 3(2), 145-160.
Mohamad, T. (2022, April 17). New law in Finland will grant int'l students extension
on residence and work permits. Dipetik Maret 17, 2023, dari
studyinternasional.com: https://www.studyinternational.com/news/new-rules-
studying-in-finland/