PENGAMPU: KONSELING DI SEKOLAH ARDI, S.Pd., M.Pd. RAHMAT ADNAN LIRA NIM: 02181146 KELOMPOK II SITI NURUL ANNISA IREN TAMARA NIM: 02181145 HAKIKAT DAN URGENSI BK DI SEKOLAH
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling
di Sekolah/Madrasah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moralspiritual) dan berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. MASALAH PERKEMBANGAN KONSELI
Proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara
mulus dan bebas dari masalah dan akan selalu terikat dengan pengaruh lingkungan. Lingkungan ini akan berpengaruh bagi konseli. Hal ini mencakup: fisik. psikis, dan sosial. LANJUTAN
Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti: Terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan Masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. PERUBAHAN LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI GAYA HIDUP, DAN KESENJANGAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat
Pertumbuhan kota-kota yang tidak kondusif Kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat Revolusi teknologi informasi Pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri PENYEBAB PERILAKU MENYIMPANG
Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti:
penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan penggunaan obat-obat terlarang yang tidak terkontrol. Ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan Dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang, seperti: tawuran, meminum minuman keras dan pergaulan bebas (free sex). UPAYA PENANGGULANGAN
Yaitu mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi
mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya. REALITA PERUBAHAN PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING SAAT INI Yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Menuju ke pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling). IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING Meliputi: Aspek pribadi. Aspek sosial. Aspek belajar, dan Aspek karir Pengembangan itu terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual). KEGIATAN-KEGIATAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI Pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial. Penanganan masalah belajar. Pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercangkup dalam ekstrakulikuler. POSISI PENGEMBANGAN DIRI DALAM BK
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum/madrasah. LANJUTAN
Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, Hal ini
mengandung arti bahwa bentuk, rancangan dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi. Namun, manakala masuk ke dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat tidak dapat dihindari akan terkait dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan dengan bakat dan minat konseli dan disitu adegan pembelajaran akan terjadi. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstrakurikuler mengandung arti bahwa didalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. TERIMA KASIH