Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Emas adalah perhiasan yang tidak diperbolehkan bagi kaum laki-laki mukmin
dan memakainya termasuk perbuatan munkar bagi mereka baik emas yang
dipakai itu berupa cincin, jam tangan atau kalung, karena sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam yang berkenan dengan larangan tentang pemakaiannya bagi
kaum laki-laki mukmin itu bersifat umum

Di era ini tak sedikit kaum laki-laki yang memakai emas. Bahkan, sering
disaat pernikahan mempelai pria dan wanita sama-sama memakai cincin kawin
yang terbuat dari emas. Karena meniru dunia barat yang kelihatannya gaya dan
modern. Padahal islam mengharamkannya memekai emas bagi kaum laki-laki.

Berhias diri sebenarnya adalah suatu yang dibutuhkan oleh perempuan, maka
mereka di antaranya dibolehkan memakai perhiasan emas. Namun hal ini berbeda
dengan pria. Terutama yang tersebar saat ini di tengah masyarakat adalah para
pria mulai berhias diri dengan emas.

Dalam Islam memang tidak ada satu ayat yang ada dalam Al-Qur’an yang
menjelaskan secara nyata atau shorih mengenai keharaman emas untuk kaum pria.
Akan tetapi ada beberapa hadits shahih dari Rasulullah SAW yang adalah sumber
hukum kedua dalam Islam yang sudah menyebutkan dengan jelas mengenai
keharaman pria memakai emas.

Adapun cincin tunangan yang terbuat dari emas, maka keberadaannya sama
dengan cincin emas lainnya dan tidak ada bedanya, serta orang laki-laki yang
memakainya wajib mencopotnya, dan mencopotnya tidak ada pengaruhnya
terhadap suatu pernikahan.

Barangsiapa meyakini bahwa hal itu akan mempengaruhi suatu perkawinan,


maka ia telah keliru. Selain itu memakai cincin tunangan termasuk hal yang baru
di dalam masalah agama dan tidak memiliki dasar hukum, sehingga wajib bagi
kaum muslimin meninggalkannya, atau paling tidak hukumnya adalah makruh.

1
2

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian emas ?


2. Bagaimana hukum laki – laki memakai emas?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian emas.
2. Mengetahui hokum laki – laki memakai emas.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Emas

Emas merupakan logam lembut, berkilat, berwarna kuning, padat. Warna nya
yang berkilau juga dipersepsikan orang sebagai zaman dahulu sangat bernilai dan
digunakan sebagai alat pertukaran. Mengacu kepada sifat uniknya, logam emas
yang memiliki kadar kemurnian semakin tinggi akan semakin lunak logam nya.

Oleh karena sifat logam yang terlalu lunak ini maka agak sulit bagi pengrajin
untuk mempertahankan durabilitas barang tersebut ketika digunakan dalam
aktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu emas harus dicampur oleh logam lain seperti perak, tembaga
dan logam lain sehingga menghasilkan perhiasan emas yang memiliki durabilitas
tinggi dalam aktivitas sehari-hari. Untuk mengenal emas, kita terlebih dahulu
mengenal istilah " kadar " dalam emas.

Karat merupakan tingkat keaslian emas, atau jumlah kandungan kemurnian


emas. Kadar emas dalam "karat". Kadar 24 karat dinyatakan sebagai emas murni.
Jadi emas kadar 23 karat berarti tingkat kemurniannya adalah 23/24 X 100% atau
sekitar 95,8%. Jadi bila emas kadar 22 karat dengan berat 15 gram maka
kandungan emas murninya = 22/24 x 15 = 13.75 Gram.

B. Hukum Laki – Laki Memakai Emas

Agama islam mengharamkan kaum laki – laki memakai emas karena yang
demikian menyerupai wanita. Mengenai larangan memakai emas bagi laki – laki
sebagaimana terdapat dalam hadist Nabi. Nabi saw., bersabda, “Barang siapa
yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka janganlah mengenakan pakaian
sutra dan emas. 1

1
Prof. Dr. H. Zainal Abidin Alawy, M.Ag, Problematika Fikih Modern ( Banda Aceh : Yayasan
PeNa Banda Aceh, 2005 ) h. 157

3
4

Kelompok yang dituju oleh hadist diatas adalah kaum laki – laki bukan kaum
perempuan. Seperti yang dijelaskan dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda tentang emas diharamkan bagi laki – laki namun halal
bagi kaum perempuan,

“Sesungguhnya keduanya ( emas dan sutra) diharamkan bagi laki – laki dari
umatku namun halal bagi kaum wanitanya.” (HR. Abu Dawud, 2/448) 2

Imam Ali ra meriwayatkan bahwa Nabi saw., memegang sutra di tangan


kanannya dan emas di tangan kirinya dan kemudian mengangkat keduanya seraya
berkata, “Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutra) diharamkan bagi kaum
laki – laki dari umatku.”3

Pada mulanya memang cincin emas tidak dilarang. Namun setelah itu Nabi
Muhammad membuangnya. Para sahabat juga ikut membuang cincin emas
mereka: Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: “Bahwa Rasulullah
saw. menyuruh untuk membuatkan cincin dari emas. Beliau meletakkan mata
cincinnya pada bagian dalam telapak tangan bila beliau memakainya. Orang-
orang pun berbuat serupa.

Kemudian suatu ketika, beliau duduk di atas mimbar lalu mencopot cincin itu
seraya bersabda: Aku pernah memakai cincin ini dan meletakkan mata cincinnya
di bagian dalam. Lalu beliau membuang cincin itu dan bersabda: Demi Allah, aku
tidak akan memakainya lagi untuk selamanya! Orang-orang juga ikut membuang
cincin-cincin mereka” (Shahih Muslim No.3898).

Suatu ketika Nabi melihat laki-laki memakai cincin mas, lalu beliau mencopot
dan dibuang, kemudian bersabda :

“salah seorang diantara kalian sengaja mengambil api neraka kemudian ia


meletakkan di tangannya”

2
Dr.Fahad Salim Bahammam, Fikih Modern Praktis ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama )
h.172
3
Prof. Dr. H. Zainal Abidin Alawy, M.Ag, Problematika Fikih Modern, h. 158

4
5

Lalu Rasulullah pergi, kepada lelaki menyuruh mengambilnya. Tidak, demi


Allah saya tidak akan mengambil cincin yang dibuang oleh Rasulullah, jawabnya.
(HR. Muslim). 4

Nabi Muhammad jelas melarang kaum pria (wanita boleh) memakai cincin
emas dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Hurairah ra.: “Dari Nabi saw., beliau
melarang memakai cincin emas. (Shahih Muslim No.3896)”

Oleh karena itu, pada pernikahan, sebaiknya mempelai pria jangan memakai
cincin emas karena itu haram. Tetapi Para ulama sepakat (berijma’) bahwa cincin
perak dibolehkan bagi pria. Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis atau ingin menulis. Ada
yang mengatakan padanya, mereka tidak membaca kitab kecuali dicap. Kemudian
beliau mengambil cincin dari perak yang terukir nama ‘Muhammad Rasulullah’.
Seakan-akan saya melihat putihnya tangan beliau.” (HR. Bukhari no. 65 dan
Muslim no. 2092), disebutkan bahwa perak bagi pria dibolehkan dalam tiga
penggunaan, yaitu pedang, cincin dan mushaf.

Dan ada pengecualian laki laki yang dibolehkan memakai emas yaitu
menyambung bagian tubuh yang terpotong dengan emas. Ini berdasarkan riwayat
dari Urfujah bin Sa’d bahwa hidungnya pernah terpotong, kemudian dia
menambalnya dengan perak, namun lukanya bertambah parah. Kemudian, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menambalnya dengan emas.”
(HR. Abu Daud, Turmudzi, dan Baihaqi; dinilai sahih oleh Al-Albani)

4
DR. Yusuf Qardhawi, Halal & Haram, ( Jabal, 2007) hlm. 93

5
6

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Emas merupakan logam lembut, berkilat, berwarna kuning, padat. Warna nya
yang berkilau juga dipersepsikan orang sebagai zaman dahulu sangat bernilai
dan digunakan sebagai alat pertukaran
2. Hukum pria memakai emas baik itu dalam jumlah sedikit ataupun banyak atau
berupa kalung, gelang, cincin dan sebagainya termasuk untuk bayi laki-laki,
masih berusia kecil atau sudah dewasa, sangat diharamkan untuk seorang pria
muslim untuk memakai emas atau memakaikan emas pada anak laki-lakinya.
Tetapi laki laki diperbolehkan memakai cincin perak sesuai dengan
kesepakatan para ulama.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan.. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah di atas.

6
7

DAFTAR PUSTAKA

Alawy Zainal Abidin, 2005, Problematika Fikih Modern, Banda Aceh : Yayasan
PeNa Banda Aceh.

Bahammam Fahad Salim, Fikih Modern Praktis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Qardhawi Yusuf, 2007, Halal & Haram, Jabal.

Anda mungkin juga menyukai