Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK II :

AIDA FITRI NST

(4123121002)

DEWI AGUSTINA

(4141121007)

INDAH SUPRAPTY

(4141121027)

MUSTIKA SARI

(4141121042)

NISRINA HARAHAP (4141121044)


Negara-negara dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia

1. Finlandia
Sistem pendidikan Finlandia diakui adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa
yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai
para siswa Finlandia dalam tes PISA.
Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku
bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan
paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita
dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).Kegemaran membaca aktif
didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia.
Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks.
Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish
sehingga anak-anak bahkan membaca saat menonton TV.
Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya
berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten
lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur.
Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination untuk
masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.
Ada yang berpendapat, keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena
negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa, penduduknya homogen, dan
negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya, penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa,
amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial. Indonesia baru
merdeka 66 tahun.
Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat,
Inggris, Prancis, Jepang, dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu
AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking
17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea
Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan
keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa
negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?. Akhirnya
semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakankebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti.
Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga
konsisten dan hasilnya terlihat.

Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok,
ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional. Finlandia menganut
kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang
menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes
remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic
promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik
kelas. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk
mendisiplikan siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum
hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru
tamatan S2. Indonesia masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di
Finlandia
the
best
ten
lulusan
universitas
yang
diterima
menjadi
guru.
Indonesia masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan
memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas
memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai
dengan pertimbangannya. Jarang sekali guru di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajarmengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih
didominasi metode belajar mengajar satu arah seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia
terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif
dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci
keberhasilan dalam belajar.
Di Indonesia dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas
reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa
Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional,
sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan
sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan
pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.
Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah
memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan,
mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.
Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara
yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya,
siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30
hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke
sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar.
Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa liburan sehingga sekolah
merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.
Hal-hal yang mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia sebagai berikut:

Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.
Sistem pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.
Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya
mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang

lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka
diberikan les privat.
Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka,
menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih
mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun. Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya,
meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat sangat kecil. Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar
serta disiapkan oleh negara. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk
dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat universitas. Baik miskin maupun kaya semua siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung
oleh negara. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu
sendiri. Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh
pemerintah. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional. Mengenai
para prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan setara
42 juta rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan
disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada
sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi
guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan
sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah
pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk
ke fakultas hukum atau kedokteran.
Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang
sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang
menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan
kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga kan? Kita
belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan memuaskan. Faktor
pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita
bagus. Pada usia 18 tahun siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan
tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi
dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK!!! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan
mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia. Semua siswa di
bimbing menjadi pribadi yang mandiri, mencari informasi secara independent. Karena dengan adanya
banyak pen-dekte-an membuat para siswa akan merasa tertekan dan suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan. Bagaimana dengan siswa yang kurang cepat tanggap ? Mereka akan mendapatkan
bimbingan yang lebih intensif. Inilah yang membuat Finlandia berhasil menyandang gelar Negara
dengan pendidikan paling berkualitas di dunia.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa
yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah
dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang
bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa
dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian
datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk
menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Sangat tercermin kalau guru di sana tidak
menuntut anak didiknya untuk mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para guru Finlandia

menghargai setiap usaha dari siswanya. Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa
mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan Kamu salah pada siswa, maka hal tersebut akan
membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap
siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka
dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Setiap siswa diharapkan agar bangga
terhadap dirinya masing-masing. Adanya ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada
segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya. Ternyata, negara yang tak diunggulkan
bisa menjadi yang terbaik di dunia, tentu semua itu karena adanya kemauan & usaha yang keras serta
kesolid-an dari berbagai pihak. Tidak ada kemustahilan di dunia ini, Negara kita tercinta Indonesia
Raya ini bisa mencontoh sistem pendidikan dari Finlandia.
2. Korea Selatan
Di korea selatan, sekolah untuk semua anak berusia antara enam dan lima belas adalah gratis.
SMA, untuk siswa usia 15-18, dikenakan biaya biaya kuliah untuk menambah dana dari pemerintah.
Pembiayaan sekolah sangat terpusat, dengan sistem sekolah lokal yang berasal 80% dari pendapatan
mereka dari anggaran belanja Kementerian Pendidikan Nasional, Sains dan Teknologi (MEST).
Kementerian pusat langsung mendanai gaji guru di sekolah tingkat SD atau yang dibawah nya serta
program prasekolah. Sekolah swasta menerima sejumlah kecil dana pemerintah dan subsidi, tetapi
dibiayai melalui biaya pendidikan dan dukungan dari donor swasta dan organisasi. Korea Selatan
menghabiskan $ 7.434 per siswa di semua tingkat pendidikan, dibandingkan dengan rata-rata OECD
dari $ 8.831. Namun, ini merupakan 7,6% dari PDB Korea Selatan dihabiskan untuk pendidikan,
dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 5,9%. Ini adalah persentase tertinggi kedua dari PDB
dihabiskan untuk pendidikan antara negara-negara OECD.
Pemerintah Korea Selatan secara historis sangat terpusat, dan sistem pendidikan mencerminkan
hal ini. Struktur tata kelola pendidikan sangat mirip dengan operasi pemerintah Korea lainnya, dengan
inisiatif utama diproduksi dan didanai oleh kantor pusat dan dilakukan oleh yang lebih rendah, cabang
regional dari kantor pusat. Semua kantor metropolitan, kota / daerah dan provinsi pendidikan harus
mengambil arah kebijakan umum dari MEST, tetapi dapat membuat keputusan anggaran dan
perekrutan untuk daerah masing-masing. Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada upaya untuk
mendesentralisasikan sistem dan memungkinkan lebih banyak pengambilan keputusan di tingkat
sekolah. Setiap sekolah memiliki dewan sekolah sendiri dengan beberapa derajat otonomi dalam hal
mempromosikan guru atau mengatur pengembangan profesional, tapi ini masih cukup terbatas.
Departemen Pendidikan meninggalkan sebagian besar proses perencanaan anggaran dan keputusan
administratif kepada dinas pendidikan kota dan provinsi. Dewan sekolah lokal yang terpilih,
meskipun mereka apolitis dan lebih dari 50% dari anggota dewan diwajibkan oleh hukum untuk
memiliki minimal sepuluh tahun pengalaman di bidang pendidikan. Sekolah dievaluasi setiap tahun
oleh kelompok pemantau eksternal yang ditetapkan oleh dinas pendidikan provinsi. Mereka
menyelesaikan inspeksi sekolah berdasarkan rencana evaluasi Departemen Pendidikan, yang
menetapkan arah dan standar. Evaluasi sekolah, Ulasan teknik mengajar dan praktik pembelajaran,
kurikulum dan kebutuhan mahasiswa. Departemen Pendidikan baru-baru ini telah menambahkan
penghargaan berbasis kinerja sekolah di mana akan dipilih sekolah dengan performa terbaik untuk
menerima bonus. Hasil evaluasi sekolah dilaporkan kepada publik. Guru dievaluasi oleh kepala
sekolah mereka meskipun kepala sekolah tidak memiliki kekuatan untuk langsung mengganjar atau
menghukum guru berdasarkan evaluasi mereka. Namun demikian, diberikan insentif untuk kinerja
tinggi. Salah satu insentif utama adalah sebutan dari Guru Guru, yang memberikan hak efektif, guru
berpengalaman untuk gaji bulanan kecil di samping gaji normal mereka. Insentif tambahan mencakup
bonus dan mempelajari peluang di luar negeri.

3. HongKong
Lebih dari 20% anggaran belanja pemerintah Hong Kong adalah untuk sektor pendidikan. Oleh
karena itu tidak mengherankan bahwa Hong Kong telah mengembangkan sistem pendidikan yang
sangat baik melayani mahasiswa lokal dan expatriat, juga sekelompok universitas kelas dunia. Tahun
ajaran di Hong Kong dimulai pada musim gugur dan berakhir pada awal musim panas. Selama liburan
utama termasuk Natal, Paskah, dan Tahun Baru Cina, sekolah diliburkan. Struktur sistem pendidikan
di Hong Kong didasarkan dari sistem Britania Raya. Dimulai pada usia tiga tahun memasuki TK.
Setelah TK, siswa masuk enam tahun sekolah dasar. Masing-masing dari tiga tahun terakhir dari
sekolah dasar diakhiri dengan pemeriksaan intens, yang menentukan sekolah menengah bagi setiap
siswa yang memenuhi persyaratan. Sekolah menengah dibagi menjadi dua tingkat: Junior dan Senior.
Sekolah-sekolah menengah itu sendiri dibagi menjadi tiga kelompok. Tujuan pengelompokan ini
adalah menentukan peringkat dalam urutan prestise akademik, dengan kelompok 1 yang paling
bergengsi. Tentu, semakin baik peringkat pengelompokandari sekolah, semakin besar kesempatan
yang diperoleh untuk masuk ke universitas bergengsi.
Akhir periode sekolah menengah ditandai dengan dua ujian, Sertifikat Ujian Pendidikan Hong
Kong (HKCEE) dan Pemeriksaan Tingkat Lanjutan Hong Kong (HKALE). HKALE ini mirip dengan
ujian A-Level di Inggris, dan nilai yang diperoleh siswa menjadi faktor penting dalam proses
penerimaan di universitas. Kurikulum sekolah umum Hong Kong diajarkan dalam bahasa Kanton,
sebagian besar siswa internasional dan expat di Hong Kong mengikuti sekolah swasta dan
internasional berdasarkan kurikulum dari negara asal mereka. Sekolah-sekolah ini dikelola oleh
fakultas yang sangat berkualitas di Hong Kong maupun luar negeri. Banyak dari sekolah ini
mengikuti kurikulum International Baccalaureate (IB). Hong Kong memiliki delapan universitas yang
sangat kompetitif, yang semuanya memiliki ruang untuk siswa internasional serta siswa lokal. Mereka
juga menawarkan berbagai studi di luar negeri. Kuliah di universitas Hong Kong tidak murah, sekitar
US $ 10.000 per tahun. Berkat dukungan dari pemerintah dan perusahaan swasta, namun, universitas
menawarkan berbagai beasiswa dan bantuan paket keuangan. Dana pemerintah dan perusahaan swasta
ini juga memastikan bahwa ada dana yang tersedia untuk pengembangan dan penelitian akademik.
Universitas Hong Kong menuntut kemampuan tingkat tinggi dalam bahasa Inggris, dan siswa
yang non-penutur asli harus mengambil Test Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (TOEFL) sebelum
masuk. Sekitar 66% dari siswa Hong Kong melanjutkan studi lebih lanjut setelah sekolah menengah.
Hong Kong saat ini sedang dalam proses reformasi pendidikan utama, yang dirancang untuk
mengurangi jumlah ujian dalam kurikulum dan untuk menempatkan lebih banyak perhatian pada
pengembangan pribadi. Ini termasuk penekanan pada perkembangan moral, layanan sipil dan
kebugaran fisik. Masa satu tahun juga akan ditambahkan ke tingkat Senior sekolah menengah pada
tahun 2012. Akhirnya, satu tahun tambahan akan ditambahkan ke jumlah tahun yang diperlukan untuk
belajar untuk gelar Bachelor (saat ini tiga), yang berarti bahwa mahasiswa Hong Kong akan diminta
untuk menempatkan standar empat tahun studi sarjana.
4. Jepang
Sistem pendidikan Jepang direformasi setelah Perang Dunia II. Sistem Lama 6-5-3-3 berubah
menjadi sistem 6-3-3-4 (6 tahun sekolah dasar, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA dan 4 tahun Universitas)
dengan mengacu ke sistem Amerika. Gimukyoiku (wajib belajar) 9 tahun, 6 di shougakkou (SD) dan
3 di chuugakkou (SMP). Jepang memiliki salah satu populasi di dunia yang paling berpendidikan,
dengan 100% pendaftaran di kelas wajib dan buta huruf. Meskipun tidak wajib, SMA (koukou)
pendaftaran nya adalah lebih dari 96% secara nasional dan hampir 100% di kota-kota. Sekitar 46%
dari semua lulusan SMA melanjutkan ke universitas atau perguruan tinggi junior.

Departemen Pendidikan mengawasi kurikulum, buku teks, kelas dan mempertahankan tingkat
pendidikan yang seragam di seluruh negeri. Akibatnya, standar pendidikan yang tinggi menyebar
merata di seantero Jepang. Sebagian besar sekolah beroperasi pada sistem jangka tiga tahun dengan
tahun ajaran baru mulai pada bulan April. Sistem pendidikan modern dimulai pada tahun 1872, dan
adalah model utama setelah sistem sekolah Perancis, yang dimulai pada bulan April. Tahun fiskal di
Jepang juga dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan Maret tahun berikutnya, yang lebih
nyaman dalam banyak aspek. April adalah puncak musim semi saat cherry blossom (bunga yang
paling dicintai di Jepang!) Mekar dan waktu yang paling cocok untuk awal yang baru di Jepang.
Perbedaan dalam sistem tahun ajaran sekolah menyebabkan beberapa ketidaknyamanan untuk siswa
yang ingin belajar di luar negeri. Setengah tahun yang terbuang hanya untuk menunggu masuk dan
biasanya satu tahun lagi yang terbuang ketika kembali ke sistem universitas Jepang dan harus
mengulang satu tahun . Kecuali untuk tingkatan yang lebih rendah dari sekolah dasar, hari sekolah
rata-rata pada hari kerja adalah 6 jam, yang membuatnya menjadi salah satu hari-hari sekolah
terpanjang di dunia. Bahkan setelah selesai jam sekolah, anak-anak memiliki latihan dan pekerjaan
rumah lain untuk membuat mereka sibuk. Liburan adalah 6 minggu di musim panas dan sekitar 2
minggu masing-masing untuk musim dingin dan musim semi. Setiap kelas memiliki kelas tetap
sendiri di mana mahasiswa mengambil semua kursus, kecuali untuk pelatihan praktis dan bekerja di
laboratorium. Selama pendidikan dasar, dalam banyak kasus, satu guru mengajar semua mata
pelajaran di masing-masing kelas. Sebagai hasil dari pertumbuhan penduduk yang cepat setelah
Perang Dunia II, jumlah siswa di kelas SD atau SMP melebihi 50 siswa per kelas, tapi sekarang sudah
ditekan di bawah 40 siswa per kelas. Di sekolah dasar negeri dan sekolah menengah pertama, makan
siang ( kyuushoku) disediakan pada menu standar, dan dilakukan di dalam kelas. Hampir semua SMP
mengharuskan mahasiswa untuk mengenakan seragam sekolah (seifuku). Perbedaan besar antara
sistem sekolah Jepang dan sistem sekolah Amerika bahwa sistem Amerika menghormati individualitas
sementara Jepang mengontrol individu dengan mengamati aturan kelompok. Hal ini membantu untuk
menjelaskan karakteristik perilaku kelompok di Jepang.
5. Singapura
Departemen Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa untuk menemukan bakat mereka
sendiri, untuk menggali bakat terbaik mereka dan menyadari potensi penuh mereka, dan untuk
mengembangkan semangat untuk belajar yang berlangsung sepanjang hidup. Singapura memiliki
sistem pendidikan yang kuat. Siswa Singapura bercita-cita tinggi dan mereka mencapai hasil yang
sangat baik. Hal ini diakui di seluruh dunia. Dengan memiliki sekolah yang baik, dengan pemimpin
sekolah dan guru yang berkualitas, dan fasilitas yang terbaik di dunia. Singapura sedang membangun
kekuatan ini untuk mempersiapkan generasi berikutnya untuk masa depan. Ini adalah masa depan
yang membawa peluang yang sangat besar, terutama di Asia, tetapi juga akan membawa banyak
perubahan yang kita tidak bisa ramalkan. Tugas sekolah dan perguruan tinggi adalah untuk
memberikan anak-anak muda kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, karakter dan nilainilai yang akan memungkinkan mereka untuk terus melakukannya dengan baik dan membuat
Singapura lebih maju. Singapura telah bergerak dalam beberapa tahun terakhir menuju sistem
pendidikan yang lebih fleksibel dan beragam. Tujuannya adalah untuk memberikan siswa berbagai
pilihan yang lebih besar untuk memenuhi kepentingan yang berbeda dan cara belajar. Mampu
memilih apa dan bagaimana mereka belajar akan mendorong mereka untuk mengambil kepemilikan
yang lebih besar dari pembelajaran mereka. Singapura juga memberikan siswa pendidikan yang lebih
berbasis luas untuk memastikan mereka semua adalah siswa yang berkualitas. Pendekatan ini dalam
pendidikan akan memungkinkan untuk memelihara anak-anak muda dengan keahlian yang berbeda
yang mereka butuhkan untuk masa depan. Pemerintah Singapura berusaha untuk membantu setiap

anak menemukan bakatnya sendiri, dan tumbuh dan muncul dari kemampuannya. Tenaga pengajar di
sini akan mendorong mereka untuk mengikuti naluri mereka, dan mempromosikan keragaman bakat
di antara mereka dalam bidang akademik, dan dalam olahraga dan seni. Tradisi mereka adalah
memelihara anak-anak muda Singapura yang mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban, dan yang
bersedia untuk berpikir dengan cara baru, memecahkan masalah baru dan menciptakan peluang baru
untuk masa depan. Dan, tak kalah penting, ingin membantu anak muda untuk membangun
seperangkat nilai-nilai sehingga mereka memiliki kekuatan karakter dan ketahanan untuk menghadapi
kemunduran yang tak terelakkan dalam hidup tanpa perlu berkecil hati, dan sehingga mereka
memiliki kemauan untuk bekerja keras untuk mencapai impian mereka.
6. Britania Raya
Pendidikan di Britania Raya didelegasikan kepada masing-masing negara di Britania Raya yang
memiliki sistem yang terpisah di bawah pemerintahan terpisah: Pemerintah Inggris bertanggung
jawab untuk Inggris; Pemerintah Skotlandia, Pemerintah Wales dan Eksekutif Irlandia Utara
bertanggung jawab untuk Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Di setiap negara ada lima tahapan
pendidikan: pendidikan awal, primer, sekunder, Pendidikan Lanjutan (FE) dan Perguruan Tinggi (PT).
Undang-undang menyatakan bahwa pendidikan purna waktu adalah wajib untuk semua anak berusia 5
tahun (. 4 tahun di Irlandia Utara) dan 16 tahun, yang merupakan Usia Wajib Sekolah (CSA).
Pendidikan ini tidak perlu berada di sekolah dan semakin banyak orang tua memilih untuk melakukan
kegiatan pendidikan di rumah. Kurikulum Nasional (NC), dibentuk pada tahun 1988, menyediakan
kerangka kerja untuk pendidikan di Inggris dan Wales antara usia 5 dan 18 tahun. Meskipun NC tidak
wajib diikuti oleh sebagian besar sekolah negeri, tetapi banyak sekolah swasta, akademi, sekolah
gratis dan pendidikan di rumah mendesain kurikulum sendiri. Di Skotlandia program wajib belajar
nya pada umur 5-14 tahun, dan di Irlandia Utara terdapat program kurikulum umum.
7. Belanda
Pendidikan di Belanda terdiri dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Tingkat ini
membentuk jalur studi, yang mengarah ke berbagai jenis. Struktur ini sangat fleksibel dan bermanfaat
bagi siswa karena mereka dapat beralih pendidikan mereka dari satu studi dengan jalur yang lain
untuk memecahkan kemungkinan kesulitan yang mereka hadapi dan mencapai tujuan pendidikan
mereka. Standar kualitas Sistem pendidikan Belanda diterapkan oleh hukum yang dikeluarkan pada
tahun 1815. Menurut hukum itu, setiap program studi di negara ini harus diakreditasi oleh Pemerintah
atau organisasi yang sesuai. Belanda menjadi negara non-berbahasa Inggris pertama yang mulai
menawarkan pendidikan bagi siswa dari luar negeri. Sekolah internasional memadukan sistem
pendidikan Belanda dan internasional untuk pendidikan menengah, yang membedakan mereka dari
sekolah-sekolah di negara-negara berbahasa Inggris yang lazim nya menetapkan kurikulum nasional.
Di Belanda, siswa dapat mengikuti program berdasarkan kurikulum dari negara-negara lain (Inggris
atau AS) atau kurikulum internasional yang dikembangkan khusus: International Baccalaureate (IB).
Semua program yang diakui secara internasional dan memungkinkan siswa untuk mendapatkan akses
ke perguruan tinggi di negara manapun di dunia. Ketika siswa mendapatkan gelar diploma sekolah
menengah dan memenuhi persyaratan penerimaan lain, mereka dapat mengajukan permohonan untuk
program gelar di universitas Belanda.
8. Selandia Baru
Sistem pendidikan di Selandia Baru memiliki tiga tingkatan pendidikan anak usia dini, sekolah
menengah, dan pendidikan tinggi di mana siswa dapat mengikuti berbagai jalur yang fleksibel.
Sistem dirancang untuk mengenali kemampuan yang berbeda, keyakinan agama, kelompok etnis,

tingkat pendapatan, ide-ide tentang pengajaran dan pembelajaran, dan memungkinkan penyedia
pendidikan untuk mengembangkan karakter khusus mereka sendiri. Kebijakan nasional dan kerangka
kerja untuk regulasi dan bimbingan, persyaratan dan pengaturan pendanaan ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan dikelola melalui badan-badan tersebut. Kewenangan administratif untuk
sebagian besar pelayanan pendidikan diserahkan kepada lembaga-lembaga pendidikan, yang diatur
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Selandia Baru memiliki sistem jaminan kualitas yang kuat yang
memastikan konsistensi, pendidikan berkualitas tinggi di semua tingkat sistem pendidikan, baik negeri
maupun swasta.
9. Swiss
Swiss memiliki sistem pendidikan desentralisasi. Sebagian besar keputusan tentang
penyelenggaraan sekolah dasar dan menengah diambil di tingkat kewilayahan. Itu juga merupakan
kanton yang menyediakan sebagian besar pembiayaan. Swiss tidak memiliki menteri federal
pendidikan. Namun demikian, beberapa aspek organisasi dari sistem pendidikan berlaku di seluruh
negeri. Ini termasuk durasi tahun ajaran, dan jumlah tahun wajib belajar. Di daerah kanton lain, secara
tradisional memiliki tingkat otonomi yang besar. Setiap canton memiliki kepala pendidikan, yang
semuanya bersama-sama membentuk Konferensi Cantonal Swiss Menteri Pendidikan (EDK dalam
bahasa Jerman). EDK memainkan peran penting dalam membahas dan mengkoordinasikan kebijakan
pendidikan, dan dalam menekankan nilai-nilai tertentu dalam pendidikan.
10. Kanada
Sistem pendidikan di Kanada mencakup sekolah private dan sekolah swasta, termasuk: perguruan
tinggi / lembaga teknis, institut kejuruan, sekolah bahasa, sekolah menengah, kamp musim panas, dan
universitas. Pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah provinsi di bawah konstitusi Kanada, yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara sistem pendidikan di masing-masing provinsi. Namun
pemerintah Kanada menerapkan standar tinggi secara seragam di setiap provinsi. Secara umum, anakanak Kanada memulai pendidikan dari TK untuk satu atau dua tahun pada usia empat atau lima tahun.
Semua anak-anak mulai pendidikan tingkat satu pada usia sekitar enam tahun. Tahun ajaran biasanya
berlangsung mulai September sampai Juni berikutnya, tetapi dalam beberapa kasus, terkadang dimulai
pada Januari. Sekolah menengah dimulai dari Kelas 11 atau 12, tergantung pada provinsi. Setelah itu,
siswa dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas, perguruan tinggi atau studi Cegep. CEGEP
adalah akronim dalam bahasa Perancis yang berarti Institut Pendidikan Kejuruan, dan dua tahun
pendidikan umum atau tiga tahun pendidikan teknis antara sekolah menengah dan universitas.
Provinsi Quebec memiliki sistem Cegep.

Anda mungkin juga menyukai