Anda di halaman 1dari 90

1.

PERHITUNGAN KLASIFIKASI JALAN


PERHITUNGAN KELANDAIAN
Peta Skala 1:5000
RUMUS KELANDAIAN =Beda Tinggi
x 100%
Jarak

Dari Kota A ke Tikungan 1


Tinggi A= 110 m
T1 = 110.0000 m
L= 1 cm 50 m
Kelandaian = 110 - 110
x 100%
50
= 0
50
= 0.000 %

Dari Tikungan1 ke Tikungan 2


Tinggi T1 = 110 m
T2 = 120 m
L= 8 cm 400 m
Kelandaian = 110 - 120
x 100%
400
= -10
400
= -2.500 %

Dari Tikungan 2 ke Kota B


Tinggi T2 = 120 m
B = 112.500 m
L= 2 cm 100 m
Kelandaian = 113 - 120
x 100%
100
= -7.5
100
= -7.500 %
2. Menentukan Kecepatan Rencana ( VR ) Km/Jam

> Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi Jalan dan Medan Jalan di Kota A dan C

KECEPATAN RENCANA, VR, Km/Jam


FUNGSI JALAN
DATAR BUKIT PEGUNUNGAN
Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70
Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50

Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30

Catatan : Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu Segmen jalan dapat diturunkan

dengan Syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 Km/Jam.

dari TPGJAK (1997)

> VR dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan dan klasifikasi medan yaitu :

Funsi Jalan = Kolektor (Rural/Luar Kota )

Medan = DATAR

Kecepatan Rencana = 60-90 Km/Jam

Ditentukan VR = 40 Km/Jam
2. Menentukan Kecepatan Rencana ( VR ) Km/Jam

> Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi Jalan dan Medan Jalan di Kota B dan C

KECEPATAN RENCANA, VR, Km/Jam


FUNGSI JALAN
DATAR BUKIT PEGUNUNGAN
Arteri 70 - 120 60 - 80 40 - 70
Kolektor 60 - 90 50 - 60 30 - 50
Lokal 40 - 70 30 - 50 20 - 30
Catatan : Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu Segmen jalan dapat diturunkan
dengan Syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 Km/Jam.
dari TPGJAK (1997)

> VR dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi fungsi jalan dan klasifikasi medan yaitu :

Funsi Jalan = Kolektor (Rural/Luar Kota )

Medan = DATAR

Kecepatan Rencana = 60-90 Km/Jam

Ditentukan VR = 70 Km/Jam
MENENTUKAN ( emax, fmax, Rmin, Landai maximum dan Panjang Kritis ) pada kota A da
a.) Menentukan Elevasi Maksimum (emax)

> Elevasi Maksimum (emax) = Super Elevasi


> Super elevasi adalah suatu kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi mengimbangi gaya
senrtifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan

Super Elevasi = 10%

b.) Menentukan fmax

VR 40 50 60 70 80 90 100 110

Fm 0,166 0,160 0,153 0,147 0,140 0,128 0,115 0,103

> Untuk Kecepatan =< 80 Km/Jam = F = - 0,00065.V + 0,192


> 80 Km/Jam = F = - 0,00125.V + 0,240

> Karena kecepatan rencana (VR) = 40 Km/Jam maka, Fmax dapat diambil :
F = - 0,00065.V + 0,1 - 0,00065 . (40) + 0,1 0.166

c.) Menentukan Jari - jari minimum ( R min )

> Panjang jari - jari minimum (dibulatkan) untuk emax


10%
=

VR 120 100 80 70 60 50 40 30

R min 600 370 210 156 115 80 50 30

> Berdasarkan VR = 40 Km/Jam maka R min = 115 m

R min = VR2 40 2
=
127 ( e max + F max ) 127 (0,1 + 0,147)

= 50 m
d.) Menentukan Landai Maksimum (%) yang diijinkan

VR 120 110 80 70 60 50 40 <40

(%) 3 3 5 7 8 9 10 10

> Berdasarkan VR = 40 Km/Jam maka kelandaian makimum yang diambil


10% =

e.) Menentukan Panjang Kritis

KECEPATAN RENCANA ( Km / Jam )


80 70 60 50
5% 500 m 6% 500 m 6% 500 m 7% 500 m

6% 500 m 7% 500 m 7% 500 m 8% 420 m

7% 500 m 8% 420 m 8% 420 m 9% 340 m

8% 420 m 9% 340 m 9% 340 m 10% 250 m

Sumber: Buku “ Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan” tabel 5.2 hal 157.
4. PERHITUNGAN TINGGI PATOK DAN KELANDAIAN TANAH ASLI

> Kelandaian Tanah Asli

> Diambil perhitungan pada patok


Tinggi
: A = 110.000 m
Tinggi P1= 303.846 m Hasil Interpolasi
Jarak = 50 m

> Beda Tinggi =303.846 - 302.632 = 193.846 m

> Kelandaian = Beda Tinggi


x 100%
Jarak
= ###
x 100%
50
= 3.8769 %

> Perhitungan Tinggi titik dan kelandaian tanah asli lainnya ditebelkan
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Koordinat

Koordinat Jarak
Titik
x y (m)

A 126.0 124.0
11
T1 136.0 129.0
73
T2 166.0 196.0
23
B 186.0 207.0
46
T3 226.0 230.0
36
T4 208.0 208.0
35
T5 240.0 261.0
36
C 250.0 275.0
398
5. Perhitungan Sudut Pada Tikungan
Tikungan 1
x1 67.13 - 386.73 -319.6
tan α1 = = =
y1 648.07 - 532.07 116
α1 = tan-1 -2.7552
= 70 o

x2 386.73 - 356.45 30.28


tan α2= = =
y2 532.07 - 405.65 126.42
α2 = tan-1 0.23952
= 14.00 o

β= (α1 + α2)
= 14 + 70
= 84 o

Tikungan 2 x1 356.45 - 326.17 30.28


tan α1 = = =
y1 405.65 - 279.22 126.43
α1 = tan-1 0.2395
= 13 o

x2 326.17 - 434.88 -108.71


tan α2= = =
y2 279.22 - 217.96 61.26
α2 = tan-1 -1.7746
= 61 o

β= (α1 + α2)
= 13 + 61
= 74 o
Tikungan 3 x1 326.17 - 434.88 -108.71
tan α1 =
y1 = 279.22 - 217.96
=
61.26
α1 = tan-1 -1.774567
= 61 o

x2 434.88 - 459.25 -24.37


tan α2=
y2 = 217.96 - 69.96
=
148
α2 = tan-1 -0.164662
= 9 o

β= (α2 + α1)
= 9 + 60
= 51 o
TIKUNGAN 3
Dik: R = 179 m m = 147 m
β = 51.00 o en = 2 %
V = 70 Km/Jam = 0.02
Lebar Perkerasan = 2 x 3.7m Rmin = 157 m
Lebar Jalan satu arah = 3.75 m
a) Derajat Kelengkungan
1432.4
D =
179.0
= 8.002 o

f = 0.147

2
V2 70
e = - f = - 0.147
127 R 127 x 179

e = 0.0685

b) Panjang Lengkung Spiral Minimum (Ls min)


b1: Rumus Modifikasi SHORRT:
Ls
3
(m = 0.022 V - 2.727 V.e
in) R.c c

dimana: c = perubahan percepatan ( 0.4 m/det 3)


Ls 70 3 x 0.0685
70
(m = 0.022 - 2.7
in) 179 x 0.4 0.4
= 72.679 m

b2: Ls Berdasarkan Landai Relatif


Ls = ( e + en ) . B . m
= 0.0685 + 0.02 x 3.75 x 147
= 48.8108 m

b3: Ls Berdasarkan Waktu Tempuh ( 2 Detik )

Ls = VR
xT
3.6
= 70 x 2
3.6
= 38.889 m

Dari b1, b2 dan b3 di ambil nilai terbesar sebagai = 72.68 m


ditentukan Ls = 73 m

c) Menentukan Jenis Tikungan

Sudut Lengkung Spiral (θs)


90 Ls
θs = x
π R
90 73
= x
3.14 179
= 11.632 o

Sudut lengkung Lingkaran (θc)


θc = β - 2.θs
= 51.00 - x 11.632
= 27.736 o

Panjang Lengkung lingkaran ( Lc )


Lc = β - 2.θs
x π. R
360 o

= 51.00 - 23.3
x 3.14 x 179
360 o

= 43.304 m

adalah karena Lc > 20 m = 43.304 > 20 m Maka jenis Tikungan yang memenuhi syarat a
S-C-S dan C - C
Pergeseran Tangen terhadap Spiral ( P )
Ls2 2
P = - R (1 - cosθs) = 1.2422 m
6R

>
adalah karena P > 0.25 m = 1.242 0.25 mMaka jenis Tikungan yang memenuhi syarat a
S-C-S
Komponen Tikungan

Jenis tikungan 1 : S - C - S

Panjang Total tiungan ( L )


L = Lc + 2 . Ls
= 43.304 + 2 x 73
= 188.663 m
Absis dari P pada garis Tangen Spiral ( K )

K = Ls 3
Ls - - R sin θs
40. R 2
3
= 73
73 - - 179 Sin . 11.63
40 x 179 2
= 72.380 - 33.366
= 39.014 m

Jarak Antara Bagian Lurus dengan Perpotongan Horizontal (Ts)


Ts = (R+P).tan(1/2).β + K
= 179 + 1.242 x tan (1/2) x 51 + 39.01
= 124.985 m

Kontrol: L < 2.Ts


189 < 2 . 124.985
189 < 249.971 => Ok!!

Jarak antar Perpotongan Horizontal dengan Busur Lingkaran ( Es )

Es = R+P
- R
Cos(1/2).β
= 179 + 1.242
- 179
Cos(1/2) x 51.00

= 20.696 m

Ket:
R = 179.0 m L = 189 m
β1 = 51.00 o
e = 0.0685 %
V = 70 Km/Jam Ls = 73 m
θs = 11.632 o
Lc = 43.304 m
Es = 20.696 m P = 1.242 m
Ts = 124.985 m K = 39.014 m
Tikungan 1

Diketahui:
VR = 40 km/jam
β = 84 ˚
e max = 10 %
R min = 47 m
R rencana = 50 (di gambar)
e = 0.099
Asumsi Tikungan = Spiral - Spiral(SS)

a). Panjang Lengkung Spiral


Untuk Lengkung Spiral - Spiral berlaku Rumus :
θs x π x Rc
Ls =
90
Dimana θs = 1/2 β
1
θs = x β
2
= 1
x 84.00
2
= 42 o
42 x 3.14 x 50
Ls =
90

= 73.2666666667

b). Ls minimum berdasarkan Landai Relatif menurut Metode Bina Marga


adalah ( m x ( e + en ) x B
Dimana :
m = 147 ( diperoleh dari gambar 4.12a Silvia Sukirman Hal.103,1999 )
B = 3.5 ( Lebar lajur yang direncanakan )
en = 2% ( Kemiringan melintang normal )
e = 9.80% ( Kemiringan Superelevasi Maksimum )

Ls min = m x e + en x B
= 147 x 0.099 + 0.02 x 3.5
= 61.2 m
Kontrol :
Ls min < Ls
61.226 < 73.266667 …............................. Ok !!!!
c). Kontrol terhadap panjang perjalana selama 3 detik ( Bina Marga )
VR x t
Ls min =
3.6
40 x 3
=
3.6

= 33.3 m

Kontrol :
Ls > Ls min
73.267 > 33.333 …............................. Ok !!!!

d). Menentukan Jenis Tikungan


Lc = 0 m

e). Menentukan nilai p dan k


Untuk θs 42 o

p Ls2
= - Rc (1-COS θs)
6 x Rc
2
73.27
= - 50 ( 1 - COS 42.00 )
6 x 50

= 17.8933481481 - 12.8428

= 5.051 m

3
k Ls
= Ls - - Rc x SIN θs
40 x Rc2
3
73.27
= 73.27 - 2 - 50 x 0.87
40 x 50
= 69.33 - 43.517784797
= 25.82

f). Menentukan Panjang Busur Keseluruhan (L)


L = 2 x Ls + Lc
= 2 x 73.27 + 0
= 146.533 m

g). Jarak antara bagian lurus dengan perpotongan Horizontal (TS)


Ts = (Rc + P) x tan (1/2) x β + K
= 50 + 5 x tan(1/2). 84.00 + 25.8
= 75.384 m
Kontrol L < 2 x TS
146.533 < 2 x 280.557
146.5333333333 < 150.7673946065 ….... OK !!!

h). Jarak antara perpotongan Horizontal dengan Busur Lingkaran (Es)


Rc + p
Es = - Rc
cos (1/2) x β
81 + 19.034
= - 50
cos (1/2) x 121

= 24.078 m

Keterangan :
θs = 42.000 Ts = 75.38
Lc = 0.000 Es = 24.08
p = 5.051 L = 146.53
k = 25.816 β = 84.00
e = 0.099 Rc = 50.00
Ls = 73.267 V = 40.00
TABEL HASIL PERHITUNGAN PEMILIHAN JENIS TIKUNGAN

TABEL 3.10 HASIL PERHITUNGAN PEMILIHAN JENIS TIKUNGAN

Vr β R D Diperoleh dari tabel (Bina Marga) Ls min (m) Ɵs ( ° ) Ɵc ( ° ) p k Lc (m) L Es Ts 2.Ts Kontrol Jenis
TIKUNGAN
(km/jam) (°) (m) (°) emax Ls (m) e (Ls min<Ls) Sudut Spiral Sudut Circle (m) (m) (Lc>20) (m) (m) (m) (m) L<2.Ts Tikungan

1 70 84.00 573 8.020 OK... S-S

2 OK... S-S

3 OK... S-S

4 OK... S-S

5 OK... S-S
TABEL PERHITUNGAN TIKUNGAN

SUPER ELEVASI
DIKETAHUI LENGKUNG PERALIHAN Ls ( m ) SYARAT
Ls min : Ls min PENENTUAN JENIS TIKUNGAN
(e)
VR WAKTU (MODIFIK JENIS
β◦
TIKUNGAN P
MODIFIKASI LANDAI
(Km/ja R f e SHORT (b1) RELATIF (b2)
TEMPUH ASI Ls (m) θs Lc (m) (P<0,25) e < 3 % TIKUNGA
(b3) SHORT) (m) N
m)
(m)
1 40 179 84.00 0.147 0.069 72.679 46.486 38.889 72.679 73 11.632 94.826 0.000 0.0685 S-C-S

2 40 179 74.00 0.147 0.069 72.679 48.811 38.889 72.679 73 11.632 79.213 0.000 0.0685 S-C-S

3 40 179 51.00 0.147 0.069 72.679 48.811 38.889 72.679 73 11.632 43.304 0.000 0.0685 S-C-S
GAN
JENIS
TIKUNGA
N

S-C-S

S-C-S

S-C-S
8. Kontrol Kecepatan di Tikungan

Dengan perbandingan antara Fm dan V berdasarkan Tabel AASHTO


Vr (km/Jam) 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Fmax 0.166 0.160 0.152 0.147 0.140 0.128 0.115 0.103 0.090
~ Untuk Kecepatan < 80 km/jam >>> F = -0.000625.v + 0.192
~ Untuk Kecepatan ≥ 80 km/jam >>> F = -0.00125.v + 0.24

* Tikungan 1
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm= 0.166
R = 50 m
e = 0.099

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 50 x 127 x ( 0.099 + 0.166 )
V = 41 km/jam

V > Vr
41.02 > 40 (Aman)

* Tikungan 2
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm= 0.166
R = 50 m
e = 0.098

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 50 x 127 x ( 0.098 + 0.166 )
V = 41 km/jam

V > Vr
40.94 > 40 (Aman)
* Tikungan 3 *
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm= 0.166
R = 50 m
e = 0.099

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 50 x 127 x ( 0.099 + 0.17 )
V = 41 km/jam

V > Vr
41 > 40 (Aman)

*
Tikungan 5 *
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm = 0.166
R = 0 m
e = 0.000

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 0 x 127 x ( 0.000 + 0.17 )
V = 0 km/jam

V > Vr
0 > 40 (Aman)

Tikungan 6 *
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm = 0.166
R = 0 m
e = 0.000

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 0 x 127 x ( 0.000 + 0.17 )
V = 0 km/jam

V > Vr
0 > 40 (Aman)
Tikungan 7
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm= 0.166
R = 0 m
e = 0.000

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 0 x 127 x ( 0.000 + 0.166 )
V = 0 km/jam

V > Vr
0 > 40 (Aman)

Tikungan 8
Dik : Kelas jalan Arteri golongan Medan Pegunungan
Vr = 40 km/jam
Fm= 0.166
R = 0 m
e = 0.000

Kecepatan :
V2 = R x 127 x (e + Fm)
= 0 x 127 x ( 0.000 + 0.166 )
V = 0 km/jam

V > Vr
0 > 40 (Aman)
9.PERENCANAAN PELEBARAN PERKERASAN DI TIKUNGAN

Pelebaran perkerasan pada tikungan sangat bergantung pada jari-jari tikungan, kecepatan rencana, jarak antar
gardan, tonjolan depan kendaraan, lebar kendaraan rencana, lebar perkerasaan, jumlah lajur, dan lebar
kebebasan samping. Adapun rumus yang digunakan pada pelebaran perkerasan pada tikungan (DPGJ, Silvia
Sukirman : hal 145)

2 2
Rc= (R + 1/2 b) + (P+A)

2 2 2 2 2
B = (Rc - (P+A) + 1/2b) + (P+ - Rc - (P+A) + 1/2b

Ukuran Kendaraan rencana Truk adalah :


P = Jarak antar Gardan = 6,5 m
A = Tonjolan Depan Kendaraan = 1,5 m
b = Lebar Kendaraan Rencana = 2,5 m
Sehingga Rumus di atas dapat diubah menjadi :
2 2
Rc = (R + 1/2 b) + (P+A)
2 2
Rc = (R + 1/2 . 2,5) + (6,5+1,5)
2
Rc = (R + 1,25) + 64

2 2 2 2 2
B = (Rc - (P+A) + 1/2b) + (P+ - Rc - (P+A) + 1/2b

2 2 2 2 2
B = (Rc - (6,5+1,5) + 1/2 . 2,5) + (6,5+1,5- Rc - (6,5+1,5) + 1/2 . 2,5

2 2
B = (Rc2 - 64 + 1,25) + 64 - Rc - 64 +1,25

Z = 0,105 V
R

Bt = N ( B + C ) + Z
Bn = N . Lebar Lajur 1 arah = 3,75 m
∆b = Bt . Bn
Keterangan :
B = Lebar Perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam
Z = Lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (m)
Bt = Lebar Total perkerasan di tikungan (m)
Bn = Lebar total perkerasan pada bagian lurus
∆b = Tambahan lebar perkerasan di tikungan (m)
N = Jumlah Lajur
C = Lebar kebebasan samping (kiri dan kanan) C = 1,25 m untuk lebar lajur 7,50 m
PERHITUNGAN KELANDAIAN TANAH ASLI ANTAR PATOK
Kota A ke P1
Tinggi titi 240 dan 240
Jarak (L) 2 cm = 100 m
Kelandaian Beda tinggi
x 100%
Jarak
190-190
x 100%
100
0
100
0.00 %

TABEL KELANDAIAN TANAH ASLI


JARAK TINGGI BEDA
JARAK KELANDAIAN
PATOK ANTAR TITIK TINGGI KETERANGAN
LNGSUNG (m) (%)
PATOK (m) (m) (m)

A 240.000
100 0.000 0.000 Datar
P1 100 240.000
100 4.000 4.000 Bukit
P2 200 244.000
105 -12.000 -11.429 Bukit
P3 305 232.000
30 0.000 0.000 Datar
P4 335 232.000
30 0.000 0.000 Datar
P5 365 232.000
90 8.000 8.889 Bukit
B 455 240.000
100 -5.000 -5.000 Bukit
P6 555 235.000
50 3.000 6.000 Bukit
P7 605 238.000
25 2.000 8.000 Bukit
P8 630 240.000
50 -4.000 -8.000 Bukit
P9 680 236.000
25 -1.000 -4.000 Bukit
P10 705 235.000
25 4.000 16.000 Bukit
25 4.000 16.000 Bukit
P11 730 239.000
100 3.000 3.000 Datar
P12 830 242.000
25 -2.000 -8.000 Bukit
C 855 240.000
Perhitungan Jarak Pandang

a. Jarak Pandang Henti Jh


Rumus:
Jh = Jht + Jhr
Jht = 0.278 x (V) x (t)
V2
Jhr =
254 (fm + L)
dimana:
t = Waktu Reaksi (2.5 dtk)
V = Kecepatan kendaraan (Km/Jam)
fm = Koefisien gesekan antara ban muka dan jalan
dalam arah memanjang jalan
L = Kelandaian
+ = Tanjakan
- = Turunan

Contoh Perhitungan Jarak Pandang Henti Jh


(Kelandaian = 0.000 %, (Datar)
0 % untuk jalan 2 arah tanpa median silvia sukirman Hal. 53 2015
V = 40 Km/Jam
fm = 0.166 Diperoleh dari Tabel 4.2 Hal. 52 Silvia Sukirman 2015

Jht = 0.278(V)(t)
= 0.278 40 2.5
= 27.800 m

V2
Jhr =
254 (fm + L)
1600
=
254 0.166 - 0
= 37.947 m

Sehingga jarak pandang henti:


Jh = Jht + Jhr
= 27.800 + 37.947
= 65.747 m Dibulatkan = 66,000 m
Perhitungan Jarak Pandang

a. Jarak Pandang Henti Jh


Rumus:
Jh = Jht + Jhr
Jht = 0.278 x (V) x (t)
V2
Jhr =
254 (fm + L)
dimana:
t = Waktu Reaksi (2.5 dtk)
V = Kecepatan kendaraan (Km/Jam)
fm = Koefisien gesekan antara ban muka dan jalan
dalam arah memanjang jalan
L = Kelandaian
+ = Tanjakan
- = Turunan

Contoh Perhitungan Jarak Pandang Henti Jh


(Kelandaian = 7.000 %, (Menanjak)
0 % untuk jalan 2 arah tanpa median silvia sukirman Hal. 53 2015
V = 40 Km/Jam
kirman 2015 fm = 0.166 Diperoleh dari Tabel 4.2 Hal. 52 Silvia Sukirman 2015

Jht = 0.278(V)(t)
= 0.278 40 2.5
= 27.800 m

V2
Jhr =
254 (fm + L)
1600
=
254 0.166 - 0.07
= 26.692 m

Sehingga jarak pandang henti:


Jh = Jht + Jhr
= 27.800 + 26.692
= 54.492 m Dibulatkan = 55,000 m
Perhitungan Jarak Pandang

a. Jarak Pandang Henti Jh


Rumus:
Jh = Jht + Jhr
Jht = 0.278 x (V) x (t)
V2
Jhr =
254 (fm + L)
dimana:
t = Waktu Reaksi (2.5 dtk)
V = Kecepatan kendaraan (Km/Jam)
fm = Koefisien gesekan antara ban muka dan jalan
dalam arah memanjang jalan
L = Kelandaian
+ = Tanjakan
- = Turunan

Contoh Perhitungan Jarak Pandang Henti Jh


(Kelandaian = 10.000 %, (Menanjak)
0 % untuk jalan 2 arah tanpa median silvia sukirman Hal. 53 2015
V = 40 Km/Jam
ukirman 2015 fm = 0.166 Diperoleh dari Tabel 4.2 Hal. 52 Silvia Sukirman 2015

Jht = 0.278(V)(t)
= 0.278 40 2.5
= 27.800 m

V2
Jhr =
254 (fm + L)
1600
=
254 0.166 - 0.1
= 23.681 m

Sehingga jarak pandang henti:


Jh = Jht + Jhr
= 27.800 + 23.681
= 51.481 m Dibulatkan = 52,000 m
ukirman 2015
a. Tikungan 1
PERHITUNGAN DAERAH BEBAS SAMPING DI TIKUNGAN
Dik :
Sebagai usaha memberikan keselamatan bagi pengguna jalan, diperlukan perhatia
adanya daerah bebas samping dibagian dalam tikungan , sehinggi jarak pandang h
minimum pengemudi dapat dpenuhi. 1)
Terdapat dua kondisi yang menentukan jarak daerah bebas samping dalam proses desain, 2)
yaitu:
a. Jarak pandang henti lebih pendek dari panjang lengkung horizontal ( Jh < L )
b. Jarak pandang henti lebih panjang dari panjang lengkung horizontal ( Jh > L ) 3)

Rumus -Rumus :
4)
M = Ri - Ri Cos 1/2 Ө
M = Ri ( 1 - Cos 1/2 Ө )
Ө
Jh = .2 p Ri
360
180. Jh 57,296 . Jh
Ө = =
p Ri Ri
28,65 . Jh
M = Ri ( 1 - Cos )
Ri
AC = BD = 0,5 ( Jh - Ll ) Sin 1/2Өc Jadi, daerah bebas
180.L 57,296 . L jarak pandang hen
Өc = =
p Ri Ri
28,65 . L 28,65.L
M = Ri ( 1-Cos ) + 0,5 ( Jh -Lc ) Sin
Ri Ri

Ket : M = Jarak bebas samping ke sumbu lajur sebelah dalam ( m )


Ө = Sudut pusat lengkung sepanjang Jh
Jh = Jarak pandang henti ( m )
L = Panjang Tikungan
Ri = Radius sumbu lajur sebelah dalam ( m )
a. Tikungan 1 b. Tikungan 2

Dik : V = 40 m Jh = 66 m Dik : V
R = 50 m R

Lebar Lajur = 3.5 m 1) Lebar Lajur


Ri = R - 1/2 ( 3.5 ) 2) Ri
= 50 - 1/2 ( 3.5 )
= 48.25 m
L = 96.35 , Jh < L 3) L
65.7471 < 96.35 ok!!!!
28,65 . Jh
M = Ri ( 1 - Cos ) 4) M =
Ri
28.65 . 65.7471
M = 48.25 ( 1 - Cos ) M =
48.25
= 48.25 ( 1 - Cos 39.04 ) =
= 48.25 ( 1 - 0.78 ) =
= 48.25 ( 0.22 ) =
= 10.77 m ≈ 11 m =

Jadi, daerah bebas samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samp
jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 11 m jarak pandang henti mini
b. Tikungan 2 c. Tikungan 3

= 40 m Jh = 54 m Dik : V = 40
= 50 m R = 50

Lebar Lajur = 3.5 m 1) Lebar Lajur


= R - 1/2 ( 3.5 ) 2) Ri = R
= 50 - 1/2 ( 3.5 ) = 50
= 48.25 m = 48.25
= 97.15 , Jh < L 3) L = 160.04
54.4916 < 97.15 ok!!!!
28,65 . Jh
Ri ( 1 - Cos ) 4) M = Ri ( 1 - Cos
Ri
28.65 . 54.4916
48.25 ( 1 - Cos ) M = 48.25
48.25
48.25 ( 1 - Cos 32.36 ) = 48.25
48.25 ( 1 - 0.84 ) = 48.25
48.25 ( 0.15526214 ) = 48.25
7.49 m ≈ 8 m = 6.71

Jadi, daerah bebas samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samping ya
jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 8 m jarak pandang henti minimum (
d. Tikungan 4

40 m Jh = 51 m Dik : V = 40
50 m R = 73.23

= 3.5 m 1) Lebar Lajur = 3.5


- 1/2 ( 3.5 ) 2) Ri = R - 1/2
50 - 1/2 ( 3.5 ) = 73.23
48.25 m = 71.48
160.04 , Jh < L 3) Lc = 156.78
51.4813 < 160.04 ok!!!!
28,65 . Jh
( 1 - Cos ) 4) M = Ri ( 1 - Cos
Ri
28.65 . 51.4813
48.25 ( 1 - Cos ) M = 71.48 (
48.25
48.25 ( 1- Cos 30.57 ) = 71.48
48.25 ( 1- 0.86 ) = 71.48
48.25 ( 0.13897966 ) = 71.48
6.71 m ≈ 7 m = 2.78

Jadi, daerah bebas samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samping yang har
jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 7 m jarak pandang henti minimum ( Jh ) d
e. Tikungan 5

m Jh = 40 m Dik : V = 40 m
m R = 75.43 m

3.5 m 1) Lebar Lajur = 3.5 m


1/2 ( 3.5 ) 2) Ri = R - 1/2 (
- 1/2 ( 3.5 ) = 75.43 - 1/2
m = 73.68 m
, Jh < Lc 3) L = 96.57 , Jh
40 < 156.78 ok!!!! 40
28,65 . Jh 28,65 . Jh
( 1 - Cos ) 4) M = Ri ( 1 - Cos
Ri Ri
28.65 . 40
1 - Cos ) M = 73.68 ( 1 -
71.48
( 1- Cos 16.03 ) = 73.68 ( 1
( 1- 0.96 ) = 73.68 ( 1
( 0.0388946 ) = 73.68 ( 0.03662065
2.78 m ≈ 3 m = 2.70 m

daerah bebas samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samping yang harus dib
pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 3 m jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat d
f. Tikungan 6

Jh = 40 m Dik : V = 40 m Jh =
R = 100.74 m

1) Lebar Lajur = 3.5 m


3.5 ) 2) Ri = R - 1/2 ( 3.5
1/2 ( 3.5 ) = 100.74 - 1/2 (
= 98.99 m
< L 3) L = 126.93 , Jh < L
40 < 96.57 ok!!!! 40
28,65 . Jh 28,65 . Jh
) 4) M = Ri ( 1 - Cos
Ri Ri
28.65 . 40
Cos ) M = 98.99 ( 1 - Cos
73.68
- Cos 15.55 ) = 98.99 ( 1- Cos
- 0.96 ) = 98.99 ( 1- 0.98
0.03662065 ) = 98.99 ( 0.02034386
≈ 3 m = 2.01 m ≈

bebas samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samping yang harus dibebaska
g henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 3 m jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuh
g. Tikungan 7

40 m Dik : V = 40 m Jh = 40
R = 80.05 m

1) Lebar Lajur = 3.5 m


) 2) Ri = R - 1/2 ( 3.5 )
3.5 ) = 80.05 - 1/2 ( 3.5
= 78.3 m
3) L = 96.79 , Jh < L
< 126.93 ok!!!! 40 < 96.79
28,65 . Jh 28,65 . Jh
) 4) M = Ri ( 1 - Cos )
Ri Ri
28.65 . 40 28.65
) M = 78.3 ( 1 - Cos
98.99 78.3
Cos 11.58 ) = 78.3 ( 1- Cos
0.98 ) = 78.3 ( 1- 0.97
0.02034386 ) = 78.3 ( 0.03244947 )
2 m = 2.54 m ≈ 3

samping yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauhJadi, daerah bebas samping yang harus dibebaskan hala
i minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 2 m jarak pandang henti minimum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai
V R Jh
Tikungan
40 m (Km/jam) (m) (m)
1 40 72.2 40.00
2 40 83.2 40.00
3 40 79.1 40.00
4 40 73.2 40.00
) 5 40 75.4 40.00
6 40 100.7 40.00
7 40 80.1 40.00
96.79 ok!!!!

28.65 . 40
)
78.3
14.64 )
0.97 )

3 m

ng yang harus dibebaskan halangan agar jarak pandang sejauh


mum ( Jh ) dapat dipenuhi , yai 3 m
Lbr Lajur Ri M
(m) (m) (m)
3.50 48.25 11
3.50 48.25 8
3.50 48.25 7
3.50 71.48 3
3.50 73.68 3
3.50 98.99 2
3.50 78.30 3
KELANDAIA VR
PATOK fm Jht (m) Jhr (m) Jh (m) KET
N (%) (km/jam)

P30 - P37 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.7 Datar

P37 - P30 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.7 Datar

P37 - B 2.34 40 0.16 27.8 36.9 64.8 Penaikan

B - P37 -2.34 40 0.16 27.8 36.9 64.8 Penurunan

B - P42' 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.7 Datar

P42' - B 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.7 Datar

P42' - P46' -3.79 40 0.16 27.8 36.9 85.54 Penurunan

P46' - P42' 3.79 40 0.16 27.8 36.9 85.54 Penaikan

P46' - P50 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.65 Datar

P50 - P46' 0.00 40 0.16 27.8 36.9 70.65 Datar

P50 - C 2.37 40 0.16 27.8 36.9 64.70 Penaikan

C - P50 -2.37 40 0.16 27.8 36.9 64.70 Penurunan


Vr m a T1 T2 d1 d2 d3 d4 Jd
TIKUNGAN
(Km/Jam)(Km/Jam)(m/det.²) (detik) (detik) (m) (m) (m) (m) (m)

A - T1 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T1 - T2 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T2 - T3 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T3 - T4 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T4 - T5 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T5 - T6 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T6 - T7 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T7 - T8 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173

T8 - C 40 15 2.196 3.16 8.48 25.010 94.298 50 62.865 232.173


No Kelandaian Vr fm Jhr Jht Jh
Patok (%) (Km/Jam) (m) (m) (m) (m)
A
2.4 40 0.166 37.947 27.80 65.747
1
1.2 40 0.166 35.429 27.80 63.229
2
4.5 40 0.166 29.826 27.80 57.626
3
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
4
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
5
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
6
6.8 40 0.166 26.897 27.80 54.697
7
6.8 40 0.166 26.897 27.80 54.697
8
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
9
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
10
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
11
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
12
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
13
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
14
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
15
-5.72 40 0.166 57.897 27.80 85.697
16
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
17
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
18
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
19
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
20
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747

21
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
21
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747

No Kelandaian Vr fm Jhr Jht Jh


Patok
(%) (Km/Jam) (m) (m) (m) (m)
21
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
22
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
23
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
24
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
25
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
26
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
27
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
28
4.7 40 0.166 29.574 27.80 57.374
29
4.70 40 0.166 29.574 27.80 57.374
30
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
31
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
32
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
33
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
34
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
35
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
36
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
37
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059
38
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059
39
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059
40
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059
41
41
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059
B
2.34 40 0.166 33.259 27.80 61.059

No Kelandaian Vr fm Jhr Jht Jh


Patok
(%) (Km/Jam) (m) (m) (m) (m)

B
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
42
3.8 40 0.166 30.894 27.80 58.694
43
3.8 40 0.166 30.894 27.80 58.694
44
3.8 40 0.166 30.894 27.80 58.694
45
3.8 40 0.166 30.894 27.80 58.694
46
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
47
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
48
0.0 40 0.166 37.947 27.80 65.747
49
0.00 40 0.166 37.947 27.80 65.747
50
2.37 40 0.166 33.206 27.80 61.006
51
2.37 40 0.166 33.206 27.80 61.006
52
2.37 40 0.166 33.206 27.80 61.006

C
2.37 40 0.166 33.206 27.80 61.006
No Kelandaian d1 d2 d3 d4 Jd
Patok (%) (m) (m) (m) (m) (m)

A
322.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
1
-3.25 25.01 94.30 50 62.87 232.17
2
-3.10 25.01 94.30 50 62.87 232.17
3
-5.42 25.01 94.30 50 62.87 232.17
4
-5.42 25.01 94.30 50 62.87 232.17
5
-1.81 25.01 94.30 50 62.87 232.17
6
-1.6 25.01 94.30 50 62.87 232.17
7
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
8
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
9
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
10
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
11
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
12
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
13
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
14
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
15
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
16
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
17
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
18
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
19
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
20
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
21
21
#DIV/0! 25.01 94.30 50 62.87 232.17
No Kelandaian d1 d2 d3 d4 Jh
Patok (%) (m) (m) (m) (m) (m)

22
2.47 25.01 94.30 50 62.87 232.17
23
1.24 25.01 94.30 50 62.87 232.17
24
4.94 25.01 94.30 50 62.87 232.17
25
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
26
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
27
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
28
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
29
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
30
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
31
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
32
0.00 25.01 94.30 50 62.87 232.17
33
2.97 25.01 94.30 50 62.87 232.17
34
2.97 25.01 94.30 50 62.87 232.17
35
5.94 25.01 94.30 50 62.87 232.17
C
No Kelandaian Vr Jht fm Jhr Jh
Patok (%) (Km/Jam) (m) (m) (m) (m)

36
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
37
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
38
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
39
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
40
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
41
-6.6 40 27.80 0.166 62.992 90.792
42
-6.6 40 27.80 0.166 62.992 90.792
43
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
44
16.8 40 27.80 0.166 18.860 46.660
45
16.6 40 27.80 0.166 18.974 46.774
46
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
T8
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
47
16.7 40 27.80 0.166 18.917 46.717
48
16.7 40 27.80 0.166 18.917 46.717
49
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
50
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
51
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
52
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
T9
0.0 40 27.80 0.166 37.947 65.747
53
12.3 40 27.80 0.166 21.797 49.597
54

12.3 40 27.80 0.166 21.797 49.597


C
12.3 40 27.80 0.166 21.797 49.597
C
- Jh > L

L = 2 . Jh - 150 + 3.5 . Jh
A

L = 2 . 65.747 - 150 + 3.5 . ###


4.1627246925
= ### - 47.514

= 83.980 m

uhi syarat) Kontrol : Jh > L = 65.747 > 83.980 (Tidak memenuhi syarat)

> Menghitung panjang lengkung vertikal berdasarkan kenyamanan persyaratan drainase

L = 40 . A
= 40 . 4.1627
= 166.51 m

> Menghitung panjang lengkung vertikal berdasarkan kenyamanan pengemudi


2
L =
. VR A
390
2
= 4.2 . 40
390
= 17.078 m
> Menghitung panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan keluwesan bentuk jalan

L = 0.6 . VR
= 0.6 . 40
= 24 m

> Karena nilai panjang lengkung cekung yang terbesar adalah berdasarkan kenyamanan persya
drainase maka nilai L166.509 m

> Menghitung jarak dari titik pertemuan perbedaan kelandaian kelengkungan vertikal cekung ( Ev

Ev = A . L
800
= 4.2 . 166.51
800
= 0.866 m
- Jh > L

L = 2 . Jh - 399
A
L = 2 . 71.33 - 399
15.08
= 116.198 m

Kontrol :Jh > L = 71.330 > 116.198 (Tidak memenuhi syarat)

> Menghitung panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan Jarak pandang mendahului (Jd)

- Jd < L
2
L = A . Jd
960 2
L = 15.0784 . ###
960
= 846.655 m

Kontrol :Jd < L = 232.173 < 846.655 (Memenuhi syarat)

- Jd > L

L = 2 . Jd - 960
A
L = 2 . 232.17271 - 960
15.08
= 400.678 m

Kontrol :Jd > L = 232.173 > 400.678 (Tidak memenuhi syarat)

> Menghitung jarak dari titik pertemuan perbedaan kelandaian kelengkungan vertikal cembung(Ev)

- Ev = A . L
800
= 15 . ###
800
= 15.958 m

> Menghitung panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan persyaratan drainase

- L = 0.6 . V
= 0.6 . 40
= 24 m
҉ . Perhitungan Volume Galian Dan Tibunan
Perhitungan volume galian dan timbunan tanah menggunakan perinsip
limas dan limas terpancung, perinsip limas digunakan pada kondisi dimana
luasa patok awal memiliki 2 luasan yaitu luasan galian dan luasan timbunan
sedangkan pada patok berikunya hanya memiliki 1 luasan yaitu galian atau
luasan timbunan dan perinsip limas terpancung digunakan pada saat luasan
patok terdiri dari satu luasan, yaitu luasan galian atau luasan timbunan
sedankan luasan patok berikutnya terdiri dari luasan yang sama jenisnya
dengan luasan patok awal (sebelumnya)

Ʊ Prinsip Limas
Sehingga :
1
V = L. A
3

L Dimana :
L = Jarak antar patok (m)
A = Luasan patok sebelumnya ( m 2 )
V = Volume ( m 3 )

Ʊ Perinsip limas terpancung

Sehingga :

L V =
1
L . (An + An×An+1 An+1)
3

Dimana :
L = Jarak antar patok (m)
An = Luas patok Awal ( m 2 )
An+1 = Luas patok berikutnya ( m 2 )
V = Volume ( m 3 )
D (P3-P4) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )
Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = ) 0 m

L = 25
An = 0.0 ( m 2 ) Galian
An+1 = 0.6 ( m 2 ) Galian
V = Volume ( m3 )

E (P4-P5) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 6941.4478 m )
L = 25
An = 19.3 ( m 2 ) Timbunan
An+1 = 32.51 ( m 2 ) Timbunan
V = Volume ( m 3 )

F . (P4-P5) (Digunakan Metode Limas karna hanya terdiri dari satu luasan)

Digunakan Metode Limas 1 3


V = L. A = 5.8333 m
3
V = Volume galian
A = 0.7 ( m 2 ) Galian
L = 25 m

F (P5-P6) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 8.9130429 m )
L = 25 m
An = 0.7 ( m 2 ) Galian
An+1 = 0.580 ( m 2 ) Galian
V = Volume ( m 3 )

G (P6-P7) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 150.59358 m )
L = 25 m
An = 7.390 ( m 2 ) Timbunan
An+1 = 2.5 ( m 2 ) Timbunan
V = Volume ( m 3 )

(P6-P7) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
( )
L . An + An×An+1 An+1 = 9.7878329 m

L = 50
An = 0.580 ( m 2 ) Galian
An+1 = 0.045 ( m 2 ) Galian
V = Volume ( m 3 )

H (P7-P8) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 0.7508944 m )
L = 50
An = 0.045 ( m 2 ) Galian
An+1 = 0.004 ( m 2 ) Galian
V = Volume ( m 3 )

(P7-P8) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 455.39957 m )
L = 50
An = 2.500 ( m 2 ) Timbunan
An+1 = 6.270 ( m 2 ) Timbunan
V = Volume ( m 3 )

I (P8-P9) (Digunakan Metode Limas Pancung karna Terdiri dari 2 luasan )


Digunakan Metode Limas Terpancung :
1 3
V =
3
(
L . An + An×An+1 An+1 = 2077.051 m )
L = 50
An = 0.004 ( m 2 ) Galian
An+1 = 157.2 ( m 2 ) Galian
V = Volume ( m 3 )

(P8-P9) (Digunakan Metode Limas karna hanya terdiri dari satu luasan)

Digunakan Metode Limas 1 3


V = L. A = 104.5 m
3
V = Volume galian
A = 6.27 ( m 2 ) Timbunan
L = 50 m

҉ Jadi jumlah total timbunan adalah :

No Volume (m )
1 55.43
2 6941.45
3 301.19
4 455.40
5 104.50
∑ 7857.97

҉ Jadi jumlah total Galian adalah :

No Volume (m )
1 47253.91
2 12154.69
3 373.75
4 11.67
5 17.83
6 9.79
7 0.75
8 2077.05
∑ 61899.43
҉ . Metode Perhitungan Volume Galian dan Timbunan

Tipe perhitungan galian dan timbunan Tanah berdasarkan kondisi


di lapangan .

A.) Tipe 1
Tipe ini digunakan pada kondisi dimana pada profil melintang suatu
patok memiliki luasan galian atau timbunan dan pada patok berikutnya
memiliki luasan yang sama jenisnya dengan patok sebelumnya, sehingga
volime yang terdapat antara kedua patok tersebut hanya terdiri dari satu
jenis volume. Yaitu volume galian dan volume timbunan kondisi tersebut
dapat di gambarkan sebagai berikut:

Luasan galian

Luasan galian

Ʊ Perinsip limas terpancung L


Sehingga :

1
V = L . (An + An×An+1 An+1)
3

Dimana :
L = Jarak antar patok (m) V = Volume ( m3 )
An = Luas patok Awal ( m 2 )
An+1 = Luas patok berikutnya ( m 2 )
B.) Tipe 2
Tipe ini digunakan pada kondisi di mana profil melintang suatu patok
memiliki luasan galian dan luasan timbunan dan pada patok berikutnya
memiliki luasan galian dan luasan timbunan atau sebaliknya, sehingga
volume yang terdapat antara kedua patok tersebut terdiri dari volume
galian dan volume timbunan. Panjang (L) dari volume yang luasanya
hanya terdapat pada satu patok di asumsikan sepanjang jarak antara kedua
patok tersebut. Untuk volume yang luasanya hanya terdapat pada satu patok
menggunakan (PERINSIP LIMAS) sedangkan untuk vlume yang luasanya
terdapat pada kedua patok tersebut mengunakan
(PPRINSIP LIMAS TERPANCUNG)

Luasan galian

Luasan galian
Luasan galian

Ʊ Prinsip Limas
Sehingga :
1
V = L. A
3

L Dimana :
L = Jarak antar patok (m)
A = Luasan patok sebelumnya ( m 2 )
V = Volume ( m 3 )
C.) Tipe 3
Tipe ini memiliki kondisi dimana profil melintang suatu patok terdiri
dari luasan galian atau timbunan dan patok berikutnya terdiri dari luasan
yang tidak sejenis dengan luasan patok sebelumnya. Panjang (L)
di peroleh dari profil memanjang yang merupakan jarak peralihan volume
(dari volume galian ke volume timbunan atau sebaliknya). Perhitungan
volume pada kondisi seperti ini menggabungkan prinsip limas
dan prinsip prisma segitiga. Oleh karena profil melintang pada titik peralihan
volume tidak diketahui maka di asumsikan panjang berada di tengah-tengah
prinsip limas dan prinsip prisma segitiga. Sehingga rumus yang digunakan
menjadi:

Galian
h
V =
6
( A1+4.Am+A2 )
Dimana:
V = Volume (m³)
h
A1 = Luas Bidang Atas Prisma (m²)
h = Tinggi Prisma
A2 = Luas Bidang Bawah Prisma (m²)
Am = Luas Bidang Yang
Timbunan
Tengah-tengah Tingi h
A1 + A2
Am =
2
Luasan galian

Luasan timbunan
Luasan timbunan
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN dan TIMBUNAN

Patok 29 (Galian)

KOORDINAT
NO TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
1 g 0.00 556.79 0.00 1765.02
2 f 3.17 553.61 1754.69 2862.16
3 e 5.17 553.53 2856.58 3415.28
4 d 6.17 552.53 3409.11 3685.38
5 c 6.67 552.53 3692.05 4237.91
6 b 7.67 553.53 4246.19 5352.64
7 a 9.67 553.61 5350.70 7014.24
8 P29 12.67 553.33 7009.93 8670.68
9 h 15.67 553.27 8668.49 9776.28
10 i 17.67 553.19 9757.20 10328.06
11 j 18.67 552.19 10309.39 10585.48
12 k 19.17 552.19 10604.65 11137.67
13 l 20.17 553.19 11160.26 12817.41
14 m 23.17 553.31 12912.87 15033.43
15 n 27.17 557.31 15144.29 16256.73
16 o 29.17 557.39 16375.45 18488.63
17 p 33.17 561.38 18623.96 19743.73
18 q 35.17 561.47 19835.88 21167.42
19 r 37.70 564.00 21112.00 9965.88
20 i 17.67 560.00 9838.48 0.00
21 g 0.00 556.79 0.00 0.00
∑1 = 192662.166 ∑2 = 192304.034

L = 192662.166 - 192304.034
2
= 179.066 m²
Patok 30 (Galian)

KOORDINAT
NO TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
1 g 0.00 557.46 0.00 2146.22
2 f 3.85 553.61 2131.09 3238.62
3 e 5.85 553.53 3232.30 3791.68
4 d 6.85 552.53 3784.83 4061.10
5 c 7.35 552.53 4068.45 4613.63
6 b 8.35 553.53 4622.64 5729.04
7 a 10.35 553.61 5726.97 7390.69
8 P30 13.35 553.33 7386.15 9046.95
9 i 16.35 553.27 9044.66 10152.50
10 j 18.35 553.19 10132.69 10704.23
11 k 19.35 552.19 10684.88 10960.97
12 l 19.85 552.19 10980.82 11513.16
13 m 20.85 553.19 11536.51 13193.58
14 n 23.85 553.31 13291.84 15409.68
15 o 27.85 557.31 15523.31 16635.70
16 p 29.85 557.39 16757.19 18867.65
17 q 33.85 561.38 19005.76 20125.47
18 r 35.85 561.47 20208.65 21380.78
19 s 38.08 563.70 21324.80 8934.65
20 h 15.85 560.00 8835.74 0.00
21 g 0.00 557.46 0.00 0.00
∑1 = 198279.279 ∑2 = 197896.295

L = 197896.295 - 198279.279
2
= 191.492 m²
Patok 31 (Galian)

KOORDINAT
NO TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
1 h 0.00 557.66 0.00 669.19
2 g 1.20 557.61 664.33 2899.57
3 f 5.20 553.61 2878.36 3985.99
4 e 7.20 553.53 3978.22 4538.95
5 d 8.20 552.53 4530.75 4807.01
6 c 8.70 552.53 4815.71 5359.54
7 b 9.70 553.53 5370.02 6476.30
8 a 11.70 553.61 6473.96 8138.07
9 P31 14.70 553.33 8133.07 9793.94
10 i 17.70 553.27 9791.46 10899.42
11 j 19.70 553.19 10878.14 11451.03
12 k 20.70 552.19 11430.33 11706.43
13 l 21.20 552.19 11727.63 12258.62
14 m 22.20 553.19 12283.48 13940.39
15 n 25.20 553.31 14044.21 16156.65
16 o 29.20 557.31 16275.79 17388.07
17 p 31.20 557.39 17515.06 19620.13
18 q 35.20 561.38 19763.74 20883.34
19 r 37.20 561.47 21020.79 22930.43
20 s 40.84 565.08 22870.40 8306.60
21 P31 14.70 560.00 8197.60 0.00
22 h 0.00 557.66 0.00 0.00
∑1 = 212643.049 ∑2 = 212209.674

L = 212209.674 - 212643.049
2
= 216.687 m²
Patok 32 (Galian) Patok 33 (Galian)

KOORDINAT
NO TITIK X*Yn+1 Yn*X+1 NO
X Y
1 g 0.00 557.55 0.00 2196.75 1
2 f 3.94 553.61 2180.91 3288.44 2
3 e 5.94 553.53 3282.03 3841.50 3
4 d 6.94 552.53 3834.56 4110.82 4
5 c 7.44 552.53 4118.26 4663.35 5
6 b 8.44 553.53 4672.47 5778.85 6
7 a 10.44 553.61 5776.77 7440.52 7
8 P32 13.44 553.33 7435.95 9096.75 8
9 h 16.44 553.27 9094.44 10202.30 9
10 i 18.44 553.19 10182.38 10754.01 10
11 j 19.44 552.19 10734.57 11010.67 11
12 k 19.94 552.19 11030.61 11562.86 12
13 l 20.94 553.19 11586.31 13243.37 13
14 m 23.94 553.31 13342.00 15459.48 14
15 n 27.94 557.31 15573.48 16685.86 15
16 o 29.94 557.39 16807.72 18917.82 16
17 p 33.94 561.38 19056.29 20176.00 17
18 q 35.94 561.47 20286.33 21852.41 18
19 r 38.92 564.45 21795.20 7586.21 19
20 P32 13.44 560.00 7493.47 0.00 20
21 g 0.00 557.55 0.00 0.00 21
∑1 = 198283.753 ∑2 =197867.967

L = 198283.753 - 197867.967
2
= 207.893 m²
Patok 33 (Galian) Patok 34 (Galian)

KOORDINAT
NO TITIK X*Yn+1 Yn*X+1 NO TITIK
X Y
1 g 0.00 559.50 0.00 1790.40 1 g
2 f 3.20 553.61 1771.30 2878.77 2 f
3 e 5.20 553.53 2873.16 3431.89 3 e
4 d 6.20 552.53 3425.69 3701.95 4 d
5 c 6.70 552.53 3708.65 4254.48 5 c
6 b 7.70 553.53 4262.80 5369.24 6 b
7 a 9.70 553.61 5367.30 7030.85 7 a
8 P32 12.70 553.33 7026.53 8687.28 8 P34
9 i 15.70 553.27 8685.08 9792.88 9 h
10 j 17.70 553.19 9773.76 10344.65 10 i
11 k 18.70 552.19 10325.95 10602.05 11 j
12 l 19.20 552.19 10621.25 11154.24 12 k
13 m 20.20 553.19 11176.86 12834.01 13 l
14 n 23.20 553.31 12929.59 15050.03 14 m
15 o 27.20 557.31 15161.01 16273.45 15 n
16 p 29.20 557.39 16392.30 18505.35 16 o
17 q 33.20 561.38 18640.80 19760.58 17 p
18 r 35.20 561.47 19865.47 21392.01 18 l
19 s 38.10 564.36 21336.00 8634.71 21 g
20 h 15.30 560.00 8560.35 0.00
21 g 0.00 559.50 0.00 0.00
∑1 = 191903.847 ∑2 =191488.808

L = 191903.847 - 191488.808
2
= 207.520 m²
atok 34 (Galian) Patok 35 (Galian)

KOORDINAT
TITIK X*Yn+1 Yn*X+1 NO
X Y
g 0.00 556.19 0.00 606.25 1
f 1.09 555.09 604.96 1715.23 2
e 3.09 555.01 1711.89 2269.99 3
d 4.09 554.01 2265.90 2542.91 4
c 4.59 554.01 2547.50 3096.92 5
b 5.59 555.01 3102.95 4212.53 6
a 7.59 555.09 4211.01 5878.40 7
P34 10.59 554.81 5874.80 7539.87 8
h 13.59 554.75 7537.97 8648.55 9
i 15.59 554.67 8631.72 9201.98 10
j 16.59 553.67 9185.39 9462.22 11
k 17.09 553.67 9479.31 10015.89 12
l 18.09 554.67 10036.15 11697.99 13
m 21.09 554.79 11785.72 13919.68 14
n 25.09 558.83 14023.05 15138.70 15
o 27.09 558.91 15238.67 17164.13 16
p 30.71 562.52 17197.60 10175.99 17
l 18.09 560.00 10061.48 0.00 18
g 0.00 556.19 0.00 0.00 19
∑1 = 133496.060 ∑2 =133287.212 20
21
L = 133496.060 - 133287.212
2
= 104.424 m²
Patok 35 (Galian) Kota C (Timbunan dan Gali

KOORDINAT Kota C (Timbunan)


TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
g 0.00 557.84 0.00 702.88
NO TITIK
f 1.26 556.58 701.19 1814.45
e 3.26 556.50 1810.93 2370.69 1 c
d 4.26 555.50 2366.43 2644.18 2 C
c 4.76 555.50 2648.94 3199.68 3 a
b 5.76 556.50 3205.90 4318.44 4 b
a 7.76 556.58 4316.89 5988.80 5 c
P35 10.76 556.30 5985.14 7654.69
i 13.76 556.24 7652.76 8766.34
j 15.76 556.16 8749.32 9321.24
k 16.76 555.16 9304.48 9582.06
l 17.26 555.16 9599.32 10137.22
m 18.26 556.16 10157.67 11823.96
n 21.26 556.28 11912.19 14051.63 Kota C (Galian)
o 25.26 560.31 14155.45 15274.05
p 27.26 560.39 15358.01 16957.40
NO TITIK
q 30.26 563.39 17050.60 18174.96
r 32.26 563.47 18265.93 19721.45 1 C
s 35.00 566.21 19600.00 7564.57 2 d
h 13.36 560.00 7452.74 0.00 3 e
g 0.00 557.84 0.00 0.00 4 f
∑1 = 170293.913 ∑2 = 170068.699 5 g
6 h
L = 170068.699 - 170293.913 7 j
2 8 k
= 112.607 m² 9 i
10 C
Kota C (Timbunan dan Galian)
LUASAN (m²)
PATOK
Kota C (Timbunan) GALIAN

P29 179.066
KOORDINAT
TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
P30 191.492
c 0.00 556.24 0.00 3854.74
C 6.93 557.78 3867.36 2192.08
P31 216.687
a 3.93 558.06 2192.86 1077.06
b 1.93 557.98 1073.54 0.00
P32 207.893
c 0.00 556.24 0.00 0.00
∑1 = 7133.760 ∑2 = 7123.874
P33 207.520

L = 7133.760 - 7123.874
P34 104.424
2
= 4.943 m²
P35 112.607

Kota C (Galian)
C 18.281

KOORDINAT
TITIK X*Yn+1 Yn*X+1
X Y
C 0.00 557.78 0.00 1673.34
d 3.00 557.72 1672.92 2788.60
e 5.00 557.64 2783.20 3345.84
f 6.00 556.64 3339.84 3618.16
g 6.50 556.64 3624.66 4174.80
h 7.50 557.64 4183.20 5855.22
j 10.50 557.76 5888.72 7591.11
k 13.61 560.83 7621.60 5608.30
i 10.00 560.00 5577.80 0.00
C 0.00 557.78 0.00 0.00
∑1 = 34691.935 ∑2 = 34655.374

L = 34691.935 - 34655.374
2
= 18.281 m²
LUASAN (m²) LUASAN RATA-RATA (m²) VOLUME (m³)
JARAK
TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

0.00
185.279 0.00 25.00 4631.973 0.00
0.00
199.692 0.00 25.00 1427.800 0.00
0.00
212.103 0.00 25.00 3786.046 0.00
0.00
207.706 0.00 25.00 5192.656 0.00
0.00
155.972 0.00 25.00 3899.292 0.00
0.00
108.516 0.00 25.00 2712.888 0.00
0.00
65.444 2.472 25.00 1636.099 61.788
4.943

23286.754 61.788
# Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
A. Patok P 41 - P 42
Diketahui: ͽ Luas Timbunan Patok P 41 = 326.0063 m²
ͽ Luas Timbunan Patok P 42 = 298.1789 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah timbunan, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 15 m

P 42

P 41

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 15 326.006 + 326.006 x 298.179 + 298.1789
3

= 4679.8378 m³

B. Patok P 42-P 43
Diketahui: ͽ Luas Timbunan Patok P 42 = 298.1789 m²
ͽ Luas Timbunan Patok P 43 = 166.0595 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah timbunan, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m

P 43

P 42
1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3
1
= 25 298.179 + 298.179 x 166.059 + 166.0595
3

= 5722.9917 m³

C. Patok P 43-P 44
Diketahui: ͽ Luas Timbunan Patok P 43 = 166.0595 m²
ͽ Luas Timbunan Patok P 44 = 32.69389 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah timbunan, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m

P 44

P 43

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 166.059 + 166.059 x 32.6939 + 32.69389
3

= 2270.3 m³

D. Patok P 44-P 45
Diketahui: ͽ Luas Timbunan Patok P 44 (A1) = 32.69389 m²
ͽ Luas Galian Patok P 45 (A2) = 63.07997 m²

Untuk menghitung volume galian dan timbunan digunakan rumus prisma karena pada patok
44 adalah timbunan sedangkan patok 45 adalah galian, titik nol di asumsikan pada tengah bentang
yaitu 1/2 L = 12.25 m
P 45

P 44

ͽ Volume Timbunan
1
V = x L x A
3

= 1
x 12.25 x 32.6939
3

= 133.5 m³

ͽ Volume Galian
1
V = x L x A
3

= 1
x 12.25 x 63.08
3

= 257.577 m³

E. Patok P 45-P 46
Diketahui: ͽ Luas Galian Patok P 45 = 63.07997 m²
ͽ Luas Galian Patok P 46 = 5.751 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 46
P 45

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 63.08 + 63.08 x 5.751 + 5.751
3

= 732.31312 m³

F. Patok P 46-P 47
Diketahui: ͽ Luas Galaian Patok P 46 = 5.751 m²
ͽ Luas Timbunan Patok P 47 = 507.8416 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m

P 47

P 46

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 5.751 + 5.751 x 507.842 + 507.8416
3

= 4730.2926 m³
# Perhitungan Volume Galian dan Timbunan

A. Patok P 29-P 30
Diketahui: - Luas Galain Patok P 29 = 179.0661 m²
- Luas Galian Patok P 30 = 191.4917 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 30

P 29

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 179.066 + 179.066 x 191.492 + 191.4917
3

= 4631.104 m³
B. Patok P 30-P31
Diketahui: - Luas Galian Patok P 30 = 191.4917 m²
- Luas Galian Patok P 31 = 216.6873 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 31

P 30

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 191.492 + 191.492 x 216.687 + 216.6873
3

= 5098.9949 m³
C. Patok P 31 -P 32
Diketahui: - Luas Galian Patok P 31 = 216.6873 m²
- Luas Galian Patok P 32 = 207.893 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 32

P 31

V = 1 L. An + An x An+1 + An+1
3

= 1 25 216.687 + 216.687 x 207.893 + 207.893


3

= 5306.8748 m³
D. Patok P 32 -P 33
Diketahui: - Luas Galian Patok P 32 = 207.893 m²
- Luas Galian Patok P 33 = 207.520 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 33

P 32

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 207.893 + 207.893 x 207.520 + 207.520
3

= 5192.6556 m³
E. Patok P 33 - P 34
Diketahui: - Luas Galian Patok P 33 = 207.520 m²
- Luas Galian Patok P 34 = 104.4238 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 34

P 33

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 207.52 + 207.52 x 104.424 + 104.4238
3

= 3826.2553 m³
F. Patok P 34 - P 35
Diketahui: - Luas Galian Patok P 34 = 104.424 m²
- Luas Galian Patok P 35 = 112.6072 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 35

P 34

1
= L.
3
V An + An x An+1 + An+1

1
= 25
3
104.424 + 104.424 x 112.607 + 112.607

= 2712.2451 m³
G. Patok P 35 - C
a. Diketahui: - Luas Galian Patok P 35 = 112.607 m²
- Luas Galian Patok C = 18.281 m²

Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah galian, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m
P 35

P 34

1
= L.
3
V An + An x An+1 + An+1

1
= 25
3
112.607 + 112.607 x 18.281 + 18.281

= 1468.8252 m³

b. Diketahui: - Luas Timbunan Patok P 35 = 0.00 m²


- Luas Timbunan Patok C = 4.943 m²
Untuk menghitung volume galian digunakan rumus-rumus limas terpancung karena kedua
patok adalah timbunan, dan jarak yang digunakan adalah jarak antar patok yaitu
L = 25 m

P 44

P 43

1
V = L. An + An x An+1 + An+1
3

1
= 25 0 + 0 x 4.943 + 4.943
3

= 41.191667 m³
engah bentang
A C
Menghitung Kecepatan Awal dan Akhir Tanjakkan
V0 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V1 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V2 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V3 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir tanjakkan kedua sama dengan
kecepatan awal, karena keladaian 3.79% > 4%
sehingga tidak mengalami penurunan kecepatan)

V4 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V5 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V6 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V7 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V8 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V9 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

1 L
V10 = V9 - x V0 x
2 LK
1 51.29
= 40 X 40 X
2 500
= 37.95 km/jam

Panjang Pemulihan Setelah Tanjakkan kesepuluh


V11² - V10²
L =
2.a
40² - 37.95²
=
=
2 x 6.25
= 15.20 m
(Memenuhi, karena L yang direncanakan = 50m > 15.20 m)

V11 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V12 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V13 = 40 km/jam
(Kecepatan Awal)

V14 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V15 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)

V16 = 40 km/jam
(Kecepatan akhir sama dengan
kecepatan awal, karena medan penurunan)
ALINYEMEN VERTIKAL
Pada STA 0+ 236.000

Dik G1 = 0.89 % Elevasi PPV = 236 m


G2 = 0%
perbedaan aljabar landai = G1-G2 = 0.89 - 0
= 0.89
pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung = Lv = 25 m
A.Lv 0.89 . 25
Ev = =
800 800
= 0.027813 m

TITIK PPV
Elevasi PPV = PPV-Ev
= 236 - 0.02781
= 235.9722 m

Jarak PPV = 0 + 236.00

TITIK PLV
Elevasi PLV = PPV-(G1.1/2/Lv)
= 236.000 - ( 0.89 . 12.5 )
= 235.8888 m

Jarak PLV = PPV-1/2.Lv


= 0 - 236.00 - 12.5 )
= 0 - 223.50

TITIK PTV
Elevasi PTV = PPV+(G2.1/2/Lv)
= 236.000 + ( 0. 12.5 )
= 236 m

Jarak PTV = PPV+1/2.Lv


= 0 + 236.00 + 12.5 )
= 0 + 248.50

Anda mungkin juga menyukai