Anda di halaman 1dari 45

MODUL PRAKTIKUM

ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

Disusun sebagai panduan pelaksanaan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan


pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019

Oleh:

ADE MOMON S., ST., MT.


DENE HERWANTO, ST., MT.

LABORATORIUM REKAYASA TERPADU


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Laboratorium sebagai sarana kegiatan praktikum yang ditujukan untuk menunjang


pemahaman dan penguasaan teori-teori dari perkuliahan yang diberikan memerlukan
pengembangan yang terpadu sehingga akan tercapai tujuan dari penyelenggaraan praktikum
tersebut.
Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan yang merupakan langkah nyata untuk
meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa dalam perencanaan bisnis/usaha yang
merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki oleh mahasiswa jurusan Teknik Industri.
Dengan disusunnya buku ini, mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai pedoman
pelaksanaan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan, sehingga akan mempermudah
praktikan dalam mengikuti dan melakukan langkah-langkah pengerjaan dalam mengikuti praktikum
Analisis dan Perancangan Perusahaan.
Kami sangat mengharapkan adanya koreksi dan saran untuk penyempurnaan dan
pengembangan pada masa yang akan datang, mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat sesuai
dengan yang diharapkan.

Karawang, Februari 2019

Penyusun

Modul Praktikum APP – hal. i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Praktikum ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum .............................................................................. 1
1.3 Prasyarat Praktikum ............................................................................................... 1
1.4 Tata Tertib Praktikum ............................................................................................. 2
1.5 Tugas Pendahuluan ............................................................................................... 3
1.6 Sistem Penilaian .................................................................................................... 3
1.7 Tata Tulis Laporan ................................................................................................. 3

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..................................................................................... 4


2.1 Tempat Pelaksanaan Praktikum ........................................................................... 4
2.2 Teori Praktikum ..................................................................................................... 4
2.3 Modul Praktikum .................................................................................................... 4
2.4 Alat-alat dan Fasilitas yang Digunakan ................................................................. 4

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 33

Modul Praktikum APP – hal. ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum


Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Dalam perjalanannya, banyak perusahaan yang gagal dalam memenuhi
tujuan tersebut, bahkan banyak yang menderita kerugian dan harus gulung tikar. Salah satu
penyebab hal itu adalah karena tidak adanya analisis dan perencanaan bisnis yang matang
sebelum perusahaan didirikan dan beroperasi. Studi kelayakan perlu dilakukan untuk
mengetahui layak tidaknya sebuah usaha dilanjutkan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan di kemudian hari.
Tujuan utama dari sebuah mata kuliah Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan
adalah membahas tentang dasar-dasar analisis dan perancangan bisnis (usaha). Mata kuliah ini
membahas berbagai hal yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan suatu proposal
perencanaan bisnis (business plan). Dasar analisis dan perancangan bisnis meliputi berbagai
macam aspek yang terkait dengan usaha, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek lokasi dan tata
letak fasilitas, aspek legalitas, aspek organisasi, dan juga aspek keuangan. Berbagai aspek
tersebut dipertimbangkan sebagai masukan untuk menilai tingkat kelayakan atau mengevaluasi
kinerja suatu usaha yang dijalankan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka lulusan Teknik Industri Universitas
Singaperbangsa Karawang perlu dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan di bidang
analisis dan perancangan bisnis/usaha, sehingga diharapkan lulusan Teknik Industri Unsika
dapat melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tingkat kelayakan usaha, dan juga mampu untuk
menyusun sebuah proposal perencanaan bisnis (business plan).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan utama dari praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini adalah untuk
membekali mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang diperlukan, terkait
dengan aspek pasar, aspek teknis, aspek lokasi dan tata letak fasilitas, aspek legalitas, aspek
organisasi, dan juga aspek keuangan, untuk melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tingkat
kelayakan usaha, dan juga mampu untuk menyusun sebuah proposal perencanaan bisnis
(business plan).

1.3 Prasyarat Praktikum


Persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa yang akan mengikuti praktikum Analisis dan
Perancangan Perusahaan ini adalah sebagai berikut:
1. Sudah mengikuti mata kuliah Perilaku dan Perancangan Organisasi, Pengantar Ilmu
Ekonomi, Analisis dan Estimasi Biaya, Ekonomi Teknik, dan Sistem Produksi.
2. Mengambil mata kuliah Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan, yang dibuktikan
dengan KRS mahasiswa yang bersangkutan.
3. Telah membayar biaya pendaftaran dan terdaftar sebagai peserta Praktikum Analisis dan
Perancangan Perusahaan (dibuktikan dengan kwitansi pembayaran)
4. Mendaftar ulang dan membentuk kelompok praktikum sesuai dengan ketentuan.
5. Mengikuti segala kegiatan praktikum sesuai dengan ketentuan

Modul Praktikum APP – hal. 1


1.4 Tata Tertib Praktikum
1. Praktikum wajib diikuti semua mahasiswa dengan syarat :
a. Terdaftar sebagai peserta Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Membawa Kartu Praktikum (KP) setiap kali praktikum, yang sudah ditempel photo dan
distempel Laboratorium.
c. Mengumpulkan Tugas Pendahuluan sesuai dengan format yang telah ditentukan dan
laporan lain yang ditentukan oleh pihak laboratorium.
d. Membawa prasarana praktikum yang dibutuhkan sesuai dengan materi praktikum.
e. Berpakaian rapih dan sopan (berkerah).
f. Wajib menggunakan sepatu tertutup (bukan sepatu sandal)
g. Wajib menghadiri pengarahan praktikum (responsi) pada awal praktikum.
2. Praktikan wajib hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, serta mengisi
daftar hadir.
3. Praktikan yang berhalangan hadir dengan alasan yang dapat diterima maka wajib
memberitahukan kepada asisten minimal 1 hari sebelumnya. Surat Izin praktikan yang
datang setelah pelaksanaan praktikum dianggap sudah tidak berlaku.
4. Pada saat pelaksanaan Praktikum :
a. Praktikan yang tidak membawa Tugas Pendahuluan (TP), maka nilai TP dianggap nol.
b. Praktikan yang terlambat :
 1 – 30 menit : akan diberikan tugas tambahan
 > 30 menit : tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
c. Jika praktikan tidak mengikuti praktikum dengan kriteria :
 Dua kali tanpa keterangan dinyatakan mengundurkan diri
 Tiga kali atau lebih dinyatakan tidak lulus.
d. Tidak ada praktikum pengganti bagi praktikan yang berhalangan hadir.
5. Selama praktikum berlangsung, praktikan diwajibkan:
a. Duduk sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan.
b. Memelihara dan menjaga segala fasilitas peralatan yang ada di Laboratorium Rekayasa
Terpadu.
c. Memelihara suasana yang nyaman dan tenang dengan tidak:
1) Makan, minum, merokok, menyalakan alat komunikasi, membuang sampah tidak
pada tempatnya, atau mengotori ruangan.
2) Membuat gaduh, mengeluarkan suara yang keras, seperti berteriak.
3) Hilir mudik yang tidak perlu.
4) Bertindak atau berbicara yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan praktikum
yang sedang dijalani.
d. Mencatat data-data praktikum dari hasil praktikum sendiri.
6. Praktikan yang melakukan pengrusakan atau menghilangkan alat-alat praktikum selama
praktikum berlangsung wajib mengganti dengan alat-alat yang sama sebelum melanjutkan
praktikum berikutnya.
7. Pada saat praktikum, praktikan diminta untuk tidak membawa barang-barang berharga.
8. Setelah praktikum selesai dan disetujui asisten, praktikan wajib melaporkan kelengkapan
alat-alat yang digunakan kepada asisten yang bersangkutan.
9. Penilaian Praktikum berdasarkan : (a) Kehadiran, (b) Tugas Pendahuluan, (c) Quiz, (d)
Laporan Akhir, dan (e) Ujian Praktikum.

Modul Praktikum APP – hal. 2


10. Mahasiswa yang diperkenankan mengikuti ujian praktikum adalah mahasiswa yang telah
menyelesaikan praktikum seluruhnya dan telah menyelesaikan segala masalah, baik
administrasi laboratorium maupun tugas-tugas lainnya.
11. Tas, Jaket dan barang-barang yang tidak digunakan saat praktikum disimpan di tempat yang
ditentukan. Kehilangan atas barang-barang berharga milik praktikan tidak menjadi
tanggungjawab Laboratorium Rekayasa Terpadu.
12. Bila ada pengoperasian alat yang tidak dimengerti, tanyakan kepada asisten.
13. Asisten berhak mengeluarkan praktikan atau memberikan tugas tambahan bila praktikan
dianggap tidak siap untuk mengikuti praktikum dan atau melanggar peraturan yang lain.
14. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan tanpa
seizin asisten.
15. Praktikan dilarang masuk ruang asisten bila tidak ada izin.
16. Sanksi atas pelanggaran tata tertib di atas adalah :
a. Teguran dan peringatan
b. Larangan mengikuti sebagian praktikum pada semester yang bersangkutan
c. Praktikum pada semester yang bersangkutan dianggap gagal.
17. Semua hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian sesuai dengan
kebijaksanaan Kepala Laboratorium.

1.5 Tugas Pendahuluan (TP)


1. Tugas Pendahuluan dikerjakan oleh masing-masing praktikan dan dikumpulkan sebelum
praktikum dimulai.
2. Tugas Pendahuluan ditulis tangan, tulisan harus dapat dibaca.

1.6 Sistem Penilaian


Komposisi penilaian terdiri atas :
- Kehadiran : 20 %
- Tugas Pendahuluan : 15 %
- Quiz : 10 %
- Laporan Praktikum : 30 %
- Seminar Praktikum : 25 %

1.7 Tata Tulis Laporan


1. Laporan Praktikum diketik rapih di kertas HVS ukuran A4 (70 gsm) dengan spasi 1,5 dan
huruf yang digunakan Arial ukuran 11.
2. Laporan disusun berdasarkan sistematika yang ditentukan (terlampir)
3. Jika ada dua laporan atau lebih yang sama, maka akan dikenakan sanksi. Sanksi berupa
nilai laporan nol dan ini berlaku untuk kelompok yang mencontek dan yang dicontek.
4. Laporan dijilid softcover, dilaminasi (warna menyusul).
5. Laporan dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan oleh asisten, dan dilengkapi
dengan softcopy berupa CD.

Modul Praktikum APP – hal. 3


BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Tempat Pelaksanaan Praktikum


Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini direncanakan untuk dilaksanakan di
Laboratorium Rekayasa Terpadu, Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang.

2.2 Teori Praktikum


Teori-teori yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikum dapat dilihat pada bagian
teori dasar pada masing-masing modul praktikum.

2.3 Modul Praktikum


Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini terdiri dari 5 (lima) modul, yaitu:
1. Modul I : Strategi Pemasaran dan Rencana Pemasaran
2. Modul II : Perencanaan Produksi
3. Modul III : Rencana Sumber Daya Manusia
4. Modul IV : Perencanaan Keuangan I (Laporan Laba Rugi dan Cash flow)
5. Modul V : Perencanaan Keuangan II (Neraca dan Analisis Rasio)
Penjelasan lengkap mengenai isi masing-masing modul praktikum di atas dapat dilihat pada
bagian modul di halaman berikut ini.

2.4 Alat-alat dan Fasilitas yang Digunakan


Alat-alat dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum dapat dilihat pada bagian
alat dan bahan pada masing-masing modul praktikum.

Modul Praktikum APP – hal. 4


MODUL I
STRATEGI PEMASARAN DAN RENCANA PEMASARAN

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu memahami konsep strategi pemasaran dan rencana pemasaran
2. Praktikan mampu membuat rencana pemasaran

B. Landasan Teori
1. Perencanaan Bisnis
2. Menentukan Tujuan Pemasaran
3. Strategi Pemasaran
a. STP
b. Marketing mix
4. Rencana Pemasaran

C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat Tujuan Perusahaan untuk Membuat Perencanaan Bisnis
2. Mengevaluasi dan Menentukan Segmenting, Targeting, Positioning
3. Mengembangkan Marketing mix
4. Membuat Rencana Penjualan
5. Membuat Estimasi Biaya Pemasaran dan Penjualan

D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report

E. Alat dan Bahan


1. Komputer
2. Annual Report Perusahaan
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Power Point

F. Dasar Teori
1. Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam mengembangkan bisnis yang berupa
pernyataan formal atas tujuan pengembangan suatu bisnis perusahaan, alasan mengapa
owner/direktur perusahaan tersebut yakin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, serta
rencana-rencana yang akan dijalankan untuk memenuhi tujuan tersebut. Rencana bisnis
dikembangkan dengan fokus kepada pemegang kepentingan sehingga pembuat business
plan harus memiliki tujuan yang sama dengan pemegang kepentingan dalam suatu
perusahaan. Tujuan membuat perencanaan bisnis adalah untuk memastikan jalannya
operasi yang tepat dan memberikan dorongan pada rencana-rencana departemen atau
divisi.
Format yang umum digunakan dalam perencanaan bisnis adalah sebagai berikut:
a. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Ringkasan eksekutif merupakan hal paling utama yang harus dibahas saat membuat
sebuah perencanaan bisnis, karena pihak-pihak yang berkepentingan dengan

Modul Praktikum APP – hal. 5


perencanaan bisnis akan membaca bagian ini terlebih dahulu. Tuliskan bagian ini
setelah seluruh perencanaan bisnis selesai dibuat. Panjang dari ringkasan eksekutif
berkisar antara 1-3 halaman. Ringkasan eksekutif harus menggambarkan mengenai
konsep bisnis, kesempatan bisnis, dan strategi yang digunakan perusahaan dalam
mengelola bisnisnya. Selain itu, juga harus menggambarkan mengenai target yang
dituju, biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan bisnis, keuntungan-
keuntungan yang akan diperoleh, serta tim yang akan terlibat dalam perencanaan bisnis.
b. Strategi dan Rencana Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan. Pada bagian ini harus menggambarkan
mengenai pembeli, besarnya pasar yang akan dijangkau, tren yang sedang berkembang
dalam market, persaingan yang terjadi dalam pasar, dan pangsa pasar. Selain itu,
bagian ini juga memuat rencana pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, dan
promosi yang dikenal dengan istilah bauran pemasaran.
c. Rencana Penjualan
Rencana penjualan menggambarkan tentang target penjualan yang ingin dicapai oleh
perusahaan selama rentang waktu perencanaan dan estimasi biaya penjualan yang
diperlukan.
d. Rencana Produksi dan Operasional
Pelaksanaan produksi membutuhkan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, macam-
macam fasilitas pendukung seperti mesin, kantor, barang modal, dan pasokan tenaga
kerja.
e. Rencana Organisasi dan Manajemen
Bagian ini meliputi uraian tentang struktur organisasi dan pembagian wewenang dari
masing-masing bagian, peranan, dan tanggung jawab personalia organisasi.
f. Analisis Resiko
Bagian ini memberikan gambaran mengenai resiko dan akibat kurang baik yang
dihadapi industri, perusahaan dan personalnya, produk di pasar, serta waktu dan
keuangan yang digunakan untuk operasi perusahaan.
g. Rencana Keuangan
Rencana keuangan merupakan dasar untuk mengevaluasi setiap kesempatan bisnis
yang ada dan memperkirakan keperluan keuangan. Rencana keuangan mencakup
proyeksi laporan laba rugi, cash flow, neraca, dan analisis atas proyeksi laporan-laporan
tersebut.
h. Lampiran
Bagian ini berisi informasi mengenai gambaran produk, daftar petunjuk, kritik dari
supplier yang kompeten, keistimewaan dari faktor lokasi perusahaan, fasilitas, dan
analisis mengenai teknologi yang diterapkan.

2. Menentukan Tujuan Perusahaan


Tujuan perusahaan dapat berupa target keuntungan yang ingin dicapai atau pangsa pasar
yang ingin diraih. Tujuan tersebut ditentukan dengan melihat performansi di tahun-tahun
sebelumnya dan dengan memperhatikan kondisi perekonomian secara umum.

3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di mana hal ini
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Strategi pemasaran
adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya
(Kotler, 2004).
a. STP
STP merupakan kependekan dari segmenting, Targeting, positioning yang digunakan
dalam membuat strategi pemasaran.

Modul Praktikum APP – hal. 6


Gambar 1.1 STP

1) Segmenting
Segmentasi adalah bagian dari proses pemasaran dengan mengelompokkan
customer sesuai dengan tujuan dari kegiatan pemasaran, seperti promosi,
peningkatan layanan, dan penentuan harga (Ahonen, 2004). Segmentasi pasar
adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial
dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku
pembeli (Pride & Ferrel, 1995). Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran
akan lebih terarah dan efektif. Dalam segmentasi, digunakan berbagai variabel
dalam membagi pasar ke berbagai segmen. Variabel tersebut, dapat berupa:
a) Geografis
Segmentasi geografis membuat pembagian pasar menjadi beberapa unit
berdasarkan variabel negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau
lingkungan sekitarnya, seperti kepadatan dan iklim.
b) Demografis
Segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar dalam kelompok-kelompok
berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
ukuran keluarga, agama, kebangsaan, dan siklus hidup keluarga.
c) Psikografis
Segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar dalam kelompok-kelompok
yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan latar
belakang. Orang-orang dalam kelompok demografi yang sama bisa memiliki
profil psikografis yang sangat berbeda.
d) Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap
produk tertentu.

2) Targeting
Targeting adalah tahapan lanjut dari proses segmentasi. Targeting adalah proses
memilih target market yang sesuai bagi produk dan jasa yang ditawarkan. Terdapat
3 strategi dalam targeting, yaitu:
a) Mass-Market Strategy
Strategi ini menggunakan 2 cara dalam memasuki pasar. Pertama adalah tidak
memperhatikan perbedaan setiap segmen yang ada serta mendesain produk
tunggal, dan menetapkan program pemasaran yang akan melayani semua
kelompok pasar atau disebut undifferentiated marketing. Pendekatan kedua
dalam strategi pemasaran massa yaitu membagi produk dan program
pemasaran untuk segmen yang berbeda-beda, atau disebut juga differentiated
marketing.

Modul Praktikum APP – hal. 7


b) Niche-Market Strategy
Langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan targeting pada banyak
segmen. Tujuan strategi ini adalah menghindari pesaing langsung yang berada
di segmen yang lebih besar.
c) Concentrated Marketing
Suatu langkah yang biasanya dilakukan untuk menghindari market leader.
Penerapan strategi ini membutuhkan departemen riset dan pengembangan yang
handal dan kemampuan pemasaran untuk mengidentifikasi serta
mengembangkan dan memperkenalkan keistimewaan produk baru kepada
sasaran pasar yang dituju.

3) Positioning
Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga
menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk
memaksimalkan potensi manfaat perusahaan. Penentuan posisi merek yang baik
membantu strategi pemasaran dengan mengklarifikasi esensi merk, tujuan apa yang
dicapai konsumen berkat bantuannya, dan cara ia melakukannya dengan cara yang
unik. Hasil akhir penetapan posisi adalah keberhasilan penciptaan proporsi nilai
yang berfokus pada pelanggan, yaitu alasan mengapa pasar sasaran harus membeli
produk itu. Namun, dalam suatu perusahaan terkadang terjadi kesalahan dalam
membuat strategi positioning, bentuk kegagalan positioning tersebut adalah:
a) Under Positioning (Penetapan Posisi yang Kurang)
Beberapa perusahaan hanya menyadari bahwa pembeli hanya memiliki
gagasan yang samar tentang merek tertentu. Merek itu dianggap hanya sekedar
pendatang lain di pasar yang sudah sesak. Contoh: Ketika Pepsi
memperkenalkan Pepsi Crystal yang bening tahun 1993, pelanggan tidak
tertarik. Mereka tidak melihat “kebeningan” sebagai manfaat positif dalam
minuman ringan.
b) Over Positioning (Penetapan Posisi yang Berlebihan)
Pembeli mungkin memiliki citra yang terlalu sempit terhadap suatu merek
tertentu. Contoh: Pelanggan mengira bahwa cincin berlian Tiffany memiliki harga
paling rendah $5,000 walau kenyataanya saat ini Tiffany menawarkan cincin
berlian yang terendah dengan harga mulai dari $1,000.
c) Confused Positioning (Penetapan posisi yang Membingungkan)
Pembeli mungkin memiliki citra yang membingungkan tentang merek tertentu
karena perusahaan itu terlalu banyak membuat pengakuan atau terlalu sering
mengubah posisi merek itu. Contoh: Perusahaan Adidas mengeluarkan banyak
produk mulai dari peralatan olahraga, aksesori, sampai perlengkapan sekolah.
d) Doubtful Positioning (Penetapan Posisi yang Meragukan)
Pembeli mungkin sukar mempercayai pengakuan tertentu berkenaan dengan
harga, fitur, atau perusahaan pembuat produk itu. Contoh: Restoran yang
terlihat mewah ternyata pelayanannya sangat buruk, ini membuat konsumen
menjadi ragu dengan kualitas restoran tersebut.

b. Marketing mix
Menurut Kotler (1997), marketing mix adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang
dituju. Selanjutnya Kotler mengemukakan bahwa marketing mix dapat dibagi menjadi
4P, yaitu:

Modul Praktikum APP – hal. 8


Gambar 1.2 Marketing mix

1) Product
Segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli
atau dikonsumsi. Produk terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand
name, packaging, size, services, warranty, dan returns.
2) Price
Sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk. Harga meliputi last
price, discount, allowance, payment period, credit terms, dan retail price.
3) Place
Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual
terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi channels, coverage,
assortments, locations, inventory, dan transport.
4) Promotion
Berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan
produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi sales promotion, advertising,
sales force, public relation, dan direct marketing, atau yang lazim disebut bauran
komunikasi pemasaran (Kotler, 1997).

4. Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran adalah dokumen tertulis yang meringkas apa yang telah dipelajari
pemasar tentang pasar dan mengindikasikan bagaimana perusahaan berencana
menjangkau tujuan pemasarannya. Tujuan dibuatnya rencana pemasaran sebelum
memasarkan sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk
tesebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
a. Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum
merancang dan merencanakan suatu rencana pemasaran. Bagian ini menampilkan data
latar belakang yang relevan tentang penjualan, biaya, pasar, pesaing, dan berbagai
kekuatan dalam lingkungan makro.
b. Kompetisi Persaingan
Menurut Kotler, persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan di mana
perusahaan pada pasar produk/jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya
masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih
pelanggannya (Kotler, 2002).
Sedangkan menurut Porter, persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing
yang tidak hanya pada produk/jasa sejenis, dapat pula pada produk/jasa substitusi
maupun persaingan pada hulu dan hilir (Porter, 1996).
c. Aturan Suksesnya Pemasaran dan Penjualan
Terdapat empat aturan demi suksesnya pemasaran dan penjualan yang dirancang untuk
membantu menganalisa pasar dan memilih pelanggan yang berpeluang besar membeli
produk atau jasa, yaitu:

Modul Praktikum APP – hal. 9


1) Temukan Calon Pelanggan yang Menghendaki Produk atau Jasa Anda
Jika kelompok pelanggan yang telah Anda pilih mengetahui dengan pasti keperluan,
kebutuhan, permasalahan, atau kesempatan mereka, maka mereka akan lebih
mungkin membeli produk/jasa Anda. Tetapi perhatikan, tidak cukup hanya
mengetahui bahwa calon pelanggan membutuhkan atau punya masalah, Anda
harus menentukan apakah mereka juga akan mengakuinya.
2) Kenali Pelanggan Anda yang Siap Membeli
Jika calon pelanggan telah siap bertindak untuk memenuhi kebutuhannya atau
menyelesaikan masalah bisnisnya, kemungkinan besar mereka akan membeli
produk/jasa Anda. Ingat bahwa calon pelanggan mungkin memiliki beberapa
kebutuhan dan masalah, maka tunjukkan bahwa apa yang dapat dipenuhi/
diselesaikan merupakan prioritas utama.
3) Beritahukan Pelanggan bahwa Anda Dapat Memenuhi Kebutuhannya
Jika bisnis Anda telah ada dan pelanggan mengetahuinya, maka tugas program
komunikasi pemasaran telah selesai atau hubungan baik dengan calon pelanggan
ini telah dibangun, maka Anda dapat melanjutkan ke aturan 4.
4) Temukan Pelanggan yang Mau Membayar
Pastikan bahwa calon pelanggan mempunyai anggaran atau bersedia memenuhi
kebutuhannya atau menyelesaikan masalah itu. Pastikan juga bahwa Anda
berurusan dengan pembuat keputusan. Dalam urusan bisnis, beberapa orang
mungkin bersama-sama merupakan “sentra pembelian”, termasuk seorang agen
pembelian, seorang eksekutif, seorang pejabat keuangan, dan mungkin ada orang
lain lagi.

d. Rencana Penjualan
Bagian ini memuat target penjualan yang ingin dicapai perusahaan dalam setiap interval
waktu di dalam rentang waktu perencanaan. Di bagian rencana penjualan akan
ditetapkan berapa permintaan pasar yang akan dilayani oleh perusahaan, apakah lebih
kecil atau lebih besar dari kapasitas produksi saat ini. Jika target penjualan lebih besar
dari kapasitas produksi saat ini, maka perlu diperkirakan investasi tambahan yang
diperlukan atau perlu tidaknya dilakukan proses outsourcing. Perhitungan apakah
dibutuhkannya investasi tambahan atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan
cost-volume-profit analysis.

e. Estimasi Biaya Pemasaran


Estimasi biaya pemasaran adalah perkiraan semua biaya pengeluaran yang
dipergunakan untuk memasarkan suatu produk/jasa demi meningkatkan angka
penjualan. Estimasi biaya pemasaran dibuat diawal tahun dengan berbagai list aktivitas
pemasaran beserta biayanya.

G. Referensi
Kotler, Philip & Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip & Keller. 2000. Manajemen Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo.
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary.
Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing. Tangerang: Kharisma Publishing Group.
Stanton, William J. 1991. Prinsip Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Modul Praktikum APP – hal. 10


MODUL II
PERENCANAAN PRODUKSI

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana produksi berdasarkan rencana pemasaran pada modul
1.
2. Praktikan mampu melakukan perhitungan biaya terkait rencana produksi
3. Praktikan mampu menghitung harga pokok produksi

B. Landasan Teori
1. Sistem Produksi
a. Perencanaan produksi
b. Perencanaan proses dan fasilitas produksi
c. Perencanaan bahan baku dan persediaan
d. Perencanaan tenaga kerja produksi
2. Biaya Produksi
3. Biaya Investasi Tambahan
4. Harga Pokok Produksi

C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat rencana produksi agregat
2. Menggambarkan proses produksi dan mengidentifikasi fasilitas produksi yang diperlukan
3. Membuat perencanaan tenaga kerja produksi
4. Membuat perencanaan material
5. Menghitung biaya produksi
6. Menghitung biaya investasi tambahan
7. Menghitung harga pokok produksi

D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report

E. Alat dan Bahan


1. Komputer
2. Annual Report Perusahaan
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Power Point

F. Dasar Teori
1. Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan suatu rangkaian sub sistem yang saling berinteraksi dengan
tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi dapat berupa
bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output-nya adalah
produk yang dihasilkan beserta produk sampingannya seperti limbah, informasi, dan lainnya.
Berikut skema sistem produksi:

Modul Praktikum APP – hal. 11


Gambar 2.1 Skema Sistem Produksi

a. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi agregat adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk
agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara top management
dan manufacture. (Ginting, 2007). Rencana produksi harus menyediakan jumlah produk
yang diinginkan pada waktu yang tepat dan pada jumlah biaya yang minimum dengan
kualitas yang memenuhi syarat. (John E. Biegel,1992).
Pada perencanaan produksi ini ada 3 strategi yang dapat dilakukan yaitu:
1) Level Strategy
Melakukan perencanaan produksi menggunakan level produksi yang ada pada
perusahaan. Dengan level ini, mereka menentukan besarnya biaya persediaan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan.
a) Level Produksi
n
 t 1
demand

b) Inventory Periode (t)

[Production Level periode (t) – demand periode (t)] + Inventory periode (t-1)

c) Adjusted Inventory (t)

Initial Inventory + Inventory periode (t)

d) Inventory Cost
Adjusted Inventory periode (t) + Ongkos Inventory

2) Chase Strategy
Strategi perencanaan produksi di mana perusahaan melakukan hiring atau layoff
tenaga kerja berdasarkan tingkat produksinya. Jika terjadi kenaikan tingkat produksi
maka perusahaan akan melakukan hiring dengan menghitung ongkos hiring yang
dikeluarkan.

Modul Praktikum APP – hal. 12


Jumlah kenaikan tingkat produksi * Ongkos hiring

Jika terjadi penurunan tingkat produksi maka perusahaan dapat melakukan proses
layoff dengan ongkos yang harus dikeluarkan jika melakukannya.

Jumlah unit penurunan tingkat produksi * Ongkos layoff

3) Subcontract Strategy
Strategi dengan menentapkan apakah perlu melakukan penambahan terhadap
produk subcontract atau tidak dilihat dari level produksi. Di mana level produksi pada
strategi adalah level produksi dari data permintaan yang terkecil.
Jumlah subcontract dapat dicari dengan :
Demand – Production Level

Kemudian untuk ongkosnya dapat dicari menggunakan persamaan :


Subcontract * Ongkos Subcontract

4) Mixed Strategy
Strategi ini merupakan strategi yang mengkombinasikan antara level, chase dan
subcontract strategy.
5) Transportasi Land
Pembagian tingkat produksi dengan menetapkan tiga ongkos yaitu realtime,
overtime dan subcontract.

Gambar 2.3 Model Transportasi Land

b. Perencanaan Proses Produksi dan Fasilitas Produksi


Setelah aktivitas perencanaan produk dan pengembangan produk baru selesai
dilakukan, maka aktivitas berikutnya adalah perencanaan proses dan fasilitas yang akan
digunakan untuk melaksanakan proses produksi.
Terkait dengan perencanaan bisnis, untuk fasilitas produksi, maka yang perlu
diperhitungkan adalah mesin apa saja yang diperlukan, dan berapa jumlah yang
diperlukan untuk masing-masing mesin untuk melakukan produksi seperti yang telah
tergambar dalam rencana produksi. Perlu dibuat tabel mesin yang dimiliki dan mesin
yang diperlukan, sehingga dapat diketahui jumlah tambahan mesin yang harus dibeli
atau disewa. Lakukan hal yang sama pada ruangan produksi. Hitung berapa kebutuhan,
dan bandingkan dengan yang saat ini ada.

Modul Praktikum APP – hal. 13


c. Perencanaan Material
Perencanaan bahan baku suatu produk sangat penting untuk dilakukan karena dengan
pemilihan material yang tepat maka akan berpengaruh terhadap berbagai macam biaya
yang ditimbulkan dari material tersebut.
1) Penentuan Bill of Material (BOM)
BOM (Bill of Material) adalah daftar jumlah komponen, material, dan bahan. Daftar
biaya bahan juga didefinisikan dalam BOM, untuk dijadikan acuan biaya produksi.
BOM merupakan tahapan perakitan produk proses manufaktur yang dapat
digunakan sebagai dasar MRP untuk menghitung jumlah material dalam periode
waktu tertentu. Ada beberapa jenis BOM, diantaranya:
a) Modular Bills adalah BOM yang sudah tersusun dengan komponen yang sudah
di assembly sehingga dapat membentuk sebuah unit produk.
b) Planning Bills and Phantom Bills. Planning bill bertujuan untuk mengarahkan ke
initial BOM. Kemudian, phantom bill adalah BOM komponen, umumnya untuk
sub assembly di waktu sementara.
c) Low-level Code adalah BOM produk homogen yang tersedia berbeda kode
untuk setiap komponen pendukung.

Gambar 2.4 Struktur Bill of Material

2) MRP (Material Requirement Planning)


MRP merupakan suatu metode yang digunakan untuk perencanaan, pengendalian,
dan pengelolaan persediaan item barang (komponen) yang tergantung pada item-
item tingkat (level) yang lebih tinggi.(Ginting,2007)
Tujuan MRP adalah menentukan kebutuhan dan jadwal untuk pembuatan
komponen-komponen dan subassembling-subassembling atau pembelian material
untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Jadwal Induk
Produksi (JIP) / MPS (Master Production Schedulle).
Ada 4 tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut :
 Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
 Menentukan kebutuhan minimal setiap item
 Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
 Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan

Sistem MRP mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:


a. Kontrol tingkat persediaan.
b. Penugasan komponen berdasarkan urutan prioritas.
c. Penugasan kebutuhan kapasitas (Capacity Requirement) pada tingkat yang
lebih detail daripada proses perencanaan pada Rough Cut Capacity
Requirement. (Ginting,2007)

Modul Praktikum APP – hal. 14


Dalam menentukan MRP, ada beberapa metode yaitu :
a. Netting
b. Lotting:
 Fixed Order Quantity
 Lot for Lot
 Economic Order Quantity
 Least Unit Cost
 Least Total Cost
 Period Order Quantity
c. Offsetting
d. Explosion

d. Perencanaan Tenaga Kerja Produksi


Proses pengaturan tenaga kerja adalah menentukan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan baru kemudian ditentukan jadwal kerja untuk memenuhi jadwal rencana
produksi dalam bentuk kapan jam lembur harus diadakan dan kapan jam lembur tidak
diperlukan.
Langkah-langkah perencanaan tenaga kerja:
1) Jadwal rencana produksi
2) Penentuan waktu kerja
3) Penentuan waktu produksi
4) Penentuan jumlah tenaga kerja
5) Membuat jadwal kerja

2. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan
perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan di
gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi adalah biaya yang harus
digunakan atau dikeluarkan setiap tahun oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi
dari awal bahan baku masuk hingga produk akhir selesai.
Biaya produksi dapat meliputi unsur–unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Uang modal, sewa
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama
dari biaya produksi, meliputi :
a. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Merupakan biaya semua material penting yang digunakan dalam menghasilkan produk.
Ciri biaya bahan langsung adalah besar biayanya cukup signifikan dan materialnya dapat
terlacak secara fisik ke masing-masing produk. Dengan definisi ini maka paku bukan
bahan langsung untuk produk lemari pakaian. Kayu merupakan bahan langsung untuk
lemari pakaian
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Merupakan biaya dari semua tenaga kerja yang penting yang diperlukan dalam
memproduksi suatu produk. Contoh : tenaga pengukir untuk produksi meubel.

Modul Praktikum APP – hal. 15


c. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau dibebankan pada suatu
pekerjaan.

3. Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah biaya yang diperlukan untuk melakukan produksi dalam suatu
interval waktu tertentu. Harga pokok produksi untuk suatu perioda dilaporkan dalam Laporan
Harga Pokok Produksi dan Penjualan. Format umumnya adalah sebagai berikut:

MICRO TOOL MANUFACTURING COMPANY


LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN
Untuk bulan berakhir 31 Januari 200X

Persediaan barang setengah jadi, 1 Januari $ 15.000


Persediaan material, 1 Januari $ 9.000
Plus : Pembelian material langsung 17.000
Biaya material langsung tersedia $ 26.000
Dikurangi : Persediaan material, 31 Januari 11.000
Biaya material langsung yang digunakan dalam produksi 15.000
Tenaga kerja langsung 20.000
Biaya overhead produksi
Utilitas pabrik $ 3.000
Supervisi pabrik 2.500
Pajak properti atas peralatan pabrik 500
Perawatan pabrik 2.000
Depresiasi pabrik dan peralatan 2.000 10.000
Total $ 60.000
Dikurangi : Persediaan barang setengah jadi, 31 Januari 8.000
Harga pokok produksi $ 52.000

G. Referensi
Hidayah, Irmayenti. Elfiswandi. Neldi, Mondra. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan
Metode Harga Pokok, Padang: Jurnal No. 091011551101235.
Prof. Ir. Salengke, M.Sc Ph.D. 2011. Buku Ajar Ekonomi Teknik. Makassar.
Rangkuti, Freddy. 2008. Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus. Jakarta: Gramedia.
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Modul Praktikum APP – hal. 16


MODUL III
RENCANA SUMBER DAYA MANUSIA

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu membuat perencanaan sumber daya manusia di suatu perusahaan
2. Praktikan mampu memberi usulan perbaikan perencanaan sumber daya manusia untuk
periode mendatang

B. Landasan Teori
1. Job Analysis
a. Job description
b. Job spesification
2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
3. Organisasi dan Struktur Organisasi
4. Analisis Tenaga Kerja

C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat Job Analysis
2. Membuat perencanaan Sumber Daya Manusia
3. Membuat organisasi dan struktur organisasi
4. Menghitung biaya tenaga kerja pertahun

D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report

E. Alat Dan Bahan


1. Komputer
2. Annual Report Perusahaan
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Power Point

F. Dasar Teori
1. Job Analysis
Job analysis adalah sebuah alat yang biasa digunakan dalam manajemen sumber daya
manusia. Alat ini diciptakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai
suatu jabatan atau posisi. Gambaran lengkap dan menyeluruh yang dimaksud adalah uraian
mengenai tanggung jawab dan tugas-tugas suatu jabatan (job description) dan uraian
mengenai kualifikasi atau persyaratan yang dibutuhkan (job spesification) supaya
tanggungjawab dan tugas tersebut dapat dijalankan dan memberikan unjuk kerja
(performance) yang dapat diterima (average) dan luar biasa (outstanding).
a. Job description (Uraian Jabatan)
Job description adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab
suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
b. Job specification (Spesifikasi/Persyaratan Jabatan)
Job specification adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang
menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan baik. Job specification ini dapat disusun secara bersama-sama dengan
job description, tetapi dapat juga disusun secara terpisah.

Modul Praktikum APP – hal. 17


2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan
bisnis yang mencakup pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi yang lebih efektif dan efisien dalam segi biaya.
Kebutuhan SDM pada sebuah perusahaan seringkali sukar dipenuhi dengan cepat.
Produktivitas suatu perusahaan akan meningkat apabila SDM yang ada pada perusahaan
tersebut merupakan orang-orang yang sudah direncanakan dan disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan. Berbekal dengan informasi dari analisis pekerjaan dan desainnya,
maka perencanaan SDM perusahaan dalam hal permintaan dan persediaan karyawan atau
tenaga kerja untuk masa yang akan datang dapat dilakukan secara sistematis. Perencanaan
SDM adalah perencanaan dan proses penyediaan SDM dengan jumlah, kualifikasi, dan waktu
yang sesuai dengan kebutuhan, agar organisasi mampu mencapai tujuannya.
Pentingnya Perencanaan SDM adalah untuk:
a. Meyakinkan atau memastikan bahwa sejumlah pekerja dalam jumlah tertentu yang
memenuhi persyaratan telah tersedia pada suatu kurun waktu tertentu
b. Melalui perencanaan SDM, organisasi dapat mengidentifikasi apa yang harus diperbuat
guna memastikan adanya SDM sesuai kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi

Gambar 3.1 Perencanaan SDM

3. Organisasi dan Struktur Organisasi


Organisasi diartikan sebagai kumpulan dari beberapa orang yang secara bersama-sama
berusaha mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut hanya dapat tercapai dengan adanya
pembagian kerja. Alfred Chandler mengutarakan suatu prinsip yaitu “structure follows strategy”
yang berarti struktur organisasi harus dibentuk untuk mendukung agar penerapan strategi
yang telah dibuat dapat lebih efektif. Jika suatu saat strategi diubah maka perusahaan wajib
untuk merubah atau menyesuaikan struktur organisasinya agar cocok dengan strategi yang
baru. Sampai saat ini, bentuk dari struktur organisasi telah berkembang sangat cepat.
Berbagai macam struktur diciptakan untuk mengikuti perkembangan organisasi yang semakin
rumit dan kompleks.
Di dalam mendesain struktur organisasi, diusahakan agar struktur tersebut bersifat fleksibel
dan dapat diadaptasikan dengan mudah untuk mengantisipasi perubahan di masa depan. Ada
beberapa variasi bentuk struktur organisasi yang dapat dipakai oleh suatu perusahaan dalam
rangka penerapan rencana bisnis yang telah dibuat, tetapi pada dasarnya dapat dibagi
menjadi empat bentuk, yaitu:

Modul Praktikum APP – hal. 18


a. Bentuk Sederhana (Simple)
Bentuk ini biasanya dipakai untuk perusahaan-perusahaan yang baru berdiri atau masih
kecil. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya dikelola oleh pemiliknya sendiri yang
sekaligus menangani pekerjaan lain yang berhubungan dengan sebuah produk. Struktur ini
sangat berguna bagi perusahaan kecil yang berada pada lingkungan yang relatif stabil.
b. Bentuk Fungsional

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bentuk Fungsional

Bentuk ini membagi tanggung jawab atas dasar fungsi-fungsi dasar bisnis seperti
pemasaran, produksi, keuangan, dan bagian lainnya. Struktur fungsioanal memungkinkan
perusahaan mendapatkan keuntungan dan keahlian yang tercipta dari spesialisasi untuk
berhubungan dengan masalah-masalah yang kompleks.
Contoh:
1) Bentuk Desentralisasi
Pada saat perusahaan tumbuh dan menambah beberapa produk maka organisasi dapat
dibagi sesuai produk. Organisasi produk atau pasar mendistribusikan wewenang dan
tanggung jawab kepada pimpinan yang menguasai produk/pasar tertentu dan biasanya
mengkuti salah satu dari tiga bentuk di bawah ini:
a) Pembagian Menurut Produk
Setiap departemen bertanggung jawab terhadap produknya masing-masing. Contoh:

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Bentuk Desentralisasi - Pembagian Menurut Produk

Modul Praktikum APP – hal. 19


b) Pembagian Menurut Konsumen
Setiap departemen bertanggung jawab pada customer tertentu. Contoh:

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Bentuk Desentralisasi - Pembagian Menurut


Konsumen

c) Pembagian Menurut Wilayah


Setiap departemen bertanggung jawab pada seluruh aktivitas dan kinerja perusahan
dalam suatu wilayah tertentu dimana unit tersebut menjalankan bisnis. Contoh:

Gambar 3.5 Struktur Organisasi Bentuk Desentralisasi - Pembagian Menurut


Wilayah

Modul Praktikum APP – hal. 20


d) Bentuk Matrik
Bentuk ini adalah suatu bentuk yang paling rumit dan komplek dibandingkan dengan
yang lainnya. Kerumitan dari struktur matrik tersebut berasal dari ketergantungan
secara vertical dan horizontal aliran dari wewenang dan komunikasi. Contoh:

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Bentuk Matrik

4. Analisis Tenaga Kerja


a. Analisis Tenaga Kerja Teredia
Tenaga kerja tersedia merupakan komposisi tenaga kerja atau personil yang dimiliki atau
tersedia dalam perusahaan. Setiap perusahaan hendaknya memiliki catatan yang lengkap
tentang SDM yang dimilikinya, baik dari segi kuantitasnya, maupun kualifikasinya, serta
kompetensinya. Dalam melakukan analisis ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti periode perencanaan dan jumlah pegawai yang akan memasuki usia pensiun dalam
periode waktu perencanaan tersebut.
b. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dilakukan berdasarkan peramalan kebutuhan akan
tenaga kerja pada periode waktu perencanaan tertentu (bisa jangka pendek, menengah,
maupun jangka panjang). Analisis kebutuhan berkaitan erat dengan keputusan-keputusan
strategis perusahaan, misalnya:
1) Perluasan/penciutan perusahaan
2) Diversifikasi produk
3) Perluasan pasar
4) Kebijakan padat karya
5) Rencana investasi
Analisis kebutuhan dibuat dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
1) Faktor Internal
- Tujuan umum perusahaan
- Kondisi keuangan
- Kondisi tenaga kerja yang dimiliki
2) Faktor Eksternal
- Situasi dan kondisi pasar tenaga kerja
- Perkembangan teknologi
- Peraturan pemerintah
- Situasi perekonomian
- Situasi politik

Modul Praktikum APP – hal. 21


Setelah melakukan analisis ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja maka akan diketahui
komposisi tenaga kerja yang tersedia dan komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan. Maka,
dapat diketahui ada atau tidaknya kesenjangan tenaga kerja. Kesenjangan dapat terjadi
dalam hal:
1) Kuantitas (terlalu banyak atau terlalu sedikit), dapat diatasi dengan:
- Menambah jam kerja/lembur atau rekrut
- Pemberhentian sementara/tetap atau pensiun dini
2) Kualifikasi (over/under qualified), dapat diatasi dengan:
- Realokasi/replacement
- Memberikan tambahan pendidikan/pelatihan
Untuk dapat menentukan ada atau tidaknya kesenjangan kualitas tenaga kerja, diperlukan
adanya standar kualifikasi personil sebagai pembanding. Keputusan tentang ada atau
tidaknya kesenjangan dalam hal jumlah atau kuantitas sangat ditentukan oleh peramalan
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Dalam peramalan, terdapat beberapa cara yang
dapat digunakan, yaitu:
1) Analisis Beban Kerja
- Melihat pada pengalaman di masa lalu
- Perhitungan kuantitatif
2) Analisis Tenaga Kerja
- Absenteeism Rate
- Turnover Rate
Yang dimaksud dengan analisis beban kerja adalah mengestimasikan beban pekerjaan
yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam periode perencanaan. Beban pekerjaan bisa
dihitung dengan melakukan estimasi produksi. Estimasi produksi bisa dilakukan dengan
cara:
1) Melihat pada Pengalaman di Masa Lalu
Dari pengalaman di masa lalu, dapat diketahui bahwa untuk setiap peningkatan
penjualan sebesar Rp 1 juta, diperlukan tambahan 1 orang tenaga penjual. Jadi, apabila
peningkatan penjualan yang diharapkan adalah Rp 5 juta, maka tambahan tenaga
penjual yang diperlukan adalah 5 orang. Dari pengalaman di masa lalu, diketahui bahwa
bilamana biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan lembur sudah
melebihi Rp 1 juta per minggu, dan kejadian ini dialami selama 4 minggu berturut-turut,
maka artinya dibutuhkan tambahan tenaga produksi sebanyak 1 orang. Jadi, apabila
selama 4 minggu berturut-turut biaya lembur yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
sudah mencapai lebih dari Rp 5 juta per minggu, maka artinya dibutuhkan tambahan
tenaga produksi sebanyak 5 orang.
2) Perhitungan Kuantitatif
Untuk perhitungan kuantitatif bisa dilakukan berdasarkan contoh berikut:
Untuk bulan Januari 2012 ada 22.000 pucuk surat yang harus diselesaikan, masing-
masing surat membutuhkan waktu 0,09 jam-orang untuk menyelesaikannya. Maka
beban kerja yang ada = 22.000 x 0,09 jam-orang = 1980 jam-orang. Jika 1 orang bisa
bekerja selama 180 jam per bulan, maka kebutuhan tenaga kerja per bulan adalah =
1980 / 180 = 11 orang.

G. Referensi
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary
Rangkuti, Freddy. 2000. Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisa Kasus.
Jakarta: Gramedia
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. 2009. Jakarta: Rajawali
Pers
Modul Praktikum Perencanaan Bisnis Tahun 2011/2012 Institut Teknologi Telkom

Modul Praktikum APP – hal. 22


MODUL IV
PERENCANAAN KEUANGAN I
(LAPORAN LABA RUGI DAN CASH FLOW)

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana keuangan suatu perusahaan beberapa tahun ke depan
2. Praktikan mampu menyusun laporan laba rugi dan cash flow suatu perusahaan
3. Praktikan mampu memahami dan menganalisis informasi yang terkandung dalam laporan laba
rugi dan cash flow
4. Praktikan mampu memberikan usulan berdasarkan perencanaan keuangan yang disusun

B. Landasan Teori
1. Pengenalan Perencanaan Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
3. Cash flow

C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat rencana keuangan
2. Membuat proyeksi laporan laba rugi
3. Membuat proyeksi cash flow

D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report

E. Alat dan Bahan


1. Komputer
2. Annual Report Perusahaan
3. Microsoft Excel

F. Dasar Teori
1. Pengenalan Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan meliputi kegiatan membuat rencana pemasukan dan pengeluaran
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. Dalam menyusun perencanaan
keuangan, dibutuhkan dokumen-dokumen keuangan. Dokumen keuangan adalah catatan
yang digunakan untuk menunjukkan keuangan di masa lalu, masa kini, dan masa akan
datang. Bagian ini berisi dokumen yang perlu dimasukkan ke dalam rencana bisnis, yang
terdiri dari laporan keuangan proforma (yang diproyeksikan) dan aktual (yang sebenarnya
terjadi).
Dokumen keuangan merupakan sarana untuk melihat bisnis secara realistis berkaitan dengan
profitabilitas. Selain itu, dokumen keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja aktual
perusahaan terhadap proyeksi finansialnya. Umumnya, bagian dokumen keuangan adalah
bagian pertama yang diperiksa pemberi pinjaman atau investor. Terdapat beberapa jenis
dokumen keuangan, yaitu:
a. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Laporan sumber dan penggunaan dana biasanya berupa narasi yang berisikan kebutuhan
bisnis.

Modul Praktikum APP – hal. 23


b. Laporan Proforma
Laporan proforma berisikan proyeksi laporan keuangan yang mencakup laporan laba rugi,
neraca dan cash flow di masa yang akan datang.
c. Laporan Kinerja Aktual
Laporan kinerja aktual merefleksikan aktivitas masa terdahulu dari perusahaan.
d. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan analisis terhadap laporan keuangan yang dilakukan
perusahaan untuk mempermudah pengambilan keputusan.

2. Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi adalah bagian dari dokumen keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban
perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba rugi bersih. Laporan laba rugi dapat
memperlihatkan aktivitas keuangan selama satu periode waktu. Laporan keuangan dapat
diibaratkan sebagai suatu alat hebat untuk menilai bisnis kita, melalui laporan laba rugi kita
dapat menemukan kelemahan dalam operasi bisnis dan merencanakan cara agar dapat
beroperasi lebih efektif, sehingga laba meningkat.
Atribut-atribut dalam laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur antara lain:
a. Revenue = Sales - (Retur + Diskon)
b. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
c. Gross Profit
d. Biaya Operasi
e. Operating Profit
f. Hasil Lain-lain
g. Biaya Lain-lain
h. Profit Sebelum pajak
i. Pajak
j. Profit Sesudah pajak

Gambar 4.1 Contoh Laporan Laba Rugi

Modul Praktikum APP – hal. 24


Keterangan:
a. Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan kotor yang didapatkan dari hasil penjualan perusahaan.
b. Harga Pokok Penjualan
Disebut juga Cost of Goods Sold. HPP menggambarkan biaya yang dikonsumsi untuk
memproduksi barang yang berhasil dijual dalam suatu perioda tertentu
c. Laba Kotor
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dengan harga pokok penjualan
d. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan
pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak
termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan
penyusutan.

3. Cash flow
Cash flow merupakan aliran keuangan yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Aliran
keuangan ini dapat berupa investasi awal, pendapatan yang diterima atau berupa biaya yang
harus dikeluarkan. Semua kejadian atau transaksi yang terjadi dalam kurun waktu tersebut
dibuat ke dalam diagram yang disebut dengan cash flow diagram.
a. Cash Receipts (Penerimaan)
1) Investasi
Merupakan istilah yang berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga
sebagai penanaman modal.
2) Pinjaman Jangka Pendek
Pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang, dan digunakan apabila
kebutuhan akan dana tambahan bersifat sementara.
3) Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang mempunyai masa pakai lebih dari 5 tahun. Umumnya,
pinjaman jangka panjang juga mematok suatu suku bunga atau tingkat pengembalian
yang akan tetap berlaku untuk seluruh pinjaman.
4) Penjualan Cash
Penjualan yang bersifat tunai pada umumnya terjadi secara kontan.
5) Penjualan Harta atau Kekayaan
Penjualan terhadap sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di
kemudian hari.
b. Cash Disbursement (Pengeluaran)
1) Pembelian bahan baku
2) Pembayaran gaji
3) Biaya overhead
4) Biaya penjualan
5) Biaya umum dan administrasi
6) Pembelian fixed asset
7) Pembayaran bunga
8) Pembayaran pinjaman
9) Pembayaran pajak

Modul Praktikum APP – hal. 25


Contoh Cash flow

Clare Garments Projected Cash flow Statement

Preoperating
period year 1
Estimated cash inflow
Owner's investment $5.000,00
Loan 18.000,00
Sales - $74.869,00
Total estimated receipts $23.000,00 $74.869,00
Estimated disbursements
Purchase of machinery $8.490,00
Purchase of land 900,00
Construction of building 2.220,00
Purchase of office equipment 390,00
Venture initiation cost 442,00
Purchase of raw material (table 9) $65.175,00
Payment of interest 1.800,00
Payment for
direct labor 4.848,00
manufacturing overhead 2.996,00
operating expenses - 8.522,00
Total estimated disbursement $12.442,00 $83.341,00
Net inflow 10.558,00 (8.472,00)
Plus beginning cash balancing - 10.558,00
Ending cash balance $10.558,00 $2.086,00

G. Referensi:
Pinson, L. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary. Williams, Jan R. Susan F. Haka,
Mark S. Bettner, Joseph V. Carcello. 2008. Financial & Managerial Accounting. McGraw-Hill.

Modul Praktikum APP – hal. 26


MODUL V
PERENCANAAN KEUANGAN II
(NERACA DAN ANALISIS RASIO)

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana keuangan suatu perusahaan di tiga tahun mendatang
2. Praktikan mampu menyusun neraca perusahaan
3. Praktikan mampu memahami dan menganalisis informasi yang terkandung dalam neraca
4. Praktikan mampu mengolah laporan keuangan menggunaan metode analisis rasio
5. Praktikan mampu memberikan usulan berdasarkan perencanaan keuangan yang disusun

B. Landasan Teori
1. Neraca
a. Harta (Asset)
b. Kewajiban (Liability)
c. Kekayaan bersih (Net Worth)
2. Analisis Rasio
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Rentabilitas

C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat proyeksi neraca
2. Membuat proyeksi rasio keuangan

D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report

E. Alat dan Bahan


1. Komputer
2. Annual Report Perusahaan
3. Microsoft Excel

F. Dasar Teori
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu bisnis pada suatu
titik waktu tertentu. Umumnya neraca dibuat pada saat akhir periode akuntansi. Neraca
merupakan gambaran tentang apa yang menjadi milik dan hutang bisnis pada suatu waktu
tertentu dan akan menunjukkan lemah atau kuatnya posisi keuangan. Dengan menyiapkan
laporan ini secara teratur, kita dapat mengidentifikasi dan menganalisa tren tentang kuatnya
keuangan bisnis sehingga dapat membuat perubahan tepat pada waktunya. Neraca terbagi
kedalam 3 kategori, yaitu:
a. Harta (asset)
b. Kewajiban (Liability)
c. Kekayaan bersih (Net Worth)

Modul Praktikum APP – hal. 27


Harta, kewajiban, dan kekayaan bersih direkap pada periode yang spesifik/telah ditentukan
oleh perusahaan, seperti pada laporan akhir tahun perusahaan. Hubungan antara ketiganya
dapat digambarkan dalam suatu rumus dibawah ini:

Harta = kewajiban + kekayaan bersih


atau
Asset = liability + equity

a. Harta (Asset)
Harta (asset) adalah segala sesuatu yang menjadi milik atau piutang usaha yang bernilai
kas. Harta terbagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1) Harta lancar (current asset), merupakan kas atau rekening di bank dan sumber-sumber
lain yang dapat dicairkan menjadi kas/bank, yang dapat dijual atau dipakai habis dalam
1 tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan jika melampaui 1 tahun.
Terdapat beberapa komponen pada harta lancar, yang akan dijelaskan pada poin
berikut:
 Kas (cash), yaitu uang yang tersedia termasuk uang yang belum di deposito.
 Kas kecil (petty cash), yaitu uang yang disimpan dalam kas kecil dan belum
dikeluarkan.
 Piutang (account receivable), merupakan uang hasil penjualan barang/jasa.
 Persediaan (inventory), termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang
pabrik atau pembelian untuk dijual lagi.
 Investasi jangka pendek (short-term investment), dapat diubah menjadi kas dalam
satu tahun (saham atau obligasi)
 Biaya dibayar di muka, merupakan barang atau jasa yang dibeli atau disewa tapi
belum digunakan, seperti sewa, asuransi, pembelian persediaan yang dibayar
dimuka, dan lainnya.
2) Investasi jangka panjang (long-term investment), seperti saham, obligasi, dan tabungan
khusus yang akan ditahan, setidaknya selama satu tahun.
3) Harta tetap (fixed asset), merupakan sumber daya yang dimiliki dan tidak untuk dijual
lagi, seperti:
 Tanah, daftarkan menurut harga beli.
 Bangunan, daftarkan menurut harga beli dikurangi penyusutan.
 Peralatan, Perabot, dan Kendaraan, daftarkan menurut biaya dikurangi penyusutan.
b. Kewajiban (Liability)
Kewajiban (Liability) adalah sesuatu yang menjadi hutang bisnis atau hak kreditur atas
harta anda. Kewajiban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban membayar dalam
suatu siklus operasi. Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Yang termasuk kedalam kewajiban lancar adalah:
 Hutang usaha (account payable), yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam satu siklus
operasi.
 Wesel bayar (notes payable), termasuk didalamnya wesel jangka pendek, daftar saldo
hak pokok. Daftarkan secara terpisah porsi lancar dari hutang jangka panjang.
 Hutang Bunga (interest payable), termasuk bunga atas pinjaman dan kredit.
 Hutang Pajak, yaitu jumlah yang diperkirakan telah terjadi selama periode akuntansi.
 Hutang Gaji (payroll accrual), yaitu kewajiban lancar atas gaji dan upah.
Sedangkan kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) merupakan saldo yang belum
dilunasi dikurangi dengan porsi yang harus dibayar sekarang, seperti pinjaman usaha,
kendaraan, hipotek, dan sebagainya.
c. Kekayaan Bersih (Net Worth)
Kekayaan bersih (Net Worth), bisa disebut juga sebagai modal pemilik. Kekayaan bersih
merupakan hak pemilik atas harta usaha (dokumen menurut badan hukum bisnis

Modul Praktikum APP – hal. 28


perusahaan).
1) Perusahaan perorangan (proprietorship) atau perusahaan kemitraan (partnership).
Setiap investasi asli pemilik ditambah dengan laba setelah dikurangi penarikan.
2) Korporasi (corpoRation). Jumlah yang disetor pemilik atau pemegang saham ditambah
laba ditahan setelah membayar dividen.

Gambar 5.1. Contoh Neraca (1)

Gambar 5.2. Contoh Neraca (2)

Modul Praktikum APP – hal. 29


2. Analisis Rasio
Untuk melihat kinerja perusahaan, maka harus dilakukan pengolahan lebih lanjut atas laporan
keuangan perusahaan. Analisis Rasio (Ratio analysis) adalah salah satu cara untuk
menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa dan melihat kinerja
perusahaan. Rasio keuangan dapat dibagi ke dalam tiga bentuk umum yang sering digunakan
yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
Analisis rasio dapat dilakukan secara cross section (cross-sectional analysis), time series
(time-series analysis), ataupun combined analysis (menggabungkan analisis cross section dan
analisis time series). Dengan cross sectional analysis artinya kita membandingkan rasio
keuangan perusahaan dengan pesaing utama ataupun dengan industri. Sedangkan dengan
time-series analysis artinya kita melakukan evaluasi atas perkembangan kinerja perusahaan
melalui rasio keuangan.

a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh
tempo. Jadi, rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan
indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak.
1) Current Ratio
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek
dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan.

2) Quick (Acid-Test) Ratio


Quick (Acid-Test) Ratio adalah ukuran yang sama dengan current ratio, tanpa
memperhitungkan persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid
karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan kredit/tidak tunai).

3) Average Collection Period (ACP)


Average Collection Period menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonversi piutang menjadi cash (menagih piutang).

ACP lebih bermakna jika dibandingkan dengan credit term perusahaan. Misalnya jika
credit term 30 hari, maka ACP 45 hari adalah buruk, tetapi jika credit term 60 hari, maka
ACP-nya baik.

4) Average Payment Period (APP)


Average Payment Period adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk melunasi hutang
dagang perusahaan (account payable).

Kesulitan dalam perhitungan APP bersumber pada penentuan besarnya annual


purchase (pembelian bahan baku dalam 1 tahun), karena data ini tidak tersedia dalam
laporan keuangan yang dipublikasikan. Karena itu, untuk kemudahan nilainya
diasumsikan 70% dari Cost of Goods Sold. APP lebih bermakna jika dihubungkan
dengan credit term yang diberikan supplier kepada perusahaan.

Modul Praktikum APP – hal. 30


5) Total Asset Turnover (TATO)
Total asset turnover mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan, dan dihitung sebagai:

Semakin tinggi nilai TATO, maka semakin efisien penggunaan aset perusahaan.

6) Inventory Turn Over (ITO)


Inventory Turn Over mengukur aktivitas persediaan perusahaan, ditunjukkan dengan
rumus:

Semakin tinggi nilai ITO akan semakin baik bagi perusahaan. Nilai ITO akan lebih
bermanfaat jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau yang juga disebut rasio leverage merupakan perbandingan dana
yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang dipinjam dari kreditur
perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aset
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari
para pemberi pinjaman.
1) Total Debt to Total Asset Ratio
Total debt to total asset Ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor.

Semakin tinggi Total Debt to Total Asset Ratio, maka financial leverage akan semakin
besar dan semakin besar pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk
menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai rasio juga akan memberikan resiko yang besar
bagi perusahaan karena ada kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar hutang
yang semakin besar.
2) Total Debt to Equity Ratio
Total debt to equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya.

c. Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga dengan rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Ada
banyak cara mengukur profitabilitas sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan
yang dihasilkan perusahaan, asset yang digunakan, maupun investasi yang dilakukan
pemegang saham.
1) Gross Profit Margin
Gross Profit margin mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan
menghasilkan produk.

Modul Praktikum APP – hal. 31


2) Operating Profit Margin
Operating profit margin mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan
membayar semua biaya produksi dan biaya operasi (tidak termasuk pembayaran biaya
bunga, pajak, dan dividen saham preferen).

3) Net Profit Margin


Net profit margin mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan
membayar semua biaya-biaya yang terjadi, termasuk biaya bunga, pajak, dan dividen
saham preferen.

Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, net profit margin merupakan
ukuran yang baik (walaupun tiap industri mempunyai ukuran yang berbeda).
4) Earning Per Share (EPS)
Earning per share menunjukkan laba per lembar saham yang menjadi hak pemegang
saham biasa.

5) Return on Assets (ROA)


Return on assets mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya untuk
menghasilkan laba.

6) Return on Investment (ROI)


Tujuan dari perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset
yang digunakan dapat menghasilkan laba. Aset yang dhitung disini hanyalah aset yang
dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian laba usaha.

7) Return on Equity (ROE)


Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh perusahaan
dari penanaman modal. Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di
perusahaan, termasuk di dalamnya laba ditahan.

G. Referensi
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary.
Williams, Jan R. Susan F. Haka, Mark S. Bettner, Joseph V. Carcello. 2008. Financial &
Managerial Accounting. McGraw-Hill Irwin.
www.investopedia.com

Modul Praktikum APP – hal. 32


BAB III
PENUTUP

Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini merupakan salah satu syarat wajib yang
harus ditempuh seorang calon Sarjana Teknik Industri dan merupakan keahlian inti yang harus
dimiliki oleh seorang Sarjana Teknik Industri. Melalui Praktikum Analisis dan Perancangan
Perusahaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tingkat
kelayakan usaha, dan juga mampu untuk menyusun sebuah proposal perencanaan bisnis (business
plan).
Agar maksud dan tujuan dari Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini dapat
tercapai dengan baik, diharapkan kepada segenap praktikan agar memperhatikan hal-hal yang
disampaikan oleh asisten/instruktur selama pelaksanaan praktikum berlangsung. Selain itu juga
diharapkan agar praktikan tidak segan-segan menyampaikan pertanyaan kepada asisten/instruktur
apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti mengenai materi praktikum yang dilaksanakan.
Akhir kata, semoga panduan praktikum ini dapat menjadi arahan dan pegangan bagi segenap
praktikan selama menjalankan kegiatan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini.
Selamat melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya dan semoga mendapatkan hasil yang
terbaik. Amin.

Modul Praktikum APP – hal. 33


LAMPIRAN
FORMAT LAPORAN
PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI – FAKULTAS TEKNIK UNSIKA
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Cover Depan
Cover Dalam
a. Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover dalam laporan harus dapat mewakili jenis dan karakter dari usaha
yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
b. Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam
mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
c. Informatif (nama, alamat, contact no)
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon yang
dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.

Lembar Persetujuan
*) Daftar Anggota Kelompok ............... (hanya untuk laporan kelompok besar)
*) Daftar Peserta Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan Tahun Akademik
2018/2019 (hanya untuk laporan angkatan)

Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Berisi rangkuman dari isi bab 1 s.d bab 5, yang dituangkan dalam maksimal 2 halaman.

BAB I PENDAHULUAN
Berisi Pengenalan Perusahaan :
1.1 Identitas Perusahaan (nama perusahaan, alamat, dan logo beserta arti logo tersebut)
1.2 Visi, misi, dan tujuan perusahaan
1.3 Bidang usaha dan bentuk badan hukum usaha

BAB II ASPEK PASAR DAN RENCANA PEMASARAN


2.1 Produk, meliputi jenis produk, merek/brand, dan logo produk (termasuk latar belakang
penamaan merek/brand)
2.2 Segmentasi, Targetting, dan Positioning (STP), termasuk diferensiasi produk dari
pesaing
2.3 Permintaan
Perkiraan/proyeksi permintaan konsumen terhadap produk selama 5 (lima) tahun ke
depan.
Perkiraan Permintaan (Unit) Total Permintaan
Tahun
Pasar 1 Pasar 2 Pasar 3 (Unit)
2016
........
2020

2.4 Penawaran
Perkiraan/proyeksi penawaran (supply) dari produk pesaing sejenis di pasar.
Perkiraan Penawaran (Unit) Total Penawaran
Tahun
Pesaing 1 Pesaing 2 Pesaing 3 (Unit)
2016
.........
2020
2.5 Rencana Penjualan
Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 5 tahun ke
depan disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran yang ada, serta
pangsa pasar (market share) yang dimiliki.

Rencana
Permintaan Penawaran Peluang Pangsa Pasar
Tahun Penjualan
(A) (B) (C = A-B) (E = D x 100% / C)
(D)
2016
2017
2018
2019
2020

2.6 Strategi Pemasaran Perusahaan dan Pesaing


Strategi Pemasaran Perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat
analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :
1) Product
Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen
untuk membelinya. Produk usaha kita dapat dibedakan berdasarkan mutu /
kualitas, ukuran, desain, kemasan, dan kegunaan lebih dibandingkan pesaing.
2) Price
Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga
dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan
harga yang lebih murah. Selainnya itu dari segi harga, kita dapat membedakan
produk kita berdasarkan harga satuan dan harga grosir, syarat pembayaran,
diskon/potongan harga,
3) Promotion
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui
beberapa cara : (a) advertising (iklan), melalui media cetak dan media elektronik,
(b) sales promotion (melalui acara pameran, bazaar), (c) personal selling (jual
langsung ke konsumen), (d) public relation.
4) Placement
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan
konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan dapat secara langsung ke konsumen
atau melalui pedagang perantara seperti wholesaler (pedagang besar) atau
retailer (pedagang kecil).
5) People
Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan
penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung.
6) Process
Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli.
Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses
pelayanan terhadap konsumen.
7) Physical Evidence
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang
dapat dilihat langsung oleh konsumen. Seperti tempat yang menarik dan bersih
untuk restoran.
Note :
 Semua strategi pemasaran yang dibuat berdasarkan 7 P diatas haruslah
dibandingkan dengan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pesaing. Strategi
pemasaran yang kita buat harus berbeda dan lebih unggul dalam menarik
konsumen.
 Semua strategi pemasaran yang dibuat pastilah mempunyai anggaran / biaya
sehingga perlu dicatat biaya yang dikeluarkan per bagian P.

2.7 Estimasi Biaya Pemasaran dan Penjualan


Buat estimasi atau perkiraan biaya pemasaran dan penjualan berdasarkan strategi
pemasaran pada point 2.6 di atas.
BAB III ASPEK TEKNIS DAN RENCANA OPERASIONAL
3.1 Pemilihan lokasi pabrik (tampilkan juga peta lokasi pabriknya (bisa memanfaatkan
google map))
3.2 Deskripsi dan Spesifikasi Teknis Produk
Jelaskan deskripsi tentang produk, termasuk gambar dan spesifikasi produk beserta
komponen-komponennya (bahan bakunya).
3.3 Proses Produksi dan Fasilitas Produksi yang digunakan
Gambarkan OPC (Operation Process Chart) produk yang bersangkutan beserta
fasilitas produksi yang diperlukan (termasuk mesin dan peralatan lainnya; tampilkan
gambar dan kegunaan mesin/alat tersebut).
3.4 Rencana Produksi Agregat
Gambarkan BOM (bill of material) produk, kapasitas produksi yang diinginkan, jumlah
tenaga kerja langsung, rencana produksi per bulan, serta perencanaan material (MRP
= materail requirement planning).

BAB IV ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA


4.1 Analisis Jabatan (Job Analysis)
Buat job analysis dan job description-nya.
4.2 Struktur Organisasi
Tentukan jenis struktur organisasi yang digunakan beserta gambar struktur
organisasinya.
4.3 Rencana Sumber Daya Manusia
Tentukan jumlah tenaga kerja tidak langsung.
4.4 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tentukan besarnya biaya tenaga kerja tidak langsung.

BAB V ASPEK KEUANGAN


5.1 Proyeksi Kebutuhan dana untuk modal investasi dan modal kerja
a. Modal investasi
Tentukan aset-aset atau aktiva yang perlu dibeli atau disiapkan beserta jumlah
kebutuhan dan biayanya sebelum perusahaan memulai aktivitas produksinya.
Perhitungkan juga besarnya biaya depresiasi dari masing-masing aset/aktiva
tersebut.
b. Biaya Produksi
Tentukan besarnya biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Yang termasuk biaya overhead pabrik di antaranya adalah biaya bahan
tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya asuransi, biaya
pemeliharaan, biaya listrik, dan sebagainya. Buat proyeksi biaya-biaya produksi ini
untuk 5 (lima) tahun mendatang.

5.2 Sumber Pendanaan


Jelaskan dari mana modal berasal: dari tabungan pribadi, pinjaman, dan lain-lain.
Apabila modal berasal dari pinjaman (baik sebagian maupun seluruhnya), maka perlu
dibuat/ditentukan skema pengembalian pinjaman tersebut.

5.3 Harga Pokok Penjualan


Buat tabel proyeksi harga pokok penjualan untuk 5 (lima) tahun mendatang. Dalam
tabel tersebut sekaligus tertera besarnya harga pokok produksi, harga pokok
penjualan, dan harga jual produk.

5.4 Laporan Rugi Laba (Income Statement); untuk 5 tahun ke depan


5.5 Proyeksi Arus Kas (Cash Flow); untuk 5 tahun ke depan
5.6 Proyeksi Neraca Keuangan (Balance Sheet); untuk 5 tahun ke depan
5.7 Analisis Titik Impas (Break Even Point); untuk 5 tahun ke depan
5.8 Analisis Kelayakan Usaha
Buat analisis kelayakan usaha dengan menggunakan 3 metode, yaitu Payback Period,
NPV (Net Present Value), dan IRR (Internal Rate of Return).
5.9 Rasio-rasio Keuangan
Hitung rasio-rasio keuangan dari usaha yang ada, meliputi:
a. Rasio Likuiditas, di antaranya Current Ratio, Quick (Acid-Test) Ratio, Average
Collection Period (ACP), Average Payment Period (APP), Total Asset Turnover
(TATO), dan Inventory Turn Over (ITO).
b. Rasio Solvabilitas, di antaranya Total Debt to Total Asset Ratio, dan Total Debt to
Equity Ratio.
c. Rasio Rentabilitas, di antaranya Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net
Profit Margin, Earning per Share (EPS), Return on Assets (ROA), Return on
Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).
Buat analisis dan kesimpulan dari masing-masing rasio keuangan tersebut.

BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.

Lampiran-lampiran
Cover Depan

RENCANA PENDIRIAN
PT. APP BOOKSHELF DI PEKALONGAN

LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah


Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan pada Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019

oleh:
......................................................
(NPM. .....................................)

LABORATORIUM REKAYASA TERPADU


FAKULTAS TEKNIK UNSIKA
Jl. H.S. Ronggowaluyo Telukjambe Telp./Fax. (0267) 641177 Ext. 305 – Karawang 41361
2018/2019
Cover Dalam
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini telah diperiksa dan
disetujui sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan pada Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019

disusun oleh :

........................................

(NPM. ..............................)

Karawang, ..................................

Dosen Penanggungjawab Praktikum


Analisis dan Peranc. Perusahaan

Ade Momon S., ST., MT.


DAFTAR NAMA ANGGOTA KELOMPOK BESAR
PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

Nama Kelompok Besar : ..............................................


Jabatan dalam
No NRP Nama Tanda Tangan
Kelompok
1 Ketua 1.

2 Sekretaris 2.

3 Bendahara 3.

4 Anggota 4.

5 Anggota 5.

6 Anggota 6.

7 Anggota 7.

8 8.

9 9.

10 10.

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

Anda mungkin juga menyukai