tekanan darah. Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian dari hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg ( Smeltzer, 2001). Hipertensi esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimanabiasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang-kadang keadaan ini dihubungkandengan penyakit ginjal, phaeochromocytoma atau penyempitan aorta, dan keadaan inilebih sering muncul pada saat kehamilan. Wanita hamil dikatakan mempunyai atau menderita hipertensi esensial jika tekanandarah pada awal kehamilannya mencapai 140/90 mmHg. Yang membedakannyadengan preeklamsia yaitu factor-faktor hipertensi esensial muncul pada awalkehamilan, jauh sebelum terjadi preeklamsia, serta tidak terdapat edema atauproteinuria. Tekanan darah di atas normal (systole >140 mmHg, diastole >90 mmHg) Keluhan umum: sakit kepala, rasa tidak nyaman di tengkuk (kenceng), sukar tidur, epistaksis, disines atau migren, sampai keluhan mudah marah. Kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai aterm. Selama trimester II kehamilan tekanan darah turun di bawah batas normal. Pada kehamilan setelah 30 minggu 30% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darahnya namun tanpa gejala, selanjutnya meningkat lagi sampai ke nilai awal atau kadang-kadang lebih tinggi. Meskipun penyebab hipertensi primer belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi jenis ini. Faktor- faktor tersebut antara lain adalah faktor keturunan, ciri perseorangan, dan kebiasaan hidup. Dan masih ada beberapa lagi faktor resiko yang bisa menyebabkan seseorang menderita hipertensi. Ada dua kelompok faktor resikol, yaitu faktor yang bisa diubah dan yang tidak bisa diubah. Wanita dengan hipertensi esensial harus mendapat pengawasan yang ketat dan harus dikonsultasikan pada dokter untuk proses persalinannya Penambahan berat badan yang agresif harus dicegah, dianjurkan untuk diet tinggi protein, diet rendah garam (dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari). Obat-obat antihipertensi dan sedative boleh diberikan untuk mengontrol tekanan darah. Disarankan bagi ibu hamil untuk istirahat yang cukup Lakukan meditasi atau relaksasi agar penderita merasa tenang dan tidak stress. Hindari rokok dan alkohol. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh Pemeriksaan retina
Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
kerusakan organ seperti ginjal dan jantung EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin,
darah, glukosa Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentan kadar urin. Penyakit hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi yang serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema hipertensi ,proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di atas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum, intrapartum, pascapartus (Manuaba, 2001) Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan (SANFORD,MD, 2006). Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal: 167-168) Hipertensi 2. Oedema 3. Proteinuria 4. Kejang (konvulsi) 5. KomaKelanjutan kejang dapat diikuti koma Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu satu sebab dari kematian ibu. Di U.S.A, misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hipertensi dalam kehamilan menjadi juga penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal Kematian bayi ini terutama disebabkan partus prematurus yang merupakan akibat dari penyakit hipertensi (Manuaba, 1998). Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul sebagian akibat kehamilan dan akan menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi tanpa protein urin atau oadema, preeklamsia ringan atau berat, eklamsia, hipertensi kronis, kehamilan yang memperburuk hipertensi, hipertensi sementara (transient hypertension). Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan eklamsi. Diagnosa dibuat atas dasar hypertensi dengan proteinuria atau kedua-duanya pada wanita hamil setelah minggu 20. Hypertensi yang kronis Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan, penemuan hipertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan hypertensi dan ini tetap setelah kehamilan berakhir. Pre-eklamsia dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan dengan gejala-gejala hipertensi naik proteinuria odema dan kelainan retina. Transient hypertensi. Diagnosa dibuat kalau timbul hypertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada wanita yang tadinya non-motensip dan yang hilang dalam 10 hari postpartum. 2. Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang berhubungan langsung dengan kehamilan : a. Preeklampsia b. Eklampsia 3. Hipertensi dalam kehamilan sebagai penyulit yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan Hipertensi kronik a. Pre eklampsia / eklampsia pada hipertensi kronik (superimposed) b. Transien hipertension. c. Hipertensi dalam kehamilan yang tidak dapat diklasifikasikan