PENDIDIKAN DI FINLANDIA OLEH : Rita Eny Purwanti 194261007 SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA
Anak-Anak Tidak Boleh Sekolah Sebelum Berumur 7 Tahun
• Di negara ini, tidak akan ada yang menerima murid jika umur murid tersebut belum genap 7 tahun. Semua anak yang berumur di bawah 7 tahun hanya diperbolehkan bermain, tanpa beban untuk sekolah. Hal ini diterapkan karena menurut pemerintah Finlandia, otak anak justru akan rusak jika diberikan pelajaran seperti membaca atau menghitung sebelum usia mereka cukup. Di umur-umur tersebut anak-anak sebaiknya dibiarkan lebih banyak bermain dan mengeksplorasi dunianya. Setiap Kelas Hanya Boleh Diisi 16 Anak • Di Finlandia, anda tidak akan pernah menemukan kelas yang penuh sesak dengan murid. Di negara ini, setiap kelas dibatasi hanya untuk 16 murid saja. Ini membuat para murid memiliki ruang gerak yang lebih luas, sehingga mereka memiliki ruang untuk bereksperimen dan membuat alat-alat praktek dari apa yang telah mereka pelajari di kelas. Namun ruang kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar. Di negara ini, kebanyakan kegiatan belajar- mengajar dilakukan di luar ruangan agar suasana tidak membosankan bagi para murid. Pendidikan 100% Dibiayai oleh Pemerintah • Finlandia adalah satu dari sedikit sekali negara yang memberikan pendidikan yang benar-benar gratis kepada rakyatnya. Seluruh jenjang pendidikan di negara ini tidak memungut bayaran apapun. Di sini, anda bisa mendapatkan pendidikan gratis mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Sekolah Menengah Atas, hingga kuliah. Bahkan jika anda sudah lulus kuliah, sudah bekerja dan memiliki anak, jika anda ingin mempelajari sesuatu, anda akan diberi sekolah lanjutan gratis sesuai minat anda. Lebih keren lagi, seluruh sekolah di Finlandia menyediakan makanan gratis bagi para muridnya setiap hari. Tidak Ada Sistem “Pintar” dan “Bodoh” • Setelah anak usia 7 tahun masuk di sekolah di Finlandia, pihak sekolah tidak akan melakukan tes apapun. Tugas mereka hanyalah belajar, dan tidak ada label “pintar” atau “bodoh”. Semua anak akan diarahkan menurut minat dan bakatnya masing-masing tanpa adanya pemaksaan. Setelah enam tahun berada di sekolah, barulah diadakan tes resmi untuk mengukur kemampuan si anak. Tes tersebut hanya bertujuan mengukur kemampuan, bukan untuk memberi rangking 1 dan seterusnya. Sehingga, tidak ada anak yang merasa dirinya “gagal” karena mendapat nilai buruk di kelas. Semua yang mendapat hasil tes kurang baik, akan dibimbing lebih intens. Para Guru Diambil dari Kalangan Terbaik • Syarat menjadi guru di Finlandia cukuplah ketat. Mereka harus memiliki gelar master (S2) dan harus masuk dari jajaran 10 persen lulusan terbaik dari Universitasnya. Di negara ini menjadi guru adalah sebuah kehormatan. Menjadi guru di Finlandia adalah kebanggaan yang sama seperti menjadi dokter ataupun pengacara ternama. Guru-guru di sini juga dibayar dengan sangat baik oleh pemerintah dan tidak ada batasan maksimal bagi gaji guru. Kualitas dan Kreativitas Pendidikan di Finlandia Kualitas Guru • Menjadi seorang guru di Finlandia adalah proses yang sulit. Hanya 20% lulusan sekolah menengah yang mendaftar ke perguruan tinggi guru Finlandia, salah satu perguruan tinggi profesional paling ketat di Finlandia. • Para calon guru setelah lulus kuliah keguruan, masih harus mengikuti penbdidikan dan pelatihan intensif selama lima tahun, dan mereka harus mendapatkan gelar master sebelum mereka dapat mempraktikkan profesi guru mereka. Semua itu dibiayai dari anggaran negara. • Finlandia memahami bahwa guru adalah orang yang paling berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan generasi masa depan suatu bangsa. Maka dari itu, Negara Finlandia berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan mutu tenaga pengajarnya. • Tidak saja kualitas, pemerintah Finlandia juga memastikan bahwa ada cukup guru untuk pembelajaran intensif yang maksimal. Ada 1 guru untuk 12 siswa di Finlandia, rasio yang jauh lebih besar dibandikan negara-negara lain. Jadi, guru bisa memberikan perhatian khusus untuk tiap anak. Kesetaraan Pendidikan • Hal lainnya, di samping faktor kualitas guru yang terus meningkat, sekolah-sekolah Finlandia berkembang dan menonjol karena kesetaraan pendidikan. • Di Finlandia, semua anak, terlepas dari status ekonomi atau sosialnya, memiliki akses gratis ke kualitas pendidikan yang sama tinggi, mulai dari prasekolah dan seterusnya. • Bukan hanya itu, pemerintah Finlandia juga menyediakan pelayanan pendukung proses pembelajaran, seperti makan siang, biaya kesehatan, dan transportasi sekolah secara gratis. • Bagi Finlandia, pendidikan harus menjadi instrumen untuk mengimbangi ketimpangan sosial (an instrument to balance out social inequality). • Semua siswa menerima makanan sekolah gratis, akses ke perawatan kesehatan, konseling psikologi, dan bimbingan individual. • Selain itu, Kurikulum Finlandia mempersiapkan anak-anak untuk dunia nyata, dan guru diberi otonomi penuh dalam pembenahan silabus kelas. Mengingat tingginya tingkat respek dari perintah guru, orang tua tidak mempertanyakan gaya manajemen pengajaran mereka. • Pada aplikasi di sekolah, kelas-kelas sains di hanya diisi maksimal 16 siswa, dengan memperbanyak melakukan praktik dan penelitian lapangan • Maka, standar kelulusan anak-anak didik, adalah berdasarkan penilaian dari guru-guru di sekolah. Tentu guru-guru juga dibekali dengan sistem untuk menilai perkembangan siswa keseharian, bukan dari ujian akhir dan pekerjaan rumah. Pengembangan Potensi • Hal unik lainnya adalah soal diversitas siswa seperti keberagaman tingkatan sosial atau latar belakang kultur anak didik. • Hal ini justru menjadi tantangan sendiri dalam menyeleraskan kualitas pendidikan. Bisa jadi karena fleksibilitas dalam sistem pendidikan Finlandia itu, semua diversitas justru bisa difasilitasi. • Jadi dengan caranya sendiri-sendiri, siswa-siswa yang berbeda semuanya berhak lulus dengan pengembangan potensinya masing-masing secara maksimal. • Maka, jam-jam pelajaran sekolah di Finlandia relatif lebih pendek dibandingkan negara- negara lain. Siswa-siswa SD hanya berada di sekolah selama 4-5 jam per hari. Bahkan tersedia waktu untuk istirahat tidur siang. • Mereka menciptakan apa yang mereka sebut dengan “A more relaxed atmosphere” (Suasana yang lebih rileks). • Dalam interval waktu-waktu tertentu, akan ada waktu antara 15 hingga 20 menit anak-anak dapat bangun dan meregangkan tubuh, mengambil udara segar dan dekompresi. Ada game- game, ice breaking, dan sejenisnya yang menyeimbangkan otak kanan dan kiri. • Maka, ruang guru pun diformat di seluruh sekolah Finlandia, untuk tempat guru dapat rileks, bersosialisasi dengan sesama guru dengan enjoy, dan bersiap untuk mengajar hari itu, dengan fasilitas maksimal. • Guru adalah orang-orang hebat, sehingga mereka harus dapat beroperasi dengan kemampuan terbaik mereka, itu visi mereka. Pendekatan Psikologi • Upaya pemerintah meningkatkan mutu sekolah dan guru pada ujungnya berujung pada harapan bahwa semua siswa di Finlandia harus menjadi orang yang berpendidikan. Tanpa terkecuali. • Maka dari itu, dalam pendekatanh psikologi pendidikan di sana, lembaga pendidikan tidak menerapkan sistem ranking atau kompetisi yang pada akhirnya hanya akan mengelompokkan sejumlah siswa “pintar” dan sejumlah siswa “bodoh”. • Para guru rela dan senang memberikan bantuan khusus untuk siswa yang merasa butuh. Walaupun siswa tetap ditempatkan dalam kelas dan program yang sama. Tidak ada juga program akselerasi. Tapi pembelajaran di sekolah berlangsung secara kolaboratif. • Bahkan anak dari kelas-kelas berbeda pun sering bertemu untuk kelas campuran. • Inovasi tiada henti, kreativitas sepanjang hari, penuh dedikasi dan intuisi, pengemnbangan keilmuan dan profesi tiada henti, itulah kunci-kunci reformasi intelektual yang terbukti berhasil. • Maka, tak heran hingga saat ini Finlandia merupakan negara dengan kesenjangan pendidikan terkecil di dunia PENDIDIKAN FINLANDIA BERTUMPU PADA GURU
• Orang Finlandia memandang guru sebagai profesi prestisiun dan mulia,
sejajar denga dokter, pengacara dan ekonom, lebih karena alasan moral daripada ombalan materi atau karier. Sebuah jajak pendapat menunjukkan bahwa pria Finlandia memilih seorang guru sebagai pasangan yang laing disukai, sementara wanita Finlandia menunjuk hanya dokter dan dokter hewan, sebagai profesi ideal di atas guru. Oleh karena itu pelamar masuk pendidikan guru sangat banyak. Pada tahun 2011-2012 sekitar 2.400 pelamar memperbutkan 120 kursi pendidikan guru sekolah dasar • Mengapa anak muda Finlandia tertarik menjadi guru? Menurut Sahlberg ada tiga alasan. Pertama, profesi guru memberi ruang mewujudkan asprirasi moral. Maksudnya, sekolah di Finlandia dipandang sebagai komunitas profesional, sehingga guru memiliki otonomi yang sangat luas dalam bekerja. Guru-guru di Finlandia menuntut agar mereka memperoleh otonomi professional, prestise, kehormatan dan kepercayaan dalam pekerjaan mereka • Kedua, pendidikan guru yang kompetitif justru menyebabkan anak muda berbakat tertarik. Persingan masuk yang ketat, pola pendidikan guru dengan tuntutan tinggi, setara dengan pendidikan akademik di universitas, justru menantang bagi anak-anak muda Finlandia. Apalagi untuk menjadi guru harus menempuh pendidikan master dan itu setara dengan master pada bidang lain. Dengan gelar itu mereka juga berhak untuk melanjutkan ke jenjang dokotal • Pendidikan guru di Finlandia berbasis riset, yaitu integrasi antara sistem pendidikan ilmiah, didaktik dan praktek. Landasan akademik diperlukan untuk memberi bekal pengetahuan ilmiah serta proses berpikir untuk merancang dan melaksanakan suatu penelitian. Bekal itu yang kemudian diterapkan dalam praktek didaktik. Dengan cara itu, mahasiswa calon guru belajar pemikiran pedagogik dan mengambil keputusan profesional berdasarkan data-data, serta terlibat aktif dalam komunitas profesional. • Ketiga, memang penghasilan memang bukan merupakan motivasi utama orang Finlandia memilih profesi guru. Namun gaji guru di Finlandia memang sedikit lebih banyak disbanding rata-rata gaji secara nasional. Di samping itu ada kenaikan gaji secara berkala berdasarkan pengalaman mengajar mereka. • Begitu pentingnya posisi guru dalam pendidikan, di Finlandia ada ungkapan guru bagus sekolah akan hebat. Artinya jika guru-gurunya bagus, maka sekolahnya akan hebat. Lantas, apa bukan karena kepemimpinan sekolah? Betul juga. Namun di Finlandia kepala sekolah haruslah berasal dari guru yang hebat dan kepala sekolah harus layak menjadi contoh dalam mengajar. Jadi kepala sekolah adalah guru yang hebat dan punya kemampuan manajerial yang bagus pula.