Anda di halaman 1dari 20

HUKUM ISTRI SEBAGAI WANITA KARIER

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata
Kuliah Fiqih Kontemporer Jurusan Tarbiyah
Prodi Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh:

Kelompok 11
1. Rahmat Adnan Lira
Nim. 02181146
2. Wilda Sabir
Nim. 02181148

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BONE 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Saw, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada penyusun sehingga penyusun mampu menyelesaikan
makalah “Hukum Istri Sebagai Wanita Pekerja/Wanita Karrier”, Pada Mata Kuliah
Fiqih Kontenporer.
Karena minimnya pengetahuan dan juga pengalaman kami, dengan ini kami
sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Demi kesempurnaan,
kami sangat berharap saran dan kritik yang bersifat membangun agar kami mampu
meningkatkan kualitas dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Watampone, 09 November, 2019

Penyusun

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam


aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang
dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang
diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja
adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja
mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada
akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Namun demikian di balik
tujuan yang tidak langsung tersebut orang bekerja untuk mendapatkan imbalan
yang berupa upah atau gaji dari hasil kerjanya itu. Jadi pada hakikatnya orang
bekerja, tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi juga
bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Mungkin kita sudah pernah mendengarkan perkataan mengenai Wanita


Karier, bahkan mungkin kita mendengar perkataan itu hampir setiap hari. Wanita
Karier adalah wanita yang aktifitas hariannya disibukkan dengan pekerjaan yang
melibatkan dirinya dengan perkantoran, instansi dan semacamnya, atau dengan
kata lain, wanita yang bekerja di luar rumah. Bukan tanpa alasan sebagaian
wanita menyibukkan dirinya dengan pekerjaan di luar rumah. Mereka memiliki
kebutuhan yang harus terpenuhi, namun tidak jarang diantara mereka ada yang
menjadikan pekerjaan sebagai hobby atau cuma untuk mencari kesenangan
belaka.

ii
iii

Hal demikian yang menyebabkan banyak dari golongan ulama Fiqh


Kontenporer untuk menyelidiki dan menyimpulkan tentang hukum wanita karier.
Mungkin dilihat dari kondisi pada zaman nabi, wanita yang bekerja di luar rumah
memang sudah ada, namun berbeda kasus dengan keadaan dan kondisi zaman
sekarang. Kebanyakan wanita pada zaman Nabi di tempatkan oleh suaminya di
dalam rumah dan itu tentu sangat berbeda dengan perkembangan zaman sekarang.
Kebutuhan yang semakin meningkat seiring meningkatnya harga dan nilai
ekonomi barang pokok yang menyebabkan banyaknya wanita yang memilih
menjadi wanita karier.

Untuk itu ulama mengeluarkan berbagai pendapat mengenai wanita karier.


Ada pendapat yang membolehkan dan ada juga pendapat yang melarang wanita
bekerja di luar rumah. Dan untuk megetahui lebih dalam hal-hal mengenai Wanita
Karier, membaca makalah ini merupakan salah satu solusi untuk mendapat
pengetahuan mengenai Wanita Karier.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Wanita Karier
2. Apa Faktor-Faktor Pendorong Wanita Bekerja Di Luar Rumah
3. Apa Hukum Wanita Karier Dalam Islam
4. Apa Saja Syarat Wanita Bekerja Di Luar Rumah
5. Apa Saja Pekerjaan Yang Cocok Bagi Muslimah

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Wanita Karier
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Pendorong Wanita Bekerja Di Luar
Rumah
3. Untuk Mengetahui Apa Hukum Wanita Karier Dalam Islam
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Syarat Wanita Bekerja Di Luar Rumah
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Pekerjaan Yang Cocok Bagi Muslimah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WANITA KARIER

Wanita yang disibukan dengan bekerja diluar rumah sering di istilahkan


dengan wanita karier. Istilah “karier” dari segi bahasa adalah sebuah istilah yang
tidak hanya mencakup keikutsertaan pada lapangan kerja tetapi lebih merupakan
kesukaan atau ketertarikan pada pekerjaan upahan dalam waktu lama, atau paling
tidak mendambakan kemajuan dan peningkatan dalam waktu tertentu. Secara
Definisi Wanita Karir bermakna :1

1. Seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius


2. Perempuan yang memiliki karier atau yang menganggap kehidupan kerjanya
secara serius (mengalahkan sisi kehidupan lain)
3. Wanita yang berkecimpung dalam dunia profesi (usaha,, perkantoran dsb)
4. Wanita karier adalah wanita yang mampu mengelola hidupnya secara
menyenangkan atau memuaskan baik di dalam kehidupan profesionalnya
(pekerjaan dikantor) maupun dalam membina rumah tangganya

Secara lebih jelas wanita karier adalah wanita yang menekuni dan
mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif
lama, untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Untuk
berkarier berarti harus menekuni profesi tertentu yang membutuhkan kemampuan
dan keahlian. Wanita Karir berarti wanita yang memiliki pekerjaan dan mandiri
finansial baik kerja pada orang lain atau punya usaha sendiri. Ia identik dengan
wanita pintar dan perempuan modern. Label ini bisa positif tapi juga negatif
tergantung bagaimana dia bisa membawa diri secara agama dan sosial.

1
Wakirin, Wanita Karir Dalam Perspektif Islam, Jurnal Pendidikan Islam Al I‟Tibar,
(Vol.4 No.1), 2017, Hal 3

1
2

Menjadi wanita karir konvensional dalam arti wanita yang bekerja di luar
rumah dan meniti karir sampai puncak adalah “mudah” Asal memiliki kecakapan
yang cukup plus kemampuan “lobi” yang baik, tujuan itu akan tercapai.2

B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG WANITA BEKERJA DI LUAR


RUMAH

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang wanita untuk bekerja di


luar rumah. Di antara faktor-faktor yang mendorong atau memotivasi seorang
wanita untuk bekerja atau berkarir di luar rumah antara lain:3

1. Unsur Pendidikan

Banyak di antara para wanita karir yang bekerja bukan karena dorongan
faktor ekonomi semata, karena suami mereka berpenghasilan lebih dari cukup dan
mempunyai pekerjan tetap, tetapi lebih karena didorong faktor keinginan
mempraktekkan dan memanfaatkan ilmu yang telah diperjuangkan selama
bertahun-tahun di perguruan tinggi. Hal itu,disebabkan oleh struktur pola wanita
berubah sama cepatnya dengan perubahan dan perkembangan ilmu dan teknologi,
baik bentuk penampilan maupun aktivitasnya. Semangat emansipasi wanita harus
mendapat tempat yang seimbang di tegah hiruk pikuknya peradaban Indonesia
dewasa ini. Dan kontribusi wanita yang besar itu merupakan konsekuensi logis
hasil pendidikan. Dengan kata lain, banyaknya kaum wanita yang mengenyam
pendidikan, kaum wanita menjadi lebih mampu dan lebih menguasai berbagai
bidang (lapangan kerja) dan tidak sedikit di antara mereka yang juga
menekuninya sebagai sebuah profesi atau karir, sehingga pada akhirnya
menjadikan mereka mandiri dari segi ekonomi. Di samping itu ada pendapat yang
mengatakan bahwa pendidikan agaknya masih menjadi modal utama untuk
2
Wakirin, Wanita Karir Dalam Perspektif Islam, Hal 4
3
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Jurnal Al-Maiyyah, (Vol 07 No. 2),
2014, Hal 178.
3

merebut peluang kerja. Dan pendidikan berkorelasi dengan pendapatan, karena


pedidikan mampu meningkatkan insentif atau opportunity cost of economic in
activity.4

2. Unsur Ekonomi

Kerap kebutuhan rumah tangga yang begitu besar dan mendesak,


membuat suami dan istri harus bekerja untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Terlebih lagi pada saat sekarang, di mana harga barang dan biaya hidup
menjadi semakin tinggi, membuat sang istri tidak punya pilihan lain kecuali ikut
mencari pekerjaan di luar rumah, meskipun "hati" nya tidak ingin bekerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukanti Suryochondro mengenai alasan atau
motivasi mengapa seorang wanita (istri) memilih untuk bekerja dan berkarir di
luar rumah adalah sebagai berikut, ternyata mayoritas wanita bekerja untuk
menambah penghasilan keluarga, yaitu 95% dari golongan bawah dan 62,5% dari
golongan menengah. Jadi alasan utama mereka untuk bekerja adalah karena faktor
ekonomi, khususnya ekonomi keluarga. Sejumlah kecil di antara responden
menyebut alasan "untuk mempunyai penghasilan sendiri", yang menunjukkan
keinginan untuk mandiri (golongan menengah 7,5% dan golongan bawah 2,5% ).
Ada beberapa jawaban lain yang hanya dikemukakan oleh golongan menengah,
yaitu "memanfaatkan ilmu" (17,5%), "mewujudkan cita-cita (2,5%), dan "senang
bekerja karena merupakan hobby" (5%). Keadaan ekonomi yang lebih mantap
dalam golongan menengah mungkin memberi peluang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan lain selain kebutuhan pokok.

Islam tidak pernah melarang seorang istri ikut membantu suaminya dalam
mencari nafkah. Dan walaupun istri juga dibolehkan turut mencari nafkah, peran
seorang istri hanya untuk membantu. Kewajiban suamilah untuk menghidupi

4
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Hal 179
4

keluarganya. Akan tetapi dalam keadaan darurat, istri boleh-boleh saja tampil dan
berperan sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah, mengingat
adanya anjuran dalam agama tentang kewajiban seorang muslim untuk menolong
dan membantu muslim lainnya. Bekerjanya sang ibu, berarti sumber pemasukan
keluarga tidak hanya satu, melainkan dua. Dengan demikian, pasangan tersebut
dapat mengupayakan kualitas hidup yang lebih baik untuk keluarga, seperti dalam
hal gizi, pendidikan, tempat tinggal, sandang, liburan dan hiburan, serta fasilitas
kesehatan.5

3. Unsur Sosial

Tuntutan zaman menyebabkan wanita yang meninggalkan keluarga untuk


bekerja semakin menonjol. Seringkali bukan semata-mata untuk mencukupi
kebutuhan hidup saja wanita harus bekerja, tetapi juga didorong oleh faktor-faktor
lainnya seperti untuk meningkatkan status sosial. Seperti halnya pria yang ingin
dihormati dan diakui status dan kedudukannya baik di lingkungan keluarga
maupun di dalam masyarakat, wanita pun memiliki hasrat yang sama untuk
diakui. Dan dengan semakin tingginya jabatan atau kedudukan seorang wanita
karir di tempat dia bekerja, akan semakin meningkatkan status sosial,
penghargaan serta penghormatan masyarakat terhadap dirinya.

Setiap manusia, termasuk para ibu, mempunyai kebutuhan untuk menjalin


relasi sosial dengan orang lain. Dengan bekerja, seorang wanita juga dapat
memenuhi kebutuhan akan "kebersamaan" dan untuk menjadi bagian dari suatu
komunitas. Bagaimana pun juga, sosialisasi penting bagi setiap orang untuk
mempunyai wawasan dan cara berpikir yang luas untuk meningkatkan
kemampuan empati dan kepekaan sosial, dan yang terpenting untuk dapat menjadi
tempat pengalihan energi secara positif, dari berbagai masalah yang menimbulkan
tekanan atau stress, entah masalah yang sedang dialami dengan suami, anak-anak

5
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Hal 180
5

maupun dalam pekerjaan. Dengan sejenak bertemu dengan rekan-rekan, mereka


dapat saling sharing, berbagi perasaan, pandangan dan solusi.6

4. Kebutuhan aktualisasi diri

Selain karena dorongan faktor ekonomi, keberadaan wanita karir juga


dimotivasi oleh kebutuhan aktualisasi diri, keinginan mempraktekkan dan
memanfaatkan ilmu yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun di
perguruan tinggi. Abraham Maslow mengembangkan teori hirarki kebutuhan,
yang salah satunya mengungkapkan bahwa manusia mempunyai kebutuhan akan
aktualisasi diri, dan menemukan makna hidupnya melalui aktivitas yang
dijalaninya. Bekerja adalah salah satu sarana atau jalan yang dapat dipergunakan
oleh manusia dalam menemukan makna hidupnya. Dengan berkarya, berkreasi,
mencipta, mengekspresikan diri, mengembangkan diri dan orang lain,
membagikan ilmu dan pengalaman, menemukan sesuatu, menghasilkan sesuatu,
serta mendapatkan penghargaan, penerimaan, prestasi - adalah bagian dari proses
penemuan dan pencapaian kepenuhan diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri
melalui profesi atau pun karir, merupakan salah satu pilihan yang banyak diambil
oleh para wanita di jaman sekarang ini - terutama dengan makin terbukanya
kesempatan yang sama pada wanita untuk meraih jenjang karir yang tinggi.

Seorang wanita yang bekerja (berkarir) dapat mengekspresikan dirinya,


dengan cara yang kreatif dan produktif, untuk menghasilkan sesuatu dan
mendatangkan kebanggaan terhadap dirinya, terutama jika prestasinya tersebut
mendapatkan penghargaan dan umpan balik yang positif. Wanita berusaha
menemukan arti dan identitas dirinya dan pencapaian tersebut mendatangkan rasa
percaya diri dan kebahagiaan. Toto Tasmara mengatakan bahwa bekerja adalah
fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas manusia, sehingga bekerja

6
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Hal 181
6

yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman tauhid, bukan saja menunjukkan fitrah
seorang muslim, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba
Allah, yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya mensyukuri
kenikmatan Allah.7

C. HUKUM WANITA KARIER DALAM ISLAM

Menurut hukum Islam, wanita berhak memiliki harta dan membelanjakan,


menggunakan, menyewakan menjual atau menggadaikan atau menyewakan
hartanya. Mengenai hak wanita karir atau wanita yang bekerja diluar rumah, harus
ditegaskan sebelumnya bahwa Islam memandang wanita karena peran dan
tugasnya dalam masyarakat sebagai ibu dan isteri sebagai peran yang mulia.
Tidak ada pembantu atau asisten tumah tangga yang dapat merawat anak dan
menggantikan ibunya dalam tugas mendidik dan membesarkannya. Adapun
seorang wanita juga memiliki kewajiban pada suaminya untuk mengurus dirinya,
rumah tangga dan anak-anak. Islam juga menganjurkan wanita untuk tetap tinggal
dalam rumah sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :

َ ‫عةَ ۚ َو‬
‫علَى‬ َ ‫ضا‬ َّ ‫املَي ِْن ۖ ِل َم ْن أ َ َرادَ أ َ ْن يُتِ َّم‬
َ ‫الر‬ ِ ‫َو ْال َوا ِلدَاتُ ي ُْر‬
ِ ‫ض ْعنَ أَ ْو ََلدَ ُه َّن َح ْولَي ِْن َك‬

‫ار‬ َ ُ ‫س إِ ََّل ُو ْس َع َها ۚ ََل ت‬


َّ ‫ض‬ ٌ ‫ف نَ ْف‬ ِ ‫ْال َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُه َّن َو ِكس َْوت ُ ُه َّن بِ ْال َم ْع ُر‬
ُ َّ‫وف ۚ ََل ت ُ َكل‬

‫َصاَل‬ ِ ‫علَى ْال َو ِار‬


َ ِ‫ِث ِمْثْ ُُل َٰذَ ِل ََك َفَِإ ِ ْن أ َ َرادَا َف‬ َ ‫َوا ِلدَة ٌ ِب َولَ ِدهَا َو ََل َم ْولُودٌ لَهُ ِب َولَ ِد ِه ۚ َو‬

‫ضعُوا أ َ ْو ََلدَ ُك ْم‬


ِ ‫علَ ْي ِه َما َو ِإ ْن أ َ َر ْدت ُ ْم أ َ ْن ت َ ْست َ ْر‬
َ ‫َاو ٍر َفَ ََل ُجنَا َح‬
ُ ‫اض ِم ْن ُه َما َوتَش‬
ٍ ‫ع ْن ت َ َر‬
َ

َّ ‫َّللا َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬


َ‫َّللا‬ ِ ‫سلَّ ْمت ُ ْم َما آتَ ْيت ُ ْم بِ ْال َم ْع ُر‬
َ َّ ‫وف َواتَّقُوا‬ َ ‫ع َل ْي ُك ْم إَِٰذَا‬
َ ‫َفَ ََل ُجنَا َح‬

‫ير‬ ِ َ‫ِب َما ت َ ْع َملُونَ ب‬


ٌ ‫َص‬

7
Asriaty, Wanita Karir Dalam Pandangan Islam, Hal 182.
7

Terjemahan:“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua


tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum
dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa
atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan. (Q.s. Al-Baqarah [2]: 233)

َّ ‫َوقَ ْرنَ َفِي بُيُوتِ ُك َّن َو ََل تَبَ َّر ْجنَ تَبَ ُّر َج ْال َجا ِه ِليَّ ِة ْاْلُولَى ۖ َوأَقِ ْمنَ ال‬
َّ َ‫َص ََلة َ َوآتِين‬
َ ‫الز َكاة‬

ِ ‫س أ َ ْه َُل ْال َب ْي‬


‫ت‬ ِ ‫ع ْن ُك ُم‬
َ ‫الر ْج‬ َ ‫َّللاُ ِليُ ْذ ِه‬
َ ‫ب‬ َّ ُ ‫سولَهُ ۚ ِإنَّ َما ي ُِريد‬ َّ َ‫َوأ َ ِط ْعن‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬

ْ َ ‫ط ِه َر ُك ْم ت‬
‫ط ِهيرا‬ َ ُ‫َوي‬

Terjemahannya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah


kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul
bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (Al-Ahzab ayat 33)

1. Alasan Yang Melarang Wanita Menjadi Wanita Karier

Menurut ulama yang berpendapat seperti ini, pada dasarnya hukum karier
wanita di luar rumah adalah terlarang, karena dengan bekerja diluar rumah maka
akan ada banyak kewajiban dia yang harus ditinggalkan. Misalnya melayani
keperluan suami, mengurusi dan mendidik anak serta hal lainnya yang menjadi
tugas dan kewajiban seorang istri dan ibu. Padahal semua kewajiban ini sangat
8

melelahkan yang membutuhkan perhatian khusus. Semua kewajiban ini tidak


mungkin terpenuhi kecuali kalau seorang wanita tersebut memberi perhatian
khusus padanya.

Larangan ini didasarkan bahwa suami diwajibkan untuk membimbing


istrinya pada jalan kebaikan sedang istri diwajibkan mentaatinya. Begitu pula
dengan hal dunia laki-laki dan wanita, maka Islam menjadikan laki-laki diluar
rumah untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Disisi lainnya, tempat wanita
dijadikan di dalam rumah untuk mengurusi anak, mendidiknya, mempersiapkan
keperluan suami serta urusan rumah tangga dan lainnya.8

2. Alasan yang Memperbolehkan Wanita Menjadi Wanita Karir

Adapun ulama fiqih menyatakan ada dua alasan dimana seorang wanita
diperbolehkan untuk bekerja diluar rumah dan mencari nafkah, apabila
berdasarkan pada alasan berikut

a. Rumah tangga memerlukan kebutuhan pokok yang mengharuskan wanita


bekerja
Misalnya karena suaminya atau orang tuanya meninggal dunia atau
keluarganya sudah tidak bisa memberi nafkah karena sakit atau lainnya,
sedangkan negara tidak memberikan jaminan pada keluarga.
b. Tenaga wanita tersebut dibutuhkan oleh masyarakat
Hal yang menunjukkan hal ini adalah bahwa di zaman Rosulullah ada
para wanita yang bertugas membantu kelahiran, semacam bidan pada saat ini.
Juga saat itu ada wanita yang mengkhitan anak-anak wanita. Dan yang dhohir
bahwa perkerjaan ini mereka lakukan diluar rumah. Pada zaman ini bisa
ditambahkan yaitu dokter wanita spesialis kandungan, perawat saat bersalin,
tenaga pengajar yang khusus mengajar wanita dan yang sejenisnya.Diantara

8
Wakirin, Wanita Karir Dalam Perspektif Islam, Hal 7.
9

pekerjaan wanita yang ada pada zaman Rosululloh adalah apa yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu „anhu berkata : “Rasululloh
shallallahu „alaihi wa sallam berperang bersama Ummu Sulaim dan beberapa
wanita anshor, maka mereka memberi minum dan mengobati orang yang
terluka.9
D. SYARAT WANITA BEKERJA DI LUAR RUMAH

Seorang wanita dapat meninggalkan rumahnya untuk bekerja apabila ia


memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1. Menutup aurat
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini wanita memiliki
kewajiban untuk menutupi seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak
tangan.10 An-Nur(24):31.

ْ ‫ار ِه َّن َو َي ْح َف‬


‫ظنَ َفُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزي َنت َ ُه َّن‬ َ ‫ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب‬
ِ ‫َص‬ ِ ‫َوقُ ُْل ِل ْل ُمؤْ ِمنَا‬
ُ ‫ت َي ْغ‬

َ ‫ظ َه َر ِم ْن َها ۖ َو ْليَض ِْربْنَ ِب ُخ ُم ِر ِه َّن‬


‫علَى ُجيُو ِب ِه َّن ۖ َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَتَ ُه َّن ِإ ََّل ِلبُعُو‬ َ ‫ِإ ََّل َما‬

‫َاء بُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو ِإ ْخ َوا ِن ِه َّن أ َ ْو َب ِني‬


ِ ‫اء بُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو أَ ْبنَا ِئ ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبن‬
ِ ‫لَ ِت ِه َّن أ َ ْو آ َبا ِئ ِه َّن أ َ ْو آ َب‬

‫ت أ َ ْي َمانُ ُه َّن أ َ ِو التَّابِعِينَ َغ ْي ِر أُو ِلي‬


ْ ‫سا ِئ ِه َّن أَ ْو َما َملَ َك‬
َ ِ‫إِ ْخ َوا ِن ِه َّن أ َ ْو َبنِي أَخ ََواتِ ِه َّن أ َ ْو ن‬

َ‫اء ۖ َو ََل َيض ِْربْن‬


ِ ‫س‬َ ِ‫ت الن‬ َ ‫علَى‬
ِ ‫ع ْو َرا‬ ْ ‫الط ْف ُِل الَّذِينَ لَ ْم َي‬
َ ‫ظ َه ُروا‬ ِ ‫الر َجا ِل أ َ ِو‬ ِْ
ِ َ‫اْل ْر َب ِة ِمن‬

َ‫َّللاِ َج ِميعا أَيُّهَ ْال ُمؤْ ِمنُون‬


َّ ‫بِأ َ ْر ُج ِل ِه َّن ِليُ ْعلَ َم َما ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَ ِت ِه َّن ۚ َوت ُوبُوا إِلَى‬

9
Wakirin, Wanita Karir Dalam Perspektif Islam, Hal 9.
10
Nova Yanti Maleha, Pandangan Islam Tentang Pilihan Kehidupan Wanita Karir, An
Nisa’a: Jurnal Kajian Gender Dan Anak, (Vol 13, No. 01), 2018, Hal 104.
10

َ‫لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬

Terjemahannya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah


mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.

2. Menghindari Campur baur dengan pria

Adapun jika seorang wanita bekerja diluar rumah, ia disarankan untuk


menghindari tempat dimana pria dan wanita berbaur. Hal ini bertujuan untuk
menjaga wanita dari fitnah. Wanita yang bekerja di luar rumah rentan
mengalami godaan dan dapat menyebabkan perselingkuhan dalam rumah
tangga.

3. Mendapat izin dari walinya.

Wali adalah kerabat seorang wanita yang mencakup


sisi nasabiyah (garis keturunan), sisi sababiyah (tali pernikahan, yaitu suami),
sisi ulul arham (kerabat jauh, yaitu saudara laki-laki seibu dan paman kandung
dari pihak ibu serta keturunan laki-laki dari keduanya), dan sisi pemimpin
11

(yaitu hakim dalam pernikahan atau yang mempunyai wewenang seperti


hakim). Jika wanita tersebut sudah menikah, maka harus mendapat izin dari
suaminya. Berpakaian secara syar’I. Syarat pakaian syar’i yaitu menutup
seluruh tubuh selain bagian yang dikecualikan (wajah dan telapak tangan, -
ed), tebal dan tidak transparan, longgar dan tidak ketat, tidak berwarna
mencolok (yang menggoda), dan tidak memakai wewangian.Aman dari fitnah.
Yang dimaksud aman dari fitnah adalah wanita tersebut sejak menginjakkan
kaki keluar rumah sampai kembali lagi ke rumah, mereka terjaga agamanya,
kehormatannya, serta kesucian dirinya. Tetap menjalankan kewajibannya di
rumah

Menjadi wanita karir memang tidak dilarang akan tetapi ia tidak boleh
melalaikan tugasnya sebagai seorang isteri atau ibu untuk mengurus rumah
tangga atau keluarganya serta mendidik anak-anaknya. Wanita selayaknya
memberikan perhatian dan waktu yang cukup pada keluarganya meskipun ia
bekerja diluar rumah.11

E. PEKERJAAN YANG COCOK BAGI MUSLIMAH

Ketika syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka wanita pun boleh


keluar rumah bahkan untuk bekerja. Namun hendaknya dipahami lagi, jenis-jenis
pekerjaan seperti apa yang boleh dilakukan oleh wanita, sesuai dengan aturan
Islam. Beberapa pekerjaan yang diperbolehkan bagi wanita, selama syarat-syarat
di atas terpenuhi, diantaranya adalah:

1. Dokter

Wanita menangani pasien wanita, anak-anak, dan juga lelaki dewasa.


Untuk menangani lelaki dewasa, maka syaratnya adalah dalam keadaan

11
Nova Yanti Maleha, Pandangan Islam Tentang Pilihan Kehidupan Wanita Karir Hal
105
12

darurat, misalnya saat peperangan, di mana laki-laki lain sibuk berperang, dan
juga ketika dokter spesialis laki-laki tidak ditemui di negeri tersebut. Salah
satu dalil yang membolehkannya adalah, dari ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz,
dia berkata: “Dahulu, kami ikut bersama Nabi. Kami memberi minum dan
mengobati yang terluka, serta memulangkan jasad (kaum muslimin) yang
tewas ke Madinah.” [Al-Bukhari dalam Shahihnya (no 2882), Kitab “al-
Jihaad was Sair”, Bab “Mudaawatun Nisaa’ al-Jarhaa fil Ghazwi”]Dalil
lainnya adalah, dari Anas, dia berkata: “Dahulu, apabila Rasulullah pergi
berperang, beliau membawa Ummu Sulaim dan beberapa orang wanita
Anshar bersamanya. Mereka menuangkan air dan mengobati yang terluka.”
[Muslim, ash-Shahiih (no. 181), Kitab “al-Jihaad was Sair”, Bab “Ghazwun
Nisaa’ ma’ar Rijaal”]

Imam Nawawi menjelaskan hadits di atas, tentang kebolehan wanita


memberikan pengobatan hanya kepada mahram dan suami mereka saja.
Adapun untuk orang lain, pengobatan dilakukan dengan tidak menyentuh
kulit, kecuali pada bagian yang dibutuhkan saja.

2. Di bidang ketentaraan dan kepolisian.

hanya dibatasi pada pekerjaan yang dikerjakan oleh kaum wanita,


karena kebanyakan dalam bidang ketenteraan dan kepolisian dilakukan oleh
laki-laki. Hal yang biasa dilakukan wanita dalam bidang ketentaraan dan
kepolisian seperti memenjarakan wanita, petugas penggeledah wanita
misalnya di daerah perbatasan dan lain sebagainya.

3. Di bidang pengajaran (ta’lim)

Dibolehkan bagi wanita mengajar wanita dewasa dan remaja putri.


Untuk mengajar kaum pria, boleh apabila diperlukan, selama tetap menjaga
adab-adab, seperti menggunakan hijab
13

4. Menenun dan menjahit,

Tentu ini adalah perkerjaan yang dibolehkan dan sangat sesuai dengan
fitrah wanita.

5. Di bidang pertanian

Pekerjaan ini juga dibolehkan bagi wanita. Pekerjaan yang biasa


dilakukan wanita dalam bidang pertanian adalah menanam, menyemai benih,
memanen, dan sebagainya.

6. Di bidang perniagaan,

Dibolehkan wanita untuk melakukan jual beli. Dalam hadits


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa salah satu
tanda kiamat adalah maraknya perniagaan hingga kaum wanita membantu
suaminya berdagang. Hadits ini tidaklah mengharamkan aktivitas wanita
dalam aktivitas perniagaan. Menyembelih dan memotong daging. Meskipun
ada pendapat yang membolehkan pekerjaan ini bagi wanita, namun
hakikatnya tidak sesuai dengan tabiat wanita karena membuat anggota
tubuhnya tersingkap saat bekerja, seperti lengan, dan kaki.

7. Tata rias kecantikan.

Tentu saja hal ini diperbolehkan dengan syarat tidak melakukan hal-
hal yang dilarang, seperti menyambung rambut, mengikir gigi, menato badan,
mencabut alis, juga dilarang pula melihat aurat wanita yang diharamkan.
Dilarang menggunakan benda-benda yang membahayakan tubuh, serta haram
menceritakan kecantikan wanita yang diriasnya kepada laki-laki lain,
termasuk suami.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Wanita Karier merupakan wanita yang kebanyakan waktunya digunakan


untuk bekerja, ia lebih senang dan merasa puas bila bekerja. Bekerja merupakan
kesehariannya dan akan terus disibukkan oleh urusan pekerjaan. Bukan tanpa
sebab sehingga kebanyakan dari wanita di dunia bahkan di Indonesia melakoni
dan memilih berkecimpung di dunia pekerjaan dan memilih untuk menjadi wanita
karier. Tuntutan ekonomi menjadi salah satu penyebabnya, namun adapula
diantara mereka yang menjadikan pekerjaan sebagai pengisi waktu kosongnya.

Mengenai hukum Wanita Karier di dalam Islam, terdapat perbedaan di


kalangan ulama, ada yang membolehkan dengan alasan yang logis dan ada pula
yang melarang dengan argument yang mempunyai dasar. Namun keduanya
berdasar pada kondisi dan situasi da juga kemampuan serta keasanggupan seorang
wanita sehingga keluarlah pendapat mengenai pelarangan dan pembolehan wanita
untuk bekerja di luar rumah.

Mengenai pendapat ulama yang memperbolehkan, ada beberapa hal yang


harus di penuhi sehingga wanita diperbolehkan bekerja di luar rumah, antara lain:
1) menutup aurat sesuai perintah nabi, 2) larangan untuk bercampur-baur, 3)
meminta izin terlebih dahulu kepada wali atau suami bagai yang telah menikah, 4)
dan beberapa hal lainnya yang harus di penuhi dan semuanya demi kepentingan
seorang wanita yang bekerja di luar rumah.

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan juga dan ini merupakan hal
dasar yang harus di perhatikan mengenai pemiihan tempat dan jenis pekerjaan
yang di pilih. Jenis pekerjaan yang di pilih harus sesuai dengan kodrat wanita dan
tidak akan memberatkan wanita dikarenakan kondisi fisik yang berbeda dengan

14
15

laki-laki. Menjadi dokter atau guru merupakan contoh pekerjaan yang baik untuk
di tekuni oleh seorang wanita.

B. SARAN

Dalam penulisan makalah ini, penulis sadar bahwa dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu kami selaku penyusun
makalah ini meminta maaf sebesar-besarnya atas kekurangan ilmu pengetahuan
kami. Jika pembaca menemukan kesalahan yang kami perbuat dalam makalah ini,
kami berharap dari pengajar dan juga rekan-rekan mahasiswa untuk memberikan
saran dan kritikannya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Asriaty. 2014. Wanita Karir Dalam Pandangan Islam. 07 (2)


Maleha, Nova Yanti. 2018. Pandangan Islam Tentang Pilihan Kehidupan Wanita
Karir. 13(1)
Wakiri. 2017. Wanita Karir Dalam Perspektif Islam. 4 (1).2017. 1- 14

16

Anda mungkin juga menyukai