ASUHAN KEHAMILAN
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahannya makalah ini
dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat.
Dalam makalah ini kami membahas “ASUHAN KEHAMILAN ” agar semua pihak
atau rekan dapat memahami lebih dalam lagi mengenai Asuhan kehamilan .
Makalah ini kami buat dengan harapan dapat membantu rekan serta dapat di pahami
lebih dalam lagi. Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa seutuhnya bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun.
Demikian makalah ini kami perbuat, kami berharap makalah ini bisa memberi manfaat
kepada rekan sekalian.
Mojokerto,Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................
Kata Pengantar..................................................................
Dafatr Isi......................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II Pembahasan
1. Anatomi fisiologi organ reproduksi wanita
2. Genetalia internal dan eksternal
3. panggul
4. siklus hormonal
5. konsepsi
1.1 ovum dan sperma
1.2 fertilisasi dan implantasi
6. pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
1.3 pertumbuhan dan perkembangan embrio
1.4 struktur dan fungsi amnion
1.5 truktur fungsi dan sirkulasi tali pusat
1.6 struktur fungsi dan sirkulasi plasenta
1.7 sirkulasi darah fetus
1.8 menentukan usia kehamilan
1.9 menentukan periode kehamilan
Baba III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka........................................................................
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung
persediaan nutrisi.Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang
disebut vitellus.Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida.
Nutriisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.Konsepsi terjadi pada
pars ampularis tuba. Tempat yang paling luas,Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang
mempunyai silia, Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba, Ovum siap dibuahi
setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis
servikalis dengan kekuatan sendiri. Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu
pelepasan sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa
melanjutkan perjalanan menuju tuba. Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia
interna.Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona
radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase. Melalui “stomata”
spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum ekornya
lepas dan tertinggal di luar. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk
zigot. Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau konsepsi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap bulan satu folikel
akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara bersamaan, folikel primer ini akan
menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh
lympha. Fungsi ovarium adalah:
5
1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone.
2. Mengeluarkan telur setiap bulan.
7. Aliran Limfatik
Vulva dan 1/3 distal v4g1n4 disuplai serangkain saluran limfatik anatomotik yang bersatu
untuk mengalir terutama menuju kelenjar getah beninginguinal superficial. Aliran limfatik
dari 2/3 atas v4g1n4 dan uterus terutama mengarah ke kelenjar getah bening obturatorius,
iliaka eksterna ,dan hipogastrik. Aliran limfatik ovarium mengikuti pembuluh ovarium
menuju getah bening para aorta.
2. Perubahan – perubahan fisik dan psikis yang terjadi sepanjang kehidupan wanita erat
hubungan nya dengan fungsi indung telur yang menghasilkan hormon – hormon Wanita yaitu
erstrogen dan progesterone.
c. Fungsi Reproduksi
1. Tugas reproduksi dilakukan oleh indung telur, saluran telur, dan rahim.
2. Sel telur yang setiap bulannya dikeluar oleh kantong telur pada masa subur akan
masuk ke dalam saluran telur untuk kemudian bertemu dan menyatu dengan sel benih pria
(sprematozoa) membentuk organism baru yang disebut zygote, pada saat iniliah ditentukan
jenis kelamin janin dan sifat – sifat genetiknya.
6
3. Selanjutnya zygote akan terus berjalan sepanjang saluran telur dan masuk kedalam
rahim.
4. Biasanya pada bagian atas rahim zygote akan menanamkan diri dan berkembang
menjadi mudigah.
5. Mudigah selanjutnya tumbuh dan berkembang sebagai janin yang kemudian akan lahir
pada umur kehamilan cukup bulan. Masa subur pada siklus haid 28 hari, terjadi sekitar hari
ke empat belas dari hari pertama haid.
D. Hormon Pada Fungsi Reproduksi Wanita
a. FSH (Folicle Stimulating Hormon)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel pada masa subur.
b. LH (Luteinizing Hormon)
Berfungsi untuk meningkatkan produksi progesterone pada letua.
c. PROLAKTIN
Berfungsi untuk meningkatkan perkembangan payudara dan sekresi air susu.
d. ESTROGEN
Berfungsi untuk merangsang perkembangan organ kelamin wanita dan sifat kelamin
sekunder, contoh: pertumbuhan payudar, suara lebih lembut, dll.
e. PROGESTERON
Berfungsi untuk mempersiapkan rahim untuk menerima telur yang sudah dibuahi.
f. ESTRADIOL
Berfungsi untuk mengontrol dan mengatur perubahan tubuh wanita pada waktu puber,
pertumbuhan rahim, vagina dan bagian kelamin bagian luar.
7
a. Mons Veneris
7
Mons veneris adalah bagian yang sedikit menonjol dan bagian yang menutupi tulang
kemaluan (simfisis pubis). Bagian ini disusun oleh jaringan lemak dengan sedikit jaringan
ikat. Mons Veneris juga sering dikenal dengan nama gunung venus, ketika dewasa bagian
mons veneris akan ditutupi oleh rambut – rambut kemaluan dan membentuk pola seperti
segitiga terbalik.
Masing – Masing Dua Lubang Saluran Kelenjar Bartholini dan Skene (Kelenjar ini
mengeluarkan cairan seperti lendir saat pendahuluan hubungan untuk memudahkan
masuknya penis)
f. Himen (Selaput Dara)
Himen merupakan selaput membran tipis yang menutupi lubang vagina. Himen ini mudah
robek sehingga dapat dijadikan salah satu aspek untuk menilai keperawanan. Normalnya
Himen memiliki satu lubang agak besar yang berbentuk seperti lingkaran. Himen merupakan
tempat keluarnya cairan atau darah saat menstruasi. Saat Melakukan hubungan seks untuk
8
pertama kalinya himen biasanya akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan
hanya akan tertinggal sisa – sisa himen yang disebut caruncula Hymenalis (caruncula
mirtiformis).
2. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) DALAM
a. Vagina
Vagina adalah muskulo membranasea (Otot-Selaput) yang menghubungkan rahim dengan
dunia luar. Vagina memiliki panjang sekitar 8 – 10 cm, terletak antara kandung kemih dan
rektum, memiliki dinding yang berlipat – lipat, lapisan terluarnya merupakan selaput lendir,
lapisan tengahnya tersusun atas otot-otot, dan lapisan paling dalam berupa jaringan ikat yang
berserat. Vagina berfungsi sebagai jalan lahir, sebagai sarana dalam hubungan seksual dan
sebagai saluran untuk mengalirkan darah dan lendir saat menstruasi.
Otot pada vagina merupakan otot yang berasal dari sphingter ani dan levator ani (Otot
anus/dubur), sehingga otot ini dapat dikendalikan dan dilatih.
8
Vagina tidak mempunyai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan, tetapi cairan yang selalu
membasahinya berasal dari kelenjar yang terdapat pada rahim.
b. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ berongga yang berbentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram,
dan tersusun atas lapisan – lapisan otot. Ruang pada rahim (Uterus) ini berbentuk segitiga
dengan bagian atas yang lebih lebar. Fungsinya adalah sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya janin. Otot pada uterus bersifat elastis sehingga dapat menyesuaikan dan
menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan.
Pada bagian uterus terdapat Endometrium ( dinding rahim) yang terdiri dari sel –sel epitel
dan membatasi uterus. Lapisan endometrium ini akan menebal pada saat ovulasi dan akan
meluruh pada saat menstruasi. Untuk mempertahankan posisinya uterus disangga oleh
ligamentum dan jaringan ikat.
Uterus memiliki beberapa bagian :
-Korpus Uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti segitiga pada bagian atas
-Serviks uteri, yaitu bagian yang berbentuk seperti silinder
-Fundus Uteri, yaitu bagian korpus yang terletak di atas kedua pangkal tuba fallopi
Pada saat persalinan, rahim merupakan jalan lahir yang penting karena ototnya mampu
mendorong janin untuk keluar, serta otot uterus dapat menutupi pembuluh darah untuk
9
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Setelah proses persalinan, rahim akan
kembali ke bentuk semula dalam waktu sekitar 6 minggu.
c. Tuba Fallopi (Oviduk)
Tuba Fallopi (Oviduk) adalah organ yang menghubungkan Uterus (Rahim) dengan Indung
Telur (Ovarium). Tuba Fallopi (Oviduk) juga sering disebut saluran telur karena bentuknya
seperti saluran. Organ ini berjumlah dua buah dengan panjang 8 – 20 cm. Tuba Fallopi
berfungsi untuk :
1. Infundibulum, yaitu bagian berbentuk seperti corong yang terletak di pangkal dan
memiliki Fimbriae. Fimbriae berfungsi untuk menangkap ovum
2. Pars ampularis, yaitu bagian agak lebar yang merupakan tempat bertemunya ovum
dengan sperma (Pembuahan/fertilisasi)
3. Pars Ismika, yaitu bagian tengah tuba yang sempit
4. Pars Interstitialis, yaitu bagian tuba yang letaknya dekat dengan uterus.
Ovarium adalah kelenjar reproduksi utama pada wanita yang berfungsi untuk menghasilkan
ovum (Sel telur) dan penghasil hormon seks utama. Ovarium berbentuk oval, dengan panjang
2,5 – 4 cm. Terdapat sepasang Ovarium yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan
dengan rahim oleh tuba fallopi. Umumnya setiap Ovarium pada wanita yang telah pubertas
memiliki 300.000-an, dan sebagian besar sel telus ini mengalami kegagalan pematangan,
rusak atau mati, sehingga benih sehat yang ada sekitar 300 - 400-an benih telur dan 1 ovum
dikeluarkan setiap 28 hari oleh ovarium kiri dan kanan secara bergantian melalui proses
menstruasi, sehingga saat benih telur habis, terjadilah menopause . Ovarium juga
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang berperan dalam proses Menstruasi.
Selama ini kita tahu bahwa bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan
penting dalam pelayanan maternal dan perinatal. Keberadaan bidan memiliki posisi strategis,
mengingat sebagian besar persoalan reproduksi berhubungan dengan kaum perempuan. Salah
satu tantangan yang harus dihadapi adalah tuntutan masyarakat terhadap pelayanan
berkualitas. Untuk dapat memberikan pelayanan berkualitas, bidan harus terlebih dahulu
terampil serta memiliki kompetensi yang luas termasuk dalam anatomi khususnya wanita
dalam memberikan asuhan kebidanan yang bekualitas. Untuk dapat memberikan asuhan
persalinan, terlebih dahulu bidan harus menguasai anatomi panggul.
bentuk panggul
Menurut Caldwell-Moloy ada 4 bentuk panggul :
13
a. Panggul Gynecoid : bentuk panggul
ideal, bulat dan merupakan jenis
panggul tipikal wanita
b. Panggul Android : bentuk PAP seperti
segitiga, merupakan jenis jenis panggul
tipikal pria
c. Panggul Antropoid : bentuk PAP
seperti elips, agak lonjong seperti
telur
d. Panggul Platipeloid : bentuk PAP
seperti kacang atau ginjal, picak,
menyempit arah muka belakang.
CARA MENGUKUR PANGGUL PADA IBU HAMIL
Setiap janin yang akan lahir pasti melalui rongga panggul, yang terdiri dari tulang dan
bentuknya seperti lubang.
Itu sebabnya, pemeriksaan atau pengukuran luas rongga panggul selagi hamil menjadi sangat
penting. Mengetahui ukuran rongga panggul ibu hamil, bisa untuk memperkirakan, apakah
janin akan lahir secara normal atau Caesar.
Pas kepala janin
Idealnya, luar ronggal panggul ibu sesuai dengan besar kepala dan badan janin. Bila tidak,
akan menghambat proses persalinan, pengaruhnya bisa pada janin maupun ibunya.
Bagi janin. Rongga panggul yang tidak bisa dilewati janin menimbulkan terjadinya
tekanan antara kepala janin dengan tulang panggul ibu. Padahal, setiap tekanan pada kepala
janin akan membuat aliran oksigen ke otak terganggu. Bila ini berlangsung lama, janin
terancam mengalami gangguan otak.
Bagi ibu. Kalau besar rongga panggul Anda tidak bisa dilewati janin, Anda tidak bisa
melahirkan secara normal, sehingga harus melalui operasi Caesar.
Bisa dideteksi. Waktu tepat pemeriksaan dan pengukuran panggul (palvimetri) adalah
minggu ke-36 dengan melakukan pemeriksaan dalam. Dokter memasukkan dua jari telunjuk
dan tengah ke jalan lahir untuk mengukur diameter dan luas pintu panggul. Dokter atau bidan
14
menilai kapasitas panggul Anda, akan dilihat juga seberapa jauh kepala atau bagian tubuh
janin turun dalam rongga panggul. Dari sinilah bisa diperkirakan kelak janin bisa melewati
rongga panggul Anda atau tidak. Menjelang persalinan tiba, biasanya pemeriksa rongga
diulang lagi. Biasanya, pada saat ini dilakukan juga pemeriksaan terhadap pembukaan mulut
rahim (sudah sampai pembukaan berapa), sebagai persiapan persalinan
Vulva, yaitu bagian luar organ genital wanita yang mencakup bukaan vagina, labium
minor dan labium mayor, klitoris, dan uretra atau bagian dari saluran kencing.
Vagina atau disebut juga jalur lahir bayi, sekaligus menjadi saluran untuk
mengeluarkan darah menstruasi. Vagina menghubungkan mulut rahim atau serviks
dengan vulva.
Serviks atau mulut rahim merupakan bagian yang sempit dari rahim. Serviks terletak
di antara kandung kemih dan dubur. Mulut rahim ini berupa kanal atau saluran yang
membuka ke dalam vagina.
Rahim yang disebut juga sebagai uterus, merupakan organ berbentuk buah pir. Rahim
memiliki rongga yang dapat menampung janin. Posisinya berada di perut bagian
bawah, di antara kandung kemih dan dubur.
Endometrium, yaitu lapisan rahim.
Ovarium, merupakan organ reproduksi yang menghasilkan sel telur atau ovum.
Wanita memiliki dua ovarium yang ditopang oleh membran di sisi samping rahim.
Tuba Fallopi, berfungsi membawa sel telur dari ovarium ke rahim.
Di samping itu, daerah panggul juga menaungi beberapa organ pencernaan, seperti usus besar
dan usus halus. Keduanya penting untuk mencerna makanan dan membuang kotoran padat.
Usus besar berakhir pada anus yang terletak di bagian belakang panggul.
Anus memiliki otot sfingter yang tugasnya mengendalikan pembuangan kotoran padat. Selain
itu, anus juga dibantu oleh otot dasar panggul atau pelvic floor. Pada proses melahirkan, otot
dasar panggul berfungsi ikut membantu mendorong bayi melalui vagina.
Setelah seorang perempuan mengalami masa pubertas, tulang panggulnya akan membesar
guna menciptakan ruang yang lebih luas untuk melahirkan. Tulang panggul terdiri dari tulang
pinggang, sakrum, dan tulang pubis.Tulang pinggang terdiri dari tiga tulang, yaitu ilium,
iskium, dan pubis. Ilium merupakan yang paling besar di antara ketiga tulang pembentuk
pinggang ini. Pengukuran panggul terbesar diambil dari lingkar tulang ilium pada bagian
tonjolan teratas, disebut lebar panggul (biiliac width). Ukuran ini kemudian akan
dibandingkan dengan ukuran kepala janin untuk menentukan apakah wanita hamil bisa
melahirkan normal atau melalui tindakan intervensi (misalnya operasi Caesar). Oleh karena
itu, penting untuk melakukan pengukuran ini.
15
Di bawah ilium ada dua tulang yang juga membentuk panggul, yaitu iskium dan pubis. Kedua
tulang pubis bertemu dan dihubungkan oleh tulang rawan yang dinamakan simfisis
pubis. Pada saat hamil, ligamen di sekitar simfisis pubis akan menjadi lebih fleksibel untuk
memungkinkan bayi lahir.
Sementara itu, sakrum menjadi tempat dasar menyatunya tulang punggung. Bentuk sakrum
menyerupai segitiga. Di bawah sakrum ada tulang ekor atau coccyx yang merupakan pangkal
tulang punggung. Tulang ekor bertugas menjaga keseimbangan ketika seseorang dalam posisi
duduk. Tulang ekor juga menjadi tempat bernaungnya berbagai ligamen, tendon, dan
beberapa otot dasar panggul.
Bentuk Anatomi PanggulBerikut adalah empat bentuk tulang panggul wanita yang paling
umum serta pengaruhnya terhadap proses persalinan.
Platipeloid. Bentuk rongga panggul adalah oval, yang memipih adalah dari diameter
bagian depan ke belakang. Hal ini dapat menyebabkan janin melewati panggul dengan
posisi kepala melintang. Bentuk panggul ini berisiko membuat ketidakmajuan
persalinan normal melalui vagina.
Android. Sebenarnya bentuk ini merupakan tipikal panggul laki-laki, yang mana
ukuran rongga panggul kecil dan bentuknya menyerupai simbol hati. Tulang iscium
menonjol dan lengkungan pubik sempit.
Bentuk panggul android juga berisiko membuat ketidakmajuan persalinan normal
melalui vagina.
Ginekoid. Ini adalah bentuk panggul yang paling umum dan merupakan bentuk
panggul terbaik yang sesuai untuk melahirkan normal. Rongga dalamnya berbentuk
oval. Jarak dari sisi kanan ke sisi kiri panggul lebih lebar dibandingkan dengan jarak
dari bagian depan ke belakang. Pada bentuk tulang panggul ini, tulang iscium tumpul
dan lengkungan pubik cukup besar, yaitu sekitar 90° atau lebih lebar.
Antropoid. Pada jenis panggul ini, rongga dalamnya berbentuk oval, tetapi jarak
antara sisi depan dan belakang lebih lebar dibandingkan sisi kanan dan sisi kiri.
Dinding samping sejajar dan bagian belakang cukup luas untuk menampung bagian
belakang kepala bayi. Hal ini mengakibatkan bayi lahir menghadap ke atas.
Baik pemeriksaan bentuk panggul maupun mioma, tidak dapat menentukan secara 100 persen
apakah seorang wanita dapat melahirkan normal atau tidak. Pengujian sebenarnya adalah
ketika proses persalinan terjadi. Namun, pemeriksaan panggul awal sangat disarankan
sebagai langkah antisipas
Siklus Hormonal
16
Seorang wanita untuk tumbuh dan berkembangnya alat reproduksi sangat dipengaruhi oleh
hormon-hormon yang dihasilkan oleh glandula hypophyse dan ovarium.
FSH (Folikel Stimulating Hormon)FSH mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan
jumlahnya terus bertambah sampai dewasa. FSH dalam jumlah besar ditemukan pada urine
wanita menopause. FSH dibentuk oleh sel B (basophil) dari lobus anterior hypophyse.
Pembentukan FSH akan berkurang pada pembentukan atau pemberian hormon estrogen
dalam jumlah cukup maupun saat kehamilan. FSH dapat mempengaruhi folikel promodial
yang berkembang dalam ovarium menjadi folikel de graaf yang dapat menimbulkan
proliferasi pada endometrium.
1. Esterogen
2. Progesteron
3. Relaxin
Progesteron
17
Progesteron dibentuk oleh korpus luteum, setelah terjadi ovulasi dan plasenta. Kadar
pregnandiol (metabolit dari progesteron dalam urin) paling tinggi dijumpai pada hari ke 20
dan ke 21 setelah menstruasi dan berkurang 2 hari sebelum menstruasi. Hormon progesteron
berpengaruh pada uterus dan mammae.
Pengaruh progesteron pada uterus adalah sebagai berikut:
Pengaruh terhadap mammae adalah menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobulis
glandula mammae, seperti yang dijumpai pada fase post ovulatoir dan selama kehamilan.
RelaxinHormon relaksin maksimum jumlahnya pada usia kehamilan 38-42 minggu. Hormon
relaksin mempengaruhi pengenduran panggul, kelembutan serviks dan mendorong uterus
untuk berkontraksi.
KONSEPSI
Konsepsi disebut juga dengan fertilisasi atau pembuahan. Pengertian konsepsi adalah
peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma.Peristiwa konsepsi terjadi di ampula tuba.
Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovulasi adalah peristiwa
matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.
Pada saat coitus, 3-5 cc semen yang ditumpahkan ke dalam forniks posterior, dengan jumlah
spermatozoon sekitar 200-500 juta. Gerakan sperma dari serviks terus melintasi uterus
menuju tuba falopi. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran
(degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi
pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma akan mengalami serangkaian
pembelahan dan tumbuh menjadi bakal janin (embrio). Gerakan sperma di dalam rongga
uterus dan tuba disebabkan oleh kontraksi otot-otot pada organ tersebut.
Spermatozoa yang dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke dalam vitellus pada saat
fertilisasi hanya satu. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom,
masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh
18
(autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga
ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote.
Zigot akan mengalami pembelahan sekitar 30 jam pasca konsepsi. Proses pembelahan
menjadi 2 sel disebut blastomer. Blastomer akan berjalan menuju uterus dan terus melakukan
pembelahan menjadi 4 sel, kemudian membelah lagi menjadi 8 sel dan akhirnya zigot
menjadi 12-16 blastomer yang menyerupai buah murbai yang disebut morula. Perjalanan
zigot hingga memasuki kavum uteri memerlukan waktu sekitar 3 hari.
A. PENGERTIAN OVUM
Ovum adalah sel telur (gamet pada wanita) yang digunakan dalam proses reproduksi untuk
menghasilkan sebuah individu baru yang ditemukan di ovarium. Ovum identik dengan sel
sperma pada laki – laki. Ovum berisi satu set DNA haploid, mengandung 23 kromosom yang
diperlukan sebagai kode penentu sifat dan fisik dari keturunannya. Ketika bertemu dengan
gamet jantan (sperma) yang juga berisi satu set DNA haploid, maka akan terbentuk sebuah
zigot. Kemudian zigot ini akan berkembang menjadi embrio, janin dan akhirnya menjadi
individu baru. Ovum sebenarnya merupakan istilah jamak untuk banyak sel telur, sedangkan
istilah satu sel telur biasnya disebut sebagai oosit. Setiap wanita biasanya mempunyai stok
ovum yang ada di dalam ovarium nya, saat stok ovum ini habis maka wanita tersebut akan
masuk ke fase menopause.
OVUM
B. FUNGSI OVUM
Seperti yang telah kami singgung di atas, gamet adalah satu-satunya jenis sel yang haploid
(berisi satu set kromosom yang merupakan setengah bahan genetik yang diperlukan untuk
membentuk individu baru). Fungsi ovum adalah memastikan set kromosom tersebut berada
dalam lingkungan yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan oleh sel
sperma. Komponen yang terdapat di dalam ovum juga dapat menjadi nutrisi bagi
perkembangan dan pertumbuhan embrio di dalam rahim sampai akhirnya fungsi ini diambil
alih oleh plasenta.
C. STRUKTUR OVUM
19
Ovum mempunyai ukuran yang besar, bahkan merupakan satu-satunya sel yang dapat kita
lihat dengan mata telanjang. Ovum dilapisi oleh beberapa lapisan, mempunyai sitoplasma dan
mempunyai inti. Sitoplasma sel telur mengandung semua materi untuk membentuk individu
baru, seperti protein, ribosom, tRNA, mRNA dan materi lainnya. Sitoplasma dari sel telur
sering juga disebut ooplasm. Ovum juga mempunyai sebuah membran yang disebut vitelline,
sama seperti membran pada sel lain, membran ini mempunyai fungsi untuk melindungi ovum
dan mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungan luar sel. Kemudian terdapat juga
zona pelusida yang merupakan bagian pelindung sitoplasma sel yang membantu melindungi
sel telur
Zona pelusida juga berfungsi untuk mencegah lebih dari satu sperma masuk membuahi
ovum. Jadi ketika sudah ada sel sperma yang membuahi ovum, maka otomatis zona pelusida
tidak akan membiarkan sel sperma lain untuk masuk.
STRUKTUR OVUM
D. PROSES PEMBENTUKAN OVUM (OOGENESIS)
1. Tahap Oogonium
Sebenarnya bahkan di dalam ovarium janin, sudah terkandung sel sel telur primordial atau
yang biasa disebut oogonium. Masing masing sel primordial dikelilingi oleh sel pregranulosa
yang bertugas sebag pelindung dan memberikan nutrisi untuk tahap pembentukan folikel
primordial.
2. Tahap Folikel Primordial
Setelah menjadi folikel primordial maka sel telur ini akan bermigrasi ke stroma cortex
ovarium. Jumlahnya adalah sekitar 200.000 buah. Perkembangan folikel primordial terus
terjadi sampai masa kanak – kanak. Pada masa pubertas salah satu folikel akan matang dan
folikel yang matang ini disebut folikel de Graaf. Di dalamnya terdapat sel telur yang disebut
oosit primer.
3. Tahap Oosit Primer
Pada tahap ini inti nukleus sudah memiliki 23 pasang kromosom. Setiap kromosom terdiri
dari dua kromatin yang membawa informasi genetik berupa DNA.
4. Tahap Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan akan
selesai sebelum terjadinya ovulasi. Inti sel telur akan membelah diri sehing memisahkan
kromosom tadi menjadi 2 set yang masing-masingnya mengandung 23 kromosom. Sel ini
disebut Oosit sekunder. Jadi hasil dari pembelahan meiosis pertama ini adalah sel oosit
sekunder yang bersifat haploid.
20
OOGENESIS
5. Tahap Pembelahan Meiosis Kedua
Akan terjadi ketika spermatozoa menembus zona pellusida oosit (proses fertilasi). Sel oosit
sekunder akan membentuk ootid dan kemudian berdiferensiasi menajadi ovum masak. Ovum
masak yang mengalami fertilisasi akan memulai perkembangan menjadi embrio. Apabila
tidak terjadi fertilasi maka sel ovum matang tadi akan luruh dan menyebabkan timbulnya
ovulasi (masa menstruasi).
Ada beberapa hormon yang berperan dalam proses oogenesis ini, yaitu :
Sel sperma berbentuk seperti layaknya seekor kecobong yang memiliki ukuran kepala sekitar
5 mikrometer-3 mikrometer, sedangkan ekornya memiliki ukuran sekitar 50 mikrometer. Sel
sperma pertama kali diteliti dan ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Anthony van
Leuwenhook pada tahun 1677.
Sperma secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor.
Sel ini juga memiliki beberap aenzim yang berguna untuk mendukung tugasnya dalam
mencapai sel telur. Energy yang diperoleh dari sel sperma berasal dari mitokondria yang
dikandungnya.
Sperma dikeluarkan oleh seorang laki-laki melalui ejakulasinya dan keluar melalui saluran
reproduksi termasuk uretra. Karena saluran kencing dan saluran reproduksi pada laki-laki itu
adalah satu, beda halnya dengan wanita. Saat keluar, maka sperma akan langsung masuk ke
dalam vagina wanita dan dengan kemampuan pergerakannya bergerak sampai ke ovarium
untuk bertemu dengan sel telur (ovum).
Sel sperma yang bergerak disebut juga dengan spermatozoa, sedangkan sel sperma yang tidak
bergerak disebtu dengan spermatium. Sel sperma terkandung di dalam cairan semen. Jadi, air
mani yang disebut oleh orang awam adalah gabungan dari cairan semen dan sel sperma.
STRUKTUR SPERMA
2. Badan
22
Bagian tengah dari sel sperma mengandung banyak mitokondria yang berguna sebagai
sumber energy bagi sel sperma dalam menjalankan aktivitasnya. Di dalam mitokondria ini,
terdapat 11 buah mikrotubulus, serta mempunyai ATP-ase untuk menghidrolisis (mengolah
ATP sebagai bahan utama sumber energi).
3. Ekor
Ekor sperma berbentuk flagella (alat gerak pada mikroorganisme) yang berbentuk
sitoskeleton serta memiliki ukurn yang panjang sekitar 50 mikrometer.
Ukuran panjang dari ekor sel sperma ini sangat menentukan sebuah kecepatan dari sel
sperma. Rata-rata, sel sperma dapat bergerak dengan kecepatan 30 inci/jam.
C. PROSES PEMBENTUKAN SEL SPERMA
Proses pembentukan sperma atau disebut juga dengan spermatogenesis terjadi di dalam ruang
tubulus seminiferous di dalam testis. Di dalam tubulus seminiferous ini, spermatogonium
akan diolah menjadi sel sperma. Tubulus seminiferous ini sendiri terletak di dalam setiap
ruang-ruang testis (lobules testis). Satu testis memiliki 250 lobulus testis.
Berawal dari spermatogonium yang kemudian membelah diri secara mitosis menjadi
spermatosit primer, kemudian spermatosit primer membelah lagi secara meiosis menjadi
spermatosit sekunder, lalu spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis menjadi
spermatid. Spermatid inilah yang kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi sel
sperma (spermatozoa) yang akan membuahi ovum.
3.Jumlah Sperma
Jumlah sperma yang normal adalah 200 juta/ml. jadi, jika sel sperma kurang dari
jumlah tersebut, maka dikatakan dengan kondisi oligozoospermia. Sedangkan kondisi
azospermia adalah kondisi jika tidak ditemukan sel sperma pada cairan ejakulasi yang
diperiksa. Sedangkan jika tidak dapat terjadi ejakulasi pada seseorang disebut dengan
aspermia.
4. Warna Sperma
Warna sperma yang normal adalah berwarna putih kental seperti susu. Adapun jika warnanya
menjadi putih kekuningan, berarti telah terjadi infeksi pada saluran genitalia. Sedangkan jika
warna sperma menjadi merah, maka dipastikan telah terjadi perdarahan.
5. Bau Sperma
Bau sperma yang normal adalah seperti bau bunga akasia. Bau ini disebabkan oleh proses
oksidasi spermin yang terjadi pada pembentukan cairan sperma. Keadaan infeksi dapat
menyebabkan kelainan pada bau sperma.
6. pH Sperma
pH normal sperma pada manusia adalah bersifat basa, atau dalam rentang 7,2-7,8. pH yang
asam dapat terjadi karena proses ketidaknormalan pada kelenjar prostat, visicu;a seminalis,
ataupun kelenjar uretra.
7. Viskositas Sperma
Viskositas atau kekentalan sperma dapat dites dengan menggunakan lidi. Caranya adalah
dengan mengambil sedikit cairan sperma lalu dibentangkan. Jika viskositas sperma normal,
maka akan terbentuk seperti benang dengan panjang 3-5 cm.
8. Morfologi Sperma
Dalam hal morfologi sperma, penting diperhatikan bentuk, ukuran, dan penampilan dari
sperma itu sendiri. Morfologi ini dapat dilihat di mikroskop. Menurut WHO, setidaknya
harus terdapat 50 % dari jumlah keseluruhan sperma yang diperiksa harus normal dalam
25
bentuk, ukuran, dan penampilannya. Jika morfologi sperma yang normal kurang dari 30 %,
maka disebut dengan teratozoospermia.
9. Motilitas Sperma
Motilitas atau pergerakan sperma yang normal biasanya bergerak dalam keadaan maju dalam
satu garis lurus dengan kecepatan yang baik. Menurut WHO, ada 4 macam pengelompokan
sperma berdasarkan motolitasnya, yaitu :
Kelas A, yaitu sperma dengan pergerakan yang maju dalam satu garis lurus
Kelas B, yaitu sperma dengan pergerakan yang maju dalam garis yang melengkung,
atau maju dalam garis lurus, tetapi lambat
Kelas C, yaitu sperma dengan pergerakan yang nampak di bagian ekor saja
Kelas D, yaitu sperma dengan tidak adanya pergerakan sama sekali
SPERMA ABNORMAL
F. CARA AGAR SEPERMA TETAP NORMAL
Banyak hal yang dapat dilakukan agar sperma yang terkandung di dalam tubuh kita tetap
dalam keadaan normal, yaitu :
PENGERTIAN IMPLANTASI/NIDASI
Nidasi atau impalntasi adalah peristiwa tertanamnya/ bersarangnya sel telur yang telah
dibuahi(fertilized egg) kedalam endometrium, Atau Implantasi adalah masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium terjadi pada hari ke 6 (blastula).
sel telur yang telah dibuahi(zigot)akan segera membelah dirimembentuk bola padat terdiri
atas sel sel anak yang lebih kecil yang disebut blastomer. Pada hari ketiga, bola tersebut
terdiri atas 16 sel blastomer dan disebut morula.pada hari ke 4 didalam bola tersebut mulai
terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula.
26
Setelah implantasi, endometrium disebut desidua. Desidua yang terdapat antar sel telur dan
dinding rahim disebut desidua basalis. Bagian yang menutup blastosis atau desidua yang
terdapat antara telur dan cavum uteri ialah desidua kapsularis dan bagian yang melapisi sisa
uterus adalah desidua vera.
Faktor-faktor yang diperlukan agar proses implantasi berlangsung dengan baik ada 3 :
1. Leukemia inhibiting factor , suatu sitokin.
2. Integrin , interaksi antar sel.
3. Transforming growth factor beta , stimulasi pembentukan sinsitium dan menghambat
invasi trofobla.
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya. Jangan memegang-megang atau
bahkan menariknya. Bila tali pusat belum juga puput setelah 4 minggu, atau adanya tanda-
tanda infeksi, seperti; pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, keluar cairan
yang berbau, ada darah yang keluar terus- menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka
kondisi tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh tali
pusat.
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas
pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi
yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan
janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik
tidaknya anak tergantung pada baik burunya faal plasenta.
1. STRUKTUR PLASENTA
PEMBENTUKAN PLASENTA
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, jonjot-jonjot meliputi seluruh permukaan
korion.
Dengan berlanjutnya kehamilan, jonjot pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas
membentuk korion frondosum (korion berjonjot lebat seperti semak-semak)
42
Jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi dan menjelang bulan ketiga sisi korion
ini menjadi halus dan disebut korion leave.
Perbedaan pada kutub embrional dan abembrional korion juga dicerminkan pada susunan
desidua. Desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, sedangkan desidua diatas yang
meliputi kutub abembrional disebut desidua kapsularis. Dengan bertambahnya besar
gelembung korion, lapisan ini menjadi regang dan berdegenerasi.
Selanjutnya, korion leave bersentuhan dengan dinding rahim pada sisi rahim yang lain
dan keduanya bersatu.
Rongga rahim kemudian tertutup.
Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses pertukaran
adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis membentuk plasenta.
SUSUNAN PLASENTA
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen :
a) Bagian janin dibentuk oleh korion frondosum dan vili
b) Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.
Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin dan pembesaran rahim, plasenta juga
membesar. Peningkatan luas permukaan secara kasar sebanding dengan pembesaran rahim
dan selama kehamilan, plasenta menutupi kira-kira 25 – 30 % permukaan dalam rahim.
Peningkatan tebal plasenta diakibatkan oleh terbentuknya kaki-kaki dari jonjot-jonjot yang
sudah ada dan tidak disebabkan oleh penembusan lebih lanjut ke dalam jaringan ibu.
Ciri-ciri permukaan fetal :
Tediri dari vili.
Mengahadap ke janin
Warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion. Di bawah amnion nampak
pembuluh-pembuluh darah.
43
Ciri-ciri permukaan maternal :
Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut lepas dengan
plasenta.
Mengahadap ke dinding rahim
Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon.
Permukaannya kasar beralur-alur.
LETAK PLASENTA
Letak plasenta pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke
arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
TIPE-TIPE PLASEN
Menurut bentuknya :
1. plasenta normal
2. plasenta membranasea
3. plasenta suksenturiata
4. plasenta spuria
5. plasenta bilobus
6. plasenta trilobus
Menurut perlekatan pada dinding rahim :
1. plasenta adhesiva
2. plasenta akreta
3. plasenta inkreta
4. plasenta perkreta
2.FUNGSI PLASENTA
Nutrisasi
Plasenta sebagai alat nutritif. Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan :
- Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar
berat jenis bahan makanan maka makin lambat terjadi difusi.
- Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnya disintesis ke bentuk
aslinya dalam bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses enzimatik :
a) Protein dipecah menjadi asam amino
a) Lemak dipecah menjadi asam lemak
a) Hidrat arang dipecah menjadi glukosa
a) Glikogen dipecah menjadi fruktosa
a) Vitamin dipecah enjadi bentuk yang lebih kecil
a) Obat-obatan
-
44
Pinositosis. Caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah imunoglobulin G dan
albumin.
Ekskresi
Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pembuanga. Sisa metabolisme akan dibuang melalui plasenta yang dapat
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
Zat utama yang diekskresi adalah karbon dioksida ( CO2 ). Bilirubin juga diekskresi
karena sel darah merah diganti relatif sering. Terdapat sedikit pemecahan jaringan
yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresi sangat sedikit.
Respirasi
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal hemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi
terhadap oksigen dan sebliknya mudah melepaskan karbon dioksida melalui sistem difusi
dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat menjalankan
fungsinya sebagai alat pernapasan. Makin tua kehamilan, semakin tinggi konsentrasi adult
hemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.
Produksi
Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta adalah :
Korionik gonadotropin
- Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap
mengeluarkan estrogen dan progesteron. Korpus luteum berfungsi samapai plasenta
sempurna.
- Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes kehamilan.
- Puncaknya tercapai pada hari ke- 60
- Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
b. Korionik somato-mammotropin
- Hormon untuk metabolisme protein
- Bersifat laktogenik dan luteotropik
- Menimbulkan pertumbuhan janin
- Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
c. Estrogen Plasenta
- Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron.
- Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
- Retensi air dan garam
- Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
- Melaksanakan sintesis protein
d. Progesteron
- Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta.
- Penenang otot rahim selama hamil
- Bersama estrogen megaktifkan tubulus dan alveolus payudara.
- Menghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta
menghalangi pengeluaran LH.
Imunisasi
45
Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4 bulan dan selanjutnya kekebalan
tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu mellaui plasenta menyebabkan bayi kebal
terhadap infeksi. Antibodi disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
Barrier
Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteria
atau virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan
janin dalah rahim dihalangi masuk melalui plasenta.
3. SIRKULASI PLASENTA
Darah janin, mengandung sedikit oksigen. Dipompa oleh jantung janin menuju ke
plasenta melalui arteri umbilikus dan diangkut sepanjang cabang ke pembuluh darah kapiler
vili korionik. Setelah membuang karbondioksida dan menyerap oksigen, darah kembali ke
janin melalui vena umbilikus.
Darah maternal diangkut ke dasar plasenta dalam desidua oleh arteri spiralis dan
mengalir ke dalam ruang darah di sekitar vili. Sirkulasi retroplasentaer terjadi karena aliran
darah arteri spiralis dengan tekanan 70 mmHg sampai 80 mmHg sedangkan tekanan darah
pada vena di dasar desidua basalis 20mmHg sampai 30mmHg. Diyakini bahwa arah aliran
mirip mata air ; darah mengalir ke atas dan membasahi vilus saat disirkulasikan di
sekelilingnya dan mengalir kembali ke dalam cabang-cabang vena uterin. Darah arteri
maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki
hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi,
trasnpor aktif dan pinositosis.
Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki
sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin. Obat-obatan,
alkohol, polutan lingkungan, virus dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas
dari suirkulasi maternal ke sirkulasi janin.sebagian zat ini disebut teratogen atau agens yang
dapat menyebabkan defek lahir.
Sirkulasi darahjanin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak.
Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan
46
oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan
bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.Darah mengalir dari
plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang
mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior,
bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran
darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke
ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan
melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan
ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta
melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas
selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru.
Menjadi seorang ibu pasti melewati yang dinamakan masa kehamilan, dan usia kehamilan
setiap ibu hamil tidak sama persis. Ada selisih entah itu beberapa minggu atau beberapa hari.
Akan tetapi perbedaan masa kehamilan itu tidaklah menjadi masalah. Kita bisa menghitung
masa kehamilan dengan beberapa cara.
Menghitung usia kehamilan akan bermanfaat sekali untuk bunda dalam mempersiapkan
segala hal. Baik itu yang prioritas maupun yang sifatnya opsional.
Usia kehamilan (gestational age) adalah panjang waktu kehamilan yang perhitungannya
sejak HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir).
47
Usia kehamilan biasanya dinyatakan dalam bilangan hari, karena dengan penyebutan hari
lebih terperinci jika dibandingkan memakai penyebutan minggu ataupun bulan.Janin dalam
usia kandungan mengalami beberapa fase pertumbuhan. Mulai dari fase setetes darah yang
menggumpal, daging, tulang yang dibungkus daging, bernyawa, dan seterusnya.Bagi anda
yang belum dapat hamil silahkan baca cara membuat anak.
Semua fase tersebut sangat membutuhkan perlakuan khusus dari Bunda dan keluarga. Oleh
karena itu, penting bagi Bunda mengetahui usia kehamilan Bunda.Dengan mengetahui usia
kehamilan bayi, Bunda bisa tahu nutrisi apa saya yang dibutuhkan untuk mencukupi gizi
janin.Lalu, Bunda juga bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemriksaan
(skrining) yang penting bagi kehamilan Bunda, serta mengetahui gender bayi melalui
pemeriksaan USG.
Selain itu, Bunda juga bisa mengetahui resiko ataupun keluhan yang bisa saja terjadi setiap
fase kehamilan Bunda, sehingga Bunda bisa bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan yang bakal terjadi.Dalam dunia kedokteran, cara untuk menghitung kehamilan
bayi bisa dilakukan dengan 3 metode, yaitu menghitung usia kehamilan dengan metode
kalender, dengan pemeriksaan USG, dan dengan mengukur tinggi puncak rahim.
Dengan mengetahui usia kehamilan bayi, Bunda bisa mengetahui usia bayi dan bisa juga
mengetahui HPL (Hari Perkiraan Lahir) bayi.
Ada beberapa langkah dalam cara menghitung usia kehamilan, diantaranya yaitu metode
kalender, pemeriksaan USG, Tinggi puncak rahim, dan sebagainya. Berikut penjelasan lebih
detailnya.
Menghitung usia kehamilan dengan metode kalender mengacu pada dua hal, yaitu HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir) dan HPL (Hari Perkiraan Lahir).
Boleh dibilang, HPHT merupakan hari pertama kehamilan Bunda. Dokter akan berasumsi
bahwa pembuahan atau konsepsi terjadi pada hari ke-14 dari siklus menstruasi.
48
Dengan mengetahui HPHT Bunda, dokter pun bisa menghitung usia janin yang ada dalam
rahim.
Akan tetapi, tidak semua ibu hamil ingat jadwal menstruasinya. Selain itu, setiap perempuan
memiliki waktu masa ovulasi yang berbeda-beda. Satu hal lagi faktor yang harus diperhatikan
bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur.
Jika siklus haid Bunda selalu teratur(setiap 28 hari sekali), Bunda bisa menghitung HPL
dengan mudah dengan menggunakan rumus Neagele sebagai berikut :
(Tanggal HPHT + 7), (Bulan haid terakhir – 3), (Tahun haid terakhir +1) = hari, bulan,
tahun (HPL)
Misalnya, Bunda terakhir menstrubasi pada tanggal 19 Agustus 2017. Makan hari perkiraan
lahir bayi adalah :
(19 + 7), (8 – 3), (2017 + 1) = 26, 5, 2018
Jadi, hari perkiraan lahir buah hari Bunda adalah tanggal 26 Mei 2017. Dengan mengetahui
HPL ini Bunda bisa menghitung usia kehamilan setiap tanggal 26. Contohnya, pada tanggal
26 Juni 2017, usia kehamilan Bunda sudah memasuki usia satu bulan, dan seterusnya.
Jika HPHT Bunda berada pada bilangan bulan yang tidak bisa dikurangi 3 (Januari, Februari,
dan Maret), maka Bunda cukup menambahkan angka 9 (sembilang) pada bilangan bulannya,
dan pada bilangan tahunnya tidak usah ditambah 1 (satu) angka. Misalnya: Bunda terakhir
mengalami menstrubasi pada tanggal 19 Februari 2017, maka hari perkiraan lahir buah hati
Bunda adalah 26 November 2017.
Cara berikut ini lumayan efektif buat anda yang tidak mau repot untuk menghitung masa
kehamilan anda. Pada umumnya, alat seperti ini dipakai buat menghitung usia kehamilan dan
hari perkiraan hendak lahir (HPL)
49
Pemeriksaan USG
Cara menghitung usia kehamilan dengan menggunakan alat ultrasonografi (USG) merupakan
cara yang dianggap paling jitu untuk mengukur usia kehamilan.Tahu ndak Bunda, tingkat
akurasinya bisa sampai 95%. Bahkan sekarang tersedia tampilan dalam 2 dimensi, 3 dimensi,
dan 4 dimensi.
Menghitung usia kehamilan dengan USG bisa dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu USG
transabdominal dan USG transvaginal.USG transvaginal biasanya dilakukan saat awal-awal
kehamilan Bunda melalui jalan lahir.
Cara menghitung kehamilan dari tinggi puncak rahim dilakukan dengan menghitung jarak
dari tulang kemaluan Bunda hingga bagian (dundus uteri) puncak rahim yang menonjol pada
perut.Cara menghitungnya bisa dilakukan menggunakan pita ukur ketika usia kehamilan
sudah menginjak umur 22 hinggga 24 minggu, atau pemeriksaan palpasi (perabaan).
Meskipun terlihat sederhana, akan tetapi cara ini bisa sangat akurat ketika dilakukan oleh
bidan atau dokter kandungan untuk memperkirakan usia kehamilan buah hati Bunda.Hasil
perhitungan dengan metode ini, antara tulang kemaluan hingga puncak rahim juga bisa kita
gunakan untuk menentukan usia kehamilan Bunda.
Misalnya, setelah dilakukan pengukuran, jarak antara puncak rahim hingga tulang kemaluan
Bunda mencapai 28 cm. Ini berarti usia kehamilan Bunda sudah berukum 28 minggu.Angka
perhitungan yang semakin besar menunjukkan usia kehamilan yang semakin tua dan semakin
dekat dengan masa kelahiran bayi.
Setelah tahu cara menghitung usia kehamilan dengan benar, sekarang Bunda bisa
menjalanimasa-masa kehamilan dengan tenang dan percaya diri.Lakukanlah pemeriksaan
dokter kandungan Bunda secara berkala untuk mendapatkan saran dan masukan supaya
kehamilan Bunda lebih aman.Jangan lupa juga untuk mempelajari persiapan menuju
persalinan ya Bun. Semoga kehamilan Bunda selalu sehat hingga waktu persalinan tiba.
Disamping beberapa cara tadi yang sudah dijelaskan, ternyata ada cara lebih
gampang lagi yang bisa kita coba, namun dari segi keakuratannya tidak
dapat dipastikan 100%.
Cara menghitung usia kehamilan yaitu dengan merasakan gerakan janin kita yang ada di
rahim anda.
50
Bilamana anda dapat merasakan janin anda telah dapat bergerak di perut, maka dapat
dipastikan bahwa usia kehamilan anda sudah masuk minggu 18 hingga minggu 20.
Usia kehamilan yang rentang 18-20 minggu tersebut hanya dikhususkan buat anda yang
pertama kalinya menjalankan kehamilan.Sementara bagi wanita yang sudah menjalani
kehamilan sebelumnya, maka tanda-tandanya tersebut dapat diartikan sudah masuk minggu
16 atau ke 18.
Kalkulator Kehamilan
Cara lain yang lebih mudah dicoba dan akurat yaitu cara menghitung usia kehamilan dengan
menggunakan kalkulator kehamilan.Selain sangat mudahnya dalam menentukan usia
kehamilan, saat sekarang sudah terdapat banyak jenis kalkulator kehamilan yang dapat kita
pakai dengan gratis alias tidak bayar. Cuma saja harus terdapat data data yang dibutuhkan
dalam menghitung usia kehamilan yakni :
Dengan diisi data-data ini maka kalkulator dapat memberikan jawaban berapa usia kehamilan
Anda dan sekaligus hari prediksi kelahiran buah hati Anda.
Istilah kehamilan adalah ”gravid”, sehingga wanita hamil disebut sebagai ”gravida”. Istilah-
istilah lain yang berkaitan dengan kehamilan adalah sebagai berikut:
Masa kehamilan dibagi dalam tiga bulanan (trimester). Trimester pertama merupakan
perkembangan dan pembentukan organ. Trimester kedua merupakan tahap perkembangan
dan pertumbuhan lanjutan. Trimester ketiga merupakan tahap akselerasi tumbuh kembang
dan persiapan kelahiran.
Periode kehamilan
1. Aterm: janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya mencapai 38-42
minggu
2. Prematur/preterm: janin dengan usia kehamilan kurang dari 38 minggu
3. Postmatur/postterm: janin dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu
4. Perinatal: periode dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dengan berat janin 500
gram hingga 7 hari setelah bayi dilahirkan
5. Masa nifas: periode segera setelah kelahiran bayi hingga 40 hari (6 minggu) dimana
tubuh ibu kembali ke kondisi sebelum hamil
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Cetakan Ke
III. Jakarta.
Kusmiyati, Y. 2010. PerawatanIbu Hamil. Cetakan ke VI. Yogyakarta: Fitramaya.
listyaning.blogspot.com/2009/02/peredaran-darah-janin.html unduh 25 maret 2011, 12:56 PM
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Neil, W.R. 2001. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.
Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Image, yalemedicalgroup.org