Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa di dunia saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang
signifikan, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang
terkena depresi, 60 juta orang terkena biopolar, 47,5 orang terkena dimensia, serta 21 juta
orang terkena skizofrenia. Dengan berbagai keanekaragaman seperti faktor biologis,
psikologis, dan sosial, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus meningkat yang dapat
berdampak pada pertambahan beban negara dan produktivitas manusia dalam jangka panjang
(Kemenkes, 2016)

Gangguan jiwa bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, untuk
menentukan penyebab gangguan jiwa juga bukanlah hal yang mudah, ada banyak faktor yang
mempengaruhinya. Gangguan jiwa bukan hanya berdampak pada penderitanya, tetapi juga
bagi orang-orang yang terdekat dengan penderita, salah satunya yaitu keluarga. Perilaku dan
intensi yang positif dalam keluarga adalah salah satu usaha untuk mengurangi angka
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa, karena keluarga merupakan bagian dari tim
pengobatan dan pemulihan bagi pasien. Peran dan dukungan keluarga tidak hanya dilakukan
di rumah, tetapi selama dilakukan perawatan di rumah sakit keluarga diharapkan dapat
memeberikan dukungan dalam meningkatkan optimalisasi kesembuhan pasien.

Keluarga memiliki peran terhadap proses kesembuhan pasien gangguan jiwa,


diantaranya yaitu: memberikan bantuan utama terhadap penderita gangguan jiwa,
memberikan pemahaman tentang berbagai gejala-gejala sakit jiwa yang dialami oleh
penderita, membantu dalam aspek administrasi dan finansial selama proses pengobatan. Oleh
karena itu hal yang harus dilakukan oleh keluarga salah satunya adalah memberikan
dukungan, perilaku positif, dan menerima apa yang sedang dialami oleh penderita serta
bagaimana kondisi kesehatan penderita dapat dipertahankan setelah dinyatakan sehat oleh
tenaga psikolog, psikiater, neurolog, dokter, ahli gizi, dan terapis sehingga penderita dapat
kembali menjalani hidup bersama keluarga dan masyarakat sekitar (Salahuddin, 2009).

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian halusinasi ?


2. Apakah penyebab halusinasi ?
3. Apakah tingkatan halusinasi ?
4. Apakah tipe halusinasi ?
5. Apakah efek dari halusinasi ?
6. Apakah faktor predisposisi halusinasi ?
7. Bagaimana pohon masalah ?
8. Apakah fase-fase halusinasi ?
9. Bagaimana rentang respon halusinasi ?
10. Bagaimana penatalaksanaan halusinasi ?
11. Bagaimana asuhan keperawatan halusuinasi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan


gangguan Persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Menur
Surabaya, yang meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, merencanakan dan
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk menjelaskan pengertian halusinasi


2. Untuk menjelaskan penyebab halusinasi
3. Untuk menjelaskan tingkat halusinasi
4. Untuk menjelaskan tipe halusinasi
5. Untuk menjelaskan efek dari halusinasi
6. Untuk menjelaskan faktor predisposisi halusinasi
7. Untuk menjelaskan fase-fase halusinasi
8. Untuk menjelaskan rentang respon halusinasi
9. Untuk menjelaskan pohon masalah
10. Untuk menjelaskan penatalaksanaan halusinasi
11. Untuk menjelaskan asuhan keperawatan halusuinasi

2
1.4 Manfaat

1. Penulis, dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang telah


dilakukan.
2. Penderita, dapat memaksimalkan kemampuannya untuk dapat mengendalikan jiwanya
sehingga dapat sembuh dari gangguann jiwanya.
3. Rumah sakit jiwa, asuhan keperawatan ini dapat di jadikan sebagai salah satu bahan
acuan dalam menentukan kebijakan operasional rumah sakit jiwa agar mutu
pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan,.
4. Pembaca hasil asuhan keperawatan ini swemoga dapat menambah pengetahuan dan
masukan dalam mengembangkan ilmu keperwatan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai