PEMBAHASAN
Setelah mendapatkan nilai absorbansi pada daun markisa, praktikan menghitung kadar
klorofil a, klorofil b, dan kadar klorofil total dari daun muda dan daun tua markisa
menggunakan rumus dari Wintermans dan de Mots (Tenzer dan Setiowati, 2016)
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada hasil praktikum yang dilakukan, kadar
klorofil total rata-rata pada daun muda markisa adalah 15,812 mg/l dengan kadar klorofil a
rata-rata adalah 5,562 mg/l dan kadar klorofil b rata-rata adalah 10,208 mg/l. Sedangkan
kadar klorofil total rata-rata pada daun tua markisa adalah 20,885 mg/l dengan kadar klorofil
a rata-rata adalah 7,194 mg/l dan kadar klorofil b rata-rata adalah 13,708 mg/l. Jika kadar
klorofil pada daun muda tersebut dibandingkan dengan kadar klorofil pada daun tua, maka
daun tua memiliki kadar klorofil yang lebih besar. Hal ini sesuai dengan literatur yang
praktikan dapatkan. Perbedaan kandungan klorofil total pada suatu tanaman diakibatkan oleh
perbedaan metabolisme yang berkaitan dengan umur, morfologi, dan faktor genetik daun
pada tanaman (Biber, 2007). Kandungan klorofil pada daun yang berumur tua lebih tinggi
daripada daun yang berumur muda karena pada daun yang berumur muda kloroplasnya aktif
membelah khususnya apabila organ yang mengandung kloroplas tertimpa cahaya,
menyebabkan daun dewasa atau tua banyak mengandung beberapa ratus kloroplas (Salisbury
dan Ross, 1995).
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, daun markisa memiliki kadar klorofil b
yang lebih banyak daripada kadar klorofil a. Kadar klorofil b pada daun markisa yang
praktikan amati adalah merupakan bentuk adaptasi fisiologis tanaman terhadap penyinaran
rendah. Meningkatnya klorofil b berdampak positif terhadap efektivitas penyerapan energi
matahari pada kondisi yang ternaungi (Sirait, 2008)
I. KESIMPULAN
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar zat terlarut
dalam suatu larutan. Prinsip kerja spektrofotometer adalah berdasarkan pada serapan
cahaya monokromatik oleh zat terlarut. Sinar monokromatik yang melewati suatu larutan
akan diabsorbsi dan menghasilkan suatu nilai absorbansi, kemudian ditransmisikan
dengan nilai transmitansi tertentu. Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4
bagian penting yaitu sumber cahaya, monokromator, kuvet, dan detektor. Berdasarkan
prinsip kerja tersebut, spektrofotometri dapat dilakukan untuk mengetahui kadar pigmen
daun dengan cara melarutkan pigmen daun pada suatu pelarut organik. Pelarut organik
yang digunakan haruslah pelarut organik yang dapat melarutkan pigmen daun dengan
maksimal, misalnya adalah alkohol 96%.
Dalam spektrofotometri, kadar klorofil daun ditentukan dengan cara menghitung nilai
absorbansi sampel, kemudian menghitung kadar klorofil a, klorofil b, dan kadar klorofil
total dengan menggunakan rumus Wintermans dan de Mots. Secara umum, kadar klorofil
pada daun tua lebih banyak daripada kadar klorofil pada daun muda. Hal ini karena pada
daun yang berumur muda kloroplasnya aktif membelah khususnya apabila organ yang
mengandung kloroplas tertimpa cahaya, menyebabkan daun dewasa atau tua banyak
mengandung kloroplas.