Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TARAMAN
JL. Sultan Mahmud Badarudin II Taraman, Kec.Semendawai Suku III, Kab.Ogan Komering Ulu Timur
Email : pkmtaraman@gmail.com / facebook : Uptd Puskesmas Taraman, telp. 0821 8688 6600

KERANGKA ACUAN KERJA INOVASI PROGRAM P2 PTM


GERAKAN MASYARAKAT SADAR ANTISIPASI PENYAKIT TIDAK MENULAR
(GEMAR SANTAP)

A. LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular secara global telah mendapat perhatian serius dengan masuknya penyakit
tidak menular sebagai salah satu target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 khususnya
pada Goal 3: Ensure healthy lives and well-being. SDGs 2030 telah disepakati secara formal oleh 193
pemimpin negara pada UN Summit yang diselenggarakan di New York pada 25-27 September 2015.
Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di banyak negara bahwa meningkatnya usia harapan hidup dan
perubahan gaya hidup juga diiringi dengan meningkatnya prevalensi obesitas, kanker, penyakit jantung,
diabetes, gangguan indera dan fungsional, serta penyakit kronis lainnya. Penanganan penyakit tidak
menular memerlukan waktu yang lama dan teknologi yang mahal, dengan demikian penyakit tidak
menular memerlukan biaya yang tinggi dalam pencegahan dan penanggulangannya. Publikasi World
Economic Forum April 2015 menunjukkan bahwa potensi kerugian akibat penyakit tidak menular di
Indonesia pada periode 2012-2030 diprediksi mencapai US$ 4,47 triliun, atau 5,1 kali GDP 2012.
Masuknya penyakit tidak menular ke dalam SDGs 2030 mengisyaratkan penyakit tidak menular harus
menjadi prioritas nasional yang memerlukan penanganan secara lintas sektor.

Indonesia juga mengalami eskalasi penyakit tidak menular yang dramatis. Hasil Riset Kesehatan
Dasar tahun 2007 dan 2013 menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan secara bermakna,
diantaranya prevalensi penyakit stroke meningkat dari 8,3 per mil pada 2007 menjadi 12,1 per mil pada
2013. Lebih lanjut diketahui bahwa 61 persen dari total kematian disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler, kanker, diabetes dan PPOK. Tingginya prevalensi bayi dengan BBLR (10%, tahun
2013) dan lahir pendek (20%, tahun 2013), serta tingginya stunting pada anak balita di Indonesia
(37,2%, 2013) perlu menjadi perhatian oleh karena berpotensi pada meningkatnya prevalensi obese
yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Dengan demikian,
penanggulangan penyakit tidak menular juga perlu mengintegrasikan dengan upaya-upaya yang
mendukung 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular,
sejalan dengan pendekatan WHO terhadap penyakit tidak menularUtama yang terkait dengan faktor
risiko bersama(Common Risk Factors). Di tingkat komunitas telah diinisiasi pembentukan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) penyakit tidak menular dimana dilakukan deteksi dini faktor risiko,
penyuluhan dan kegiatan bersama komunitas untukmenuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Pada tingkat pelayanan kesehatanjuga telah dilakukan penguatan dari puskesmas selaku kontak
pertamamasyarakat ke sistem kesehatan. Disadari bahwa pada saat ini sistem rujukan belum tertata
dengan baik dan akan terus disempurnakan sejalan denganpenyempurnaan program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang merupakan bentuk implementasi dari Universal Health Coverage(UHC) dan
diterapkansejak 1 Januari 2014. Namun demikian hal diatas belum cukup karenaketerlibatan multi-
sektor masih terbatas. Dikenali bahwa penyakit tidakmenularamat terkait kepada Social Determinants
for Health, khususnya dalam faktor risiko terkait perilaku dan lingkungan.
Rencana Aksi Nasional PenanggulanganPenyakit Tidak Menular 2015-2019 ini merupakan upaya
pemerintah untuk mengidentifikasi aksi strategis yang akan diimplementasikan dalam mencapai tujuan
yang tercantum dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan RencanaPembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019 serta mendukungtercapainya sasaran-sasaran dalam Action Plan
for Prevention and Control ofNCDs in South East Asia 2013-2020dan Global Action Planfor the
Prevention and Control of NCDs 2013-2020. Dipahami bahwa sebenarnya penyakit tidakmenularjuga
mencakup banyak sekali kondisi/penyakit termasuk gangguan jiwa, gangguan indera, kecelakaan,
disabilitas dan penyakit tidak menularlainnya.
Dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada sektor kesehatanmaupun sektor lain
mengenaibesaran (magnitude) permasalahan penyakittidak menular, dampak terhadapkesehatan
penduduk maupun beban sosio-ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat, serta strategi
penanggulanganpenyakit tidak menularyang perlu diimplementasikan. Dengan demikian,rencana aksi
nasional akan berfungsi sebagai alat advokasi untuk mencapai kesepakatan tentang peran dan
keterlibatan serta aksi yang bisadikontribusikan oleh sektor kesehatan dan non kesehatan serta
masyarakatdalam upaya penanggulanganpenyakit tidak menulardi Indonesia.
Pada tahun 2016, pemerintah meluncurkan GERMAS di 10 (sepuluh) lokasi, berbarengan dengan
rangkaian kegiatan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Dan kemudian menjadi 100 Kabupaten/Kota
dan pada tahun 2017 kegiatan sosialisasi Germas diselenggarakan di 180 Kabupaten/Kota. Pendekatan
kesehatan yang diluncurkan adalah pendekatan keluarga dengan 12 indikator keluarga sehat dan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang berfokus pada 3 (tiga) aspek perubahan perilaku
yaitu melakukan aktivitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari agar sehat dan cerdas serta
cek kesehatan rutin untuk mengontrol tekanan darah, gula darah, kolesterol yang ada dalam tubuh
untuk mendeteksi faktor resiko yang ada pada setiap orang. Kedua strategi ini merupakan andalan
pendekatan pembangunan berbasis kesehatan masyarakat sebagai subsistem dari upaya kesehatan
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

B. TUJUAN
Makalah inovasi bertujuan untuk memberikan gambaran kesehatan disebagian wilayah kecamatan
semendawai suku III, yang dapat dipergunakan dalam meningkatkan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil gun,serta dapat dipergunakan sebagai tolak ukurdalam mengevaluasi program
kesehatan dan proses perencanaan kesehatan UPTD Puskesmas taraman yang akan datang.
C. KEGIATAN POKOK DAN RENCANA KEGIATAN
1. Sosialisasi Manfaat Deteksi Dini Resiko PTM dan Pelayanan Posbindu PTM dan
Pandu PTM
2. Melakukan Pelayanan Perkesmas Pada Penderita PTM ( kunjungan rumah ) yang
terintegrasi dengan pelaksanaan intervensi implementasi PIS- PK untuk membangun
kemandirian kesehatan Masyarakat dan Meningkatkan Indek Keluarga Sehat ( IKS )
3. Melakukan Advokasi dengan Pihak Desa / Kecamatan dalam rangka Pemberdayaan
Kader / Keluarga Sebagai PMO ( Pengawas Minum Obat ) Penderita PTM terutama pada
penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus .
4. Mempermudah Akses Pelayanan terutama di Bidang Komunikasi Kesehatan dengan
masyarakat dengan membuka Pelayanan Konsultasi Kesehatan Melalui Media
Elektronik seperti Short Messages Service ( SMS ), dan Whats App ( WA )
5. Melakukan pelayanan pemeriksaaan Kesehatan Gizi Pada penderita PTM , Konseling
Gizi Seimbang pada Penderita PTM berdasarkan hasil Kunjungan Rumah (
PERKESMAS )
6. Membangun kerjasama dengan lintas sektoral terkait dalam rangka sosialisasi
pemanfaatan dapur Hidup organic dan toga sebagai sarana alternative pengobatan pada
penderita PTM , seperti Tanaman seledri , daun salam , mengkudu , alpukat, sirsak, jeruk
nipis, keji beling, tanaman kumis kucing dll

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


a. Cara Melaksanakan Kegiatan
Secara umum dalam pelaksanaan Program Penyakit Tidak Menular adalah mengikuti siklus Plan
Do Check Action
a. Sasaran
No. Kegiatan Sasaran
1. Posbindu PTM & Perkesmas Penduduk usia 15 tahun keatas yang berdomisili di
/PIS PK wilayah kerja UPTD Puskesmas Taraman
2. Pembinaan Kader PTM / Kader / Keluarga PTM di tiap Posbindu dan Pelayanan
PMO Home Care
3. Sosisalisasi / Kordinasi Pihak PKK Desa / Kecamatan dan lintas sector lainnya
dengan pihak desa tentang
dapur hidup dan toga
4 Pelayaan Konseling melalui Penderita PTM yang sudah terdata melalui aplikasi
media elektronik Kelurga Sehat
E. JADWAL KEGIATAN

No. Kegiatan Tahun :


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Posbindu PTM X X X X X X X X X X X X
2. Pembinaan Kader X X
PTM( PMO)
3. Kunjungan Rumah X X X X X X X X X X X X
/ Intervensi Lanjut
PIS PK-PTM
4. Konsultasi dan X X X X X X X X X X X X
Konseling di
PANDU PTM
Puskesmas

F. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini bersumber dari dana :
1. DAK KES NON FISIK BOK Puskesmas
2. Kapitasi JKN Puskesmas
3. Dana desa bid.kesehatan
4. APBD Kabupaten OKUT
G. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan Program Gemarsantap Terintegrasi dengan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga ( PIS – PK ) di dapat dari Hasil kunjungan rumah dalam rangka Intervensi
Implementasi Prokesga dan Perkesmas pada Penderita PTM yang terkait dengan indicator Keluarga
Sehat lalu melakukan Update Data online melalui Aplikasi PIS-PK jadi hasil Intervensi PIS PK dan
Program Gemarsantap bisa dilihat secara Online dengan menilai peningkatan Indek Keluarga Sehat.

H. PELAPORAN

Ada 2 jenis pelaporan yaitu offline dan online


1. OFFLINE

Pelaporan melalui hasil kegiatan rutin gemarsantap yang tergabung dengan pelaporan posbindu
PTM dan Pelaporan tahunan dilihat dari evaluasi profil Puskesmas dan Penilaian Kinerja Puskesmas (
PKP )

2. ONLINE
a. Melalui aplikasi keluarga sehat updating keluarga sehat IKS,dan intervansi lanjutan
b. Melalui sikda generik yang terintegrasi dengan pelayan di poli pandu PTM UPTD
Taraman

Anda mungkin juga menyukai