PENDAHULUAN
antiepilepsi, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala konvulsi penyakit lain.
Bromida, obat pertama yang digunakan untuk terapi epilepsi telah di tinggalkan
mulai banyak ditinggalkan fenitoin (difenilhidantoin), sampai saat ini masih tetap
dan lebih banyak digunakan untuk anak-anak karena tidak menyebabkan wajah
dan ditandai dengan penambahan aktifitas listrik seperti yang di ukur dengan
yang tidak terkendali. Hingga saat ini tidak ada pemeriksaan laboratorium untuk
1
epilepsi. Dalam beberapa hal khususnya setelah kejang tonik-klonik umum(atau
besar OAE meliputi efek pada kanal ion natrium dan kalsium penghambatan
patensial aksi dengan cara menunda pemulihan konat natrium sehingga tidak
e. Berapa dosis obat, Efek sampingnya apa saja dan Bagaimana cara
mengatasinya ?
1.3. Tujuan
2
d. Untuk mengetahui indikasi / kontra indikasi obat antikonvulsi.
1.4. Manfaat
serta kontra indikasi, dosis, dan efek samping beserta cara mengatasinya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
rangsangan sel saraf sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang. Selain
(https://www.alodokter.com/antikonvulsan)
timbulnya pelepasan muatan listrik yang berlebihan secara cepat dan mendadak di
Penyebab – penyebab epilepsi ialah karena luka di otak seperti abses, tumor
dan arterioklerosis, keracunan timah hitam atau petidin. Adapun Jenis epilepsi :
perasaan kacau dan kantuk. Terjadi kejang otot, kaki – tangan bergerak,
4
Obat antikonvulsan terdiri dari beberapa jenis, yang meliputi:
Hidantoin
fenitoin, suatu hidantoin yang ditemukan pada tahun 1983 yang sampai kini
masih terus sering dipakai untuk mengendalikan serangan kejang. Obat ini
paling sedikit efek toksiknya, sedikit efeknya terhadap sedasi umum. Dan
tidak menimbulkan adiksi. Tetapi, obat ini tidak boleh dipakai selama
Barbiturat
yang berturut – turut dan cepat), meningitis, reaksi toksik, dan eklampsia.
Suksinimid
5
suksinimid pilihan ; formula lain yaitu metsuksimid, dan fenuksimid
Oksazolidon / oksazolidindion
dikembangkan untuk petit-mal dan karena itu lebih sering diresepkan dari
Benzodiazepin
dapat terjadi 6 bulan setelah dimulainya terapi obat, dan akibatnya dosis
dan harus diberikan intravena untuk mencapai respon yang diinginkan. Obat
diazepam.
6
Iminostilben
serangan kejang yang refrakter yang tidak memberikan respon terhadap terapi
gejala -agejala putus obat dari alkohol. Tetapi, obat ini belum disetujui oleh
Valporat
mal, dan campuran dari jenis-jenis ini. Harus hati hati dalam memberikan obat
ini kepada anak yang sangat kecil dan klien dengan gangguan hati karena
hepatotoksisitas merupakan salah satu dari reaksi yang merugikan dari obat
Obat yang paling banyak diteliti adalah fenitoin, yang pada konsetrasi
7
proporsi kanal Na+ inaktif untuk semua potensial membran yang diberikan.
Fenitoin cenderung terikat pada kanal Na+ yang inaktif ( tertutup), menstabilkan
dan, karena kanal Na+ rentan terhadap blokade oleh fenintoin, aliran Na+
potensial aktif. Transmisi neuronal pada frekuensi normal relatif tidak dipengaruhi
oleh fenitoin karena proporsi Na+ yang jauh lebih kecil berada dalam keadaan
mempunyai aksi yang serupa pada kanal Na+ neuron. Valproat tampaknya juga
tetapi dengan cara memperkuat kerja dari GABA yang dilepaskan pada sinaps, di
kompleks reseptor GABAA –kanal CI-. Fenobarbital juga bisa mengurangi efek
Bangkitan lena melibatkan aktivitas neuron osilasi antara talamus dan korteks
serebri. Osilasi melibatkan kanal Ca2+ (tipeT) pada neuron talamus yang
meghasilkan spike dengan ambang batas rendah dan memungkinkan sel untuk
8
mengendalikan absans (etosuksimid dan valproat) menurunkan aliran Ca2+ ini
9
Golongan
BARBITURAT
Fenobarbital D : PO : 400 – 600 mg/hari Kategori kehamilan D.
( luminal ) A : PO : 3 – 6 mg/kg/hari Hindari sebisa
dalam dosis terbagi. mungkin. Serangan
kejang grand – mal dan
psikomotor, status
epileptikus.
Waktu paruh 60 – 120
jam. Batas serum: 15 –
40 µg.mL. Keadaan
yang tetap 15 – 10 hari.
Golongan
SUKSINIMID
Etosksimid D : PO : 250 mg, b.i.d naikkan Serangan kejang petit –
( Zarontin ) dosis bertahap mal ( absence ) batas
A : 3 – 6 thn: PO : 250 mg/hari. serum : 40 – 100 µg/Ml.
Iritasi lambung sering
terjadi.
D & A: PO: dosis awal 300
Metsuksimid mg/hari selama 1 minggu: Serangan kejang petit –
( celontin ) dapat ditingkatkan dalam mal ( absence ) jika
interval. refrakter terhadap obat
lain. Sering terjadi
toksisitas: lebih sering
daripada etosuksimid.
D & A: PO: 0,5 – 1 g,b.id atau
Fensuksimid t.i.d Serupa dengan
( milontin ) metsuksimid.
10
Golongan
OKSAZOLIDON
Trimetadion D: PO: 300-600 mg, t.i.d atau Serangan kejang petit-
(Tridion) q.i.d. mal (absence). Banyak
A: PO: 13 mg/kg, t.i.d., atau efek samping; jarang
335 mg/m2 , t.i.d., atau 300-900 dipakai. Hindari
mg/hari dalam dosis terbagi pemakaian selama
hamil
Sama seperti trimetadion
Parametadion
(Paradion)
Golongan
BENZODIAZEPIN
(Antiansietas)
Klonazepam D: PO: 0,5-1 mg, t.i.d., secara Petit-mal, mioklonus,
(Klonopim) bertahap naikkan dosis setiap 3 dan status epileptikus.
hari sampai kejang Batas serum: 20-80 µg-
dikendalikan mL; ½: 20-38 jam
A: PO: 0,01-0,03 mg/kg/hari,
naikkan dengan bertahap
Golongan
IMINOSTILBEN A: PO: 200 mg, b.i.d., dosis Serangan kejang grand-
Karbamazepin ditingkatkan jika perlu mal, psikomotor, dan
(tegretol) A: PO: 10-20 mg/kg/hari, campuran. Batas serum:
dalam dosis terbagi 5-12 µg/mL. Dipakai
untuk mengobati
serangan kejang yang
tidak berespon terhadap
antikonvulsan lain.
Golongan
VALPROAT
Asam Valproat D&A: PO: 15 mg/kg sampai Serangan kejang grand-
(Depakene) dengan 60 mg/kg/hari dalam mal, petit-mal,
dosis terbagi psikomotor, dan
mioklonik. Batas
11
serum: 40-100 µg/mL.
Dosis dapat
ditingkatkan tiap
minggu sebanyak 5-10
mg/kg/hari sampai
serangan kejang dapat
dikendalikan. Hindari
selama kehamilan.
antikonvulsan:
ruampada kulit.
lain.
12
Cara mengatasi efek samping :
diri dengan dosis obat yang diberikan. Jika dosis ditambah, rasa
( pergerakan mata yang cepat ), sulit bicara dan ruam kulit, yang timbul
fenitoin dan asam valproat, dapat berefek teratonik pada janin. Selama
laju metabolisme, dan kadar fenitoin serum harus diawasi dengan ketat.
dipakai.
Beritahui klien untuk tidak menghentikan regimen antikonvulsi secara
13
untuk mencegah rebound serangan kejang ( kekambuhan serangan
kejang ).
Beritahu klien untuk menjaga higiene mulut dengan baik selama memakai
fenitoin. Beritahu klien untuk menggunakan sikat gigi yang lembut untuk
lebih serig dari biasa karena fenitoin dapat menghambat pelepasan insulin,
hari bersama makanan atau susu. Jika menggunakan bentuk cair, kocoklah
otot, gerakan involunter dari bola mata, pusing, sulit bicara (slurred
1996.)
14
BAB III
KESIMPULAN
Anti konvulsan adalah suatu kelompok obat yang digunakan untuk
mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epiletic seizure) dan bangkitan non-
epilepsi. Anti konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya
digunakan pada kasus-kasus kejang karena epiletik. Oleh karena itu, anti konvulsi
mestinya.
Umumnya epilepsi mungkin disebabkan oleh kerusakan otak dalam proses
kelahiran, luka kepala, strok, tumor otak, alkohol. Kadang juga epilepsi karena
genetik, tapi epilepsi bukan penyakit keturunan dan belum diketahui secara pasti
hati, kecuali vigabatrin dengan bapentin yang dieliminasi oleh ekskresi ginjal.
Pentingnya pencegahan dengan menangani obat dan pemeriksaan klinis yang tepat
15
16