Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM JALAN

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

AS – 03
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER
(Softening Point of Asphalt and Tar in Ethylene Glycol Ring and Ball)
(SNI 06-2434-1991)

1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
a. Menentukan nilai titik lembek aspal keras (solid)
b. Agar mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian titik
lembek sesuai dengan standar pengujian.
c. Memberikan pengertian dan kemampuan dasar kepada mahasiswa untuk dapat
menentukan titik lembek aspal sebagai salah satu parameter karakteristik utama
aspal.

1.2 Tujuan Pemeriksaan


Untuk memeriksa apakah titik lembek aspal PEN 60/70 memenuhi Spesifikasi Bina
Marga Tahun 2010 revisi 3.

2. Terminologi
- Duplo
Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang diuji adalah ganda dan dipersiapkan,
dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama.
- Ring & Ball
Istilah umum yang digunakan untuk menyatakan jenis praktikum ini (pemeriksaan
titik lembek aspal dan ter), karena peralatan utama yang digunakan adalah seperangkat
cincin kuningan dan bola baja.

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
3. Teori Dasar
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian
perilaku/respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu
spektrum/beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya. Aspal juga
memiliki sifat yang berperan penting untuk mengikat butiran angregat dan mengisi pori –
pori butiran agregat. Adapun aspal memiliki 2 sifat yaitu adhesi dan kohesi, sifat adhesi
yaitu kemampuan aspal dalam mengikat butiran agregat, kemudian sifat kohesi yaitu
kemampuan aspal untuk mempertahankan butiran agregat setelah terjadi pengikatan.
Hubungan antara pengujian titik lembek aspal dan aspal adalah apabila suhu titik lembek
lebih besar dari suhu yang telah dipersyaratkan maka aspal tersebut akan tahan lama
terhadap suhu pada saat dilapangan yang mengakibatkan aspal tersebut lebih kuat dalam
mengikat butiran agregat. Jika suhu titik lembek pada saat pengujian lebih rendah dari
suhu yang sudah dipersyaratkan maka aspal akan semakin lemah dalam fungsinya sebagai
mengikat butiran agregat yang diakibatkan oleh suhu panas yang memengaruhi aspal,
sehingga aspal tidak tahan lama terhadap panas, aspal juga akan menjadi lebih lunak dan
jika lama – kelamaan akan mengakibatkan butiran agregat akan mudah terlepas dari ikatan
aspal, bukan tidak mungkin dalam jangka waktu yang tidak alam aspal akan mengalami
kerusakan.
4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 53-89: 1990)
4.1 Peralatan yang Digunakan
1) Cincin kuningan
2) Bola baja dengan diameter 9,53 mm berat 3,45 gr sampai 3,55 gr

Gambar 1. Bola Baja


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2019 Kelompok 26

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
3) Dudukan benda uji, lengkap dengan pengarah bola baja dan plat dasar yang
mempunyai jarak tertentu.

Gambar 2. Dudukan Benda Uji


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2019 Kelompok 26

4) Bejana gelas tahan pemanasan mendadak diameter dalam 8,5 cm dengan tinggi dan
tinggi + 12 cm.

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

Gambar 4. Bejana Gelas Tahan Panas dan Alat “Ring and Ball”

Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2019 Kelompok 26

5) Hot Plate sebagai alat pemanas

Gambar 3. Alat Pemanas


Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2019 Kelompok 26

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
6) Termometer.
7) Penjepit
8) Alat pengarah bola.
9) Stopwatch

4.2 Penyiapan Sampel


1) Memanaskan contoh aspal perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga
cair merata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar
gelembung-gelembung udara cepat keluar.
2) Setelah cair merata, menuang contoh ke dalam dua buah cincin. Suhu pemanasan
ter tidak melebihi 56oC di atas titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi
111oC di atas titik lembeknya.
3) Memanaskan 2 buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan meletakkan
kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk
dan sabun.
4) Menuang contoh ke dalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurang-kurangnya
8oC di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya lebih 30 menit.
5) Setelah dingin, ratakan permukaan contoh dalam cincin dengan pisau yang telah
dipanaskan.

4.3 Prosedur persiapan benda uji yang harus diperhatikan adalah:


1) Suhu pemanasan aspal maksimal adalah titik lembek perkiraan ditambah 50°C
(kira-kira 100°C).
2) Lamanya pemanasan di atas api tidak lebih dari 30 menit dan jika di dalam oven
tidak lebih dari 2 jam.
3) Larutan gliserin dan talk digunakan pada permukaan alat besi bagian atas bukan
pada dinding ring benda uji.
4) Contoh aspal yang telah dipanaskan, dituang ke dalam cetakan benda uji dan
diamkan selama 30 menit, dipotong dengan spatula panas lalu disimpan dalam
ruangan pendingin (± 5°C) selama 30 menit.
5) Proses penuangan sampai percobaan selesai tidak boleh kurang dari 240 menit.

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
4.4 Pengujian Titik Lembek
1) Memasang dan mengatur kedua benda uji di atas kedudukan dan meletakkan
pengarah bola di atasnya. Kemudian memasukkan seluruh peralatan tersebut ke
dalam bejana gelas.
2) Mengisi bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5 ± 1) oC sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm.
3) Meletakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji
(kurang lebih dari 12,7 mm dari tiap cincin).
4) Memeriksa dan mengatur jarak antara permukaan pelat dasar benda uji sehingga
menjadi 25,4 mm.
5) Meletakkan bola-bola baja yang bersuhu 5oC di atas dan di tengah permukaan
masing-masing benda uji yang bersuhu 5oC menggunakan penjepit dengan
memasang kembali pengarah bola.
6) Memanaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC permenit. Kecepatan
pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini. Untuk 3 menit pertama
perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5oC/menit.

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
5. Perhitungan dan Pelaporan
Dari hasil pengujian di laboratorium didapat nilai titik lembek sebagai berikut:
 Nilai titik lembek aspal sampel 1 = 48,8 °C
 Nilai titik lembek aspal sampel 2 = 48,0 °C
 Nilai hasil penetrasi = 75,4 div
Sehingga nilai titik lembek rata-rata:
titik lembek 1 + titik lembek 2
=
2
48,8+48,0
=
2
= 48,4°C

Menentukan nilai Indeks Penetrasi (PI)


(20−500𝐴)
PI =
(1+50𝐴)
dengan :
(log 800 − log penetrasi)
A =
(titik lembek −25)
(log 800 −log 75,4)
=
(48,4−25)
= 0,044→Syarat : 0,015 £ A £ 0,06 ( memenuhi )

Sehingga nilai Indeks Penetrasi (PI)


(20−500A)
PI =
(1+50𝐴)
(20−500 𝑥 0,044)
=
(1+50 𝑥 0,044)
= -0,625 →Syarat : -3 £ PI £ 7 ( memenuhi )

KELOMPOK 26
PRAKTIKUM JALAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO

6. Diskusi
Dari hasil pengujian titik lembek didapatkan nilai rata – rata sebesar 48,4 °C dimana nilai
ini memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3 yaitu ≥48ºC. artinya suhu titik lembek
tersebut lebih besar dari suhu yang sudah dipersyaratkan sehingga aspal lebih kuat
terhadap suhu yang lebih tinggi pada saat dilapangan. Akibatnya aspal tersebut akan lebih
kuat dan tahan dalam menjalankan fungsinya sebagai pengikat butiran agregat.
Sebagaimana aspal akan kuat dalam menerima beban diatasnya dan pada saat terjadi
pembebanan aspal tidak akan mudah lepas dalam mengikat butiran agregat. Kemudian
apabila suhu dalam pengujian terlalu rendah dari yang sudah dipersyaratkan,maka akan
mengakibatkan aspal menjadi lunak dan sulit dalam mengikat butiran agregat aspal.

7. Kesimpulan dan Saran


7.1 Kesimpulan
Hasil pemeriksaan titik lembek aspal PEN 60/70 diperoleh nilai rata-rata pada suhu
48,4 °C dimana nilai ini memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2010 revisi 3 dengan nilai
≥48ºC, sehingga aspal yang diuji layak digunakan dalam pekerjaan perkerasan jalan.

7.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan pengujian Titik Lembek Aspal & Ter, kita harus
pahami dengan baik mengenai prosedur percobaan, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pelaksanaan pengujian. Pastikan alat praktikum yang digunakan ( hot plate )
dalam kondisi yang baik dan layak digunakan. Usahakan agar Thermometer yang
digunakan tidak menyentuh dasar Bejana Gelas, sehingga suhu yang terbaca adalah
suhu air didalam bejana gelas bukan suhu hot plate. Lakukan percobaan dengan teliti
agar hasil(data) yang didapatkan akurat.

KELOMPOK 26

Anda mungkin juga menyukai