Anda di halaman 1dari 4

Reflective Journal

Pediatric Nursing II
Fakultas Keperawatan – Universitas Pelita Harapan

Nama/ NIM : Stefani Sinurat/ 01501170343

1. Doubt/ Differences
Start with, did you find any doubt in your practice? Or did you spot any differences in what
had you done in the clinical setting with what you found in the literature? Write in a simple
sentence, just like a title a topic.

Saya melakukan pelepasan infus namun lupa menggunakan sarung tangan bersih.

2. Description
Write the situation or experiences you had regarding the topic you mentioned above. Please
make it simple and provide only the description relates to the topic.

Saat saya dinas sore hari, ada 2 pasien anak yang akan pulang sehingga infusnya harus dilepas.
Setelah semua persiapan pulang selesai disiapkan, saya diajak kakak perawat untuk
melepaskan infus pasien anak. Saat pelepasan infus pada pasien anak yang pertama saya
membawa plastik kuning, alkohol swab, first aid, dan sarung tangan. Pada pasien ini saya
tidak lupa memakai sarung tangan bersih sebelum melepaskan infus. Pada pasien yang kedua
saya membawa peralatan yang sama untuk melepaskan infus, namun ketika saya telah
melepaskan plester/perekat pada tangan pasien dan hendak menarik kanul infus saya baru
tersadar bahwa saya belum memakai sarung tangan. Saya pun dengan hati hati menggunakan
alkohol swab dengan dilipat menjadi lebih tebal untuk menahan darah yang keluar dan
mencegah saya terkena darah pasien. Setelah saya menempelkan first aid, saya kemudian
pamit keluar dan segera mencuci tangan. Saya merasa malu karena sebelum masuk ke dalam
ruangan pasien kedua, kakak perawat telah bertanya apa saja peralatan yang dibutuhkan dan
saya telah membawa semua peralatannya namun saya tidak menggunakan sarung tangan
bersih dan pada saat itu kakak perawat juga sedang menemani saya sambil mengedukasi
keluarga tentang obat-obat pasien.
3. Dissection
Write your analysis and consider several aspects such as: Why did it happen?

Kejadian ini terjadi karena saya terlalu fokus untuk melepaskan banyak plester yang ada pada
tangan anak, terutama anak menggunakan semacam spalk bidai yang diplester sangat banyak
pada tangan anak sehingga saya menjadi berfokus untuk memulai darimana membuka
plesternya. Dampaknya ketika pelepasan infus dilakukan dan darah yang keluar banyak maka
darah dapat terkena pada tangan perawat sehingga kemungkinan jika adanya penyakit menular
yang dapat ditular melalui darah maka hal ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab
kesalahan kerja.

4. Discover
What was the impact of the situation or experiences to you or other person involved?
Following your analysis, find any information from the literature to support your analysis and
discuss the topic.

Berdasarkan tahapan tindakan keperawatan melepas infus yang ditetapkan Kementerian


Kesehatan pada Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2 oleh Rahayu dan Harnanto
tahun 2016, maka pada prosedur melepaskan infus terdapat point pada pemasangan sarung
tangan sebelum menutup klem infus dan membuka balutan/plester pasien.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
dijelaskan pada Bab 2, dimana alat pelindung diri juga merupakan salah satu dari kesebelas
kewaspadaan standar yang harus di terapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam APD sebagai berikut:
1) Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang dipakai petugas untuk
memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia, biologi/bahan infeksius.
2) APD terdiri dari sarung tangan, masker/Respirator Partikulat, pelindung mata (goggle),
perisai/pelindung wajah, kap penutup kepala, gaun pelindung/apron, sandal/sepatu
tertutup (Sepatu Boot).
3) Tujuan Pemakaian APD adalah melindungi kulit dan membran mukosa dari resiko
pajanan darah, cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari
pasien ke petugas dan sebaliknya.
4) Indikasi penggunaan APD adalah jika melakukan tindakan yang memungkinkan tubuh
atau membran mukosa terkena atau terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan
pasien terkontaminasi dari petugas.
5) Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai dilakukan.
6) Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil menulis
dan menyentuh permukaan lingkungan.
Berikut ini juga merupakan tabel yang menjelaskan tentang kegiatan yang perlu menggunakan
sarung tangan, dan salah satunya adalah pemasangan dan pencabutan infus.
5. Decision
In this, you will write your plan for the future, if you find the similar situation.

Jika situasi seperti di atas muncul maka saya akan mengingat kembali peralatan yang akan
digunakan dan fungsinya sebelum masuk ke ruangan pasien. Setelah masuk ke ruangan pasien
saya akan mengingat hal yang pertama kali saya lakukan setelah mencuci tangan dengan hand
rub adalah memakai sarung tangan, setelah itu baru saya dapat berfokus kepada plester yang
ada pada tangan pasien. Saya akan berbagi cerita kepada teman teman perawat yang saya
kenal untuk menggunakan sarung tangan saat memasang maupun melepaskan karena ini juga
merupakan salah satu cara infection control di rumah sakit terutama bagi perawat yang sering
kontak langsung dengan pasien.

Tangerang, 04 Januari 2020

Stefani Sinurat

Sumber:
Kemenkes. (2017). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Diakses dari
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn857-2017.pdf
Rahayu, S., & Harnanto, A.M. (2017). Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2. Diakses dari
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-KDM-2-
Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai