TINJAUAN PUSTAKA
Pola asuh orang tua merupakan pola interaksi antara anak dengan
orang tua yang meliputi bukan hanya pemenuhan fisik dan psikologis
tetapi juga norma-norma yang berlaku di masyarakat agar dapat
hidup selaras dengan lingkungan.Pola asuh orang tua merupakan
salah satu faktor penting dalam mengembangkan ataupun
menghambat tumbuhnya kreativitas. Seorang anak yang dibiasakan
dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling
menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka
ia akan tumbuh menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh
inisiatif dan produktif, suka akan tantangan dan percaya diri
(Rachmawati, 2011)
9
10
(Rachmawati, 2011).
Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak adalah sebuah cara
yang digunakan dalam proses interaksi yang berkelanjutan antara
orang tua dan anak untuk membentuk hubungan yang hangat dan
memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan anak yang
meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan
kemampuan sosial sesuai dengan tahap perkembangannya (Supartini
dalam Kurniawati dkk, 2011 dalam Fatimah, 2013).
Penyebab dari jenis pola asuh ini adalah karena orang tua
terlalu sibuk dengan pekerjaannya atau urusan lainnya
sehingga tidak memiliki waktu untuk mendidik dan
mengasuh anaknya dengan baik. Anak-anak hanya diberi
materi atau harta, terserah anak mau tumbuh dan berkembang
seperti apa. Bila orang tua menerapkan jenis pola asuhini,
maka anak akan merasa tidak berarti, rendah diri, liar dan
nakal (Fatimah, 2013)
e. Tunalaras
f. Autis
diri dari kehidupan sosial. Memiliki anak yang normal baik fisik
maupun mental adalah harapan bagi semua orangtua, akan tetapi pada
kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal,
dalam hal ini mengalami retardasi mental. Penantian akan hadirnya
anak dapat berubah menjadi suatu stresor. Hal ini lah yang dapat
memperungaruhi pola asuh orang tua itu sendiri, apa bila orang tua
tidak bisa mengimbangi dengan strategi koping yang tepat untuk
mengatasi stressornya maka akan sering menimbulkan ketidaksabaran
orang tua dalam mendidik anaknya. jika ketidaksabaran itu tidak di
manage dan dipahami dengan baik, alih alih anak tunagrahita tidak bisa
berkembang yang ada justru malah menimbulkan masalah baru
terutama bagi kejiwaan anak tunagrahita itu sendiri. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa strategi koping orang tua yang efektif/adaptif akan
menimbulkan pola asuh yang baik juga pada anak dengan tunagrahita.
Skema 2.1
2.6 Hipotesis
Hipotesis Penelitian Ini Adalah “Ada Hubungan Pola Asuh Dengan
Strategi Koping Orang Tua Yang Memiliki Anak Tunagrahita Di
SDLB Negeri Pelambuan Banjarmasin”.