PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, bayi dan balita di
Indonesia perlu adanya pendekatan dan memperluas jangkauan pelayanan
kesehatan masyarakat dengan adanya penempatan bidan terutama daerah
yang jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan yang
bersifat promotif, preventif dengan tidak mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif sesuai dengan kewenangan dan harus mampu menggerakkan
peran serta masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sesuai dengan kebijakan safe mother hood dan prinsip primary health care.
Peran tenanga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan KIA/KB dan kesehatan wanita sepanjang siklus
kehidupannya baik di Institusi rumah sakit yang bersifat promotif dan
preventif serta mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan ibu dan anak dan KB sesuai dengan prinsip PHC. Dalam rangka
mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam
melaksanakan tugas seperti yang diharapkan diatas maka perlu dikiranya
memberi kesempatan serta pengalaman belajar yang terarah dan terpadu
kepada mahasiswa untuk melakukan asuhan komunitas kebidanan di
pedesaaan dengan menggunakan pendekatan pengembangan Kesehatan
Masyarakat Desa(PKMD).
Untuk itu, mahasiswa program studi sarjana terapan kebidanan
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA melakukan survey
langsung dimasyarakat dengan menggunakan asuhan kebidanan komunitas
serta melakukan pendataan secara langsung untuk mengetahui status
kesehatan masyarakat, yang dilakukan di Desa Parahangan Kecamatan
Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau yang terdiri dari 3 RT yaitu RT,
01, 02 dan 03 di wilayah Desa Parahangan sejak tanggal 28 Oktober 2019
sampai tanggal 12 November 2019.
Asuhan kebidanan keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas
dimana pelayanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak didalam keluarga dan
masyarakat supaya keluarga selalu berada dalam kondisi kesehatan yang
optimal yang menjadi sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan kebidanan yang melibatkan peran serta masyarakat
dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB serta kesehatan wanita
sepanjang daur kehidupan
2. Tujuan Khusus
a. Dilaksanakannya pendidikan kesehatan individu dan kelompok di
masyarakat
b. Dilaksanakannya asuhan kebidanan pada keluarga yang mempunyai
permasalahan atau terdapat kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita,
anak pra sekolah , kb, gangguan reproduksi, remaja dan lansia
c. Dilaksanakannya program kesehatan yang terkait dengan upaya
peningkatan status kesehatan ibu dan anak
d. Disusunnya perencanaan dan melaksanakan dan mengevaluasi
pemberdayaan pada individu, keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita
e. Dikelolanya kegiatan kebidanan pada unit puskesmas, pustu, polindes,
PMB
f. Dirancangnya upaya kemitraan dengan masyarakat
C. Kompetensi Praktek
Dalam kompetensi praktek ini kelompok menentukan sasaran pada Ibu
hamil dan ibu menyusui yang berada di desa Parahangan dengan Materi
Pentingnya Asi Ekslusif agar ibu2 desa parahangan dapat memberikan
Bayinya Asi Ekslusif Selama 6 bulan hingga usia 2 tahun
D. Waktu Dan Tempat
1. Waktu : 10 November 2019
2. Tempat : Posyandu Harapan Maju Desa Parahangan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Komunitas
Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga. Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial
yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat
yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu keluarga
kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer,sekunder
dan tersier, oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan
perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong
semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan
nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth,2013)
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan
yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah
(lisensi) untuk melakukan praktik kebidanan. Bidan komunitas adalah bidan
yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak
balita didalam keluarga dan masyarakat.
B. ASI Ekslusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein,lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Haryono dan
Setianingsih, 2014). Pada usia 6 bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan
ASI saja atau dikenal dengan sebutan ASI eksklusif (Maryunani, 2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6 bulan tanpa
pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh,
air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur
susu, biskuit, dan nasi tim (Haryono dan Setianingsih, 2014) Pemberian
makanan yang baik dan tepat pada bayi sejak lahir hingga usiadua (2) tahun
merupakan salah satu upaya mendasar untuk mencapai kualitas pertumbuhan
dan perkembangan bayi serta untuk memenuhi hak bayi atas ASI. Pola
pemberian makan pada bayi lahir sampai 2 tahun yang di rekomendasikan
dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding adalah sebagai berikut :
(1) Inisiasi Menyusu Dini, (2) Menyusui secara ekslusif selama 6 bulan, (3)
MP-ASI diberikan mulai bayi berumur 6 bulan; dan (4) tetap menyusui
hingga anak berusia 24 bulan atau lebih (Kemenkes RI, 2014).
Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi, imunitas dan
memelihara emosional secara optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Tidak ada susu buatan (Susu Formula) yang dapat menyamai ASI baik
dalam hal kandungan nutrisi, faktor pertumbuhan, hormon dan terutama
imunitas. Karena imunitas bayi hanya bisa didapatkan dari ASI. (Kemenkes
RI, 2014).
1. Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi
dan diit ibu. Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah kolostrom, ASI
transisi/peralihan dan ASI matur (Fikawati dkk, 2015).
a. Kolostrom Cairan pertama kali yang keluar dari kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam
alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa
puerperium.Kolostrom keluar pada hari pertama sampai hari keempat
pasca persalinan.Cairan ini mempunyai viskositas kental, lengket dan
berwarna kekuning-kuningan. Cairan kolostrom mengandung tinggi
protein, mineral garam,vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi
yang tinggi dibandingkan dengan ASI matur.
Selain itu, kolostrom rendah lemak dan laktosa.Protein utamanya adalah
immunoglobulin (IgG, IgA, IgM) berguna sebagai antibodi untuk
mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Volume
kolostrom antara 150-300 ml/24 jam. Meskipun kolostrom hanya sedikit
volumenya, tetapi volume tersebut mendekati kapasitas lambung bayi
yang berusia 1-2 hari. Kolostrom berfungsi sebagai pencahar ideal yang
dapat mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir
dan mempersiapkan kondisi saluran pencernaan agar siap menerima
makanan yang akan datang (Nugroho, 2011).
b. ASI Peralihan
Merupakan peralihan dari kolostrom sampai menjadi ASI
matur.ASI peralihan keluar sejak hari ke 4-10 pasca persalinan.Volumenya
bertambah banyak dan ada perubahan warna dan komposisinya. Kadar
immunoglobulin menurun, sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat
(Nugroho, 2011) repository.unimus.ac.id 10
c. ASI Matur
ASI yang keluar dari hari ke 10 pasca persalinan sampai
seterusnya.Komposisi relative konstan (adapula yang menyatakan bahwa
komposisi ASI relative mulai konstan pada minggu ke 3 sampai minggu
ke 5), tidak mudah menggumpal bila dipanaskan.ASI pada fase ini yang
keluar pertama kali atau pada 5 menit pertama disebut sebagai foremilk.
Foremilk lebih encer, kandungan lemaknya lebih rendah namun tinggi
laktosa, gula protein, mineral dan air (Nugroho, 2011).
Selanjutnya setelah foremilk yang keluar adalah hindmilk. Hindmilk
kaya akan lemak dan nutrisi sehingga membuat bayi merasa lebih cepat
kenyang. Bayi akan lebih lengkap kecukupan nutrisinya bila mendapatkan
keduanya yaitu foremilk maupun hindmilk (Nugroho, 2011).
2. Manfaat ASI
Memberikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi merupakan awal
langkah untuk membangun manusia Indonesia yang sehat dan cerdas di
masa depan (Fikawati dkk, 2015). ASI mengandung nutrisi atau zat gizi
yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
(Maryunani, 2010).
Kandungan gizi nya yang sesuai kebutuhan bayi menjadikan ASI
dapat mencegah maloklusi / kerusakan gigi (Fikawati dkk, 2015). ASI
selalu bersih dan bebas kontaminasi (Haryono dan Setianingsih, 2014).
Lain halnya dengan pemberian susu formula pada bayi, harus
mempersiapkan, membersihkan botol dan meracik dalam botol. ASI selalu
berada pada suhu yang tepat yaitu mengikuti suhu tubuh ibu antara 37-39
0C, ASI dapat diberikan secara on demand tergantung kebutuhan dan
permintaan bayi.ASI tidak menyebabkan alergi dan menurunkan risiko
kematian neonatal. Pemberian ASI eksklusif pada bayi akan mencegah
anak sering sakit. Anak sakit akan menambah pengeluaran keluarga untuk
membawanya ke pelayanan kesehatan. Pemberian ASI eksklusif
merupakan upaya promotif dan preventif dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Program pemberian ASI eksklusif perlu menjadi
agenda utama yang harus didukung karena dapat menghemat biaya
kesehatan secara signifikan (Fikawati dkk, 2015).
Makanan dan minuman selain ASI yang diberikan pada bayi menjadi
perantara masuknya bakteri dan virus ke tubuh bayi.Angka morbiditas dan
mortalitas penyakit diare akibat infeksi meningkat setelah bayi.
D. Evaluasi
1. Penyuluhan tentang ASI Ekslusif dan Cara Perawatan Payudara
(Breast Care)l yang diberikan pada ibu hamil dan ibu menyusui pada
tanggal 10 November 2019 di rumah pukesmas pembantu desa
parahangan pada pukul 16.00 WIB-Selesai yang dilakukan oleh
penulis dengan hasil ibu hamil mengerti dan memahami tentang ASI
Ekslusif dan Perawatan Payudara.
.
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari hasil analisa data selama melakukan pengkajian, terdapat prioritas
masalah sebagai berikut:
Kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara selama masa
kehamilan dan menyusui
SARAN
1. Puskesmas dan bidan desa
Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti
kegiatan yang telah dilaksanakan
2. Masyarakat
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan
kesehatan melalui upaya promotif dan preventif
3. Mahasiswa
Agar secara proaktif meningkatkan keterampilan dan wawasan dalam
memberikan asuhan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA