Energizing Asia

PERTAMINA HULU ENERGI Edisi September 2017

MEMBUMIKAN
GREEN
BUSINESS

6 34 50
COVER STORY TEROPONG TRAVEL
Green Business Inovasi Tiada Henti, Menikmati Lembar
Tak Sekadar Jargon Berprestasi di Level Tinggi Keindahan Indonesia
 Dari
Ifki Sukarya,
Pemimpin Redaksi
Redaksi
PENGARAH
Aji Prayudi Kita mengamati seluruh dunia usaha saat ini mencari solusi atas
perubahan iklim, krisis energi dan sumberdaya, bencana alam,
PEMIMPIN REDAKSI
kerawanan pangan, dan sebagainya. Karena itu, Program Penilaian
Ifki Sukarya
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Hidup (Proper) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan
Iwan Ridwan Faizal,
Hidup dan Kehutanan masih sangat relevan dengan tren global
Ekhsan Nulhakim
pelaksanaan CSR. Apalagi, tujuan Proper adalah meningkatkan
REDAKTUR PELAKSANA peran perusahaan dalam mengelola lingkungan dan nilai tambah
Ardianti, Widya Gustiani terhadap pemeliharaan SDA, konservasi energi, dan pengembangan
masyarakat.
KOORDINATOR LIPUTAN
Aditya Julianto Mencapai Proper tidak mudah. Beruntung, kami mendapatkan
anugerah Proper Emas lewat dua anak perusahaan: JOB Pertamina-
TIM REDAKSI
Talisman Jambi Merang dan PT PHE West Madura Offshore.
Rusminto Wahyudi,
Vidie Maharani, Kami bertekad mempertahankan pencapaian tersebut seraya
Novian Kusmana memproyeksikan penambahan satu Proper Emas lagi lewat PT PHE
Offshore North West Java.
LAYOUTER & ILLUSTRATOR
Vidie Maharani Kami juga bercita-cita mengimplementasikan green business dalam
seluruh aktivitas perusahaan. Komitmen menjalankan bisnis hijau
FOTOGRAFER
ini sejak awal tumbuh dari pucuk pimpinan perusahaan, dituangkan
Indra Yudistira,
Dimas Adhi Kelana dalam visi perusahaan, lalu didiseminasikan kepada seluruh
karyawan sehingga menjadi pedoman dalam operasi dan kegiatan
SIRKULASI di perusahaan. Tema inilah yang kami ulas dalam Energia PHE
Novian Kusmana
terbitan kali ini.
KONTRIBUTOR Pada edisi ini, sejumlah artikel turut disajikan seperti ajang
Relations AP PHE
pemilihan Duta PHE yang kami anggap sebagai representasi

ALAMAT REDAKSI
PT Pertamina Hulu Energi
PHE Tower Lantai 11
Jl. TB Simatupang Kav.99,
Jakarta Selatan 12520
Telp. (+62) 21 2954 7056 / 7337
Email: ardianti@pertamina.com
perusahaan untuk mengikuti kontes Duta Pertamina. Tulisan
lainnya adalah berbagai inovasi yang dihasilkan PHE dan anak
perusahaan dalam Rubrik Teropong, atau para local hero yang
mengawal pelaksanaan program CSR di berbagai daerah
yang dimuat Rubrik CSR. Sementara Rubrik Travel & Kuliner
mengungkapkan tentang apresiasi dunia internasional terhadap
destinasi periwisata di Tanah Air.

Selamat membaca.
DAFTAR ISI

COVER STORY
Green Business Tak Sekadar Jargon

Program Unggulan lewat Sarjana Magang

Fokus Pendidikan dan Peningkatan Kesejahteraan

Pertahankan Proper Emas Lewat Keberlanjutan

Program

34
Bahu Membahu Menuju Proper Emas

Konsep Green Business Sejalan dengan

Pelaksanaan Proper

PHE Harus Jadi Pionir dalam Green Business TEROPONG

Inovasi Tiada Henti, Berprestasi
Proper Sangat Prestisius bagi Perusahaan di Level Tinggi

4
 38 46
WAWANCARA CSR

54
Iwan Jatmika,
Vice President QHSSE PT Pertamina Energi Positif Para Pahlawan
Hulu Energi Lokal
“Proper PHE Harus Elegan”

LINTAS PERISTIWA
PHE ONWJ Raih
Penghargaan Subroto

PHE Memulai Fabrikasi Proyek

Lapangan SP

PHE Siak Bersiap Lakukan

Pemboran Sumur Eksplorasi Kumis

42 50 PHE ONWJ Raih Asean Energy

Award 2017

Budayakan HSSE, BOD PHE

HR & GA TRAVEL Instruksikan Loss Control Meeting

Menikmati Lembar Keindahan FT-Prove Sentris Berprestasi

Memilih Duta PHE Indonesia di Luar Negeri

5
COVER STORY

Green Business
Tak Sekadar
Jargon
Mungkin muncul pertanyaan
mungkinkah bisnis minyak dan gas
(migas) yang kadung menyandang
beban stigma “merusak lingkungan”
bisa dioperasikan dengan memenuhi
pilar-pilar green business?

6
P
T Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki
visi menjadi perusahaan migas
kelas dunia dan misi melaksanakan
pengelolaan operasi dan portofolio
usaha sektor hulu migas secara profesional
dan berdaya laba tinggi yang serta memberikan
nilai tambah bagi stakeholders. Untuk itu,
PHE terus melakukan upaya positif di segala
bidang termasuk lingkungan dan sosial yang
bersentuhan langsung dengan kegiatan operasi
dan produksi migas perusahaan.
Kegiatan operasi dan produksi migas merupakan
kegiatan vital untuk kelangsungan perusahaan
sehingga perlu dijaga agar berjalan aman dan
berkelanjutan. Beberapa faktor yang penting
untuk dikelola di antaranya penerapan perinsip
green business yaitu kegiatan holistik bisnis yg
dijalankan dengan visi lebih menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, menurut
Direktur Utama PHE R Gunung Sardjono
Hadi, perusahaan memastikan penerapan
prinsip green business di semua area operasi
perusahaan adalah bagian utama dalam
mendukung keberlanjutan kegiatan operasi
produksi migas PHE.
Pendekatan green business berpijak pada
tiga pilar 3P, yaitu keberlanjutan ekonomi
(profit), keberlanjutan ekologi (planet), dan
keberlanjutan sosial-budaya (people). Gunung
mengatakan konsep ini memiliki makna sebagai
proses untuk mengonfigurasi ulang proses
bisnis dan infrastruktur guna menghasilkan
manfaat yang lebih baik bagi lingkungan,
manusia, dan nilai investasi ekonomis. Pada
saat yang bersamaan juga meningkatkan
kualitas perilaku manusia, mengurangi emisi
gas, serta mengeksploitasi sumberdaya alam
dengan bijaksana,” katanya, kepada Energia
PHE, pertengahan September lalu.
Bagi Gunung, tantangan menjalankan green
business adalah menyinergikan tiga pilar 3P
tersebut. Artinya, kegiatan operasi PHE, baik
offshore maupun onshore wajib mengacu
pada aspek Mutu, Keselamatan, Kesehatan,
7
 COVER STORY
Kerja dan Lindungan Lingkungan (MK3LL) yang
dituangkan dalam Kebijakan MK3LL secara
tertulis yang telah disahkan dan ditandatangani
oleh Direktur Utama PHE pada 30 September
2015.
“Implementasi 3P diterjemahkan melalui
program program tanggungjawab sosial
perusahaan (CSR) dan Sustainable Development
Goals (SDG). Ini merupakan bagian dari
perusahaan dalam menjalankan usaha agar
bisa berkelanjutan dan memberi manfaat bagi
pemangku kepentingan,” tuturnya.
Upaya menjadi green business lazimnya
bermula dari komitmen top management yang
bisa menyusun mekanisme atau aturan untuk
mendukung terwujudnya green company.
Gunung selalu menekankan bahwa fokus
utama bisnis yang dijalankan PHE bukan hanya
produksi yang meningkat, profit yang terus
bertumbuh, tetapi bagaimana pengelolaan
lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Poin utamanya, perusahaan tidak bisa
bertumbuh sendiri, dia harus bangkit tumbuh
bersama masyarakat dan lingkungan juga
terjaga dengan baik,” katanya.
Menurut Direktur Operasi dan Produksi PT
Pertamina Hulu Energi (PHE) Beni Jafilius Ibardi
kemungkinan mengimplementasikan green
business dalam operasional perusahaan bukan
sebuah kemustahilan lantaran selama ini PHE,
yang memiliki target produksi gas tahun ini
sebesar 752 MMSCFD dan minyak 65.100 barel
per hari (bph), dijalankan dengan operation
excellence. “Implementasi green business tidak
lepas dari program operation excellence disegala
Foto: Dok. PHE
lini baik itu eksplorasi, pengembangan maupun
operasi produksi,” tuturnya, di Cirebon, baru-
baru ini.
8
Beni Jafilius Ibardi, Direktur Operasi dan
Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Dia menuturkan bagi pihak yang tidak paham,
operational excellence dilaksanakan dalam
kerangka efisiensi dengan mengurangi cost.
Padahal, tuturnya, konsep ini dijalankan
perusahaan dengan berprinsip kepada
tiga aspek. Pertama, compliance terhadap
perundangan dan ketentuan yang berlaku
termasuk di dalamnya aspek QHSSE (Zero
Fatality, Zero Complain). Kedua, melakukan
integrated operational sehingga on time on budget,
on specs dan on return. Sedangkan aspek ketiga,
operational excellence tersebut dilaksanakan
dengan efektif dan efisien sehingga sukses rasio
keberhasilannya tinggi.
“Jadi, perusahaan tidak hanya compliance
terhadap aturan zero complain, namun jauh dari
itu penerapan green business bukan sekedar
mematuhi tetapi juga akan menghasilkan
operasi yang efisien dan menciptakan inovasi
dalam operasi. Terbukti dengan berbagai
ide Continous Improvement Program (CIP)
yang merujuk ke masalah lingkungan yang
menghasilkan efisiensi operasi dan perlindungan
terhadap lingkungan atau konservasi
dan efisiensi energi dalam mendukung

pembangunan yang berkelanjutan,” paparnya.
Dengan melaksanakan berbagai aspek tersebut,
tutur Beni, secara otomatis target yang telah
ditentukan bakal tercapai. “Operasi produksi PHE
selama satu dekade, pencapaian secara target
terus meningkat. Tahun lalu kami mencapai
target ada yang 100% dan ada yang 102%.
Sebelumnya ada yang di bawah 100% dan
kemudian ada perbaikan,” tegasnya.
Aksi nyata dalam menerapkan operation
excellence antara lain dilakukan dengan
peningkatan kemampuan dan kompetensi
PHE dalam melakukan kajian risiko dan
pengelolaan risiko MK3LL yang sistematis dan
efektif untuk mengantisipasi dan melaksanakan
aktivitas pekerjaan sejak tahapan ekplorasi,
pengembangan, operasi dan produksi,
maupun penutupan operasi. Selain itu, para
pimpinan perusahaan harus menciptakan sifat
kepemimpinan dan keteladanan di semua level
karyawan sehingga mereka mau menghentikan
tindakan dan kondisi tidak aman, melaporkan
setiap kecelakaan dan melakukan investigasi;
mematuhi peraturan perundangan, sistem tata
Perusahaan akan dapat beroperasi
dengan baik apabila terdapat
keseimbangan antara faktor sosial,
lingkungan dan ekonomi.
kerja yang berlaku, persyaratan dan harapan
pemangku kepentingan.
Sementara itu, Iwan Jatmika, Vice President
Quality, Health, Safety, Security, Environment
(QHSSE) PHE, memandang konsep green
business merupakan sesuatu yang baru dimana
antara unsur 3P ini enak dibicarakan tapi harus
dijelaskan “jembatannya”. Menyangkut “people”,
terangnya, berarti kaitan antara operasi PHE
dengan dampaknya terhadap sosial harus nyata.
Makanya, perusahaan melakukan social risk base
assessment untuk mengetahui need masyarakat
sekitar. Sementara untuk masalah “planet”
merupakan isu-isu lingkungan yang paling
gampang diidentifikasi karena sudah diangkat
menjadi isu global dan hanya membutuhkan
sebuah connectivity yang riil dengan aspek people
dan profit.
Kemudian untuk profit, tambah Iwan, ini
mengawalnya harus telaten karena para
stakeholders kadang masih harus dijembatani.
Pertamina sebagai BUMN yang sudah worldclass
sudah harus proaktif menjalankan SDG. Kalau
tidak proaktif ke situ, Pertamina tidak bisa
9

COVER STORY
mengawal leading issue. “Kalau kami reaktif,
kami seperti diatur orang lain. Pertamina harus
menyosialisasikan (green business), kemudian
menjembatani dengan modelling, engineering
sehingga harapannya semua stakeholders berpikir
nyambung. Jangan hanya jadi tempelan, ini
harus jadi bagian dari proses bisnis,” paparnya.
Tantangan kami adalah tahu persis green business
itu how it works-nya seperti apa,” imbuhnya.
Untuk implementasi masalah lingkungan
dalam penerapan green business, kata Iwan,
dapat didekati dengan energi efisiensi dan
pengurangan emisi. “Efisiensi energi itu dekat
sekali dengan profit. Semakin efisien akan
semakin profit. Gampang link-nya,” katanya.
“Begitu juga dengan people. Semakin kita
tumbuh bersama dengan people, kompetensinya
segala macam, operasi kita yang jelas smooth.”
Banyak hal yang telah dilakukan PHE untuk
penghematan energi maupun air. Salah satu
konsumsi penggunaan energi yang signifikan
dalam kegiatan operasi PHE adalah bersumber
dari kegiatan operasi produksi. Perusahaan
telah melakukan pengelolaan energi pada
kegiatan operasi produksi secara berkelanjutan
dengan kerangka Sistem Manajemen Lingkungan
(SML) ISO 14001, dan telah meraih sertifikat ISO
14001 dalam menerapkan SML. Fungsi utama
dari sistem tersebut adalah memastikan kinerja
lingkungan dapat terus ditingkatkan secara
berkesinambungan.
Khusus terkait SML, PHE berfokus pada aspek
energi menerapkan Sistem Manajemen Energi
ISO 50001 dan telah tersertifikasi dengan
strategi “Menghindari (Avoid)-Menggeser (Shift)-
Meningkatkan (Improve)”. Penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan PHE terpadu dengan
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dengan
10
Direksi mengeluarkan 10 langkah
Strategi dan Etos Kerja PHE sehingga
seluruh karyawan selalu siap
menghadapi masalah apapun.
mengacu pada ISO 14001:2004 dan OHSAS
18001:2007.
Kesadaran terhadap aspek hemat energi merata
dari pusat hingga daerah. Konsumsi listrik di PHE
Tower, misalnya, terus menurun seiring dengan
berbagai upaya efisiensi. Anak perusahaan tak
ketinggalan untuk mendukung program efisiensi
energi. JOB Pertamina-Talisman (Ogan Komering)
Ltd (PTOK) telah menggunakan solar cell di
beberapa lokasi yang mampu menghemat energi
hingga 2.142 BTU, penggunaan gas flare dengan
penghematan 201.260.000 BTU), serta injeksi
air ke dalam sumur injeksi dapat menghemat air
sebesar 128.548 m3/tahun.
JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
(PMEPTS) menggunakan listrik dari pembangkit
tenaga diesel dengan bahan bakar solar dan gas
dalam proses produksi, yang dapat mengurangi
konsumsi bahan bakar solar sebesar 8% dari
konsumsi bahan bakar. Mereka juga mengolah
air laut dengan SWRO sebagai sumber air
bersih, sehingga mengurangi penggunaan air
permukaan (air baku sungai) Desa Pandauke.
Hingga saat ini, 100% air bersih berasal dari
pengolahan air laut.

JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang
(PTJM) melakukan inisiatif merekayasa sistem
penangkal petir untuk meningkatkan efisiensi
energi dengan menjaga kestabilan penggunaan
energi melalui pengurangan unplanned shut
down. Hal ini berhasil menjaga kontinyuitas
penjualan gas.
PHE West Madura Offshore (WMO) memiliki
inisiatif mengimplementasikan “Energy
Mutualism between Oil and Gas Treatment” yaitu
mendinginkan gas keluaran turbin kompressor
dengan fin fan cooler, sehingga tidak memerlukan
energi untuk melakukan pendinginan. Hasil yang
diperoleh adalah enaikan rata-rata temperatur oli
15°F, penurunan rata-rata temperatur gas 115°F,
penurunan rata-rata BS&W FSO dari 0,43% ke
0,28%, penurunan wax appearance dari 0,1%
ke 0,05%, dan penghematan energi 32,837
MMBTU/Thn.
Adapun PHE Offshore North West Java (ONWJ)
menerapkan “Hari Operasi Tanpa Unplanned
Shutdown, dengan sistem Production Incident
Tracking” (HOTSPITrack) dengan menurunkan
unplanned shutdown dari 12,3 menjadi 7,8
kejadian/perbulan/fasilitas. Dengan cara
ini, tercapai pengurangan
sebesar 36,5%. Perusahaan
yang beroperasi di Laut Jawa ini
juga melakukan pemasangan
ejector untuk mengurangi
kehilangan potensi produksi
dan menghemat energi, dengan
menerapkan sistem perubahan
standard operasional gas lift untuk
menghisap akumulasi gas yang
terperangkap di sistem perpipaan
minyak menuju Main Gas Line
(MGL). Dengan demikian, operator
tidak harus berkunjung secara
berkala ke anjungan yang tidak berpenghuni
(NUI) dan dapat mengurangi jumlah perjalanan
240 kali per tahun.
“ONWJ kemarin dapat Platinum CIP dengan
teknologi yang memastikan bagaimana gas
yang ter-trapped di pipa minyak, yang biasanya
menghambat penyaluran minyak, bisa diambil
dengan sistem venturing memakai tekanan.
Dengan bisa menyedot gas yang terjebak di
pipa minyak, otomatis dia akan melancarkan
penyaluran minyak. Kelebihan lainnya adalah
energi efisiensi, pemakaian pompa dan segala
macam jadi efisien. Emisi juga berkurang. Nah,
ini kami ekspose di Proper,” terang Iwan.
Aura keperdulian korporasi terhadap lingkungan
terlihat dari sebuah pot kecil di ruang kerja Iwan,
yang berkantor di Jl Simatupang, Jakarta Selatan.
Sebatang bibit mangrove setinggi hampir 30
sentimeter, yang diujungnya telah tumbuh
tunas dan daun, tampak anggun seperti hiasan
dalam pot bening berisi gel warna-warni. Iwan,
pimpinan PHE dan beberapa level manajerial,
menjadi adopter program Mangrove in Office.
Sebagai adopter, mereka harus memperlakukan
bibit mangrove itu seperti bayi agar tumbuh
11
COVER STORY
sehat. Setelah beberapa bulan, bibit mangrove
dipindahkan ke lokasi sekitar wilayah operasi
PHE dan anak perusahaan untuk ditanam.
PHE berkomitmen untuk menalaksanakan
sistem manajemen lingkungan. Hal tersebut
tercermin dalam beberapa program prioritas
di antaranya penanaman pohon (penghijauan)
guna mendukung program 100 juta pohon
Pertamina untuk mengurangi CO2, daur
ulang limbah rumah tangga dan perkantoran
sebagai perwujudan pelaksanaan 4R (reduce,
reuse, recycle & recover), membuat green office
(efisiensi konsumsi energi listrik, air, dan kertas),
penerapan sertifikasi Sistem Manajemen
Lingkungan (ISO 14001) di anak perusahaan
PHE, pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi
(pengurangan gas flare), serta penerapan
sertifikasi efisiensi energi (ISO 50001) di anak
perusahaan PHE.
Sepanjang tahun lalu, PHE antara lain
mengeluarkan berbagai kebijakan yang
mendukung pelestarian lingkungan seperti
regulasi penanganan tumpahan minyak dengan
menyusun Pedoman Tumpahan Minyak (PTM)
No.A-004/PHE020/2016-S0. Sementara untuk alih
kelola wilayah kerja migas dari anak perusahaan
PHE yang habis masa kontrak PSC dan akan
dikembalikan ke pemerintah, fungsi QHSSE
PHE telah menginisiasi penyusunan Sistem Tata
Kerja (STK) untuk alih kelola wilayah kerja/blok
migas baru. “Blok yang akan diambil alih begitu
operation harus Proper. Kami tidak mau tahu
alih kelola darimana, minimum sudah Proper
Biru, 100% Biru bulat. Itu selalu kami canangkan
sebagai requirement,” tegas Iwan.
Artinya, kegiatan produksi migas di lapangan
milik PHE dan anak usaha dilakukan dengan
12
sangat hati-hati dan memenuhi regulasi
aspek lingkungan, sehingga berkontribusi
pada pengelolaan perubahan iklim.Misalnya,
adanya pemanfaatan gas di eks JOB Pertamina-
Petrochina East Java (JOB PPEJ) Lapangan Mudi
oleh PT Gasuma (PJBG) sebesar 4 MMSCFD,
penerapan ISO 50001 di fasilitas offshore PHE
ONWJ.
Tercatat pula pemanfaatan flare di platform KLB
PHE ONWJ menjadi gas lift sebesar 2 MMSCFD,
pemanfaatan flaring di JOB PTJM, penerapan
Fleet Management System (taxi to shuttle boat
management system) PHE WMO pemanfaatan
panas dengan menggunakan heat exchanger,
serta penggunaan gas flare untuk generator JOB
Pertamina Jadestone Ogan Komering (PJOK).
“Kami memastikan bahwa kegiatan operasi
kami telah memenuhi persyaratan lingkungan
yang berlaku atau bahkan melebihi yang
dipersyaratkan, sepertinya misalnya pemenuhan
kriteria Proper Biru, di antaranya pengendalian
pencemaran laut, pengendalian limbah B3 /
non B3, pencemaran udara, pencemaran air
dan pelaksanaan Amdal,” tegas GM PHE ONWJ
Siswantoro M Prasodjo.
Melihat banyaknya komitmen tersebut di atas,
green business bagi PHE tak sekadar jargon
belaka. MR Karliansyah, Direktur Jenderal
Pengendalian dan Pencemaran Kerusakan
Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK), menilai konsep green business
sudah disadari oleh pelaku bisnis migas dan
pertambangan sebagai kebutuhan perusahaan.
Apalagi perusahaan tersebut sangat bergantung
pada alam dalam menjalankan proses bisnisnya.
“Dalam penerapan green business perusahaan
harus memiliki komitmen menajemen, SOP,
sistem pengendalian internal dan pengawasan.
 BEGINILAH GREEN
BUSINESS PHE
Kegiatan konservasi
sumber daya alam
(SDA) di semua area
operasi PHE yaitu:
Telah tersedia SDM yang
kompeten dan tim pengelolaan
lingkungan di semua anak
perusahaan yang beroperasi
termasuk tim konservasi energi,
penurunan emisi udara dan
gas rumah kaca, 3R limbah
B3 & non-B3, konservasi air &
penurunan beban pencemaran,
konservasi keanekaragaman
hayati (KehatiI) dan community
development/CSR.
Penerapan 3R
limbah B3 dan non-B3 seperti:
• Pengurangan limbah medicine dengan pembangkit listrik di PHE ONWJ,
inovasi di PHE ONWJ dan PHE WMO.
• Pengurangan limbah oli dengan Inovasi
pada alat travo dan engine di JOB POK
dan PHE WMO .
• Pemanfaatan limbah organik dengan
Inovasi di PHE ONWJ, JOB Jambi merang
dan JOB POK.
• Pemanfaatan kertas bekas, besi bekas
disemua anak perusahaan.
• Penerapan waste management di
semua anak perusahaan.
Penerapan konservasi
Kehati seperti:
•Rehabilitasi pantai dan
penanaman mangrove di Madura
(PHE WMO), Indramayu dan
Karawang (PHE ONWJ), Tomori (JOB
Tomori), Tuban (JOB PEJ), dan Siak
(BOB BSP).
• Transplantasi terumbu karang
di pulau Biawak (PHE ONWJ) dan
Sulawesi (JOB Tomori).
Fasilitas operasi
lepas pantai di
Penerapan System Manjemen PHE ONWJ telah
Lingkungan di semua area tersertifikasi ISO
50001 (Sistem
Operasi PHE, yaitu:
Mangemen
Semua Kegiatan Energi).
Kantor pusat
pengeboran
PT PHE yaitu Gedung
sumur di PHE
PHE Tower, Jakarta,
Semua kegiatan ONWJ telah
telah tersertifikasi
operasional PHE telah tersertifikasi ISO
ISO 14001
menerapkan SML dan 14001. Semua kegiatan
sebagian besar telah operasional PHE
tersertifikasi ISO 14001 yaitu: telah melakukan
PHE ONWJ, PHE WMO, JOB penilaian ISRS
(International
PTJM, JOB PJOK, JOB PMTS,
Sustainability
JOB PPEJ & BOB PBSP.
Rating System)
Penerapan
konservasi energi
dan penurunan emisi seperti:
• Melakukan audit energi di semua
anak perusahaan.
• Penggunaan lampu LED atau surya Penghargaan terkait lingkungan
menggantikan lampu pijar di semua anak dan sosial yang diterima PHE
perusahaan.
• Mengoperasikan shuttle kendaraan (bus Penghargaan Proper dari Kementerian
dan boat) di semua anak perusahaan. Lingkungan Hidup dan kehutanan (KLHK) yaitu
• Penurunan emisi dengan pemanfaatan 2 peringkat Proper Emas, 3 peringkat Proper
gas flaring sebagai bahan bakar Hijau dan anak perusahaan lainnya adalah
100% comply (taat).
JOB Jambi Merang dan Rekor MURI
JOB PPEJ. • Perusahaan pertama migas offshore
di Indonesia menerapkan sistem
manajemen energi (ISO 50001) di PHE
ONWJ.
Penerapan konservasi air
• Pemegang rekor terbanyak ISO 14001 –
dan penurunan beban
Rekor MURI untuk PHE ONWJ.
pencemaran seperti:
Penghargaan internasional :
• Zero discharge policy, yaitu • Asean Energy Award, Philiphines, 2017
mengembalikan 100% air untuk PHE ONWJ.
terproduksi ke reservoar (tempat • Insight Award on Energy Management
dihasilkannya) dengan metoda EOR/ System CEM, USA, 2016 untuk PHE ONWJ
pressure maintenance di semua Penghargaan nasional.
anak perusahaan. • Juara 1 Penghargaan Efisiensi Energi
• Melakukan audit air di semua anak Nasional 2017 dan 2016 untuk PHE ONWJ.
perusahaan. • Penghargaan Dharma Karya Energi dan
• Pemanfaatan air limbah domestik Sumber Daya Mineral Madya untuk PHE
untuk kegiatan penunjang. ONWJ.
Paten untuk inovasi di berbagai bidang
dengan pencapaian memiliki 15 inovasi yang
Konservasi fauna dipatenkan (6 paten dan 3 hak cipta sudah
endemik yaitu: dianugerahkan).
Posisi Runner Up 1 Sustainability Reporting
• Burung Maleo di sulawesi oleh
Award (SRA) 2016 kategori Oil & Gas dari
JOB Tomori.
National Center for Sustainability Reporting
• Burung jalak kerbau oleh JOB
(NCSR).
PPEJ.
• Pengamatan Burung migrasi
oleh PHE WMO dan PHE ONWJ.
• Konservasi flora endemik oleh
semua anak perusahaan.
13
 COVER STORY
Dalam Proper disebut Sistem Manajemen
Lingkungan,” katanya.
KEIKUTSERTAAN DALAM PROPER
Komitmen PHE untuk terus menjaga pelestarian
lingkungan diwujudkan dalam rencana dan
strategi yang akan dilaksanakan pada 2017,
seperti menerapkan kepatuhan perijinan
lingkungan dan pengelolaan limbah (waste
management), serta pencegahan pencemaran
(pollution prevention), membangun kemampuan
manajemen lingkungan dan keberlanjutan
melalui Program Proper dengan pentahapan
pencapaian Proper Emas sebagai target utama,
Membangun kehandalan, pencegahan dan
penanggulangan tumpahan minyak dengan
memastikan ketersediaan sarana/ prasarana
kapasitas dan kompetensi organisasi serta
kehandalan peralatan.
Proper telah menjadi indikator kinerja PHE
dan anak perusahaan yang diberikan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK). Indikator penilaian kinerja ketaatan
Perusahaan dalam Proper terdiri dari AMDAL/
Izin Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Air
(PPA), Pengendalian Pencemaran Udara (PPU),
Pengelolaan Limbah B3, Sistem Manajemen
lingkungan, Pemanfaatan dan Konservasi
Sumber Daya: konservasi energi, penurunan
emisi Gas Rumah Kaca (GRK), konservasi air
dan penurunan beban pencemar, pemanfaatan
limbah B3, pemanfaatan limbah non-B3,
keanekaragaman hayati, serta Community
Foto: Dok. PHE; Dinul Mubarok
Development/CSR.
Pada 2016, tercatat ada 11 anak perusahaan
PHE mengikuti Proper. Hasilnya lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya lewat dua
Proper Emas lewat PHE WMO dan JOB PTJM, tiga
Proper Hijau, serta tujuh peringkat Proper Biru.
14
Iwan menuturkan target raihan Proper Emas
tersebut akan dipertahankan dan berharap
ada tambahan satu Proper Emas lagi dari PHE
ONWJ, kontraktor kontrak kerjasama migas
yang menjadi pioneer dalam penerapan konsep
gross split yang menggantikan cost recovery dan
mempunyai contingent reseources (sumber daya)
sebesar 496 MMBO dan 1.014 BCF .“Pada 2013
PHE ONWJ sebenarnya sudah kandidat Proper
Emas. Kalau sisi CSR segala macam itu bagus,
justru di aspek lingkungan lebih ke inovasi yang
harus dikomunikasikan ke KLHK,” katanya.
Risna Resnawaty, pakar CSR dari FISIP
Universitas Padjadjaran, membenarkan
bahwa green business terkait Proper, meliputi
pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan
tiga pilar 3P. Triple bottom line dalam green
business merupakan nilai-nilai yang juga harus
diimplementasikan oleh perusahaan dalam
memenuhi indikator Proper.
“Perilaku perusahaan yang menerapkan green
business akan menginternalisasikan prinsip-
prinsip keberlanjutan dalam setiap keputusan
bisnisnya, bukan hanya berorientasi pada profit,
tapi juga mempertimbangkan environment dan
manusia,” ujarnya.
Sudharto P Hadi, Dosen Manajemen Lingkungan
Universitas Diponegoro (Undip) Semarang,
menunjukkan tiga tingkatan perusahaan dalam
menerapkan prinsip green busines. Pertama,
reaktif, yaitu perusahaan hanya mengelola
lingkungan di bagian hilir. “Perusahaan pada
level ini hanya mengejar profit dan mengabaikan
lingkungan,”katanya.
Kedua, proaktif. Menurut Sudharto, perusahaan
mengelola mulai dari hulu sampai hilir. Profit
dan lingkungan merupakan satu bagian yang
terintegrasi dan tidak terpisahkan. “Di sini
ada sinergi antara ekonomi dan ekologi,” ujar
mantan Rektor Undip ini.
Prisip ketiga adalah pre-emptif. Menurut
Sudharto, perusahaan menginternalisasi nilai
budaya green business pada seluruh karyawan
sehingga perilaku karyawan mendukung
perusahaan dalam mewujudkan green business.
Mengadopsi mangrove, merupakan salah satu
jalan memperkenalkan green business. “Salah satu
indikasi perusahaan mulai menjalankan prinsip
green business adalah ketika lingkungan kantor
didesain ramah terhadap lingkungan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PHE
menggarisbawahi tentang penempatan
kegiatan CSR bukan sekadar call center, tetapi
sebagai sarana mewujudkan misi perusahaan
dan memberi nilai tambah bagi stakeholders.
Gunung yakin nilai tambah yang diberikan
perusahaan, akan memantul balik berupa
manfaat dan benefit yang diterima perusahaan.
Dia bercerita, jika dulu program CSR yang
dilakukan PHE ibarat menuang air ke dalam
UPSTREAM GREEN BUSINESS
Production
Exploration
laut, hilang tidak berbekas. Kini, langkah yang
dilakukan bagaiman air dikelola dengan baik
sehingga memberi manfaat buat masyarakat
dan juga buat perusahaan. “Karena itu,
identifikasi masalah serta kebutuhan masyarakat
dilakukan sebelum melakukan kegiatan, selain
tentunya kami juga bersinergi dengan perguruan
tinggi,” katanya.
Gunung mencontohkan Jambi Merang. Masalah
yang terjadi di PHE Jambi Merang adalah
banyaknya minyak jelantah yang terbuang.
Sementara di sisi lain, masyarakat sekitar
membutuhkan listrik. Minyak jelantah diolah
menjadi bahan bakar untuk genset, memenuhi
kebutuhan listrik warga. Perguruan tinggi
diminta untuk melakukan penelitian, membuat
genset yang bisa menggunakan bahan bakar
minyak jelantah.
“Program CSR yang dilakukan seperti itu bisa
memberi manfaat banyak. Perguruan tinggi
meneliti dan bisa mematenkan produk penelitian
mereka, masyarakat bisa mendapatkan manfaat
listrik, lingkungan juga terjaga karena tidak ada
lagi limbah yang terbuang,” katanya.
Low Co2 Emission
Energy
Conservation
Solar cell
Re-injection
15
 COVER STORY

20 sarjana yang diseleksi mengikuti

magang selama 6-12 bulan.
Sebagian besar peserta magang
diterima dan bergabung dengan
PHE NSO/NSB. Sisanya bergabung
dengan perusahaan lain.

CSR di bidang ekonomi, ada

dua kegiatan unggulan, yaitu
pendampingan petani kakao
dan pembuatan rumpon.
Untuk pengembangan kakao,

Adi Harianto, PHE NSO/NSB melanjutkan

General Manager PHE NSO/NSB
Program Unggulan
lewat Sarjana Magang
program yang sudah dirintis
oleh operator sebelumnya. Dari
usaha kakao, tak sedikit petani
yang bisa menyekolahkan anak Nana Heriana,

M
eski belum 100% dimiliki ke tingkat tinggi, bahkan ada General Manager PHE Siak-Kampar

PT Pertamina karena masa yang bisa melanjutkan ke jenjang

kontrak ExxonMobile baru akan
berakhir Oktober 2018, komitmen
PHE NSO/NSB dalam melaksanakan
pascasarjana. Ke depan, PHE NSO/ Fokus Pendidikan
NSB menyiapkan pembentukan
dan Peningkatan
Kesejahteraan
koperasi agar kegiatan lebih

kegiatan community development
(comdev) dan CSR sesuai dengan
visi dan misi perusahaan. Kegiatan
CSR ada tiga bidang yang jadi
fokus, yaitu pendidikan, ekonomi,
dan kesehatan. CSR bidang
pendidikan bahkan salah satu
program unggulan kami adalah
Sarjana Magang. Program ini
sudah dijalankan sejak 2016.
Berbeda dengan kegiatan magang
Foto: Dok. PHE; Dinul Mubarok
terintegrasi.
Kami berupaya mempertahan­
kan predikat Proper Hijau yang
sudah diraih tahun lalu di NSB.
Namun, ini perlu kerja keras untuk
mempertahankan predikat ini,
apalagi untuk meningkatkannya ke
Proper Emas. Salah satu kendala
yang dihadapi adalah ketiadaan
data. Padahal salah satu syarat
untuk meraih Proper adalah
K
ami melanjutkan kegiatan CSR
yang dilakukan kontraktor
sebelumnya sejak 2016. CSR
kami fokus pada dua bidang, yaitu
ekonomi dan pendidikan. Di Siak,
kegiatan CSR di bidang ekonomi
dimulai dengan penyuluhan
peternakan, dilanjutkan dengan
kegiatan tambahan berupa biogas
dengan memanfaatkan kotoran
sapi. Ini sudah berhasil dilakukan
percontohan sehingga diharapkan

di perusahaan lain, program Sarjana
Magang di NSO/NSB diberikan
kepada para sarjana yang belum
bekerja dan berasal dari Ring I dan
Ring II wilayah operasi. Ini baru
pertama dilakukan di Nanggroe
Aceh Darussalam. Tahun lalu ada
kelengkapan data dalam lima
tahun terakhir. Jika data lengkap,
Insya Allah peluang mendapatkan
predikat Proper yang diharapkan,
yaitu Proper Emas untuk NSO,
sangat terbuka karena merupakan
lapangan lepas pantai.
masyarakat tidak lagi rebutan LPG
3 kilogram.
Di sektor pendidikan, salah satu
kegiatan CSR di Siak yang menjadi
program unggulan adalah Sekolah
Sepak Bola Lindai Energi. Sekolah

16
ini menerima siswa dari usia
9 sampai 15 tahun. Salah satu
perintis sekolah sepak bola ini
adalah Muhammad Amin Adam.
Pria 30-an tahun ini  merintis
sekolah sepak bola (SSB) Lindai
Energi dengan tujuan belajar dan
mengasah ketrampilan sepak bola
anak-anak di daerah tersebut.
Upaya serta kerja keras tersebut
membuahkan hasil. Beberapa
pemain binaan SSB Lindai Energi
memperkaut tim Provinsi Riau.
Di Kampar, CSR di bidang ekonomi
fokus pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui
kegiatan peternakan dan pertanian.
Salah satu yang dilakukan adalah
dengan mengajari masyarakat
untuk mengubah lahan yang
tidak produktif menjadi produktif.
Sedangkan di bidang pendidikan
adalah meningkatkan kemampuan
Suku Anak Dalam dengan
membangun perpustakaan.
Blok Siak belum bisa diharapkan
memperoleh Proper dari
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) karena ada
kendala proses izin lingkungan
dari operator lama. Manajemen
PHE Siak-Kampar berharap pada
2018 Blok Siak dapat memperoleh
Proper. Sedangkan Blok Kampar,
setelah mendapatkan Proper Biru
pada 2016, tahun ini diharapkan
masuk kategori kandidat Hijau dan
tahun depan diproyeksikan meraih
Proper Hijau.
Aji Prayudi,
Vice President Relations PHE
Pertahankan Proper Emas
Lewat Keberlanjutan Program
S
aat ini dengan adanya Share
Services Organization (SSO),
semua terkait dengan fungsi
SSO, termasuk CSR, dikelola PT
Pertamina Hulu Energi (PHE).
Program yang berjalan, rekan
yang dulu tangani, bervariasi.
Jambi Merang dan West Madura
Offshore (WMO), tahun lalu dapat
Proper Emas. Kami berbagi
informasi yang dulunya tangani
mangrove bisa ditularkan ke anak
usaha yang lain seperti ONWJ.
Kami mencoba untuk pertahankan
Proper Emas untuk Jambi Merang
dan WMO serta berupaya untuk
memperoleh predikat tersebut
untuk ONWJ.
Memang untuk mempertahankan
Proper Emas perlu kerja keras.
Perlu inovasi dan
programnya berlanjut.
Kami mencoba meluaskan
program yang memiliki
kesamaan dan kebutuhan.
Jambi Merang ada air
bersih. Ada program baru
lagi. Ini harus sustain, terus
menerus sampai sampai
warga di wilayah operasi
tersebut mandiri.
Di Jambi Merang kami
coba membuka klinik
apung karena di sana
sungai. Klinik apung
tidak setiap hari buka.
Ini juga inline dengan
prgram SKK Migas dan
PT Pertamina (Persero)
terkait kesehatan. Tidak tertutup
kemungkinan juga, kami sinergi
dengan Dinas Kesehatan. Kami
berikan fasilitas, dokter dari
mereka. Kenapa tidak? Sepanjang
masyarakat mendapat manfaat, itu
paling kami utamakan.
Replikasi keberhasilan di satu
wilayah operasi memang bagus,
tapi tidak semuanya bisa dilakukan
replikasi. Di WMO, mangrove itu
bagus untuk tangani abrasi. Tapi
di tempat lain, mangrove tidak
pas. Ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan masyarkat, disesuaikan
dengan budaya lokal. Karena itu,
penanganannya berbeda-beda.
Apalagi wilayah operasi kami
menyebar dari Aceh hingga
Papua.
17
COVER STORY

Bahu
Membahu
Menuju
Proper
Emas

Mendapatkan Proper Emas

bukan pekerjaan gampang.
Sanggupkah PHE meraih tiga
Proper Emas?

18
B
ila tak ada aral melintang,
program Proper yang dilakukan
PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
pada pekan pertama Oktober
2017 sudah memasuki tahap asistensi
presentasi dan persiapan lapangan kandidat
Proper Emas. Asistensi ini melibatkan tim
PHE. Pekerjaan ini kian menegangkan
karena hanya tersisa dua bulan hingga
pengumuman Proper yang akan
dilaksanakan pada 1 Desember 2017.
“Proses ini diawali pada 2016, kami sudah
merevisi dua kali Pedoman Proper untuk
Foto: Dok. PHE
PHE. Harapannya seluruh anak perusahaan
PHE cara berpikir Propernya sama.
19
COVER STORY

Perwujudannya kami punya checklist,

minimum Biru, lalu ada checklist Hijau,
dan Emas sehingga harapannya
memudahkan untuk mengukur
tiap kemajuan yang dicapai anak
perusahaan,” tutur Iwan Jatmika, Vice
President QHSSE PT Pertamina Hulu
Energi, baru-baru ini.

Setahun lalu, PHE mendapatkan dua

Proper Emas lewat anak usahanya PT
PHE West Madura Offshore (WMO) dan JOB
Pertamina-Talisman Jambi Merang (JOB PTJM).
Menurut Iwan, pada tahun ini pencapaian
tersebut akan dipertahankan dan diharapkan
bertambah lewat sumbangan dari dari PHE
Offshore North West Java (ONWJ). “Tahun lalu
ONWJ seharusnya sudah siap mendapatkan
Proper Emas. Tahun ini bisa menjadi rookie,”
ungkap Iwan. “Tiap AP punya warna yang
berbeda-beda. Proper adalah momentum
yang baik untuk menyamakan ekspektasi
mengenai lingkungan dan CSR. Proper harus
ada korelasinya dengan bisnis. Kalau tidak
ada korelasinya dengan bisnis nanti dibilang
cost.”
Mencapai Proper Emas bukan perkara
mudah. Perusahaan harus berjuang keras
untuk memenuhi 11 kriteria secara berurutan
mencakup izin lingkungan, pengendalian
pencemaran air, pengendalian pencemaran
udara, pengelolaan limbah B3, ISO/SML,
konservasi energi, pengurangan emisi
C02, penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle)
untuk limbah B3 dan non-B3, konservasi
air, konservasi keanekaragaman hayati, dan
pelaksanaan corporate social responsibility (CSR).
Pencapaian kriteria 1-11 akan mendapatkan
Proper Hijau.
Sementara Proper Emas cuma pantas disandang
perusahaan yang memenuhi semua kriteria.
Pencapaian Proper Emas, dengan komponen
pelaksanaan CSR di dalamnya, menjadi
instrumen penting untuk pelaksanaan green
business.
Maka, dapat dipahami apabila peserta Proper
hanya sekitar 2.500 perusahaan, atau 10% dari
populasi industri seluruh Indonesia. Dari jumlah
itu, yang mendapatkan Proper Hijau tidak
sampai 50%. Hanya sekitar 10-20 perusahaan
yang mampu mencapai kasta tertinggi Proper
Emas. “Untuk mendapat Emas itu harus mampu
mewujudkan kemandirian bagi masyarakat,”
kata Sudharto P Hadi, Guru Besar Manajemen
Lingkungan Universitas Diponegoro.
PHE sudah membuat rencana jangka panjang
untuk pencapaian Proper hingga 2021. Menurut
rencana itu, pada 2021 ditargetkan tercapai
enam Proper Emas yang disumbangkan PHE
ONWJ, JOB PTMJ, PHE WMO, JOB PPEJ dan JOB
PTOK. Perjuangan mencapai target itu dipikul
bersama-sama dari pekerja tingkat bawah

20
hingga para direksi,. “BOD melakukan total
football, semua BOD turun ke lapangan untuk
melihat progress dan readyness. Tiap bulan, untuk
AP yang memperoleh Proper Emas ada monthly
progress monitoring, yang langsung didatangi,
dimonitor oleh BOD,” tegas Iwan.
Mempertahankan Proper Emas menjadi kisah
tersendiri bagi perusahaan. Sudharto, yang
lama berkiprah dalam Proper, menuturkan
apabila perusahaan sudah mendapatkan
Emas pada 2016, setahun kemudian harus ada
perkembangan yang terukur jika predikat itu
tak mau lepas, baik dari sisi cakupan manfaat
maupun indikator community development
(comdev). “Karena comdev tidak boleh terus
menerus, sehingga membuat masyarakat
menjadi tergantung. Mereka harus mandiri.
Ketika PHE pergi, mereka harus sustain,”
jelasnya.
Indra Shahab, GM JOB PTJM, mengakui timnya
sudah mati-matian untuk mempertahankan
Proper Emas. Perusahaan menyiapkan 5 pilar
untuk mempertahankan Proper Emas meliputi
aspek masyarakat, lingkungan, pendidikan,
kesehatan, dan infrastruktur. JOB PTJM saat ini
punya program bernama Barisan Selempang
Cinta Bumi. “Yang ekisting saat ini kami jalankan
di SD Kali Berau. Program ini berwawasan
lingkungan. Di Desa itu mereka punya minyak
jelantah, kita jadikan biodiesel dengan

JOB PTJM (Emas 2016)

JOB PTOK (Emas 2020)

JOB PMTS (Emas 2019)

JOB PPEJ (Emas 2021)

PHE WMO (Emas 2016)

PHE ONWJ (Emas 2017)

21
COVER STORY

teknologi tertentu. Dan saat ini exposure-nya

Untuk meraih Proper Emas, perusahaan
kita tingkatkan. Jadi, tidak hanya masyarakat harus beroperasi dengan memenuhi,
setempat, tapi sudah merambah ke stakeholders atau bahkan melebihi, persyaratan
lingkungan yang ditetapkan.
yang lain. Sekarang ada Sinar Mas yang ikut
memberikan bantuan, minyak jelantah dijadikan
biodiesel sehingga bisa digunakan untuk
penerangan, untuk kendaraan mobil antar
jemput anak sekolah,” terangnya.

Sementara GM PHE WMO, Kuncoro Kukuh,

menambahkan sebagai perusahaan migas yang
beroperasi secara offshore dengan pengelolaan
air terbaik di antara 30 area lainnya (sesuai hasil
kajian benchmarking tim ITS 2015), perusahaan
berkomitmen untuk berbagi keunggulan
dalam mengelola air dengan mencegah abrasi,
mengatasi terbatasnya akses air bersih, dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir
dan sekitarnya. Maka, program CD/CSR pada
2015 PHE WMO mencanangkan tema “Sinergi
Bahari”.

Dia menuturkan program CD/CSR unggulan PHE

WMO pada 2016 untuk mendapatkan peringkat
Proper Emas adalah Sidorukun-Kampung
Hijau Sumber Rejeki, Taman Pendidikan
Mangrove, dan HIPPAM Sumber Barokah, Desa
Bandangdajah, Bangkalan. “Pada 2017 dalam
upaya mempertahankan Proper Emas PHE WMO
telah melakukan semua program rutin dalam
pengelolaan lingkungan sesuai peraturan dan
perundangan,” jelasnya.

Komitmen untuk beroperasi sesuai dengan

persyaratan lingkungan turut ditegaskan GM PHE
ONWJ Siswantoro M Prasodjo, yang bertekad
meraih Proper Emas pada tahun ini. Menurut
dia, kegiatan perusahaan bahkan melebihi
yang dipersyaratkan, misalnya pemenuhan
kriteria Proper Biru, di antaranya pengendalian

22
23
Foto: Dok. PHE
COVER STORY
pencemaran laut, pengendalian limbah B3 dan
non-B3, pencemaran udara, pencemaran air
dan pelaksanaan Amdal. “Sedangkan untuk
kegiatan CSR, fokus utama kami adalah program
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan
untuk menciptakan kemandirian di desa binaan
dan meningkatkan kualitas lingkungan wilayah
pesisir,” terangnya.
Kata Siswantoro, PHE ONWJ telah mendapatkan
Proper Hijau dua tahun berturut-turut. Tahun
ini, perusahaan ditargetkan untuk mendapatkan
Proper Emas. “Kami mendukung penuh target
pencapaian tersebut dengan menyediakan
sumber daya yang cukup, melakukan kunjungan
monitoring ke lapangan, dengan harapan tim
akan lebih solid dan program berjalan sesuai
dengan keberlanjutan bisnis,” ungkapnya.
Risna Resnawaty, Pengamat CSR yang juga
Ketua Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
Salah satu program unggulan yang dilakukan PHE WMO
adalah pelestarian kawasan mangrove. Kawasan hutan
bakau ini selain menjadi lokasi pendidikan dan penelitian,
saat ini sudah menjadi tujuan wisata
24
FISIP Universitas Padjadjaran, menegaskan
Proper sangat prestisius bagi perusahaan.
Sebenarnya, kata dia, penekanan penilaian
Proper utamanya adalah menjaga baku mutu
lingkungan. Sebuah referensi menyatakan
bahwa Proper memakai sistem penilaian
kombinasi, yaitu compliance and beyond
compliance (taat dan melebihi taat).
Menurut Risna, sistem compliance dilakukan
pada tingkat Proper Hitam, Merah dan Biru.
Sedangkan sistem penilaian beyond compliance
digunakan untuk menentukan Proper Hijau
dan Emas. Aspek CSR melalui program
pengembangan masyarakat mulai menjadi
salah satu indikator penilaian dalam Proper
Hijau. “Aspek ini menyumbang poin sekitar
12,5% dari keseluruhan nilai Proper Hijau.
Namun, kontribusi aspek CSR ini semakin
meningkat untuk meraih Proper Emas,”
tuturnya.
Foto: Dok. PHE

Siswantoro M Prasodjo,
General Manager PHE ONWJ
K
ami memastikan bahwa kegiatan operasi
kami telah memenuhi persyaratan
lingkungan yang berlaku atau bahkan
melebihi yang dipersyaratkan, seperti misalnya
pemenuhan kriteria Proper Biru, di antaranya
pengendalian pencemaran laut, pengendalian
limbah B3 atau non-B3, pencemaran udara,
pencemaran air dan pelaksanaan Amdal.
Sedangkan untuk kegiatan CSR, fokus
utama kami adalah program pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan
kemandirian di desa binaan dan meningkatkan
kualitas lingkungan wilayah pesisir.
Kegiatan comdev PHE ONWJ dilaksanakan
berdasarkan pada empat pilar TJSL yakni:
Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, dan
Lingkungan. Setiap program unggulan kami
memiliki local hero dan telah mendapatkan Local
Hero Award dari Pertamina kategori
Pertamina Hijau (lingkungan)
sebanyak dua kali dan Kategori
Pertamina Berdikari. Bahkan salah
satu local hero kami meraih juara
favorit pilihan netizen. Yang lebih
membanggakan, salah satu local hero
kami mendapatkan penghargaan
Satya Karya Lencana dari Presiden RI.
Karena kami telah mendapatkan
Proper Hijau dua tahun berturut-
turut. Tahun ini kami ditargetkan
untuk mendapatkan Proper Emas.
Kami mendukung penuh target
pencapaian tersebut dengan
melakukan menyediakan sumber
daya yang cukup, melakukan
kunjungan monitoring ke lapangan,
dengan harapan team akan lebih
solid dan program berjalan sesuai
dengan keberlanjutan bisnis.
PHE ONWJ memiliki wilayah yang luas,
terbagi dalam empat kabupaten (Karawang,
Subang, Indramayu, Pulau Seribu). Kami juga
menghadapi fasilitas yang tua dalam operasi
migas, sehingga membutuhkan perawatan yang
tinggi. Kami memiliki strategi jangka panjang
maupun jangka pendek dalam pengelolaan
lingkungan dan program masyarakat yang
terintegrasi. Selain itu, manajemen memiliki
komitmen kuat untuk selalu meningkatkan
kompetensi SDM. Untuk fasilitas yang menua,
kami selalu memastikan kehandalan operasi
melalui inspeksi berkala dan perbaikan.
Kami memiliki kebijakan berkelanjutan yang
terintegrasi dengan business process PHE ONWJ.
Ini tertuang dalam komitmen manajemen yang
disosialisasikan ke seluruh pekerja.
25
COVER STORY

beberapa local hero. Jika

pada 2015 hanya ada 3
orang local hero, pada
2016 menjadi 6 orang.

Sebagai perusahaan
migas yang diberoperasi
secara offshore, kami
berkomitmen untuk
berbagi keunggulan
dalam mengelola air
dengan mencegah
abrasi, mengatasi
terbatasnya akses air
bersih, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
pesisir dan sekitarnya.

Kuncoro Kukuh,
General Manager PHE WMO Untuk mempertahankan
Proper Emas PHE WMO
didukung oleh beberapa

D
engan berpartisipasi aktif dalam Program
Proper, PHE WMO telah mendapatkan
nilai tambah dalam bentuk efisiensi biaya,
peningkatan kinerja dan kepedulian pekerja
dalam melakukan pengelolaan lingkungan di
area kerja secara berkesinambungan (continuous
improvement).
Prestasi perusahaan mendapatkan Proper Emas
pada 2016 dengan raihan nilai 644,75 (Tertinggi
di sektor Migas EP dan nomor kedua terbesar
di semua sektor). PHE WMO telah berhasil
belajar dari apa yang dikomentari oleh Tim
Dewan Pertimbangan Proper 2015. Maka pada
2016 program utama CD/CSR unggulan dititik
beratkan pada peningkatan kapasitas program
hal, yaitu peningkatan pencapaian kinerja
Lingkungan ditunjukan dengan pencapaian
Proper di klaster Migas EP yang terus meningkat
dari Hijau-peringkat 5 besar (2013) hingga
Emas-peringkat 1 (2016); terus melakukan
inovasi dibuktikan dengan diperolehnya 2 Hak
Cipta dan 4 Invensi Hak Paten dari Kemhumkam
Ditjen HAKI, dan diterbitkannya Sustainability
Repor 2015 & 2016. Disamping itu, pergudangan
di Lamongan juga tercatat sebagai yang
pertama dan satu-satunya meraih sertifikat ISO
9001:2015 dan Rekor MURI, perusahaan Migas
Pertama diIndonesia peraih sertifikat ISO 14064
tentang perhitungan dan pelaporan emisi gas
rumah kaca, serta Rekor MURI sebagai Peraih
Proper Emas Pertama Kegiatan Migas Offshore
Foto: Dok. PHE

dan melakukan duplikasi duplikasi program dengan Nilai Tertinggi Penilaian Hijau PROPER
dibeberapa desa lain. Dalam melakukan 2015-2016 Pada Kelompok Migas Eksplorasi dan
pengembangan program perusahaan menjaring Produksi.

26
 dijadikan biodiesel
sehingga bisa digunakan
untuk penerangan,
untuk kendaraan mobil
antar jemput anak
sekolah. Kami juga ada
program penanaman
toska. Juga ada inovasi
penyiraman toska
dengan ‘bara-biri’.

Bara-biri itu semacam

pompa ayunan
yang bisa menyiram
tanaman-tanaman.
Sementara Barisan
Selempang Cinta Bumi
adalah “umbrella”
program kami.

Kami juga memiliki

Indra Shahab,
GM JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang sekolah Tanggap Api,
ada program Eco
Reparian, dan 3L:

K
ami sedang bekerja keras untuk
mempertahankan Proper Emas. Tentunya
ada tahapan-tahapan. Program kami
meliputi 5 aspek, yakni masyarakat, lingkungan,
pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
Lima pilar ini harus kita jalankan untuk
mempertahankan Proper Emas. Saat ini, kami
punya program namanya Barisan Selempang
Cinta Bumi. Yang ekisting saat ini kami jalankan
di SD Kali Berau, Desa Kali Berau. Program ini
berwawasan lingkungan dimana minyak jelantah
dijadikan biodiesel dengan teknologi tertentu.
Saat ini exposure-nya ditingkatkan tidak hanya
masyarakat setempat, tapi sudah merambah ke
stakeholders yang lain. Sekarang ada Sinar Mas
yang ikut memberikan bantuan minyak jelantah
Lentera-Lestari-Lalan. Untuk 3L bekerjasama
dengan KNPI dan Dinas Perhubungan untuk
penyediaan port. Lewat KNPI kami membangun
supaya orang-orang mencintai Sungai Lalan.
Inilah yang merupakan program unggulan kita,
pengembangan masyarakat pesisir Sungai Lalan.
Kami ingin mendukung program pemerintah
untuk menjadikan kota wisata air karena sungai
di sini bagus-bagus. Jadi daerah-daerah yang
tadinya DAS, atau banyak batubaranya akan
ditanami pohon-pohon seperti kebun raya.
Perusahaan juga kebagian mengelola Taman
Margasatwa Bintayan. Di sana ada komunitas
gajah, tapir, harimau, tapi sekarang musnah.
Kami lagi reboisasi seluas 160 hektare
sehingga diharapkan hewan-hewan tadi bisa
muncul lagi.

27
 COVER STORY

Dewasa ini berkembang

konsep green business di
berbagai sektor usaha. Apa
sesungguhnya konsep green
business tersebut?
Secara singkat green
bussiness adalah bisnis
yang bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan
dengn menerapkan praktik
pengelolaan terbaik untuk
melestarikan energi dan
sumber daya alam lainnya
melalui penerapan praktik
pencegahan pencemaran dan
pengurangan limbah untuk
meningkatkan keberlanjutan.
Hal ini akan meningkatkan
keuntungan, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan
mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Green
Bussiness juga mencakup
MR Karliansyah, dampak kesehatan dari tempat
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan kerja dan masyarakat.
Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Hal-hal apa yang harus ada

Konsep Green Business Sejalan ketika perusahaan ingin

menerapkan konsep green
dengan Pelaksanaan Proper business?
Perusahaan harus memiliki

P
emerintah melihat Performance Indicator (KPI) komitmen manajemen,
salah satu keunggulan anak perusahaan sehingga Standard Operating Procedure
dari PT Pertamina tidak sulit bagi perusahaan (SOP), Sistem Pengendalian
(Persero) dan anak untuk menjalankan konsep Internal dan pengawasan.
perusahaanya adalah green business. Tim Energia Dalam Proper disebut Sistem
Foto: Dok. Humas KLHK

komitmennya untuk PHE mewawancarai Manajemen Lingkungan.

memperhatikan aspek Karliansyah guna mengetahui
lingkungan. Apalagi, lebih jauh tentang green Apakah di Indonesia
penghargaan Proper telah business. Petikannya sebagai sektor bisnis migas atau
menjadi salah satu Key berikut. pertambangan menjalankan

28
konsep ini?
Konsep green businness
sudah disadari oleh
pelaku bisnis migas atau
pertambangan sebagai
kebutuhan perusahaan karena
perusahaan tersebut sangat
bergantung alam dalam
menjalankan proses bisnisnya.
Bagaimana Kementerian
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK)
mendorong setiap pelaku
usaha untuk menerapkan
konsep ini dalam
menjalankan usaha?
Dalam penilaian Proper
perusahaan yang sudah
taat terhadap peraturan
perundang-undangan didorong
untuk melakukan efisiensi,
3R, konservasi dengan
menganugerahkan Proper
Hijau dan Proper Emas.
Bagaimana menurut Bapak,
konsep green business
diterapkan di sektor migas?
Konsep green business
sangat dapat diterapkan di
sektor migas dan sambutan
perusahaan sangat positif.
Pertamina termasuk salah
satu perusahaan yang
selama ini mengedepankan
aspek lingkungan dalam
kegiatan operasi. Pendapat
Bapak?
Pertamina sangat berkomitmen
terhadap pemenuhan aspek
lingkungan dalam menjalankan
bisnisnya, bahkan menjadikan
Proper sebagai KPI perusahaan
dalam menilai keberhasilan
unit usaha/karyawan.
Apakah implementasi dari
konsep ini juga masuk
sebagai salah satu bagian
dari penilaian Proper?
Ya, konsep green business
sejalan dengan kriteria Proper.
Apa manfaat yang diperoleh
perusahaan ketika
menjalankan konsep green
business?
Perusahaan akan memperoleh
manfaat dari kegiatan efisiensi
dalam penggunaan energi
dan bahan baku, perusahaan
menjadi lebih kompetitif.
Bagaimana dengan
penyelenggaran Proper
tahun ini?
Penyelenggaraan Proper
tahun ini tahapan-tahapannya
masih sama dengan tahun
sebelumnya.
Adakah kriteria tambahan
jika dibanding tahun lalu?
Tidak ada.
Selama ini Pertamina
termasuk salah satu
perusahaan yang selalu
mendapat Proper Emas lewat
anak usahanya. Bagaimana
pendapat Bapak?
Sebagaimana disampaikan
sebelumnya bahwa Proper
dijadikan sebagai KPI bagi
anak perusahaan Pertamina,
sehingga mereka berlomba-
lomba melakukan inovasi
dalam pengelolaan lingkungan.
Proper hanya memberi
apresiasi terhadap kegiatan
yang mereka lakukan.
Kelebihan apa yang dimiliki
oleh Pertamina sehingga
meski bergerak di sektor
migas tetapi anak usahanya
mendapat Proper Emas?
Semangat dan komitmen
pimpinan. Sistem
manajemen lingkungan yang
diterapkan di Pertamina,
serta dijadikannya Proper
sebagai KPI di Pertamina
menjadi bukti komitmen dan
dorongan bagi seluruh pihak
di Pertamina dalam mengelola
dan meningkatkan kinerja
pengelolaan lingkungannya.
Apa harapan Bapak untuk
perusahaan pemenang
Proper Emas?
Harapan kami terhadap
perusahaan peraih peringkat
Emas agar terus melakukan
inovasi, dan yang terpenting
dapat menyebarluaskan
dan menularkan nilai-nilai
kebaikan yang dimiliki
perusahaan Emas kepada
perusahaan lain.
29
 COVER STORY
Prof Sudharto P Hadi, PhD
Dosen Manajemen Lingkungan Universitas Diponegoro
PHE Harus Jadi Pionir dalam
Green Business
G
reen Business adalah
sebuah konsep di
dunia bisnis dengan
filosofi bahwa perusahaan
menjalankan bisnis tidak
hanya berorientasi pada
profit atau keuntungan yang
didapat tetapi perusahaan juga
memperhatikan bagaimana
dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan usaha yang
mereka lakukan. Untuk
mengetahui lebih jauh soal
penerapan green business oleh
perusahaan, terutama migas,
berikut wawancara Energia PHE
dengan Prof Sudharto P Hadi,
Foto: Dok. PHE
Dosen Manajemen Lingkungan
Universitas Diponegoro.
Berikut petikannya.
30
Bagaimana konsep
sederhana green business?
Green business adalah
upaya perusahaan untuk
mengitegrasikan aspek
ekonomi (profit), sosial
(keadilan), dan kelestarian
lingkungan dalam kebijakan,
strategi, dan operasi
perusahaan.
Hal apa yang harus
diprioritaskan ketika ingin
menerapkan konsep green
business?
Yang utama adalah komitmen
dari pucuk pimpinan
perusahaan, dituangkan
dalam visi perusahaan,
didiseminasikan kepada
seluruh karyawan sehingga
seluruh anggota organisasi
perusahaan memahami
serta menjadikannya sebagai
pedoman dalam operasi dan
kegiatan di perusahaan.
Sejauhmana penerapan
konsep green business oleh
dunia usaha di Tanah Air?
Ada beberapa tingkatan
bagaimana perusahaan
menerapkan green business.
Pertama, reaktif. Artinya,
perusahaan mengelola
lingkungan di hilir. Ketika
limbah keluar atau pada
the end of the pipe. Pola ini
bersifat konvensional dan
biayanya mahal. Pola ini sering
menimbulkan pandangan
bahwa lingkungan dan
ekonomi (profit) itu sifatnya
dikotomis. Kalau mengelola
lingkungan yang biayanya
mahal akan menambah
beban perusahaan sehingga
harga per­–satuan produk
menjadi mahal. Perusahaan
akan kehilangan keunggulan
kompetitifnya. Di sisi lain, kalau
hanya mengejar profit akan
mengorbankan lingkungan.
Kedua, proaktif. Perusahaan
mengelola lingkungan mulai
dari hulu (the beginning
of the pipe) sampai pada
output, termasuk bagaimana
harus di-packing agar kalau
dibuang tidak mencemari
lingkungan. Perusahaan sudah
menerapkan cleaner production
yang inovatif sehingga
menghasilkan penghematan
penggunaan air, energi, waktu,
dan tenaga sehingga lebih
efisien. Di sini terjadi sinergi
antara ekonomi dengan
ekologi, artinya perusahaan
mengelola lingkungan dan
memperoleh manfaat ekonomi
dalam bentuk efisien.
Ketiga, pre-emptif.
Perusahaan menginternalisasi
nilai budaya green business
pada seluruh karyawan
sehingga perilaku karyawan
mendukung perusahaan dalam
mewujudkan green business.
Apakah yang sudah
dijalankan oleh perusahaan
di Indonesia masuk kategori
baik?
Sebagian besar perusahaan
di Indonesia masih berada di
klasifikasi satu, yaitu reaktif.
Bahkan, masih banyak
perusahaan yang tidak
melakukan apa-apa.
Apa manfaat penerapan
konsep green business bagi
sebuah perusahaan?
Untuk perusahaan yang
berada di kelompok reaktif,
menunjukkan kepatuhan
(compliance) pada ketentuan
peraturan perundang-
undangan. Untuk yang
sifatnya proaktif, perusahaan
tidak hanya menunjukkan
kepatuhan pada hukum,
tetapi juga diperoleh efisiensi
dan citra baik (image) di mata
masyarakat dan stakeholder.
Untuk yang dikategorikan
pre-emptif dan biasanya
memperoleh peringkat Emas.
Di sampang hal-hal positif
sebagaimana diuraikan, juga
mempermudah akses pada
lembaga perbankan.
Apakah penerapan green
business juga masuk kriteria
Proper tahun ini?
Jika dikontekstualisasikan
pada Proper, kelompok reaktif
berada pada peringkat Biru,
kelompok proaktif di peringkat
Hijau, dan perusahaan
yang mampu melakukan
pengelolaan lingkungan secara
inovatif (peringkat Hijau)
dan mampu mewujudkan
kemandirian masyarakat
melalui CSR berada pada
peringkat Emas. Penghargaan
(insentif) atau apapun
namanya, perlu diberikan
kepada mereka yang mampu
melakukan pengelolaan
lingjungan dengan baik, sedang
bagi perusahaan yang tidak
patuh layak diberi disinsentif
(shaming). Penghargaan
ini diharapkan mendorong
perusahaan lain mengikuti
jejaknya.
Bagaimana pendapat Bapak
terkait Pertamina, yang
lewat anak usahanya, sering
mendapatkan Proper Emas?
Langkah Pertamina
pantas diapresiasi dengan
menetapkan KPI (Key
Indicator Performance) bagi
anak perusahaannya untuk
mencapai peringkat Hijau
dan Emas. Hal ini mendorong
jajaran pimpinan perusahaan
beserta seluruh karyawannya
bekerja keras mewujudkan
peringkat terbaik dari Proper-
nya. Langkah ini harus disertasi
dengan internalisasi kepada
seluruh karyawan dengan baik
agar mengelola lingkungan
menjadi nilai budaya
perusahaan.
Apa masukan bagi
Pertamina, khususnya
Pertamina Hulu Energi (PHE),
dalam menerapkan konsep
green business?
Pertamina khususnya PHE
harus menjadi pionir dalam
green business karena itu
harus menerapkan pola
proaktif dan pre-emtif dalam
pengelolaan lingkungan.
Dengan kata lain, pengelolaan
lingkungan dan peduli pada
masyarakat harus menjadi nilai
budaya perusahaan. Dalam
melaksanakan pemberdayaan
masyarakat sebagai bagian dari
program CSR, untuk meraih
peringkat Emas, program dan
kegiatannya harus fokus dan
tidak menyebar.
31
 COVER STORY
DR Risna Resnawaty,
Pengamat CSR, Ketua Program Studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Padjadjaran.
Proper Sangat Prestisius
bagi Perusahaan
S
eluruh dunia usaha
saat ini mencari solusi
atas perubahan iklim,
pemanasan global, krisis
energi dan sumber daya,
disaster, kerawanan pangan,
dan sebagainya. Karena itu,
Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam
Foto: Dinul Mubarak
Pengelolaan Lingkungan
Hidup atau Proper yang
diselenggarakan oleh
Kementerian Lingkungan
32
Hidup dan Kehutanan dinilai
masih sangat relevan dengan
tren global pelaksanaan
tanggungjawab sosial
perusahaan (corporate social
responsibility/CSR).
Untuk mengetahui lebih
jauh arti penting Proper bagi
perusahaan dan pemerintah,
berikut wawancara Energia
PHE dengan Risna Resnawaty,
belum lama ini. Berikut
petikannya.
Bagaimana Anda melihat
pelaksanaan program Proper
oleh pemerintah saat ini?
Berkaca pada hasil penilaian
Proper 2016, sejumlah 1.895
perusahaan yang mengikuti
penilaian ini. Dari jumlah
yang demikian banyak hanya
12 perusahaan yang mampu
mencapai Proper Emas. Hal
ini mengindikasikan bahwa
sebagai Proper bukan main-
main prestisiusnya bagi
perusahaan.
Artinya, penilaian Proper
masih relevan dengan
kondisi saat ini?
Penilaian Proper tersebut
masih sangat relevan dengan
tren global pelaksanaan CSR
dekade ini, di mana seluruh
dunia usaha sedang mencari
solusi atas perubahan
perubahan iklim, pemanasan
global, krisis energi dan sumber
daya, disaster, kerawanan
pangan, dan lain sebagainya.
Bagaimana Anda melihat
peningkatan “status” Proper
yang diperoleh sebuah
perusahaan?
Saya pernah melakukan
evaluasi dalam pelaksanaan
CSR bagi perusahaan tambang
maupun migas yang saat ini
mendapatkan Proper Emas.
Upaya yang dilakukan untuk
menyabet Proper Emas
memang bukan main-main.
Sejauh ini perusahaan yang
mendapatkan Proper Emas
adalah yang betul–betul
memiliki dan menjalankan
komitmen untuk melakukan
usaha yang green and clean.
Saat ini hasil dari penilaian
Proper (tahun 2016)
menunjukkan bahwa sebagian
besar perusahaan berada
dalam kriteria Proper Biru
(sebanyak 1.422 perusahaan).
Apa parameter keberhasilan
program CSR dan
pengelolaan lingkungan oleh
sebuah korporat sehingga
perlu diganjar dengan Proper
Emas?
Perusahaan yang mendapatkan
Proper adalah perusahaan
yang menjalankan CSR-nya
lebih dari yang diekspektasikan.
Tentu peningkatan status
Proper selama satu tahun
terakhir ini dicapai oleh
perusahaan yang memiliki
komitmen terhadap perubahan
masyarakat dan lingkungan.
Namun tidak hanya itu,
komitmen ini dijalankan
dengan konsisten, segenap
usaha dan inovasi. Dalam
Permen KLH No 4 Tahun 2014
terdapat kata kunci siapa
yang berhak mendapatkan
Proper Emas, yakni mereka
yang memiliki komitmen dan
konsistensi menjalankan bisnis
yang beretika. Dari ribuan
perusahaan pada 2016 yang
berhasil mencapai Proper Emas
hanya 12 perusahaan.
Bagaimana Anda melihat
keberhasilan Pertamina yang
meraih tujuh Proper Emas
pada tahun lalu?
Keberhasilan meraih Proper
Emas tentu bukan hal yang
mudah. CSR merupakan wujud
dari etika bisnis yang sehat,
dalam pelaksanaannya didasari
oleh norma dan nilai yang
dimiliki perusahaan. Menurut
pendapat saya kata konsistensi
menjelaskan bagaimana
sebuah perusahaan berhasil
mendapatkan Proper Emas.
Sebuah konsep Sosiologi
menyatakan bahwa konsistensi
lahir dari kebiasaan yang terus
menerus dilakukan, menjadi
sebuah sikap. Sikap tersebut
akan melembaga menjadi
budaya.
Apa poin penting bagi
perusahaan untuk dapat
Proper Emas? Penekanan
pada CSR atau pengelolaan
lingkungan?
Sebenarnya penekanan
penilaian Proper utamanya
adalah menjaga baku mutu
lingkungan. Sebuah referensi
menyatakan bahwa Proper
memakai sistem penilaian
kombinasi, yaitu compliance
and beyond compliance (taat
dan melebihi taat). Sistem
compliance dilakukan pada
tingkat proper hitam, merah
dan biru. Sedangkan sistem
penilaian beyond compliance
digunakan untuk menentukan
Proper Hijau dan Emas.
Aspek CSR melalui program
pengembangan masyarakat
mulai menjadi salah satu
indikator penilaian dalam
Proper Hijau. Aspek ini
menyumbang poin sekitar
12,5% dari keseluruhan
nilai Proper Hijau. Namun,
kontribusi aspek CSR ini
semakin meningkat untuk
meraih Proper Emas.
33
TEROPONG
Inovasi Tiada Henti,
Berprestasi di Level Tinggi
S
ebanyak 174 gugus
mengikuti Forum
Presentasi Continous
Improvement Program (CIP)
PT Pertamina Hulu Energi
pada Agustus 2017. Jumlah
peserta yang mengikuti
forum presentasi tercatat
lebih banyak dibanding tahun
sebelumnya 136 gugus. Tahun
ini, peserta terbanyak berasal
dari dua anak usaha, yaitu
PHE Offshore North West Java
(ONWJ) dan PHE West Madura
Offshore (WMO).
Peningkatan peserta yang
mengikuti acara Forum
34
Presentasi CIP tahun ini
merupakan prestasi yang
membanggakan di tengah
situasi anomali harga minyak
dunia. Para insan mutu di
PHE masih bersemangat
konsisten melaksanakan
improvement dan innovation.
“Hal tersebut tidak terlepas
dari komitmen, keterlibatan
dan dukungan jajaran direksi
dan manajemen PHE dan AP
PHE yang ditunjukan dengan
kehadiran Direktur Utama
dan jajaran Dewan Direksi
serta manajemen PHE pada
acara pembukaan, presentasi
hingga penutupan,” kata Imron
Khazim, Quality Management
System Manager-QHSSE PHE.
Tercatat 254 gugus mengajukan
proposal untuk mengikuti
Forum Presentasi CIP PHE
yang digelar 6-9 Agustus 2017.
Satu anak perusahaan tidak
mengirimkan proposal CIP,
yaitu PHE Salawati karena
masalah internal. Sebanyak 174
gugus di antaranya kemudian
lolos mengikuti Forum
Presentasi CIP 2017. Hasilnya,
128 gugus berperingkat gold,
35 gugus silver dan tanpa ada
gugus yang masuk peringkat
bronze. FPC PHE 2017 akhirnya

menetapkan “The Top 25”.
(Lihat Tabel)
Menurut Imron, total value
creation dari CIP PHE 2017
mencapai Rp13,3 triliun.
Sebesar Rp5,5 triliun
merupakan angka real hingga
Agustus 2017 dan tambahan
Rp2,9 triliun hingga akhir
tahun. Selain itu, ada potensi
tambahan Rp4 triliun hingga
kontrak pada wilayah kerja
(WK) minyak dan gasnya
berakhir.
“Selain pencapaian value
creation, target anak usaha
adalah pencapaian program
perbaikan berkelanjutan
guna meningkatkan
daya saing perusahaan
dengan pengelolaan
kinerja perusahaan secara
berkesinambungan dalam
bentuk empat pilar Pertamina
Quality Management System,”
katanya.
Keempat pilar tersebut adalah
CIP, Quality Management
Assessment (QMA),
Implementasi Standarization
Management (SM) dan
Pembangunan budaya
berbagi pengetahuan melalui
Knowledge Management
Pertamina (KOMET).
Dari 25 gugus terbaik hasil
Forum Presentasi CIP PHE,
sebanyak 17 gugus di
antaranya akan menjadi
delegasi PHE pada Forum
Upstream Improvement and
Innovation Award Direktorat
Hulu PT Pertamina (Persero)
pada 27-30 November 2017.
“Tahun ini kami kirim 17 gugus
CIP ke UIIA Pertamina pada
akhir November. Sebenarnya
kami mengusulkan 25 gugus,
tapi alokasi hanya 17 gugus,”
katanya.
PHE menyelenggarakan Forum
Presentasi CIP sejak 2014. Saat
itu Forum Presentasi baru
diikuti 48 gugus. Selanjutnya
enam gugus terpilih menjadi
delegasi UIIA dan APQA
2014. Prestasi PHE 2014 yang
membanggakan adalah meraih
juara umum pada APQA 2014.
Disamping itu tiga gugus
ditunjuk menjadi delegasi
Pertamina dalam TKMPN dan
lima gugus sebagai delegasi
forum internasional pada 2015,
yakni ICQCC, Korea Selatan
dan APQC RRC, dan IETEX
Singapore.
FPC PHE kedua pada 2015
Foto: Tatan Agus Rst
diikuti 78 gugus, 10 gugus di
antaranya terpilih menjadi
delegasi UIIA 2015 di Kota
Semarang dan delapan
35
 ng

iak
da

S)
01 5

M ula
ET
iS
er

B an
E2 p2

h
O) da

W -Rex
a

E W rm
7

O)
PM

K) uru
K) ir S

P) m

EJ) urs

(JO uri
W ez

M in

PH Fo
BS Bu

W eD
ON Bar
PJO ve A
TEROPONG

bo D

PJO G

ON e G
PP B
J)

J)
PH T o

e ( ve
OB ve

B ve

m ve

B ve
HE v

v
HE v
HE e
o

(P -Pro

On -Pro

(P -Pro
(B -Pro

(JO -Pro

Na -Pro

(JO Pro

(P -Pro
( P ov
(J Pr
e

r
-

-
PC

PC

PC

PC
OB

I-P
FT

FT

FT

FT

FT

Th
gugus delegasi APQA 2015.
Selanjutnya satu gugus terpilih
menjadi delegasi Pertamina
dalam TKMPN 2015 dan dua
gugus sebagai delegasi forum
internasional 2016 (ICQCC
Thailand dan APQC New
Zealand).
FPC PHE ketiga 2016 diikuti
136 gugus. Prestasinya 75
gugus kategori Gold, 57 gugus
kategori Silver, dan 4 gugus
kategori Bronze. Selanjutnya 20
gugus terpilih ke UIIA di Kota
Yogyakarta.
Tahun ini PHE tercatat
sebagai anak usaha
Pertamina yang paling banyak
mengirimkan gugus CIP ke
ajang internasional. Dari total
H
1 2 3 4
delapan gugus yang diboyong
ke Annual Pertamina Quality
Award (APQA) pada Maret
2017, tujuh di antaranya
mendapatkan platinum. Satu
gugus lainnya meraih medali
gold.
Dari tujuh gugus yang
mendapat platinum, enam di
antaranya dikirim ke ajang CIP
internasional. Enam gugus
CIP yang dikirim ke ajang
internasional tersebut berasal
dari Forum Presentasi PHE
2016 yang kemudian maju
pada forum APQA.
Keenam gugus CIP PHE yang
terpilih mewakili Pertamina
berlaga pada ajang CIP
internasional adalah FT-
5 6 7 8 9 10
Prove Sentris dan PHE ONWJ
yang berlaga pada Taipei
International Invention Show
and Techomart di Taipei, China
pada 26 September-1 Oktober
2017. PC Prove Rencong Emas
dari PHE NSB-NSO dan PC
Prove Relokasi dari PHE WMO
mewakili Pertamina pada
International Convention on
Quality Control Circles di Manila,
Filipina pada 23-28 Oktober
2017.
Gugus lainnya adalah PC-
Prove Hi-Five dari PHE WMO
akan berlaga pada Asia Pacific
Quality Organization Conference
di Manila pada 20-26 Oktober
2017.
PC Prove Djenggo dari PHE

Penampilan tim FT-Prove Sentris dari PHE

ONWJ dalam ajang “Taipei International
Invention Show & Technomart”, di Taipei,
akhir September 2017.
Foto: Dok. PHE

36
 er

rs

um
nik

ne
rm
E N yo
)

ps
an
SO

lay

g)

us

un

rB
e

rso
PH Ga

sfo
ice

m
tin

or

m
O) sum

O) as

P) e G

W ate
ug o
r

W -Cla
O) o

W pe
W nd
W N

EJ) e-C

P) an
B& upi

un
ke

W ew
JM iss

nd itr

M eg
M er

ON ew

BS Th
ON e Su

BS Tr
W Han

ON Sa

ON e W
UH e Jo

Ra e N
W eH

PP ve R
PT ve K

NS e K

W eP
ON N

ON U
)

J)

J)

J)

J)

J)
J

e
)

OB ve

e
HE v

HE v

HE v

HE v

HE v

OB rov

HE v
M

HE v

HE v

HE v

HE v
)
HE e

HE e
(P -Pro

(JO -Pro

(P Pro

(P -Pro

(JO -Pro

(P -Pro
(P Pro

(P -Pro

(B Pro

(P -Pro
( P ov

(P rov

r
P

P
P
r

-
-

-
PC

PC

PC

PC

PC

PC

PC

PC
B

B
I-P

I-P
FT

FT

FT

FT

FT
(B
(P

(P
11 12 13 14 15 16
WMO akan mewakili Pertamina
pada Continual Improvement
and Innovation Symposium
and Competition di Dubai,
Uni Emirat Arab pada 6-11
November 2017 dan FT-Prove
Divergent dari PHE ONWJ
mewakili Pertamina pada Seoul
International Invention Fair di
Seoul, Korea Selatan pada 28
November-4 Desember 2017.
Penghargaan
PT Pertamina (Persero) meraih
27 dari total 64 penghargaan
Dharma Karya Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM)
2017. Empat penghargaan di
antaranya diterima oleh anak
perusahaan PHE. Penghargaan
Dharma Karya ESDM diberikan
berdasarkan Peraturan Menteri
ESDM No 34 Tahun 2008.
Penghargaan ini merupakan
bentuk apresiasi pemerintah
terhadap keberhasilan
pemikiran, kebijaksaan,
keputusan, tindakan dan
pembangunan, serta
penemuan baru di sektor ESDM
yang memberikan dampak
besar dalam pembangunan
nasional, khususnya di sektor
ESDM.
Tim Syphon Effects dari PHE
ONWJ mendapat penghargaan
Dharma Karya ESDM Madya
atas inovasi meningkatkan
produksi minyak dan gas bumi
17 18 19 20 21
menggunakan sistem venturi
“Ardjuna Ejector”. Sistem
Venturi memberikan dampak
positif terhadap produksi
minyak sebesar 589 barrel oil
per day (BOPD) dan produksi
gas sebesar satu juta kaki
kubik per hari (MMSCFD). Net
value creation yang dihasilkan
sebesar Rp23,87 juta dan
menghilangkan polusi udara
di anjungan lepas pantai tidak
berpenghuni BC Lapangan
Bravo oleh PHE ONWJ.
Tim Power Rangers dari PHE
WMO berhasil menyelamatkan
produksi minyak dengan special
fluids injection system di sumur
KE30-A3, A5 dan A7 sehingga
berdampak positif dalam
meningkatkan produksi minyak
di sumur A3, A5 dan A7 sebesar
723 BOPD dengan kumulatif
gain 85,38 MBO dalam satu
tahun.
Imron mengatakan value
creation real sebesar Rp80,85
miliar, penurunan air
terproduksi dari 5.200 BWPD
menjadi 3.250 BWPD selama
satu tahun dan proyeksi
penambahan cadangan baru
(P1) sebesar 0,82 juta barel
minyak senilai Rp615 miliar.
Tim Abherka yang berasal dari
PHE WMO meraih penghargaan
Dharma Karya ESDM 2017
22 23 24 25
melaui penerapan formulasi
back allocation di Poleng
Processing Platform dan FSO
Abherka sehingga memberikan
dampak menghilangkan selisih
alokasi minyak di Poleng antara
PHE WMO dan Pertamina EP
yang semula kurang lebih 330
bbl/bulan. Sementara itu,
Tim Richie Ridge yang berasal
dari PHE WMO meraih Dharma
Karya ESDM Muda 2017 dengan
menghidupkan keekonomian
lapangan marjinal melalui
rencana pengembangan
terintegrasi di struktur JS-1
Ridge WMO. Langkah tersebut
memberikan dampak terhadap
kualitas cadangan minyak
hingga 100% dan dapat
dikomersialkan. Selain itu,
berkembangnya laprangan
marjinal, penghematan biaya
fasilitas produksi hingga Rp840
miliar dan tambahan aset
Rp109,8 miliar.
PHE melalui PHE ONWJ meraih
penghargaan inovasi khusus
untuk Bidang Efisiensi Energi
Nasional (Penghargaan
Efisiensi Energi Nasional/PEEN)
2017. Inovasi CIP PHE 2016
bertema Efisiensi Bahan Bakar
Trasportasi Penunjang Operasi
Migas Lepas Pantai melalui
Pengendalian Kecepatan
Berbasis IPTEK dan Pengelolaan
Kinerja Kontraktor diganjar
juara pertama PEEN.

37
WAWANCARA
Proper PHE
Harus Elegan
Iwan Jatmika,
Vice President QHSSE PT Pertamina Hulu Energi
P
redikat dua Proper Emas
diraih oleh dua anak
usaha PT Pertamina Hulu
Energi (PHE) pada 2016, yaitu
Pertamina Hulu Energi West
Madura Offshore (WMO) dan
Joint Operating Body (JOB)
Pertamina-Talisman Jambi
Merang. PHE juga memperoleh
dua Proper Hijau melalui
PHE Offshore North West
Java (ONWJ), JOB Pertamina-
Medco E&P Tomori Sulawesi,
38
dan JOB PTOK. Tahun ini,
PHE memperoyeksikan dapat
memperoleh tiga Proper Emas.
Tambahan satu Proper Emas
diproyeksikan berasal dari PHE
ONWJ.
Untuk mengetahui kesiapan
PHE meraih tiga Proper
Emas tahun ini, Energia PHE
mewawancarai Vice President
Quality, Health, Safety,
Security, and Environment
PHE Iwan Jatmika. Berikut
nukilannya.
Bagaimana sebenarnya PHE
melihat Proper?
Kami di PHE, apapun kami
jadikan sebagai momentum
untuk perbaikan, momentum
untuk peningkatan kinerja.
Kebetulan PHE ini AP (Anak
Perusahan) datang dari heritage
yang berbeda-beda. Misalnya
PHE ONWJ, dulu dikelola
oleh British Petroleum. WMO
sebelumnya dioperasikan oleh
Kodeco. Lalu JOB, partner-
nya macam-macam dari lokal
maupun luar. JOB di Jawa
Timur, Tuban, itu partner-nya
CNOOC. BOB di Pekanbaru itu
partner-nya adalah BUMD, PT
Bumi Siak Pusako. Kemudian
JOB Pertamina Jadestone Ogan
Komering Ltd (JOB PTOK),  dan
JOB Jambi Merang itu mitranya
adalah Talisman, perusahaan
Amerika. Sejak 2016, Talisman
sudah diakuisisi Repsol, lalu
Jeston. Tapi yang Jambi Merang
masih Repsol. Tiap AP punya
warna yang berbeda. Proper
adalah momentum yang baik
untuk menyamakan ekspektasi
mengenai lingkungan dan
CSR. Dengan adanya Proper,
Biru-Hijau-Emas itu harus ada
korelasinya dengan bisnis.
Kalau tidak ada korelasi dengan
bisnis nanti Proper dibilang
cost. Makanya, kami harus bisa
membuktikan kalau Proper
Hijau itu aspek bisnisnya harus
bertambah.
Karena itu kami dorong
inovasi-inovasi lingkungan
yang langsung berhubungan
dengan efisiensi produksi
ditonjolkan. Disamping
juga aspek-aspek CSR yang
didorong kondisi lingkungan
kerja yang lebih kondusif dan
kemudian bisa memberikan
enlightment (pencerahan) dari
sisi lingkungan operasi karena
kita harus investasi dengan
lingkungan dan community.
Proper itu ada kaitannya
dengan reputasi perusahaan?
Betul, kalau reputasi PHE bagus
dimana PHE beroperasi akan
memudahkan komunikasi.
Harapan ke depannya semua
lancar. Sementara kalau inovasi-
inovasi lingkungan seperti
efisiensi energi menumbuhkan
bahwa program Proper
seiring dengan efisiensi dan
peningkatan produksi, tidak
berdiri sendiri. Ke depannya
semua program itu sinergi.
Seperti halanya IESRS, itu juga
momentum kai menyamakan
cara berpikir bahwa semua itu
harus risk base, business need.
Semua program itu tidak seperti
piece by piece, tapi semua itu
ada cerita yang terintegrasi.
Aspek HAS, finance, produksi
sebenarnya saling berkaitan
menuju performance operation
excellent. Kurang lebih kami
memandang Proper seperti itu. 
Bagaimana persiapan PHE
untuk Proper tahun ini?
Ini diawali pada 2016, kami
sudah merevisi dua kali
Pedoman Proper untuk PHE.
Harapannya seluruh AP PHE
cara berpikir Propernya sama.
Perwujudannya kami punya
checklist, minimum Biru,
lalu ada checklist Hijau, dan
Emas sehingga harapannya
memudahkan untuk mengukur
kemajuan. 
Targetnya tahun ini tiga
Proper Emas?
Insya Allah, tahun lalu kami
dapat dua rookie-nya satu.
Tahun ini rookie-nya PHE ONWJ.
Mengapa PHE ONWJ jadi
rookie?
Begini, pada 2013 PHE
ONWJ sebenarnya sudah
kandidat Proper Emas.
Kalau sisi CSR segala macam
itu bagus, justru di aspek
lingkungan lebih ke inovasi
yang harus dikomunikasikan
ke Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Jadi di PHE ONWJ istilahnya
compliance itu dipegang
kencang, tapi juga kemudian
dibalik compliance itu common
sense- nya ada dimana sih?
Pada 2014 KLHK, meng-
introduce RPP mengenai limbah
pengeboran, yang sampai
sekarang belum juga.
Nah, saat itu di PHE ONWJ
isunya adalah meng-introduce
new approach sehingga saat
itu Propernya Biru padahal
kandidat Emas harus Hijau.
Nah, 2015 dan 2016 kan Hijau,
jadi siap untuk berkompetisi
ke Emas. Secara infrastruktur
Foto: Dok. PHE
PHE ONWJ sebenarnya sudah
siap. Makanya Proper itu kami
pandang sebagai momentum
39
 WAWANCARA
termasuk ke anak perusahaan.
Dari 2009 itu hanya lima anak
perusahaan yang dapat Proper,
sekarang sudah 16. Sementara
target Proper, begitu operation
harus Proper. Tidak mau tahu
alih kelola darimana. Minimum
Biru, 100% Biru bulat, itu
selalu kami canangkan sebagai
requirement.
Ada Proper Merah?  trapped di pipa minyak,
Dari operator sebelumnya
yang diwariskan kepada
PHE ada yang Merah. Tapi
begitu berubah ke Pertamina,
masyarakat tidak mau tahu.
Kami di sini juga tidak mau
tahu, pokoknya harus Biru
karena menyangkut reputasi
Pertamina. Yang lucu, ada yang
sebelumnya mendapat Proper
Hijau tiba-tiba Merah. Itu di
Kampar. Masyarakat tidak mau
tahu. Mereka berpandangan,
“Loh, itu setelah dikelola
Pertamina jadi Merah”.
Padahal ini dari operator
sebelumnya. Kemudian,
kami cari permasalahannya.
Alhamdulillah kembali ke
Biru. Kami coba selidiki juga,
kemarin bisa Proper Hijau
darimana? Memang Proper itu
many kind story. Cuma pesan
dari BOD PHE bahwa Proper
PHE harus elegan.  berhubungan agar cost-
Foto: Dok. PHE
Dari tiga kandidat Proper
Emas, apa unggulannya?
40
Secara garis besar, kalau di
WMO emisi dari lingkungan.
Kemudian aplikasi energi
efisiensi. Kalau ONWJ
kegiatan Proper dan
kegiatan CIP (Continous
Improvement Program) kami
coba sinergikan. ONWJ
dapat Platinum CIP dengan
teknologi yang memastikan
bagaimana gas yang ter-
yang biasanya menghambat
penyaluran minyak, bisa
diambil dengan sistem
venturing memakai tekanan.
Dengan bisa menyedot
gas yang terjebak di pipa
minyak, otomatis dia akan
melancarkan penyaluran
minyak. Kelebihan lainnya
adalah energi efisiensi,
pemakaian pompa dan
segala macam jadi efisien.
Emisi juga berkurang. Nah, ini
kami ekspos di Proper. 
Bagaimana dengan Jambi
Merang?
Untuk yang di Jambi Merang Dewan direksi PHE secara
total mengawasi tahap-tahap
sama, menyinergikan CIP persiapan proper anak
supaya operation-nya perusahaan, terutama yang
diproyeksikan mendapatkan
tidak terbagi-bagi karena proper emas
orangnya juga terbatas.
Seperti ISRS, Proper, CIP,
KKEP (Kriteria Kinerja Ekeselen pengurangan emisi, sekaligus
Pertamina), kalau bisa saling itu dikapitalisasi untuk
Proper. 
nya efisien dan output bisa
saling mendukung. Yang Bagaimana dukungan BOD
mengarah ke energi efisiensi, terhadap upaya anak usaha

memperoleh Proper Emas?
Ini yang cukup membuat kami
bangga. BOD total football,
semua BOD turun ke lapangan
untuk melihat progress dan
readiness. Tiap bulan, untuk
AP yang memperoleh Proper masih terkait dengan
Proper Emas ada monthly green business. Bagaimana
progress monitoring, implementasi green business
yang langsung didatangi, di PHE?
dimonitor oleh BOD. Green Business itu sesuatu
Kemudian kami juga yang baru. Jadi antara people,
mengeluarkan Surat planet, dan profit ini enak
Keputusan dari Direktur dibicarakan, tapi harus
Utama, tiap direktur dijelaskan jembatannya
harus punya tanggung bagaimana. Keterkaitan sosial
jawab anak perusahaan. dan produksi. People itu
Misalnya, WMO tahun artinya operasi kami dengan
ini Direktur Eksplorasi, dampaknya terhadap sosial
Jambi Merang dan ONWJ harus riil. Makanya, tim CSR
Direktur Operasi. Jadi melakukan social risbase
level direktur langsung assessment untuk mengetahui
menjadi PIC untuk anak need, mengetahui social need
perusahaan yang Proper dan program. Sementara
Emas. Pak Gunung untuk masalah planet, isu
(Direktur Utama PHE) lingkungan paling gampang
juga langsung memonitor karena sudah diangkat
yang Proper Emas. menjadi isu global. Kemudian
Itu keuntungan bagi yang profit, ini mengawalnya
kami, komitmennya harus telaten karena para
jelas. Jadi tidak ada gap stakeholders kadang masih
communication untuk harus dijembatani. Pertamina
ekspektasi. Jangan sampai sebagai BUMN yang sudah
ekspektasi bawah dan worldclass sudah harus proaktif
atas itu beda, harus sama, yang namanya Sustainable
sesulit apapun. Kami Development Goals (SGD).
juga harus meyakinkan Kalau kami tidak proaktif,
partner. Partner hanya kami tidak bisa mengawal
tertarik dengan produksi, leading issue. Proper itu tema
sementara Proper besar, terutama kalau sudah
menjadi komitmen Hijau dan Emas. Karena itu,
Pertamina. Sangat diapresiasi berpikirnya tidak partial, harus
oleh KLHK, satu-satunya BUMN linked aspek bisnis, aspek
yang komitmen Proper-nya produksi plus dampaknya.
jelas. Ini harus ditularkan ke Jangan hanya jadi tempelan,
partner bahwa ultimate goal- harus jadi bagian dari proses
nya sustainable development.  bisnis. 
41
HR & GA

Memilih
Duta PHE
42
K
ebanggan tersirat
dari raut wajah Indah
Anggraini Fallash,
Andrina, Dayu, Adit, Bayu,
dan Ridha yang ditunjuk
mewakili PT Pertamina Hulu
Energi (PHE) mengikuti ajang
Duta Pertamina 2017. Mereka
terpilih dari 12 pekerja PHE
yang mendaftar untuk menjadi
Duta PHE 2017.

Keenam Duta PHE yang berasal

dari holding PHE dan juga
anak usaha, yakni PHE Medco
Tomori Sulawesi, PHE Nunukan,
Joint Operating Body Pertamina
Petrochina East Java (JOB PPEJ),
dan PHE Onffshore North West
Java (ONWJ) itu akan bertarung
dengan kandidat dari anak-
anak perusahaan Pertamina
lainnya. Meski saingannya
sangat ketat, PHE optimistis
mereka bisa diunggulkan.

“Saya optimistis, dari

kemampuan mereka,  cara
berpikir, bahasa Inggris, itu luar
biasa. Mereka sudah terbiasa
bergaul. Itulah keuntungan di
PHE karena bergaul dengan
mitra,” kata Ifki Sukarya,
Anggota Dewan Juri Lomba
Duta PHE.

Menurut Ifki, Program

Duta PHE tidak hanya
Foto: Dok. PHE

digelar tahun ini, melainkan

dilaksanakan secara reguler.
Jika tahun ini kandidat Duta

43
HR & GA

Bayu Rizki Nugroho

Duta Pertamina
Dukung Sinergi BUMN
Saya Lulusan Teknik Perminyak­
an dari Universitas Trisakti, ang-
katan 2008 dan lulus 2012. Saya
ditempatkan di Joint Operating
Body Pertamina-PetroChina Dewan juri melakukan seleksi terhadap calon
East Java (PPEJ), anak usaha PT Duta PHE. Seleksi mencakup berbagai hal
Pertamina Hulu Energi (PHE), de­ termasuk pengetahuan tentang industri migas.
ngan jabatan reservoir engineer
di bawah Manajer Operasi.
Motivasi saya ikut Duta PHE
sebagai pegawai yang bergelut PHE mendaftarkan secara 2017 dengan memberikan
di core business, pengetahuan perorangan, nanti tiap anak pembekalan kepada anak-
teknis saja belum cukup. Dengan
usaha PHE wajib mengirimkan anak muda PHE seputar
ikut serta dalam seleksi Duta
Pertamina, saya ingin mengem- perwakilan. “Yang penting kami pengetahuan migas, PHE,
bangkan wawasan dan pengeta- punya kandidat dengan umur dan Pertamina. Pembekalan
huan saya khususnya di seputar
bisnis PT Pertamina (Persero) yang kami sesuaikan dengan tidak hanya menyangkut
dan umumnya di lingkup BUMN persyaratan di kantor pusat. Ini portofolio bisnis, tapi
di Indonesia. Dengan begitu,
bisa jadi tabungan kami buat juga memperkenalkan
kesempatan untuk berkontri­
busi  ke perusahaan akan lebih tahun depan,” katanya. pelaksanaan tanggungjawab
luas lagi, tidak hanya dari segi sosial perusahaan (CSR)
teknis dan bisnis, tapi juga
dapat membangung brand PHE merupakan anak usaha PHE, peningkatan teknik
image perusahaan khususnya Pertamina yang unik karena komunikasi, pemahaman bisnis
di Indonesia, umumnya di dunia
terdiri atas 57 anak usaha Pertamina, hingga bisnis secara
internasional.
Menurut saya, ekspektasi dengan latar belakang dan global. “Semua itu diberikan
perusahaan dari ajang Duta perusahaan yang berbeda oleh para ahli, praktisi dari
Pertamina adalah untuk mence-
tak wakil dari Pertamina dalam dalam pengelolaan portofolio internal PHE, Pertamina
ajang membangun networking hulu minyak dan gas. maupun dari eksternal, seperti
antar perusahaan BUMN yang
“Beberapa calon duta PHE Ernst&Young,” kata Ifki.
dapat menunjang pertumbuhan
bisnis di Pertamina. Selain itu, sebelumnya pernah ikut
ajang Duta Pertamina juga untuk pemilihan Duta Pertamina Menurut Ifki, proses pemi­lihan
mendukung sinergi antar peru-
sahaan BUMN untuk Indonesia dengan memasukkan aplikasi Duta PHE melalui bebe­rapa
yang lebih baik lagi. sendiri. Jadi, mengapa tidak tahap. Pertama, tahap adminis-
Saya berharap dapat
kita proses saja dan lakukan trasi dan yang lolos kemudian
mewakili Pertamina di ajang
“Duta BUMN” dan sebagai Brand seleksi?,” kata Ifki. diundang mengikuti wawancara
Ambassador’ Pertamina di Tanah dengan dewan juri. Sebanyak
Air dan di mata internasional.
PHE kemudian menggelar 12 peserta mengikuti wawan­
ajang pemilihan Duta PHE cara dengan lima juri yang

44
 Andrina, Duta PHE 2017
lainnya, mengakui jadi
wakil PHE dalam ajang Duta
Pertamina akan meningkatkan
gengsi PHE. Apalagi jika
kemudian lolos menjadi Duta
Pertamina dan bisa bersaing
menjadi Duta BUMN. “Kalau
kemarin kan hanya dari persero
saja,” kata dia.(*)

berasal dari lingkup PHE dan banyak sukanya menjalani

Pertamina. Setelah itu, dewan
juri mendapatkan kandidat yang
akan menjadi wakil Pertamina
yang terdiri tiga pasang kan-
didat. “Sebenarnya tidak ada
ketentuan harus berpasangan,
cuma kita coba ratakan dari
sisi gender. Tiga laki dan tiga
perempuan,” ungkap Ifki.
Keenam wakil duta PHE
dalam ajang Duta Pertamina
tersebut diharapkan menjadi
ambassador, baik untuk PHE,
Pertamina, bahkan BUMN jika
nantinya terpilih menjadi Duta
BUMN. “Mereka nantinya
terlibat dengan aktivitas
perusahaan. Selama ini kan
mereka masing-masing.
Dengan adanya duta PHE
mereka terlibat aktivitas di luar
kegiatan mereka,” kata Ifki.
tahap pemilihan Duta PHE,
mulai dari bertemu dengan
orang-orang baru, hingga
manajemen PHE. Selama
dua bulan menjalani proses,
Indah bisa membangun rasa
percaya diri, khususnya dalam
berkomunikasi saat tahap
wawancara.
“Pengalaman paling menarik
itu pada saat interview, karena
panel. Dewan juri bertanya
tentang subject dan content
yang berbeda. Kita jadi bisa
mengasah diri sejauh mana
pengetahuan kita tentang
Pertamina,” katanya.   jadi tidak biasa memakai heels
Menurut Indah, bukan
menang yang menjadi tujuan
utama, melainkan bagaimana
bisa membawa nama baik
Andrina Rianto
Dari Tomboy
jadi Feminin
Saya bekerja di Pertamina sejak
2014. Sehari-hari saya bertugas
sebagai internal communication
officer. Awalnya dapat broadcast
internal, kemudian saya mau
mengetahui apa saja tugas Duta
PHE, ternyata menjadi seperti
Brand Ambassador. Menariknya
dengan menjadi Duta PHE, kita
bisa mengomunikasikan strategi
PHE ke anak perusahaan. Jadi
pengetahuan kita di-challenge.
Saya orangnya tomboy,
karena kerja di lapangan. Demi
Duta PHE saya dipanggil untuk
ikut dan dituntut menjadi
wanita banget. Dengan adanya
Duta PHE, kita bisa sosialisasi
atau membuat program yang
menyentuh sampai level bawah.
Foto: Dok. PHE

Efektif nanti satu tahun ke

perusahaan, PHE ke ajang
depan membuat campaign yang
Indah Anggraini, salah satu selanjutnya Duta Pertamina menarik untuk kegiatan CSR.
Duta PHE 2017, mengaku dan Duta BUMN.

45
 CSR

Tiga remaja, salah satunya

Energi Positif Para tampak berasal dari Papua,

Pahlawan Lokal
asyik memilih gundukan tutup
botol bekas dan kemudian
memasukkannya dalam
bak yang berbeda, di kantor
Yayasan Kumala, Rawa Badak
Utara, Jakarta Utara

Mungkin lantaran alumnus

Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial (STKS) itu berasal dari
Bandung maka dia dipanggil
Abah Dindin, yang berarti ‘ayah’.
Sejatinya, dia telah menjadi
sandaran bagi 300-an anak
jalanan yang dibinanya setulus
hati. “Beberapa orang melihat
anak-anak jalanan sebagai
orang yang tidak terdidik,
kriminal, dan harus dijauhi.
Jika bukan kita yang perduli,
anak-anak jalanan akan terus
menjadi masalah yang tidak

Dalam aktivitasnya, uang bukan tujuan terselesaikan,” ujar Abah Dindin.

utama. Mereka menemukan keluarga untuk

Lelaki berusia mendekati 50
saling balajar dan menguatkan, berjuang
tahun ini mendirikan yayasan
menjadi manusia yang bermartabat.
pada 2008. Berdasarkan
data Dinas Sosial DKI Jakarta,

M
otivasi itulah tangan pemerintah atau terdapat 461 orang anak
yang pas untuk perusahaan tiba. jalanan di Tanjung Priok masuk
menggambarkan ke dalam kategori Penyandang
peran para local hero saat Tatapan mata Dindin Masalah Kesejahteraan Sosial
berkiprah dalam program Komarudin sesekali (PMKS). Sedangkan dari
pemberdayaan masyarakat. menerawang jauh saat aspek lingkungan, lebih dari
Terkadang mereka sudah bercerita tentang anak-anak 1.300 ton sampah dihasilkan
mereguk pahit getirnya jalanan, kampung kumuh, dan penduduk Jakarta Utara setiap
Foto: Dok. PHE

mengangkat harkat martabat Yayasan Kreatif Usaha Mandiri harinya. Sampah non-B3 dapat
masyarakat yang papa, Alami (Kumala). Udara Tanjung dimanfaatkan dan didaur
sendirian, sebelum uluran Priok siang itu cukup panas. ulang.

46

Abah Dindin memberdayakan
anak jalanan Tanjung Priok
dengan memanfaatkan sampah
non-B3yang diolah menjadi
kertas daur ulang, tempat
tissue, frame foto, undangan,
dan lain-lain. Anak jalanan
yang dibina diberikan beragam
keterampilan, baik hard-skill
(keterampilan daur ulang,
komputer) maupun soft-skill
(kepemimpinan, komunikasi,
loyalitas dan integritas).
Awalnya, perkembangan
Yayasan Kumala mendapatkan
bantuan dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora) yang sedang
merilis pilot project penanganan
anak jalanan. Selanjutnya,
pada 2011, PT PHE Offshore
North West Java (PHE ONWJ)
melakukan pembinaan.
Kerjasama dimulai dengan
penyerahan limbah kertas dan
palet kayu dari perusahaan
untuk diolah menjadi berbagai
produk kertas daur ulang.
Abah Dindin, yang meraih
Juara III Pertamina Award
Kategori Pertamina Berdikari
dan Juara Favorit Pilihan
Netizen 2016, mengakui
pendekatan PHE ONWJ
sangat bagus. “Mereka tidak
menginstruksikan harus begini
atau begitu. Lewat kunjungan
mereka memasukkan ide-ide
perubahan, seperti pembuatan
modul pelatihan dan pelatihan
training of trainer (TOT),”
tuturnya. Sebanyak 25 anak
tersertifikasi sebagai trainer daur
ulang sehingga bisa melakukan
pelatihan di daerah lain.
Jika Abah Dindin bergerak lewat
yayasan untuk memperbaiki
kehidupan anak jalanan, Royani
memilih memberdayakan
masyarakat pesisir lewat
KUD Mina Bahari, Eretan
Kulon, Indramayu, Jawa
Barat. Melalui KUD, Royani,
yang mendapatkan anugerah
Satya Lencana Wirakarya dari
Presiden RI, menerima hasil
olahan ikan setengah kering
untuk diproduksi menjadi
makanan olahan. Salah satu
yang terkenal adalah fillet ikan
Kuniran.
Ikan Kuniran kadang dianggap
sebelah mata oleh sebagian
nelayan dan konsumen
sehingga hanya diolah
menjadi ikan asin. Padahal,
ikan Kuniran paling banyak
ditangkap nelayan pantai
utara. Di Malaysia, penganan
ikan Kuniran menjadi salah
satu snack yang digemari. KUD
Mina Bahari mendirikan pabrik
sederhana di depan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Eretan
Kulon untuk mengolah ikan
Kuniran yang hampir semua
produknya diekspor ke negeri
jiran itu.
LOCAL HERO PHE GROUP
TINGKAT NASIONAL
H. Royani (binaan PHE
ONWJ)
penerima penghargaan
Satya Lencana Wirakarya dari
Presiden RI
Ibu Nurain Alwi Dania (binaan
JOB PM Tomori Sulawesi)
Juara I Pertamina Award
2016 Kategori Local Hero
Pertamina Sehat
“Edukasi dan penyebaran
pengetahuan dalam
pemanfaatan tanaman obat
bagi kesehatan masyarakat” dalam
Program Taman Sorga.
Moh. Sahril (binaan PHE WMO)
Juara I Pertamina Award 2016
Kategori Local Hero Pertamina
Hijau
“Karena dengan tangan
kita sendiri mangrove bisa
diselamatkan” dalam Program
Taman Pendidikan Mangrove.
Adi Supriyadi (binaan PHE ONWJ)
Juara II Pertamina Award Kategori
Local Hero Pertamina Hijau
“Pemanfaatan terpadu
masyarakat pesisir (master
kasir) “dari sampah menjadi
berkah”
Dindin Komarudin (Binaan
PHE ONWJ)
Juara III Pertamina Award Kategori
Pertamina Berdikari dan Juara
Favorit Pilihan Netizen
“Torehan llmu untuk Hidup
Baru Anak Jalanan – Tanjung
Priok dalam Program
Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Ekonomi Kreatif (5R++)
PHE ONWJ melihat proses
pengolahan produk ikan di sana
belum seluruhnya memenuhi
standar mutu, sanitasi, serta
keamanan pangan yang diatur
pemerintah Good Manufacturing
47
 CSR
Practices (GMP). Untuk itu,
sejak 2013, PHE ONWJ dan
Fakultas Teknologi Industri
Pertanian (FTIP) Universitas
Padjadjaran (Unpad) melakukan
pendampingan. “Wilayah
Eretan selama ini memiliki
sumber daya bahan organik
yang melimpah, terutama
perikanan. Namun demikian
potensi ini belum seluruhnya
termanfaatkan secara optimal,”
jelas CSR Manager PHE
Sudaryoko.
Selain Royani, tokoh lokal
binaan PHE ONWJ dari Eretan
yang muncul adalah Adi
Supriyadi. Pemenang juara
II Pertamina Award Kategori
Local Hero Pertamina Hijau itu
menjadi garda terdepan dalam
program pemanfaatan sampah
terpadu masyarakat pesisir
(Master Kasir) “Dari Sampah
Menjadi Berkah”. Sejak 2012,
dia menjadi “direktur bank
sampah”.
Desa Eretan Kulon
berpenduduk padat lebih
dari 10 ribu jiwa. Kehidupan
yang kumuh dan kurangnya
pemahaman terhadap
kebersihan lingkungan
menyebabkan jumlah sampah
rumah tangga menggunung,
hampir lima ton per hari. PHE
Foto: Dok. PHE
ONWJ merumuskan program
Master Kasir dan menemukan
Adi sebagai local champion.
48
Nurain Alwi Dania mengembangkan
tanaman obat keluarga sebagai cara untuk
memberdayakan masyarakat sekitar.
Menurut Adi, setiap bulan
terkumpul sekitar 528 kilogram
sampah organik dan 1.000
liter air lindi untuk bahan baku
pupuk cair. Sebanyak lima
dusun menjadi duta lingkungan
kebersihan dan 112 nasabah
tercatat di KUD. Omset per
nasabah mencapai Rp3,5 juta
per bulan.
Sementara itu, di Madura,
kisah mantan TKI yang menjadi
penjaga hutan mangrove makin
harum. Dia adalah Mohamad
Sahril, lelaki kelahiran
Bangkalan, 7 Desember 1971.
Pria tamatan SMA yang gemar
berfoto tersebut sepulangnya
dari Malaysia pada 2000
tak tahu apa-apa tentang
mangrove, atau yang disebut
warga sekitar sebagai pohon
tinjeng, yang ekosistemnya
mulai rusak.
Desa Labuhan, tempat Sahril
tinggal, memiliki tingkat
kekritisan mangrove yang
paling tinggi dibanding desa
lain di sepanjang pesisir utara
Bangkalan. Banyak penduduk
melakukan pembalakan
terhadap ekosistem mangrove
di sana, khususnya untuk
mangrove jenis Sentigi
(Pemphis Acidula). Jenis pohon
ini memiliki nilai ekonomi tinggi
karena dijadikan bonsai. Selain
itu, masyarat setempat percaya
pohon ini memiliki “nilai magis”.
Sekitar 10,8 hektare (ha)
mangrove dalam kondisi rusak
dan 17,5 ha rusak parah.
Setahun kemudian, Sahril
dikirim Pertamina Hulu
Energi West Madura Offshore
(PHE WMO) untuk mengikuti
pelatihan di Mangrove Centre
Tuban (MCT). Di situlah dia
mulai belajar nama, jenis,
dan manfaat mangrove, serta
penyemaian cemara laut. Sahril
pun fasih menyebut nama 17
jenis mangrove yang tumbuh
di sana. Pada 2014, masyarakat
Desa Labuhan dan PHE WMO
bersama-sama membuat
program Taman Pendidikan
Mangrove (TMP), yang dikelola
Kelompok Tani Mangrove

Cemara Sejahtera, tempat
berhimpun 44 KK, yang 18
orang di antaranya mantan TKI.
Kehadiran TPM yang mengin-
tegrasikan aspek konservasi
lingkungan dengan pember-
dayaan masyarakat sangat
luar biasa. Tercatat adanya
penurunan perusak­an man-
grove khususnya jenis Sentigi.
Penanaman mangrove dan
cemara laut menghasilkan
839,24 ton CO2eq serapan
karbon per tahun. TPM men-
jadi sentra pembibitan 22 ribu
cemara laut dan mangrove.
Kini, berdasarkan studi ada 26
spesies burung teridentifikasi
di TPM, sementara dua spesies
mangrove yang hampir punah
dibudidayakan.
General Manager (GM)
PHE WMO, Kuncoro Kukuh,
Mohamad Sahril mengawal
program Taman Pendidikan
Mangrove (TPM) di Labuan,
Bangkalan. TPM menjadi sentra
pembibitan 22 ribu cemara laut
dan mangrove.
terkesan dengan hamparan
taman konservasi mangrove
tersebut. “Ini sudah bisa
mewakili bagaimana ekosistem
pesisir laut. Kelak, anak cucu
kitalah yang akan merasakan,”
kata Kukuh. Dengan segudang
prestasi tersebut, pantas
apabila Sahrir meraih Juara
Pertama Kategori Local Hero
Pertamina Hijau 2016.
Para local hero PHE ternyata
tidak hanya didominasi
kaum pria. Keperdulian dan
perjuangan Nurain Alwi Dina
sebagai binaan PT Pertamina
Hulu Energi JOB Tomori patut
disejajarkan dengan local hero
di daerah lain. Dia menggagas
Program Taman Sorga
yang merupakan program
pemanfaatan pekarangan
untuk tanaman sayuran
organik dan obat, di Desa
Tananagaya, Mamosalato,
Banggai, Sulawesi Tengah.
Untuk keberlanjutan program,
dibentuk Kelompok Kasih
Sayang. Dia berhasil membina
15 kelompok dari enam
desa yang terdiri dari dua
kecamatan yaitu Mamosalato,
Morowali Utara, dan oili Barat,
Banggai.
Ada 243 perempuan yang
masuk dalam kelompok ini.
Mereka membudidayakan
111 jenis tanaman herbal.
Sementara produk herbal yang
dihasilkan untuk berbagai
macam penyakit seperti sari
buah mengkudu, virgin coconut
oil (VCO), dan sari jahe instan.
Mereka saat ini sudah mampu
melakukan penyehatan
rata-rata 600 orang pasien
herbal setiap bulannya. Lewat
programnya ini, Nurain meraih
Juara I Pertamina Award 2016
Kategori Local Hero Pertamina
Sehat.
Risna Resnawaty, pakar
CSR yang merupakan
Ketua Program Studi Ilmu
Kesejahteraan Sosial,
Unpad menjelaskan, dalam
pelaksanaan CSR seringkali
ditemukan anggota masyarakat
yang mampu menjadi
motor dalam pembangunan
di daerahnya. “Para local
hero ini biasanya menjadi
penggagas program. Bisa jadi
mereka sudah ada sebelum
perusahaan melaksanakan
intervensi, atau lahir setelah
perusahaan melaksanakan
program CSR.” katanya. Dia
menambahkan local hero pada
prosesnya dapat ditemukan
saat perusahaan melakukan
assessment terhadap
masyarakat di wilayah kegiatan
CSR.
49
TRAVEL
Menikmati Lembar Kein
“The world is a book and those who do not travel
read only one page.” – St. Augustine
S
iapa yang menyangkal
keindahan Indonesia
harus membaca Rough
Guide, laman travel
internasional asal Inggris.
Dalam berita yang dirilis Kamis
(7/9), mereka memasukkan
Indonesia sebagai salah satu
dari 20 negara terindah di
dunia!
Pemeringkatan ini dipilih
berdasarkan pilihan pembaca
dengan berbagai aspek
penilaian. Dari 20 negara
yang tersebar di berbagai
benua, Indonesia yang
memiliki keragaman natural
landscape dan budaya sangat
mengejutkan menduduki
posisi 6. Posisinya berada satu
peringkat di atas Inggris dan
tiga di atas Amerika Serikat.
Adapun Skotlandia, dinobatkan
50
sebagai negeri paling indah.
Hal yang membanggakan,
cuma ada dua negara dari Asia
Tenggara yang masuk dalam
daftar tersebut. Vietnam,
berada di posisi terakhir.
Dalam beberapa artikel
sebelumnya, Rough Guide
menegaskan pada para
pembacanya bahwa Indonesia
bukan hanya Bali. Negeri
kepulauan terbesar di dunia
ini, dengan lebih dari 17.000
pulau, menunggu untuk
dijelajahi. Turis mau melihat
apa, pasti ada di Indonesia.
Tradisi kuno, spot cantik untuk
menyelam dan berselancar,
menjelajahi belantara liar,
melihat flora dan fauna
unik semisal orangutan dan
komodo, bisa didapatkan di
Indonesia.
Sebagian besar turis kerap
tidak mampir ke Jawa, atau
hanya transit di Jakarta untuk
melanjutkan wisata ke daerah
lain. Namun, potensi wisata
di Jawa tak kalah menarik,
terutama terkait dengan
berbagai peninggalan sejarah
dan budaya. Situs peninggalan
kerajaan terbentang dari
Banten, Cirebon hingga Jawa
Timur. Tentu saja kemegahan
Candi Borobudur yang berusia
lebih dari 1.200 tahun menjadi
ikon utama parwisata di Jawa
selain Candi Prambanan,
Keraton Yogyakarta, dan
Keraton Solo.
Alam Sumatera akan mampu
memuaskan mimpi-mimpi
wisatawan karena memiliki
kekayaan alam tak terhitung
jumlahnya, yang tidak bakal
ditemukan di bagian dunia lain.
Misalnya, harimau Sumatera,
yang bisa dilihat di sekitar
Taman Nasional Kerinci Seblat.
Keindahan Indonesia
Di wilayah Sumatera dapat
ditemui pula gajah Sumatera,
badak Sumatera, atau bunga
Rafflesia yang terkenal dengan
sebutan ‘bunga bangkai’.
Sayangnya, sebagian dari
mereka sudah mendekati
kepunahan.
Foto (dari kiri): Dok. wikimedia.org; perthzoo.wa.gov.au; youtube.com; wikimedia.org;
Pengamat dan penulis buku
wisata, Olenka Priyadarsani,
menambahkan mengunjungi
Sumatera berasa tak lengkap
bila tak datang ke Aceh.
“Wisatanya lengkap. Pantainya
bagus-bagus. Makananya enak.
Kopi juga. Mau wisata sejarah
ada. Bahkan, ada wisata
tsunami,” tutur ibu dua anak
yang sekarang bermukim di
Kuala Lumpur tersebut, Senin
(11/9).
Dia menyebut Pantai
Lhoknga yang menjadi favorit
peselancar dan Lampuuk yang
berpasir putih sebagai contoh
destinasi wisata yang tengah
bangkit pascatsunami 2014.
“Lampuuk terkenal karena
Masjid Rahmatullah yang
hanya 500 meter dari bibir
pantai menjadi satu-satunya
bangunan yang selamat dari
kehancuran akibat tsunami,”
tutur Olenka, alumni Monash
University yang pernah
beberapa tahun tinggal di
Aceh saat bekerja di NGO
internasional tersebut.
Di Sumatera, kini telah muncul
destinasi wisata baru yang
lagi jadi perbincangan karena
Instagramable. Namanya
Camoi Aek Biru, danau
cantik yang dikelilingi air
berwarna kebiruan. Uniknya,
danau ini adalah bekas
galian tambang timah di
Pulau Bangka. Bekas galian
juga meninggalkan dinding
berwarna putih sehingga
danau terkesan belokasi di
luar negeri yang memiliki
empat musim. Tempat wisata
yang disebut laman www.
exchangetraveljournal.com
sebagai salah satu “amazing
places in Indonesia” ini berada
di Desa Air Bara, perbatasan
Kabupaten Bangka Tengah dan
Selatan, sekitar 70 kilometer
dari Kota Pangkalpinang.
Danau yang mirip Camoi Aek
Biru ada di Pulau Belitung
benama Danau Biru Kaolin.
Wisatawan penikmat
petualangan di rimba raya
bisa memilih Kalimantan.
Melanconglah ke Taman
Nasional (TN) Tanjung Puting,
di semenanjung Kalimantan
Tengah. Di sini terdapat
konservasi orangutan terbesar
di dunia dengan populasi
diperkirakan 30-40 ribu
orangutan, ratusan spesies
burung, serta reptil seperti
buaya muara. Selain itu, TN
Tanjung Puting merupakan
cagar biosfer dengan area
inti seluas 415.040 hektare
51
(ha). Petualangan menyusuri
sungai di salah satu hutan
tropis tertua di dunia ini
menggunakan perahu klotok
serasa berpetualang di Sungai
Amazon.
Sementara itu, Pulau Komodo
menawarkan petualangan
lain bagi pemburu liburan.
Pulau kecil yang sangat
mudah dijangkau dari Labuan
Bajo ini merupakan tempat
berkembang biak hewan purba
Komodo. Selain komodo, pulau
ini juga menyimpan eksotisme
flora yang beragam seperti
kayu sepang yang oleh warga
sekitar digunakan sebagi obat
dan bahan pewarna pakaian.
Pulau Komodo yang memiliki
pantai pink juga diterima
sebagai Situs Warisan Dunia
UNESCO, bersama dengan
Pulau Rinca, Pulau Padar dan
Gili Motang dalam satu wilayah
Taman Nasional Komodo.
52
Sejumlah pesohor dunia
pernah berlibur ke Pulau
Komodo. Di antaranya peraih
Oscar lewat film Shakespeare
in Love, Gwyneth Paltrow, dan
pebalap MotoGP, Valentino
Rossi. Majalah National
Geographic memasukkan
Taman Nasional Komodo
dalam kategori spring
adventures atau tempat wisata
yang direkomendasikan untuk
dinikmati di musim semi.
Sementara majalah mode
Vogue menempatkannya
seba­­gai sepuluh destinasi
wisata terbaik untuk
berlibur di musim panas.
“National Geographic sangat
berwibawa. Kita bangga
bahwa di Indonesia ada
Taman Nasional Komodo
yang bisa menembus top 10
destinasi terbaik sedunia. Itu
menandakan bahwa upaya kita
mempopulerkan Komodo itu
berhasil,” kata Wakil Presiden
Jusuf Kalla, melalui rilisnya,
Kamis (6/6).
Menteri Pariwisata Arief Yahya
menyatakan penghargaan
dari media terkemuka itu akan
membuat merek Wonderful
Indonesia menjadi makin tajam
di internasional. Penghargaan
ini memiliki tiga makna 3C,
yakni menaikkan confidence
(kepercayaan diri) sebagai
bangsa, mengangkat credibility
(kredibilitas) sebagai negara,
dan calibration (kalibrasi)
untuk memotret seberapa
hebat Wonderful Indonesia itu.
“Penghargaan ini menandakan
Indonesia bisa bersaing di
industri pariwisata dunia.
Pengakuan itu membuat pamor
Taman Nasional Komodo
makin mendunia,” tuturnya.
Masih ingin mencari tempat
liburan? Tanah Toraja,
Sulawesi Utara, pilihannya
 karena menawarkan nuansa
‘animist culture’. Atau, pilihlah
Kepulauan Togean, di Teluk
Tomini, Sulawesi Tengah, yang
pantas menyandang gelar ‘a
tropical paradise’. Namun, tak
mudah menjangkau Togian.
Perjalanan darat dengan
Foto (dari kiri): Dok. tanjungputingtour.com; remotelands.com; selayar-dive-resort.com;
bus dan feri dari Toraja
menghabiskan waktu tiga
hari. Kelelahan itu akan sirna
GettyImages; Endah Bayu Purnawati; youtube.com; (bawah) allswalls.com
ketika pelancong memancing,
diving, snorkeling, berenang,
berlayar, atau berjemur di atas
pasir putih yang terhampar di
hampir seluruh pantai.
Daerah penyelaman terbaik
juga ditawarkan Raja Ampat,
rangkaian empat gugusan
pulau yang berdekatan dan
berlokasi di barat bagian Kepala
Burung (vogelkoop) Pulau Papua.
“Saya rekomendasikan Raja
Ampat karena menampilkan
wisata bahari yang luar
biasa tiada duanya. Alamnya
masih alami banget dan
penduduknyaramah,” tutur
pekerja swasta yang sering
berkeliling Indonesia, Endah
Bayu Purnawati, Senin (11/9).
Lulusan Australia National
University (ANU) itu
menyebutkan salah satu
kekurangan Raja Ampat
mungkin minimnya infra­
struktur dan t­ ransportasi.
“Belum selengkap di Bali.
Masyarakat lokalnya juga
belum sepenuhnya sadar akan
potensi wisata daerahnya.
Justru banyak NGO asing yang
membantu masyarakat lokal
untuk mengelola homestay
yang memberikan pemasukan
bagi warga lokal akan wisata
Raja Ampat. Pemda nampaknya
kurang berperan untuk
memberikan pelatihan atau
penyadaran pentingnya wisata
di daerah itu,” kata wanita
berperawakan mungil itu.
Endah menyarankan agar
pemerintah pusat dan d
­ aerah,
serta masyarakat lokal dan
LSM, harus sinergi untuk
mengembangkan wisata yang
berkelanjutan. Menurut dia,
bukan hanya membangun
sarana dan prasaran namun
juga memperhatikan kearifan
lokal. “Kadang kala, membuat
homestay sederhana yang
ramah lingkungan jauh
lebih baik ketimbang
membangun banyak hotel
yang justru menyedot
sumber air bersih daerah
wisata itu. Warga lokal perlu
dilibatkan secara aktif untuk
mengelola dan menjaga
potensi wisata. Pemerintah
hanya memfasilitasi saja,”
tuturnya.
Maka, pelesirlah sesering
mungkin agar bisa membaca
lembaran-lembaran keragaman
Indonesia.
53
Lintas
Peristiwa

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi

menerima Penghargaan Subroto yang diserahkan Menteri ESDM
Ignasius Jonan. Penghargaan ini merupakan pengakuan terhadap
keberhasilan konservasi energi yang dilakukan PHE.

untuk memperingati Hari pemerintah di sektor ESDM

PHE ONWJ Raih Jadi ke-72 Pertambangan kepada masyarakat, baik
Penghargaan Subroto dan Energi. Penghargaaan individu, golongan maupun
diserahkan oleh Menteri Energi instansi, termasuk jurnalis atas

P ertamina Hulu Energi

(PHE) Offshore North
West Java (ONWJ), anak
usaha PT Pertamina Hulu
Energi, berhasil memperoleh
Penghargaan Subroto setelah
menjadi juara pertama
kategori B, Manajemen Energi
pada Industri dan Bangunan
Gedung untuk Subkategri
Inovasi Khusus Bidang Efisiensi
Energi Nasional. PHE ONWJ
mengalahkan sejumlah
perusahaan lainnya untuk
kategori tersebut pada Pekan
Pertambangan dan Energi
dan Sumber Daya Mineral
Ignatius Jonan kepada Direktur
Utama PHE R Gunung Sardjono
Hadi di Ballroom XXI, Djakarta
Theater, Rabu (27 September)
malam.
Penghargaan Subroto adalah
penghargaan yang pertama
kalinya digelar untuk para
pejuang di bidang energi
dengan mengangkat tema
“Energi Berkeadilan”. Menurut
Menteri ESDM, Penghargaan
Subroto merupakan
penganugerahan tertinggi dari
kepedulian dalam memajukan
sektor ESDM. Subroto adalah
Menteri Pertambangan dan
Energi pada 1978-1988.
Direktur Utama PHE R Gunung
Sardjono Hadi mengatakan
penghargaan
bagi PHE ONWJ adalah hal
sangat positif bagi jajaran
PHE karena depannya dapat
memacu seluruh karyawan
dan manajemen PHE dan
anak usaha untuk
meningkatkan kegiatan
konservasi energi.

54

PHE Memulai Fabrikasi
Proyek Lapangan SP
P T Pertamina Hulu Energi
(PHE) melalui anak
usahanya PHE ONWJ telah
memulai tahap Fabrikasi
Proyek Pengembangan
Lapangan Baru SP yang
ditandai dengan seremoni
First Cutting Anjungan SPA
di Handil-1 Yard, Kutai
Kartanegara, Kalimantan
Timur pada awal September
2017. R Gunung Sardjono
Hadi, Direktur Utama PHE,
mengatakan perusahaan
menganggarkan dana US$92,7
PHE ONWJ memulai tahap
pabrikasi Lapangan SP yang
diharapkan berproduksi
akhir 2018.
juta atau sekitar Rp1,22 triliun
untuk pengembangan proyek
dengan skema PSC Gross
Split ini. Dana itu dialokasikan
untuk pembangunan Anjungan
Lepas Pantai SPA, penggelaran
pipa bawah laut sepanjang 11,3
km, modifikasi Anjungan Lepas
Pantai B2C, dan pengeboran 3
sumur pengembangan.
Proyek Pengembangan
Lapangan SP seluruhnya
dilaksanakan oleh Contractor
EPCI dalam negeri, yaitu PT
Meindo Elang Indah. Lapangan
SP terletak sekitar 11 km arah
barat daya Bravo Flow Station
komplek yang difungsikan
sebagai stasiun pengumpul dari
produksi anjungan-anjungan di
sekitarnya (termasuk anjungan
SPA).
Menurut Gunung,
pengembangan Lapangan
SP diharapkan berproduksi
akhir 2018 dan diproyeksikan
mencapai puncak produksi
(peak production) gas bumi
sebesar 30 MMSCFD. Produksi
dari Lapangan SP digunakan
seluruhnya untuk kepentingan
dalam negeri sehingga dapat
menjadi pendorong roda
perekonomian industri-industri
di sekitar wilayah kerja PHE
ONWJ.
Foto: Dok. PHE
55
 Lintas
Peristiwa
Stasiun Pengumpul Batang, salah
satu fasilitas produksi minyak PHE
Siak di Rokan Hilir, Riau.
PHE Siak Bersiap
Lakukan Pemboran
Sumur Eksplorasi
Kumis
P T Pertamina Hulu Energi
(PHE) Siak, anak usaha
PT Pertamina Hulu Energi
(PHE), menargetkan bisa
menambah produksi minyak
di Blok Siak, Kabupaten Rokan
Hulu, Provinsi Riau tahun ini
melalui persiapan pengeboran
sumur Kumis pada kuartal IV
2017. Persiapan pengeboran
sumur baru sudah mencapai
tahap akhir dan diproyeksikan
November 2017 kegiatan
pengeboran sudah dimulai.
Nana Heriana, General
Foto: Dok. PHE
Manager PHE Siak-Kampar,
mengatakan sumur Kumis
diperkirakaan memiliki
56
cadangan terambil sebanyak
2.10 MMBO. Dengan
keberadaan sumur Kumis,
perusahaan akan semakin
melampaui target Work
Program & Budget (WP&B)
yang ditetapkan bersama
dengan Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan Gas (SKK Migas)
maupun RKAP perusahaan
untuk Blok Siak.
Blok Siak merupakan blok baru
yang dikelola Pertamina pada
2014 yang diambil alih dari
PT Chevron Pacific Indonesia.
Lapangan yang dikelola Blok
Siak saat ini terdiri dari dua
lapangan aktif yaitu Lapangan
Batang dan Lapangan Lindai.
Satu lapangan lainnya yaitu
Manggala South di kelola oleh
CPI. Ada beberapa lapangan
lainnya yang tidak aktif saat
ini yaitu Buaya, Tanjung
Medan, Jingga, Kelabu
dan Rintis dengan total
luas wilayah kerja sekitar
2.484 km2.
Hingga saat ini performa
dan kinerja Blok Siak
masih memenuhi
harapan karena
penurunan produksi
yang diperkirakan
mampu ditahan oleh
PHE. Menurut Nana,
pada 2014 produksi
di Blok Siak rata-rata
mencapai 1.931 Barel Oil Per
Day (BOPD). Jika berdasarkan
perhitungan decline yang
cukup tinggi karena  produksi
bisa turun mencapai  sekitar
1.780 BOPD, namun hal itu
tidak terjadi karena sejak
dioperasikan PHE, produksi di
Blok Siak pada 2016 mencapai
1.883 BOPD.
“Tahun ini sampai per Agustus
itu rata-rata produksi 1.998
BOPD itu dengan well service
dan Steam huff & Puff, padahal
target WP&B Blok Siak Tahun
2017 hanya sebesar 1.855
BOPD, sehingga realisasi
produksi sudah di atas target
yang ditetapkan. Masalah
umum kepasiran di banyak
sumur di lapangan Batang
sudah kami atasi dengan cara
modifikasi pompa Subsurface,”
katanya.
Dengan keberadaan sumur
Kumis yang saat ini dalam
tahap penyiapan site, kapasitas
produksi Blok Siak diharapkan
terus meningkat. Perusahaan
memproyeksikan sumur Kumis
bisa menyumbang minyak
sebanyak 200-300 barel.
“Dengan cadangan yang ada,
kami proyeksikan tambahan
produksi rata-rata 200-300
BOPD,” kata Nana.
PHE ONWJ Raih Asean
Energy Award 2017
P ertamina Hulu Energi (PHE)
Offshore North West Java
(ONWJ) kembali membuktikan
diri sebagai salah satu anak
usaha PT Pertamina Hulu
Energi yang reputasinya cukup
membanggakan. PHE ONWJ
menerima penghargaan
“Asean Energy Award 2017”
sebagai 1 Runner Up kategori
st
Manajemen Energi di Industri
Besar dalam lomba Asean
Best Practices Competition for
Energy Management in Buildings
and Industries. Penghargaan
diberikan secara langsung
oleh Direktur Eksekutif Asean
Center for Energy Sanjaya
Vellautham kepada Asisstant
Manager Environtment-QHSSE
Division PHE Macfhud saat
Gala Dinner dalam rangkaian
acara Asean Ministers on
Energy Meeting (AMEM)
ke-35 di Manila, Filipina, 27
September 2017.
Penghargaan tahunan “Asean
Energy Award” diberikan kepada
perusahaan-perusahaan di
Asean yang secara konsisten
dan terus menerus melakukan
praktik manajemen energi yang
menonjol dan unggul sehingga
dapat dijadikan rujukan oleh
perusahaan lain. Dewan juri
lomba menyebutkan, sedikitnya
ada lima alasan PHE ONWJ
sabagai satu-satunya penerima
penghargaan dari sektor hulu
migas se-Asean. Pertama,
dampak energi efisiensi di PHE
ONWJ seara teknis dan finansial.
Kedua, Energy Efficiency Index
PHE ONWJ yang membaik
dalam rentang 2013-2016.
Ketiga, komitmen manajemen
dan partisipasi dari pekerja
dalam implementasi rencana
dan program efisiensi energi.
PHE ONWJ mendapatkan apresiasi
sebagai salah satu perusahaan
yang berhasil dalam melaksanakan
manajemen energi.
Keempat, replicability dan
best practices program energi
efisiensi. Kelima, program yang
dilakukan dengan diperolehnya
hak patet untuk beberapa
program.
R Gunung Sardjono Hadi,
Direktur Utama PHE,
mengatakan pencapaian
membanggakan ini merupakan
hasil kerja sama dan semua
divisi terkait di PHE ONWJ
dalam manajemen energi
dengan kerangka ISO 50001
Sistem Manajemen Energi
dan dukungan signifikan dari
inovasi-inovasi terkait energi
efisiensi di berbagai bidang.
Gunung berharap, apresiasi
ini mendorong PHE ONWJ dan
anak usaha PHE lainnya dalam
memelihara dan meningkatkan
pelaksanaan manajemen energi
untuk menjadi energy efficiency
center of excellence.
Foto: Dok. PHE
57
 Lintas
Peristiwa

Direksi PHE meminta semua anak

perusahaan untuk membudayakan
lost control meeting guna
menghindari kecelakaan kerja.

mayoritas kejadian kecelakaan mitra yang ada pekerjanya

Budayakan HSSE, BOD
di wilayah operasi menimpa di wilayah operasi masing-
PHE Instruksikan Loss
pekerja alih daya (outsourcing). masing anak usaha. Jika tidak
Control Meeting
Dalam instruksinya, Direktur hadir, top management mitra
Operasi dan Produksi PHE dipanggil dan dijelaskan bahwa

D ireksi PT Pertamina Hulu

Energi (PHE) meminta
kepada seluruh general
manager anak usaha PHE
untuk membudayakan HSSE
Foto: Dok. PHE
Beni J Ibradi, meminta kegiatan
LCM dilakukan di perusahaan,
termasuk oleh anak usaha PHE.
LCM yang diadakan di
kegiatan tersebut salah satu
komitmen mitra yang sudah
dituangkan di dalam CMS. Jika
LCM berikutnya tidak hadir,
diberi peringatan tertulis dan

secara konkret dengan perusahaan dan anak tetap tidak hadir diberi black
melaksanakan loss control prusahaan PHE harus dihadiri card agar tidak bisa bekerja di
meeting (LCM). Apalagi, semua top management lingkungan PHE.

58
 Dalam LCM, dari PHE dihadiri
oleh Opcom, VP operasi dan
produksi, VP HSSE, personal
HRD dan Relations & SCM.
Untuk Anak perusahaan
PHE yang memiliki aktivitas
eksplorasi dan pengembangan,
dihadiri oleh VP eksplorasi
dan VP pengembangan.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan
tiga bulan sekali setengah
hari kerja, diatur agar tidak
bersamaan sehingga semua
LCM danak usaha bisa hadir.
Bagi anak usaha yang tidak
melaksanakan kegiatan ini,
BOD PHE menganggap top
management anak usaha tidak
peduli terhadap HSSE dan akan
dilakukan penindakan.
Taipei International Invention
Show & Technomart meru-
­pakan ajang tahunan sejak
2005 itu tahun ini diikuti
22 negara. Melalui ajang
ini diharapkan inovasi
yang ditampilkan dapat
menginspirasi dan menjadi
sarana mengakui inovasi
sebagai kekayaan intelektual.
FT-Prove Sentris berhasil
menemukan inovasi dan solusi
terbaik dalam meningkatkan
keandalan pipa alir dengan
penerapan lapisan keramik
di internal pipa alir. Solusi ini
berhasil melindungi pipa alir
dari erosi korosi sehingga
dapat memperpanjang usia
pakai pipa alir dan menjamin
keberlangsungan produksi
migas.
Inovasi penerapan lapisan
keramik di internal pipa
alir berhasil menurunkan
korosi dari sebelumnya
2,2 mmpy (tinggi) menjadi
kurang dari 0,025 mmpy
(rendah), nett value creation
senilai Rp 60,9 miliar. Selain
itu, inovasi FT-Prove Sentris
menyelamatkan produksi
sebesar 18.037,58 BOE dan
mencegah tumpahan minyak
dan polusi udara akibat gas
release.

Inovasi FT-Prove Sentris terbukti

meningkatkan keandalan pipa
FT-Prove Sentris sehingga menurunkan korosi.
Berprestasi di Luar
Negeri

F T-Prove Sentris, yang

terpilih melalui mekanisme
continous improvement program
(CIP) PT Pertamina Hulu
Energi, mewakili PT Pertamina
(Persero) berhasil meraih
Peringkat Gold dalam Taipei
International Invention Show
&Technomart 2017 di Taiwan,
28-30 September 2017. Di ajang
ini, Pertamina menyabet 11
penghargaan. FT-Prove Sentris
Foto: Dok. PHE

juga memperoleh Special Prize

dari Polandia (Polish Inventors
Association).

59