Oleh:
Penyusun
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu memahami konsep strategi pemasaran dan rencana pemasaran
2. Praktikan mampu membuat rencana pemasaran
B. Landasan Teori
1. Perencanaan Bisnis
2. Menentukan Tujuan Pemasaran
3. Strategi Pemasaran
a. STP
b. Marketing mix
4. Rencana Pemasaran
C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat Tujuan Perusahaan untuk Membuat Perencanaan Bisnis
2. Mengevaluasi dan Menentukan Segmenting, Targeting, Positioning
3. Mengembangkan Marketing mix
4. Membuat Rencana Penjualan
5. Membuat Estimasi Biaya Pemasaran dan Penjualan
D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report
F. Dasar Teori
1. Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam mengembangkan bisnis yang berupa
pernyataan formal atas tujuan pengembangan suatu bisnis perusahaan, alasan mengapa
owner/direktur perusahaan tersebut yakin bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, serta
rencana-rencana yang akan dijalankan untuk memenuhi tujuan tersebut. Rencana bisnis
dikembangkan dengan fokus kepada pemegang kepentingan sehingga pembuat business
plan harus memiliki tujuan yang sama dengan pemegang kepentingan dalam suatu
perusahaan. Tujuan membuat perencanaan bisnis adalah untuk memastikan jalannya
operasi yang tepat dan memberikan dorongan pada rencana-rencana departemen atau
divisi.
Format yang umum digunakan dalam perencanaan bisnis adalah sebagai berikut:
a. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Ringkasan eksekutif merupakan hal paling utama yang harus dibahas saat membuat
sebuah perencanaan bisnis, karena pihak-pihak yang berkepentingan dengan
3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di mana hal ini
merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Strategi pemasaran
adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya
(Kotler, 2004).
a. STP
STP merupakan kependekan dari segmenting, Targeting, positioning yang digunakan
dalam membuat strategi pemasaran.
1) Segmenting
Segmentasi adalah bagian dari proses pemasaran dengan mengelompokkan
customer sesuai dengan tujuan dari kegiatan pemasaran, seperti promosi,
peningkatan layanan, dan penentuan harga (Ahonen, 2004). Segmentasi pasar
adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial
dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku
pembeli (Pride & Ferrel, 1995). Dengan melakukan segmentasi pasar, pemasaran
akan lebih terarah dan efektif. Dalam segmentasi, digunakan berbagai variabel
dalam membagi pasar ke berbagai segmen. Variabel tersebut, dapat berupa:
a) Geografis
Segmentasi geografis membuat pembagian pasar menjadi beberapa unit
berdasarkan variabel negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau
lingkungan sekitarnya, seperti kepadatan dan iklim.
b) Demografis
Segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar dalam kelompok-kelompok
berdasarkan variabel usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
ukuran keluarga, agama, kebangsaan, dan siklus hidup keluarga.
c) Psikografis
Segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar dalam kelompok-kelompok
yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan latar
belakang. Orang-orang dalam kelompok demografi yang sama bisa memiliki
profil psikografis yang sangat berbeda.
d) Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap
produk tertentu.
2) Targeting
Targeting adalah tahapan lanjut dari proses segmentasi. Targeting adalah proses
memilih target market yang sesuai bagi produk dan jasa yang ditawarkan. Terdapat
3 strategi dalam targeting, yaitu:
a) Mass-Market Strategy
Strategi ini menggunakan 2 cara dalam memasuki pasar. Pertama adalah tidak
memperhatikan perbedaan setiap segmen yang ada serta mendesain produk
tunggal, dan menetapkan program pemasaran yang akan melayani semua
kelompok pasar atau disebut undifferentiated marketing. Pendekatan kedua
dalam strategi pemasaran massa yaitu membagi produk dan program
pemasaran untuk segmen yang berbeda-beda, atau disebut juga differentiated
marketing.
3) Positioning
Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga
menempati posisi yang khas (dibandingkan para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk
memaksimalkan potensi manfaat perusahaan. Penentuan posisi merek yang baik
membantu strategi pemasaran dengan mengklarifikasi esensi merk, tujuan apa yang
dicapai konsumen berkat bantuannya, dan cara ia melakukannya dengan cara yang
unik. Hasil akhir penetapan posisi adalah keberhasilan penciptaan proporsi nilai
yang berfokus pada pelanggan, yaitu alasan mengapa pasar sasaran harus membeli
produk itu. Namun, dalam suatu perusahaan terkadang terjadi kesalahan dalam
membuat strategi positioning, bentuk kegagalan positioning tersebut adalah:
a) Under Positioning (Penetapan Posisi yang Kurang)
Beberapa perusahaan hanya menyadari bahwa pembeli hanya memiliki
gagasan yang samar tentang merek tertentu. Merek itu dianggap hanya sekedar
pendatang lain di pasar yang sudah sesak. Contoh: Ketika Pepsi
memperkenalkan Pepsi Crystal yang bening tahun 1993, pelanggan tidak
tertarik. Mereka tidak melihat “kebeningan” sebagai manfaat positif dalam
minuman ringan.
b) Over Positioning (Penetapan Posisi yang Berlebihan)
Pembeli mungkin memiliki citra yang terlalu sempit terhadap suatu merek
tertentu. Contoh: Pelanggan mengira bahwa cincin berlian Tiffany memiliki harga
paling rendah $5,000 walau kenyataanya saat ini Tiffany menawarkan cincin
berlian yang terendah dengan harga mulai dari $1,000.
c) Confused Positioning (Penetapan posisi yang Membingungkan)
Pembeli mungkin memiliki citra yang membingungkan tentang merek tertentu
karena perusahaan itu terlalu banyak membuat pengakuan atau terlalu sering
mengubah posisi merek itu. Contoh: Perusahaan Adidas mengeluarkan banyak
produk mulai dari peralatan olahraga, aksesori, sampai perlengkapan sekolah.
d) Doubtful Positioning (Penetapan Posisi yang Meragukan)
Pembeli mungkin sukar mempercayai pengakuan tertentu berkenaan dengan
harga, fitur, atau perusahaan pembuat produk itu. Contoh: Restoran yang
terlihat mewah ternyata pelayanannya sangat buruk, ini membuat konsumen
menjadi ragu dengan kualitas restoran tersebut.
b. Marketing mix
Menurut Kotler (1997), marketing mix adalah sejumlah alat-alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk menyakinkan obyek pemasaran atau target pasar yang
dituju. Selanjutnya Kotler mengemukakan bahwa marketing mix dapat dibagi menjadi
4P, yaitu:
1) Product
Segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli
atau dikonsumsi. Produk terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand
name, packaging, size, services, warranty, dan returns.
2) Price
Sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk. Harga meliputi last
price, discount, allowance, payment period, credit terms, dan retail price.
3) Place
Berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual
terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi channels, coverage,
assortments, locations, inventory, dan transport.
4) Promotion
Berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan
produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi sales promotion, advertising,
sales force, public relation, dan direct marketing, atau yang lazim disebut bauran
komunikasi pemasaran (Kotler, 1997).
4. Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran adalah dokumen tertulis yang meringkas apa yang telah dipelajari
pemasar tentang pasar dan mengindikasikan bagaimana perusahaan berencana
menjangkau tujuan pemasarannya. Tujuan dibuatnya rencana pemasaran sebelum
memasarkan sebuah produk adalah agar apa yang dilakukan dalam memasarkan produk
tesebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
a. Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan tahap pengumpulan data yang ditempuh peneliti sebelum
merancang dan merencanakan suatu rencana pemasaran. Bagian ini menampilkan data
latar belakang yang relevan tentang penjualan, biaya, pasar, pesaing, dan berbagai
kekuatan dalam lingkungan makro.
b. Kompetisi Persaingan
Menurut Kotler, persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan di mana
perusahaan pada pasar produk/jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya
masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih
pelanggannya (Kotler, 2002).
Sedangkan menurut Porter, persaingan akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing
yang tidak hanya pada produk/jasa sejenis, dapat pula pada produk/jasa substitusi
maupun persaingan pada hulu dan hilir (Porter, 1996).
c. Aturan Suksesnya Pemasaran dan Penjualan
Terdapat empat aturan demi suksesnya pemasaran dan penjualan yang dirancang untuk
membantu menganalisa pasar dan memilih pelanggan yang berpeluang besar membeli
produk atau jasa, yaitu:
d. Rencana Penjualan
Bagian ini memuat target penjualan yang ingin dicapai perusahaan dalam setiap interval
waktu di dalam rentang waktu perencanaan. Di bagian rencana penjualan akan
ditetapkan berapa permintaan pasar yang akan dilayani oleh perusahaan, apakah lebih
kecil atau lebih besar dari kapasitas produksi saat ini. Jika target penjualan lebih besar
dari kapasitas produksi saat ini, maka perlu diperkirakan investasi tambahan yang
diperlukan atau perlu tidaknya dilakukan proses outsourcing. Perhitungan apakah
dibutuhkannya investasi tambahan atau tidak dapat dilakukan dengan menggunakan
cost-volume-profit analysis.
G. Referensi
Kotler, Philip & Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip & Keller. 2000. Manajemen Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: PT Prenhallindo.
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary.
Porter, Michael E. 2007. Strategi Bersaing. Tangerang: Kharisma Publishing Group.
Stanton, William J. 1991. Prinsip Pemasaran. Ed Indonesia. Jakarta: Erlangga.
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana produksi berdasarkan rencana pemasaran pada modul
1.
2. Praktikan mampu melakukan perhitungan biaya terkait rencana produksi
3. Praktikan mampu menghitung harga pokok produksi
B. Landasan Teori
1. Sistem Produksi
a. Perencanaan produksi
b. Perencanaan proses dan fasilitas produksi
c. Perencanaan bahan baku dan persediaan
d. Perencanaan tenaga kerja produksi
2. Biaya Produksi
3. Biaya Investasi Tambahan
4. Harga Pokok Produksi
C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat rencana produksi agregat
2. Menggambarkan proses produksi dan mengidentifikasi fasilitas produksi yang diperlukan
3. Membuat perencanaan tenaga kerja produksi
4. Membuat perencanaan material
5. Menghitung biaya produksi
6. Menghitung biaya investasi tambahan
7. Menghitung harga pokok produksi
D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report
F. Dasar Teori
1. Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan suatu rangkaian sub sistem yang saling berinteraksi dengan
tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi dapat berupa
bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output-nya adalah
produk yang dihasilkan beserta produk sampingannya seperti limbah, informasi, dan lainnya.
Berikut skema sistem produksi:
a. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi agregat adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk
agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara top management
dan manufacture. (Ginting, 2007). Rencana produksi harus menyediakan jumlah produk
yang diinginkan pada waktu yang tepat dan pada jumlah biaya yang minimum dengan
kualitas yang memenuhi syarat. (John E. Biegel,1992).
Pada perencanaan produksi ini ada 3 strategi yang dapat dilakukan yaitu:
1) Level Strategy
Melakukan perencanaan produksi menggunakan level produksi yang ada pada
perusahaan. Dengan level ini, mereka menentukan besarnya biaya persediaan yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan.
a) Level Produksi
n
t 1
demand
[Production Level periode (t) – demand periode (t)] + Inventory periode (t-1)
d) Inventory Cost
Adjusted Inventory periode (t) + Ongkos Inventory
2) Chase Strategy
Strategi perencanaan produksi di mana perusahaan melakukan hiring atau layoff
tenaga kerja berdasarkan tingkat produksinya. Jika terjadi kenaikan tingkat produksi
maka perusahaan akan melakukan hiring dengan menghitung ongkos hiring yang
dikeluarkan.
Jika terjadi penurunan tingkat produksi maka perusahaan dapat melakukan proses
layoff dengan ongkos yang harus dikeluarkan jika melakukannya.
3) Subcontract Strategy
Strategi dengan menentapkan apakah perlu melakukan penambahan terhadap
produk subcontract atau tidak dilihat dari level produksi. Di mana level produksi pada
strategi adalah level produksi dari data permintaan yang terkecil.
Jumlah subcontract dapat dicari dengan :
Demand – Production Level
4) Mixed Strategy
Strategi ini merupakan strategi yang mengkombinasikan antara level, chase dan
subcontract strategy.
5) Transportasi Land
Pembagian tingkat produksi dengan menetapkan tiga ongkos yaitu realtime,
overtime dan subcontract.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang harus di keluarkan untuk
memproduksi suatu barang. Biaya produksi juga merupakan pengeluaran yang di lakukan
perusahaan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan baku yang akan di
gunakan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi adalah biaya yang harus
digunakan atau dikeluarkan setiap tahun oleh perusahaan untuk melakukan proses produksi
dari awal bahan baku masuk hingga produk akhir selesai.
Biaya produksi dapat meliputi unsur–unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Uang modal, sewa
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama
dari biaya produksi, meliputi :
a. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
Merupakan biaya semua material penting yang digunakan dalam menghasilkan produk.
Ciri biaya bahan langsung adalah besar biayanya cukup signifikan dan materialnya dapat
terlacak secara fisik ke masing-masing produk. Dengan definisi ini maka paku bukan
bahan langsung untuk produk lemari pakaian. Kayu merupakan bahan langsung untuk
lemari pakaian
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Merupakan biaya dari semua tenaga kerja yang penting yang diperlukan dalam
memproduksi suatu produk. Contoh : tenaga pengukir untuk produksi meubel.
G. Referensi
Hidayah, Irmayenti. Elfiswandi. Neldi, Mondra. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan
Metode Harga Pokok, Padang: Jurnal No. 091011551101235.
Prof. Ir. Salengke, M.Sc Ph.D. 2011. Buku Ajar Ekonomi Teknik. Makassar.
Rangkuti, Freddy. 2008. Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis
Kasus. Jakarta: Gramedia.
Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu membuat perencanaan sumber daya manusia di suatu perusahaan
2. Praktikan mampu memberi usulan perbaikan perencanaan sumber daya manusia untuk
periode mendatang
B. Landasan Teori
1. Job Analysis
a. Job description
b. Job spesification
2. Perencanaan Sumber Daya Manusia
3. Organisasi dan Struktur Organisasi
4. Analisis Tenaga Kerja
C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat Job Analysis
2. Membuat perencanaan Sumber Daya Manusia
3. Membuat organisasi dan struktur organisasi
4. Menghitung biaya tenaga kerja pertahun
D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report
F. Dasar Teori
1. Job Analysis
Job analysis adalah sebuah alat yang biasa digunakan dalam manajemen sumber daya
manusia. Alat ini diciptakan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan lengkap mengenai
suatu jabatan atau posisi. Gambaran lengkap dan menyeluruh yang dimaksud adalah uraian
mengenai tanggung jawab dan tugas-tugas suatu jabatan (job description) dan uraian
mengenai kualifikasi atau persyaratan yang dibutuhkan (job spesification) supaya
tanggungjawab dan tugas tersebut dapat dijalankan dan memberikan unjuk kerja
(performance) yang dapat diterima (average) dan luar biasa (outstanding).
a. Job description (Uraian Jabatan)
Job description adalah suatu catatan yang sistematis tentang tugas dan tanggung jawab
suatu jabatan tertentu, yang ditulis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
b. Job specification (Spesifikasi/Persyaratan Jabatan)
Job specification adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang
menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya dengan baik. Job specification ini dapat disusun secara bersama-sama dengan
job description, tetapi dapat juga disusun secara terpisah.
Bentuk ini membagi tanggung jawab atas dasar fungsi-fungsi dasar bisnis seperti
pemasaran, produksi, keuangan, dan bagian lainnya. Struktur fungsioanal memungkinkan
perusahaan mendapatkan keuntungan dan keahlian yang tercipta dari spesialisasi untuk
berhubungan dengan masalah-masalah yang kompleks.
Contoh:
1) Bentuk Desentralisasi
Pada saat perusahaan tumbuh dan menambah beberapa produk maka organisasi dapat
dibagi sesuai produk. Organisasi produk atau pasar mendistribusikan wewenang dan
tanggung jawab kepada pimpinan yang menguasai produk/pasar tertentu dan biasanya
mengkuti salah satu dari tiga bentuk di bawah ini:
a) Pembagian Menurut Produk
Setiap departemen bertanggung jawab terhadap produknya masing-masing. Contoh:
G. Referensi
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary
Rangkuti, Freddy. 2000. Business Plan: Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisa Kasus.
Jakarta: Gramedia
Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. 2009. Jakarta: Rajawali
Pers
Modul Praktikum Perencanaan Bisnis Tahun 2011/2012 Institut Teknologi Telkom
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana keuangan suatu perusahaan beberapa tahun ke depan
2. Praktikan mampu menyusun laporan laba rugi dan cash flow suatu perusahaan
3. Praktikan mampu memahami dan menganalisis informasi yang terkandung dalam laporan laba
rugi dan cash flow
4. Praktikan mampu memberikan usulan berdasarkan perencanaan keuangan yang disusun
B. Landasan Teori
1. Pengenalan Perencanaan Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
3. Cash flow
C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat rencana keuangan
2. Membuat proyeksi laporan laba rugi
3. Membuat proyeksi cash flow
D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report
F. Dasar Teori
1. Pengenalan Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan meliputi kegiatan membuat rencana pemasukan dan pengeluaran
serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu. Dalam menyusun perencanaan
keuangan, dibutuhkan dokumen-dokumen keuangan. Dokumen keuangan adalah catatan
yang digunakan untuk menunjukkan keuangan di masa lalu, masa kini, dan masa akan
datang. Bagian ini berisi dokumen yang perlu dimasukkan ke dalam rencana bisnis, yang
terdiri dari laporan keuangan proforma (yang diproyeksikan) dan aktual (yang sebenarnya
terjadi).
Dokumen keuangan merupakan sarana untuk melihat bisnis secara realistis berkaitan dengan
profitabilitas. Selain itu, dokumen keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja aktual
perusahaan terhadap proyeksi finansialnya. Umumnya, bagian dokumen keuangan adalah
bagian pertama yang diperiksa pemberi pinjaman atau investor. Terdapat beberapa jenis
dokumen keuangan, yaitu:
a. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Laporan sumber dan penggunaan dana biasanya berupa narasi yang berisikan kebutuhan
bisnis.
3. Cash flow
Cash flow merupakan aliran keuangan yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu. Aliran
keuangan ini dapat berupa investasi awal, pendapatan yang diterima atau berupa biaya yang
harus dikeluarkan. Semua kejadian atau transaksi yang terjadi dalam kurun waktu tersebut
dibuat ke dalam diagram yang disebut dengan cash flow diagram.
a. Cash Receipts (Penerimaan)
1) Investasi
Merupakan istilah yang berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga
sebagai penanaman modal.
2) Pinjaman Jangka Pendek
Pinjaman yang akan jatuh tempo dalam satu tahun atau kurang, dan digunakan apabila
kebutuhan akan dana tambahan bersifat sementara.
3) Pinjaman Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang mempunyai masa pakai lebih dari 5 tahun. Umumnya,
pinjaman jangka panjang juga mematok suatu suku bunga atau tingkat pengembalian
yang akan tetap berlaku untuk seluruh pinjaman.
4) Penjualan Cash
Penjualan yang bersifat tunai pada umumnya terjadi secara kontan.
5) Penjualan Harta atau Kekayaan
Penjualan terhadap sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di
kemudian hari.
b. Cash Disbursement (Pengeluaran)
1) Pembelian bahan baku
2) Pembayaran gaji
3) Biaya overhead
4) Biaya penjualan
5) Biaya umum dan administrasi
6) Pembelian fixed asset
7) Pembayaran bunga
8) Pembayaran pinjaman
9) Pembayaran pajak
Preoperating
period year 1
Estimated cash inflow
Owner's investment $5.000,00
Loan 18.000,00
Sales - $74.869,00
Total estimated receipts $23.000,00 $74.869,00
Estimated disbursements
Purchase of machinery $8.490,00
Purchase of land 900,00
Construction of building 2.220,00
Purchase of office equipment 390,00
Venture initiation cost 442,00
Purchase of raw material (table 9) $65.175,00
Payment of interest 1.800,00
Payment for
direct labor 4.848,00
manufacturing overhead 2.996,00
operating expenses - 8.522,00
Total estimated disbursement $12.442,00 $83.341,00
Net inflow 10.558,00 (8.472,00)
Plus beginning cash balancing - 10.558,00
Ending cash balance $10.558,00 $2.086,00
G. Referensi:
Pinson, L. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary. Williams, Jan R. Susan F. Haka,
Mark S. Bettner, Joseph V. Carcello. 2008. Financial & Managerial Accounting. McGraw-Hill.
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu menyusun rencana keuangan suatu perusahaan di tiga tahun mendatang
2. Praktikan mampu menyusun neraca perusahaan
3. Praktikan mampu memahami dan menganalisis informasi yang terkandung dalam neraca
4. Praktikan mampu mengolah laporan keuangan menggunaan metode analisis rasio
5. Praktikan mampu memberikan usulan berdasarkan perencanaan keuangan yang disusun
B. Landasan Teori
1. Neraca
a. Harta (Asset)
b. Kewajiban (Liability)
c. Kekayaan bersih (Net Worth)
2. Analisis Rasio
a. Rasio Likuiditas
b. Rasio Solvabilitas
c. Rasio Rentabilitas
C. Aktivitas Praktikum
1. Membuat proyeksi neraca
2. Membuat proyeksi rasio keuangan
D. Prosedur Praktikum
1. Tes Awal
2. Penjelasan Materi
3. Praktikum
4. Tes Akhir
5. Progress Report
F. Dasar Teori
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan suatu bisnis pada suatu
titik waktu tertentu. Umumnya neraca dibuat pada saat akhir periode akuntansi. Neraca
merupakan gambaran tentang apa yang menjadi milik dan hutang bisnis pada suatu waktu
tertentu dan akan menunjukkan lemah atau kuatnya posisi keuangan. Dengan menyiapkan
laporan ini secara teratur, kita dapat mengidentifikasi dan menganalisa tren tentang kuatnya
keuangan bisnis sehingga dapat membuat perubahan tepat pada waktunya. Neraca terbagi
kedalam 3 kategori, yaitu:
a. Harta (asset)
b. Kewajiban (Liability)
c. Kekayaan bersih (Net Worth)
a. Harta (Asset)
Harta (asset) adalah segala sesuatu yang menjadi milik atau piutang usaha yang bernilai
kas. Harta terbagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1) Harta lancar (current asset), merupakan kas atau rekening di bank dan sumber-sumber
lain yang dapat dicairkan menjadi kas/bank, yang dapat dijual atau dipakai habis dalam
1 tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan jika melampaui 1 tahun.
Terdapat beberapa komponen pada harta lancar, yang akan dijelaskan pada poin
berikut:
Kas (cash), yaitu uang yang tersedia termasuk uang yang belum di deposito.
Kas kecil (petty cash), yaitu uang yang disimpan dalam kas kecil dan belum
dikeluarkan.
Piutang (account receivable), merupakan uang hasil penjualan barang/jasa.
Persediaan (inventory), termasuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang
pabrik atau pembelian untuk dijual lagi.
Investasi jangka pendek (short-term investment), dapat diubah menjadi kas dalam
satu tahun (saham atau obligasi)
Biaya dibayar di muka, merupakan barang atau jasa yang dibeli atau disewa tapi
belum digunakan, seperti sewa, asuransi, pembelian persediaan yang dibayar
dimuka, dan lainnya.
2) Investasi jangka panjang (long-term investment), seperti saham, obligasi, dan tabungan
khusus yang akan ditahan, setidaknya selama satu tahun.
3) Harta tetap (fixed asset), merupakan sumber daya yang dimiliki dan tidak untuk dijual
lagi, seperti:
Tanah, daftarkan menurut harga beli.
Bangunan, daftarkan menurut harga beli dikurangi penyusutan.
Peralatan, Perabot, dan Kendaraan, daftarkan menurut biaya dikurangi penyusutan.
b. Kewajiban (Liability)
Kewajiban (Liability) adalah sesuatu yang menjadi hutang bisnis atau hak kreditur atas
harta anda. Kewajiban lancar (current liabilities) merupakan kewajiban membayar dalam
suatu siklus operasi. Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang. Yang termasuk kedalam kewajiban lancar adalah:
Hutang usaha (account payable), yaitu kewajiban yang harus dibayar dalam satu siklus
operasi.
Wesel bayar (notes payable), termasuk didalamnya wesel jangka pendek, daftar saldo
hak pokok. Daftarkan secara terpisah porsi lancar dari hutang jangka panjang.
Hutang Bunga (interest payable), termasuk bunga atas pinjaman dan kredit.
Hutang Pajak, yaitu jumlah yang diperkirakan telah terjadi selama periode akuntansi.
Hutang Gaji (payroll accrual), yaitu kewajiban lancar atas gaji dan upah.
Sedangkan kewajiban jangka panjang (long-term liabilities) merupakan saldo yang belum
dilunasi dikurangi dengan porsi yang harus dibayar sekarang, seperti pinjaman usaha,
kendaraan, hipotek, dan sebagainya.
c. Kekayaan Bersih (Net Worth)
Kekayaan bersih (Net Worth), bisa disebut juga sebagai modal pemilik. Kekayaan bersih
merupakan hak pemilik atas harta usaha (dokumen menurut badan hukum bisnis
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek yang jatuh
tempo. Jadi, rasio likuiditas mengukur kemampuan tersebut. Rasio likuiditas merupakan
indikator yang baik apakah perusahaan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak.
1) Current Ratio
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek
dan merupakan ukuran yang paling sering digunakan.
ACP lebih bermakna jika dibandingkan dengan credit term perusahaan. Misalnya jika
credit term 30 hari, maka ACP 45 hari adalah buruk, tetapi jika credit term 60 hari, maka
ACP-nya baik.
Semakin tinggi nilai TATO, maka semakin efisien penggunaan aset perusahaan.
Semakin tinggi nilai ITO akan semakin baik bagi perusahaan. Nilai ITO akan lebih
bermanfaat jika dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
b. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas atau yang juga disebut rasio leverage merupakan perbandingan dana
yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang dipinjam dari kreditur
perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aset
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari
para pemberi pinjaman.
1) Total Debt to Total Asset Ratio
Total debt to total asset Ratio mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor.
Semakin tinggi Total Debt to Total Asset Ratio, maka financial leverage akan semakin
besar dan semakin besar pula proporsi dana kreditor yang digunakan untuk
menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai rasio juga akan memberikan resiko yang besar
bagi perusahaan karena ada kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar hutang
yang semakin besar.
2) Total Debt to Equity Ratio
Total debt to equity Ratio merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas
dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya.
c. Rasio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga dengan rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Ada
banyak cara mengukur profitabilitas sehingga pengukurannya dikaitkan pada penjualan
yang dihasilkan perusahaan, asset yang digunakan, maupun investasi yang dilakukan
pemegang saham.
1) Gross Profit Margin
Gross Profit margin mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah perusahaan
menghasilkan produk.
Untuk melihat keberhasilan perusahaan dalam industrinya, net profit margin merupakan
ukuran yang baik (walaupun tiap industri mempunyai ukuran yang berbeda).
4) Earning Per Share (EPS)
Earning per share menunjukkan laba per lembar saham yang menjadi hak pemegang
saham biasa.
G. Referensi
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan. Jakarta: Canary.
Williams, Jan R. Susan F. Haka, Mark S. Bettner, Joseph V. Carcello. 2008. Financial &
Managerial Accounting. McGraw-Hill Irwin.
www.investopedia.com
Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini merupakan salah satu syarat wajib yang
harus ditempuh seorang calon Sarjana Teknik Industri dan merupakan keahlian inti yang harus
dimiliki oleh seorang Sarjana Teknik Industri. Melalui Praktikum Analisis dan Perancangan
Perusahaan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan penilaian (evaluasi) terhadap tingkat
kelayakan usaha, dan juga mampu untuk menyusun sebuah proposal perencanaan bisnis (business
plan).
Agar maksud dan tujuan dari Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini dapat
tercapai dengan baik, diharapkan kepada segenap praktikan agar memperhatikan hal-hal yang
disampaikan oleh asisten/instruktur selama pelaksanaan praktikum berlangsung. Selain itu juga
diharapkan agar praktikan tidak segan-segan menyampaikan pertanyaan kepada asisten/instruktur
apabila ada hal-hal yang tidak dimengerti mengenai materi praktikum yang dilaksanakan.
Akhir kata, semoga panduan praktikum ini dapat menjadi arahan dan pegangan bagi segenap
praktikan selama menjalankan kegiatan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini.
Selamat melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya dan semoga mendapatkan hasil yang
terbaik. Amin.
Cover Depan
Cover Dalam
a. Gambar dan Design menarik
Gambar dan design cover dalam laporan harus dapat mewakili jenis dan karakter dari usaha
yang tercerminkan dari design dan warna yang sesuai.
b. Logo / Lambang Usaha
Digunakan untuk mempermudah dan membedakan usaha kita di mata konsumen dalam
mengingatkan usaha kita dibandingkan dengan pesaing dan nama usaha yang sama.
c. Informatif (nama, alamat, contact no)
Berisi informasi nama usaha, domisili / alamat tempat usaha serta nomor telepon yang
dapat dihubungi apabila calon investor ataupun konsumen ingin menghubungi.
Lembar Persetujuan
*) Daftar Anggota Kelompok ............... (hanya untuk laporan kelompok besar)
*) Daftar Peserta Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan Tahun Akademik
2018/2019 (hanya untuk laporan angkatan)
Kata Pengantar
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)
Berisi rangkuman dari isi bab 1 s.d bab 5, yang dituangkan dalam maksimal 2 halaman.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi Pengenalan Perusahaan :
1.1 Identitas Perusahaan (nama perusahaan, alamat, dan logo beserta arti logo tersebut)
1.2 Visi, misi, dan tujuan perusahaan
1.3 Bidang usaha dan bentuk badan hukum usaha
2.4 Penawaran
Perkiraan/proyeksi penawaran (supply) dari produk pesaing sejenis di pasar.
Perkiraan Penawaran (Unit) Total Penawaran
Tahun
Pesaing 1 Pesaing 2 Pesaing 3 (Unit)
2016
.........
2020
2.5 Rencana Penjualan
Rencana Penjualan adalah rencana produk yang akan dijual dalam waktu 5 tahun ke
depan disesuaikan dengan kondisi permintaan dan penawaran yang ada, serta
pangsa pasar (market share) yang dimiliki.
Rencana
Permintaan Penawaran Peluang Pangsa Pasar
Tahun Penjualan
(A) (B) (C = A-B) (E = D x 100% / C)
(D)
2016
2017
2018
2019
2020
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.
Lampiran-lampiran
Cover Depan
RENCANA PENDIRIAN
PT. APP BOOKSHELF DI PEKALONGAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN
oleh:
......................................................
(NPM. .....................................)
Laporan Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan ini telah diperiksa dan
disetujui sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Praktikum Analisis dan Perancangan Perusahaan pada Program Studi Teknik Industri,
Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019
disusun oleh :
........................................
(NPM. ..............................)
Karawang, ..................................
2 Sekretaris 2.
3 Bendahara 3.
4 Anggota 4.
5 Anggota 5.
6 Anggota 6.
7 Anggota 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20