A. PENGERTIAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat saat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Manuaba et al., 2007;
Damanik, 2008). Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada
bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2500 gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Putra,
2012).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan istilah lain untuk bayi
prematur hingga tahun 1961.Istilah ini mulai diubah dikarenakan tidak seluruh
bayi dengan berat badan lahir rendah lahir secara prematur (Manuaba et al., 2007).
baby) menjadi berat bayi lahir rendah (low birth weight) dan sekaligus mengubah
kriteria BBLR yang sebelumnya ≤ 2500 gram menjadi < 2500 gram (Putra, 2012).
B. ETIOLOGI
1. Faktor ibu
a. Penyakit
1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
kemih.
danpenyakit jantung.
b. Ibu
1 tahun).
yang kurang.
kembar.
3. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
C. KLASIFKASI
(Merenstein, 2002):
badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000
gram
D. MANIFESTASI KLINIS
gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan,
sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, Alat kelamin : pada bayi laki –
laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun
tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap
satu jurusan.
E. PATOFISIOLOGI
yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena faktor
2002).
a. Termoregulasi
kehilangan panas.
b. Gangguan pernafasan
c. Imaturitas imunologis
e. Imaturitas hati
Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin
berkurang.
f. Hipoglikemi
timbulnya hipoglikemi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiologi
b. Laboratorium
1. Darah rutin\
Interpretasi hasil:
G. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
4. Hiperbilirubinemia
8. Perdarahan intraventrikuler
9. Apnea of Prematurity
10. Anemia
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
4. Gangguan pendengaran
H. PENATALAKSANAAN
1. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C.
a. Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
b. Pemancar pemanas
d. Inkubator
bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR
imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan denan
antara lain :
kebersihannya.
1. Hidrasi
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
2. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi
oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak
dan penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
3. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah menghemat
energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal mungkin. Bayi yang
pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi
4. Stimulasi Sensori
Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan yang
yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter,
membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua biasanya
Selain cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap kondisi
bayinya, takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut wajar,
menyentuh, dan terlibat dalam perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan
melalui metode kanguru karena melalui kontak kulit antara bayi dengan
ibu akan membuat ibu merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam
perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang
A. PENGKAJIAN
a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan
terganggu
a. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau
suhu tubuh rendah
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu
,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1
sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6
kegawatan sedang, dan 7-10 normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti
DM,TB Paru, tumor kandungan, kista, hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi
terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium, produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun
sampai 120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai
40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama
jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat,
pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-
60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing
atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah
(jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah,
warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks
menelan dan mengisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia,
hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi,
refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi
atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala
kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga
belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu
lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda
lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit
kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau
kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau
kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau
kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan
wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada
laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung
dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan
ke 5, kulit keriput. (Pantiawati, 2010)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Proverawati (2010), diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada BBLR adalah:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Resiko gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena
imaturitas.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
kurang.
C. RENCANA TINDAKAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat
pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
1) Tujuan: pola napas menjadi efektif
2) Kriteria hasil:
- RR 30-60 x/mnt - Sianosis (-)
- Sesak (-) - Retraksi dada (-)
- Ronchi (-)
- Whezing (-)
3) Rencana tindakan:
- Observasi pola Nafas.
- Observasi frekuensi dan bunyi nafas
- Observasi adanya sianosis.
- Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.
- Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.
- Beri O2 sesuai program dokter
- Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi
O2.
- Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.
- Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
1) Tujuan: suhu tubuh dalam rentang normal
2) Kriteria hasil:
- Suhu 36-37C.
- Kulit hangat.
- Sianosis (-)
- Ekstremitas hangat
3) Tindakan keperawatan:
- Observasi tanda-tanda vital.
- Tempatkan bayi pada incubator.
- Awasi dan atur control temperature dalam incubator
sesuai kebutuhan.
- Monitor tanda-tanda Hipertermi.
- Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan
suhu tubuh.
- Ganti pakaian setiap basah
- Observasi adanya sianosis.
c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi
karena imaturitas.
1) Tujuan : Nutrisi dapat terpenuhi
2) Kriteria hasil:
- Reflek hisap dan menelan baik
- Muntah (-)
- Kembung (-)
- BAB lancar
- Berat badan meningkat 15 gr/hr
- Turgor elastis
3) Tindakan keperawatan:
- Observasi intake dan output.
- Observasi reflek hisap dan menelan.
- Beri minum sesuai program
- Pasang NGT bila reflek menghisap dan menelan tidak
ada.
- Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi
parenteral.
- Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
- Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
- Timbang BB setiap hari.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang kurang.
1) Tujuan: tidak terjadi infeksi
2) Kriteria hasil:
- Suhu 36-37C
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Leukosit 5.000-10.000
3) Tindakan keperawatan:
- Kaji tanda-tanda infeksi.
- Isolasi bayi dengan bayi lain.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.
- Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.
- Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.
- Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi
dalam keadaan bersih/steril.
- Kolaborasi dengan dokter.
- Berikan antibiotic sesuai program
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).2004. Bayi berat lahir rendah. Dalam :
Kosim Sholeh, M. 2003. Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI.
AeusCalpius.
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta
Pilliteri Adele. 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The
and Wilkins.
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. 2010. BBLR : Berat Badan Lahir
Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan :