Hasil Munas 10 Medan
Hasil Munas 10 Medan
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
KORPS ALUMNI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NO : I/MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
Mengingat : Pasal 10 dan 11 Anggaran Dasar KAHMI serta Pasal 38, 39, 40 dan Pasal 41
Anggaran Rumah Tangga KAHMI.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Agenda Acara dan Tata Tertib Musyawarah Nasional Ke - 10 KAHMI
sebagaimana terlampir.
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan
di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 28 Safar 1439 H
17 November 2017 M
Ttd ttd
Anggota :
Dr. Muhamad Marwan; Dr. Reni Marlinawati; Dr. MS. Ka’ban; Bambang Soesatyo, SE, MBA ; Dr. Anis Baswedan; Ir.
Subandriyo; Prof. Dr. Sri Minda Murni Lubis, M.Si; Drs. Manimbang Kahariady; ; Ir. Mashudi, MBA; . Icu Zulkafril, M.Si; Drs.
Zulkifli Halim, MS; Ir. Ismet Djafar, MM; Zulkifli, S.Si, M.Si; Dr. Tati Hartimah; Dra. Gefarina Djohan, MA; Sarinandhe
Djibran, SH; Drs. Zulkifli Halim, MS; Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd; Dr. H. Hamzah HR; Ruslim Rohimun Sembiring; SE; Drs.
Ramli Kamidin; Dr. Indra Sakti Harahap, ST, M.Si; H. Nurdin Lubis, SH, MM; Teunku Syahrul Anshari, SH, MM; Drs.
Masrokhan Sulaiman, MPA; Dr. Supardji Ahmad, SH.
1
JADWAL ACARA MUNAS KE 10 KAHMI
Medan, 17 – 19 November 2017
2
Perspektif Pengembangan Inovasi dan kearifan
Lokal
18.00 – 20.00 Istirahat Sholat Makan
3
10.00 –11.00 Upacara Penutupan MUNAS Ke-10 OC
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Hymne HMI
- Pembacaan Ayat Ayat Suci Al Qur’an
- Sambutan Presidium Terpilih Masa Bakti 2017-2022
- Sambutan Wakil Presiden RI dilanjutkan dengan
pernyataan peresmian penutupan Acara MUNAS Ke-
10 KAHMI dan penandatanganan Prasasti sebagai
tanda peresmian Gedung Insan Cita Medan.
Catatan : Saat penandatangan Prasasti, Wakil Presiden
RI didampingi oleh Sembilan Presidium terpilih
- Do’a bersama
- Penutup , Ramah Tamah dan Hiburan
12.00-13.00 Check Out
4
TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL KE-10
KORPS ALUMNI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
1. STATUS
a. Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI merupakan musyawarah utusan Majelis Wilayah
dan Daerah;
b. Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
2. KEKUASAAN/KEWENANGAN
a. Meminta pertanggug jawaban Majelis Nasional;
b. Menetapkan Penyempurnaan AD/ART dan Ketentuan Organisasi KAHMI;
c. Menetapkan Program Kerja nasional dan Rekomendasi;
d. Menetapkan Tata tertib Pemilihan Presedium Majelis Nasional KAHMI;
e. Memilih Presedium Majelis Nasional KAHMI Masa Bakti 2017-2022.
3. PESERTA
Peserta Musyawarah Nasional ke-10 terdiri dari:
a. Pengurus Majelis Nasional, Utusan Majelis Wilayah (dua orang) dan utusan Majelis
Daerah (dua orang);
b. Peninjau dari Pengurus Forhati Majelis Nasional, Forhati Wilayah dan Forhati Daerah;
c. Undangan atas persetujuan Majelis Nasional dan panitia Munas.
5. KEPUTUSAN
a. Keputusan Musyawarah Nasional ke-10 diambil dengan cara musyawarah dan mufakat.
b. Bila ayat (a) dalam pasal ini tidak tercapai, maka keputusan ditetapkan dengan suara
terbanyak.
6. SIDNAG-SIDANG
a. Sidang Paripurna sebagai instansi tertinggi Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI;
b. Sidang Komisi terdiri dari Komisi A dan B.
7. PIMPINAN SIDANG
Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI adalah Steering Comitte dan
selanjutnya dipilih Presidium Sidang Munas dari dan oleh Peserta Munas.
8. QUORUM
a. Sidang Paripurna dan Sidang Komisi Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI baru
dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih separuh jumlah Majelis Wilayah dan Daerah
yang mengikuti Musyawarah Nasional dalam Paripurna dan Komisi;
b. Apabila ayat (a) pasal ini tidak tercapai, maka sidang paripurna dan komisi ditunda
selama 15 menit dan setelah itu dapat dilanjutkan dan dianggap sah.
5
9. LAIN-LAIN
Hal yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diatur kemudian oleh Pimpinan Sidang
dengan Persetujuan peserta Musyawarah Nasional ke-10 KAHMI.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 28 Safar 1439 H
17 November 2017 M
Ttd ttd
Anggota :
Dr. Muhamad Marwan; Dr. Reni Marlinawati; Dr. MS. Ka’ban; Bambang Soesatyo, SE, MBA ; Dr. Anis
Baswedan; Ir. Subandriyo; Prof. Dr. Sri Minda Murni Lubis, M.Si; Drs. Manimbang Kahariady; ; Ir.
Mashudi, MBA; . Icu Zulkafril, M.Si; Drs. Zulkifli Halim, MS; Ir. Ismet Djafar, MM; Zulkifli, S.Si, M.Si;
Dr. Tati Hartimah; Dra. Gefarina Djohan, MA; Sarinandhe Djibran, SH; Drs. Zulkifli Halim, MS; Prof.
Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd; Dr. H. Hamzah HR; Ruslim Rohimun Sembiring; SE; Drs. Ramli Kamidin;
Dr. Indra Sakti Harahap, ST, M.Si; H. Nurdin Lubis, SH, MM; Teunku Syahrul Anshari, SH, MM; Drs.
Masrokhan Sulaiman, MPA; Dr. Supardji Ahmad, SH.
6
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
KORPS ALUMNI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
NO : II/MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
Bismillahirrahmanirrahiem
Mengingat : Pasal 10 dan 11 Anggaran Dasar KAHMI serta Pasal 38, 39, 40 dan
Pasal 41 Anggaran Rumah Tangga KAHMI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 28 Safar 1439 H
17 November 2017 M
7
PEMBAGIAN TUGAS PIMPINAN SIDANG
8
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
NO : III/MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
9
Ketiga : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 28 Safar 1439 H
17 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
10
KATA PENGANTAR
Dalam rangka MUNAS Ke-10 KAHMI, sesuai dengan ketentuan AD dan ART,
menjadi kewajiban konstitusional Majelis Nasional dalam memberikan- Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ) di hadapan forum yang mulia MUNAS Ke-10 KAHMI di
Medan. Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban itu, hal ini kami sampaikan tidak
hanya kepada peserta MUNAS, tetapi juga dalam rangka memenuhi ikrar kami
ketika dilantik lima tahun yang lalu. Apa yang kami sajikan dalam LPJ dan Jurnal
Kegiatan Majelis Nasional KAHMI, adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
walaupun dicetak dalam dua buku yang berbeda.
Perjalanan lima tahun masa bakti terasa sangat singkat, namun demikian sejatinya
adalah waktu yang cukup lama dalam me- ngemban amanat. Berbagai kegiatan
telah di gelar, berbagai surat telah dikeluarkan, dan berbagai perasaan telah
terungkapkan selama menjalankan pengabdian ini. Namun kami sadari , semua itu
belum bisa dikatakan memenuhi kebutuhan warga KAHMI,semua itu masih jauh dari
kesempurnaan, tiada gading yang tidak retak sebagaimana kata pepatah. Semua
energi telah kami kerahkan dalam memehuni komitmen kami agar kAHMI semakin
berperan untuk kemajuan umat dan bangsa menuju terwujudnya masayarakat adil
makmur yang diridhoi Allah SWT.
Menjelang akhir kepengurusan kami, Alhamdulillah kita segenap warga KAHMI dan
HMI mendapat anugerah yang tak ternilai yaitu penetapan Prof. Drs. Lafran Pane
sebagai Pahlawan Nasional. Bagi kita warga hijau hitam, Prof. Lafran selaku
11
Pemrakarsa Pendiri HMI sudah lama menjadi Pahlawan Bangsa karena melalui
beliau telah lahir jutaan kader umat dan bangsa. Namun pengakuan Negara dengan
mengangkat beliau menjadi Pahlawan Nasional, membuktikan bahwa negara
mengakui peran HMI/KAHMI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sejak
negara ini mempertahankan kemerdekan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus
1945 dari tangan penjajah. Terima kasih Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Wakil
Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Untuk pertama kalinya kami juga melakukan kegiatan konsolidasi terhadap para
Guru Besar KAHMI dengan melaksanakan Simposium Nasional Guru Besar dan
Intelektual Alumni HMI pada tanggal 14 -15 November di Jakarta. Momentum
MUNAS memberikan pancaran semangat bagi kami dalam mengumpulkan para
Profesor dan Doktor-Doktor di berbagai bidang dan perguruan tinggi serta lembaga
penelitian untuk menegaskan peranserta KAHMI dalam kehidupan bangsa dan
negara melalui ilmu pengetahuan.
12
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN MN KAHMI
MASA BAKTI 2012-2017
I. PENDAHULUAN
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah mewahyukan Islam sebagai agama
yang hak dan sempurna untuk menjadi pedoman hidup manusia dalam
mencapai kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Manusia tidak
memperoleh apapun kecuali apa yang ia kerjakan. Allah memerintahkan
manusia agar bekerja menegakkan keadilan, kebenaran, berbuat baik kepada
manusia dan alam semesta, mencegah perbuatan mungkar sebagai wujud
keimanan yang hakiki dalam kesaksian yang adil, bahwa tiada Tuhan kecuali
Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Terkait dengan hal tersebut, sudah menjadi suatu kewajiban yang dilakukan oleh
MN KAHMI untuk memberikan laporan perkembangan organisasi, yang
sekaligus merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban kepengurusan.
Laporan ini didasarkan dari hasil-hasil Munas IX KAHMI yang memberikan
mandat kepada pengurus untuk melaksanakan Anggaran Dasar/ Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) organisasi. Oleh karenanya, dalam konteks ini perlu
diuraikan kembali garis besar Anggaran Dasar KAHMI :
13
• Selanjutnya, Alumni Himpunan Mahasiswa Islam, sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari bangsa Indonesia, turut bertanggung jawab dalam
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridloi Allah SWT dalam
negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Tanggung jawab tersebut dilaksanakan melalui
kerja kemanusiaan berdasarkan kualitas akademis, pencipta dan pengabdi
yang bernafaskan Islam.
• Selanjutnya, azas organisasi KAHMI adalah Islam (Pasal 3); KAHMI adalah
organisasi kemasyarakatan yang bersifat independen dan kecendekiaan
(Pasal 4); Fungsi dan perannya di tegaskan pada Pasal 5: (1) KAHMI
berfungsi sebagai wadah berhimpun Alumni HMI guna menjalin hubungan
kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka mencapai tujuan KAHMI; (2)
KAHMI berperan sebagai organisasi perjuangan untuk menegakkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
14
(5) Meningkatkan peran kecendekiaan yang bersifat kritis, profesional, aktual
dan terpercaya; dan (6) Partisipasi aktif dalam mengkritisi dan membentuk
kebijakan publik berdasarkan kekuatan moral dan ilmu pengetahuan dalam
rangka memerangi kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan
ketidakadilan untuk kemajuan bangsa dan negara.
• Secara organisatoris KAHMI memiliki sejumah badan kelengkapan (Pasal 12)
yakni kelengkapan organisasi yang dibentuk oleh setiap tingkatan Struktur
Pimpinan KAHMI untuk mendukung tugas KAHMI. Badan kelengkapan terdiri
dari Majelis Penasehat, Majelis Pakar dan Majelis Etika. Badan Kelengkapan
dibentuk dan bertanggung jawab kepada Pimpinan KAHMI tingkat Nasional,
Wilayah dan Daerah.
Khusus Majelis Etik hanya dibentuk di tingkat Majelis Nasional dan Majelis
Wilayah.
• Di sisi lain, KAHMI juga memiliki sejumlah lembaga otonom dan semi otonom
(Pasal 16) yang dimaksudkan untuk melaksanakan misi KAHMI. Lembaga
Otonom KAHMI terdiri dari Himpunan Pengusaha KAHMI (HIPKA), Lembaga
Bantuan dan Konsultasi Hukum KAHMI dan lembaga lainnya sesuai kebutuhan.
Lembaga semi otonom merupakan lembaga khusus yang memiliki kegiatan di
bidang pemberdayaan perempuan yang tetap melekat dan tidak terlepas dari
kelembagaan KAHMI. Lembaga semi otonom KAHMI adalah Forum Alumni HMI-
Wati (FORHATI). Ketentuan mengenai lembaga otonom dam semi otonom diatur
dalam Pedoman tersendiri yang ditetapkan oleh Majelis Nasional.
• Terkait dengan kekayaan atau pendanaan KAHMI, Pasal 17 Anggaran Dasar
KAHMI menyebutkan bahwa kekayaan organisasi diperoleh dari iuran anggota
dan pengurus, sumbangan yang tidak mengikat, dan usaha lain yang sah dan
halal.
15
II. PERKEMBANGAN INTERNAL ORGANISASI
17
program kerja yang berguna bagi keadilan dan kemakmuran rakyat.
Kemudian, (4) Meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap
permasalahan sosial terutama terhadap masyarakat yang terpinggirkan dan
kaum mustada’fin; (5) Melakukan perubahan mindset untuk membangun
semnagat entre-preneurship di kalangan anggota KAHMI; (6) KAHMI men-
dirikan lembaga pendidikan, khusus untuk Majelis Nasional mendirikan
perguruan tinggi; (7) Presidium Majelis Nasional mencanangkan pendirian
rumah sakit milik KAHMI.
Terkait dengan ini pula, MN KAHMI sebagai ormas Islam yang berskala
nasional, memiliki hubungan strategis dengan ormas-ormas Islam lainnya,
seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan yang lainnya, untuk
bekerjasama secara sinergis dan saaling memperkuat jatidiri Umat Islam
Indonesia yang berkarakter moderat dan kontributif bagi kemajuan bangsa dan
negara. Dalam konteks ini pula, MN KAHMI telah terlibat dalam berbagai diskusi
dengan lembega-lembaga negara dan pemerintahan, termasuk bersama ormas-
ormas Islam lainnya memenuhi undangan Presiden RI di Istana Negara, guna
membahas masalah-masalah strategis yang berkaitan dengan keumatan dan
kebangsaan.
19
berdaya dalam merespons berbagai masalah keumatan dan kebangsaan yang
semakin kompleks dan dinamis pada abad ini.
20
KAHMI. Dalam kerangka menyeleraskan berbagai kegiatan tersebut, serta untuk
keperluan penyelenggaraan roda organisasi KAHMI, maka MN KAHMI telah
menerbitkan Pedoman Organisasi KAHMI (2014), yang bertumpu pada AD/ART
organisasi, serta Ketetapan-Ketetapan Munas IX KAHMI. Sehingga, dengan
demikian segenap langkah dan kegiatan yang dilakukan masing-masing
pengurus sesuai dengan bidang kerja dan struktural masing-masing MN KAHMI,
maupun lembaga otonom dan semi-otonom, Majelis Wilayah dan Majelis Daerah
KAHMI, dapat berjalan secara sinergis dan saling memperkuat sesuai dengan
tertib organisasi.
Terkait dengan kegiatan lainnya yang rutin diselenggarakan setiap tahun adalah
rangkaian peringatan HUT KAHMI dari tahun ke tahun, dengan jenis kegiatan
yang variatif dan berpuncak pada resepsi HUT KAHMI. Salah satu kegiatan
yang cukup menonjol menyertai HUT KAHMI selain seminar-seminar dan bakti
sosial, juga acara gerak jalan yang dilakukan secara massif diikuti oleh keluarga
besar KAHMI dan masyarakat luas.
22
Nasional, yakni K.H. As’ad Syamsul Arifin, seorang Ulama/Kiai yang
berpengaruh dan sangat dihormati tidak saja di lingkungan Nahdlatul Ulama
(NU) tapi juga yang lain.
Pada tahun 2017, MN KAHMI telah berikhtiar mengajukan- kembali nama Prof.
Drs. Lafran Pane untuk dapat dipilih dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
MN KAHMI telah melakukan langkah-langkah sebagaimana telah
dikonsultasikan dengan pihak Kementerian Sosial, termasuk telah mengirimkan
surat permohonan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo untuk
mempertimbangkan agar pada tahun 2017 Prof. Drs. Lafran Pane dapat
ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Terkait dengan dua butir Garis besar Program Kerja Nasional KAHMI, yakni:
KAHMI mendirikan lembaga pendidikan, khusus untuk Majelis Nasional
23
mendirikan perguruan tinggi; dan Presidium Majelis Nasional mencanangkan
pendirian rumah sakit milik KAHMI; maka dapat dilaporkan bahwa MN KAHMI
telah mendeklarasikan mengenai pendirian Badan Wakaf KAHMI. Di harapkan
amal usaha KAHMI termasuk pendirian perguruan Tinggi dan rumah sakit dapat
direalisasikan. Namun demikian, Program tersebut memerlukan waktu yang
panjang dan perencanaan yang matang. Oleh karena itu kami berharap agar MN
KAHMI masa bakti berikutnya (2017-2022) dapat terus menindak lanjutinya.
24
kesatuan nasional dan menjunjung tinggi Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Terkait dengan hal tersebut, MN KAHMI masa bakti 2012-
2017 memperhatikan betul segenap rekomendasi eksternal Munas IX KAHMI
sebagaimana termuat pada Lampiran Ketetapan No.VI/ MUNAS IX/2012. MN
KAHMI senantiasa berpijak pada reko- mendasi eksternal tersebut, bahwa
Secara umum, kita bersyukur bahwa eksistensi, integrasi dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih terjaga dengan baik, di
tengah-tengah kompleksitas tantangan dan kendala dihadapi. KAHMI
memandang sudah menjadi kewajiban bersama bahwa masa depan Indonesia
sebagai sebuah negara-bangsa, harus dijamin kesinambungannya. Oleh sebab
itulah integrasi bangsa menjadi sangat perlu untuk diupayakan terus-menerus
kualitasnya. Dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
harus memperkokoh integrasi bangsa. Guna mewujudkan cita-cita nasional,
KAHMI menghimbau agar semua pihak mengedepankan kepentingan nasional
di atas kepentingan pribadi dan kelompok, sehingga Indonesia mampu hadir
sebagai bangsa yang mandiri dan berpengaruh di tingkat regional maupun
internasional.
25
yang terlembagakan secara kokoh, sehingga mampu megimplementasikan
segenap fungsi-fungsinya dengan baik, sekaligus menghimbau agar partai
politik tidak sekedar menitik beratkan pada fungsi rekrutmen dan kandidasi
politik semata, tetapi juga fugsi-fungsi yang memiliki kaitan langsung dengan
pendidikan politik masyarakat. MN KAHMI juga berikhtiar bahwa sebagai bagian
dari masyarakat madani (civil society), senantiasa menyerukan segenap
komponen masyarakat untuk memberdayakan diri dan tetap kritis konstruktif
terhadap berbagai kebijakan publik yang dihasilkan oleh para penentu
kebijakan; serta agar Pemerintah melakukan pendekatan persuasif terhadap
permasalahan disintegrasi bangsa.
1. Korps Alumni HMI (KAHMI) menjadi bagian yang integral dari bangsa ini dan
turut bertanggungjawab dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur yang diridhoi Allah SWT dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. KAHMI berperan penting dalam mewujudkan cita-cita para
pendiri bangsa sebagaimana yang tertuang dalam konstitusi yakni
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
26
2. Dalam menghadapi berbagai persoalan kebangsaan dan kenegaraan yang
muncul akhir-akhir ini, KAHMI memandang pemerintah harus tetap kukuh
berpedoman terhadap konstitusi. Spirit konstitusi tidak hanya sekadar jargon
dan slogan semata, namun harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Isu krusial yang belakangan mencuat seperti soal
“kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul” harus dipastikan tetap
tumbuh subur sebagai elemen penting dalam demokrasi. Pemerintah harus
menjadi agen persemaian kebebasan masyarakat sipil yang
bertanggungjawab. Disisi lain, edukasi terhadap masyarakat agar
menyampaikan pendapat dan pikiran yang bertanggungjawab dan patuh
sesuai dengan rule of law juga senantiasa harus tetap dilakukan oleh semua
pihak.
27
perlu adanya dialog yang berkesinambungan antara Pemerintah dengan
kelompok-kelompok agama.
Terkait dengan penyelenggaraan Pilpres 2014, sebagai organi- sasi, MN KAHMI
telah konsisten menunjukkan independensinya, kendatipun tetap menghargai
dan memberikan keleluasaan kepada individu-individu pengurus dan keluarga
besar KAHMI untuk dapat menggunakan hak-hak politiknya sebaik mungkin. MN
KAHMI hanya memberikan kerangka etis, agar hak politik yang ada dapat
dilakukan sebaik-baiknya, tanpa harus membawa-bawa nama organisasi KAHMI
yang independen. Selanjutnya, juga masih di seputar bidang sosial-politik,
khusus yang menyangkut isu-isu keumatan dan kebangsaan, MN KAHMI juga
terus mencermati perkembangan yang terjadi. Sebagaimana diketahui bersama
bahwa tensi politik di DKI Jakarta pada menjelang akhir tahun 2016 sangat
tinggi, terkait dengan kontestasi politik pilkada. Bagaimanapun yang terjadi di
DKI Jakarta selalu menjadi barometer politik nasional, oleh karena itu kejadian-
kejadian penting yang menyertai peristiwa tersebut, terutama yang menonjol
adalah Aksi 411 merujuk pada demonstrasi besar pada 4 November 2016 dan
Aksi 212 merujuk pada demonstrasi besar yang terjadi pada 2 Desember 2016,
telah dipandang bukan lagi sekadar peristiwa yang berdimensi politik lokal DKI
Jakarta, tetapi telah menjadi fenomena sosial-politik nasional. Dalam kerangka
inilah, MN KAHMI juga telah mengeluarkan sejumlah pernyataan sikap, antara
lain: 5 November 2016, Pernyataan sikap MN KAHMI tentang Aksi 411, dan 1
Desember 2016, Siaran Pers PB HMI dan MN KAHMI tentang Aksi 212. Intinya,
terkait dengan Aksi 212, PB HMI dan MN KAHMI melakukan instruksi kepada
seluruh almuni dan kader HMI se-Indonesia untuk meneguhkan hati dan ikut
serta di dalam Aksi Bela Islam III, dan Demi tetap menjaga Indonesia sebagai
negara hukum dan tuntutan rasa keadilan, mendesak agar Basuki Tjahaja
Purnama segera ditersangkakan – terkait dengan kasus penistaan agama yang
dilakukannya.
28
Deklarasi Mataram dimaksud sebagai berikut:
1. Indonesia adalah negara kepulauan yang penduduknya majemuk (multi
kultural), yang dilandasi semangat BhinekaTunggal Ika. Persatuan dan
kesatuan di antara sesama elemen bangsa perlu terus dihidupkan sehingga
harmonisasi sosial dalam masyarakat dapat terbangun. Hal ini penting untuk
mencegah terjadinya benturan sosial maupun konflik yang bernuansa
kekerasan yang mengancam integrasi nasional.
29
Dalam bidang ekonomi, rekomendasi Munas IX KAHMI, antara lain
menyebutkan agar pemerintah mampu menjaga momentum pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas dan berdampak positif bagi pemerataan
pembangunan. Selain itu, KAHMI senan- tiasa mengedepankan pentingnya
kedulatan pangan bagi bangsa, serta dalam sektor ekonomi, energi, KAHMI
mendukung upaya berbagai pihak untuk mewujudkan kedaulatan energi. Dalam
kerangka inilah, sebagaimana diuraikan pada sub-bab Perkembangan Internal
Organisasi di atas, dilaporkan bahwa MN KAHMI telah melakukan serangkaian
seminar yang memfokuskan pada masalah kedauatan pangan dan energi.
Terkait dengan hal ini pula MN KAHMI telah menyebarluaskan press release
dan pernyataan sikap, antara lain: 16 Desember 2013, Press release akhir tahun
MN KAHMI: MN KAHMI meminta lembaga eksekutif dan legislatif segera
mengeluarkan Perppu tentang Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam
Negeri, 2 Januari 2014, Press release tentang regulasi baru UU Minerba tentang
hilirisasi mineral dan renegosiasi Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dan 10 Februari 2014, Siaran
pers bersama dan pernyataan sikap tentang hilirisasi mineral yes, ketidapastian
hukum no.
30
rekomendasi bidang hankam Munas IX KAHMI, bahwa KAHMI memandang
perlunya Profesionalisme TNI dan Polri. Bahwa, KAHMI memandang perlunya
reformasi kelembagaan sesuai dengan paradigma demokrasi harus di-
tuntaskan. Selain itu, KAHMI mendukung setiap kebijakan yang bertujuan untuk
mempertegas kekokohan kedaulatan (wilayah) bangsa, dan KAHMI memandang
perlunya penangkalan terhadap Terorisme Internasional di mana aparat harus
dapat bertindak secara profesional dalam mengatasi aksi terorisme ini, sehingga
tidak ada pihak yang dirugikan.
31
Sementara itu, dalam bidang luar negeri, rekomendasi Munas IX KAHMI
menyebutkan bahwa, KAHMI mendukung kebijakan yang merupakan langkah
untuk mempertegas orientasi Politik Luar Negeri Bebas Aktif, dari lingkup
regional ASEAN, hingga lingkup internasional lebih luas melalui PBB,
mendukung sikap tegas pemerintah terhadap kasus yang menimpa bangsa
Pelestina dari kekejaman Zionis Israel, mendorong upaya peningkatan citra
Indonesia di mata dunia dan mendukung setiap upaya bagi peningkatan harkat
dan kedaulatan bangsa. Terkait dengan hal-hal tersebut, MN KAHMI telah
melakukan serangkaian seminar dan diskusi dengan tema-tema yang relevan.
MN KAHMI juga mengeluarkan pernyataan sikap terkait dengan solidaritas dunia
Muslim, termasuk dalam merepons kasus Rohingnya. MN KAHMI juga mengutuk
tindakan terorisme yang diidentifiksi pelakunya sebagai kelompok teroris yang
berjejaring trans-nasional, sebagaimana pernyataan sikap yang dikeluarkan
pada 22 Desember 2016.
IV. PENUTUP
Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami sampaikan. Hal-hal yang terkait
dengan jurnal kegiatan, kumpulan press release dan pernyataan sikap MN
KAHMI, serta laporan keuangan MN KAHMI masa bakti 2012-2017, dan hal-hal
lain yang relevan, disampaikan pada Lampiran.
Atas segenap kekhilafan, keterbatasan, dan kekurangan yang ada selama ini
segenap pengurus MN KAHMI masa bakti 2012-2017, menyampaikan
permohonan maaf, disertai harapan semoga Munas X KAHMI berjalan lancar
dan mampu menghasilkan keputusan-keputusan strategis bagi KAHMI, umat
dan bangsa. Sebaliknya, kepada semua pihak yang secara langsung maupun
32
tidak langsung telah membantu kelancaran tugas-tugas segenap pengurus MN
KAHMI masa bakti 2012-2017, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Semoga niat baik dan ikhtiar kita semua, baik pengurus maupun
keluarga besar KAHMI dalam rangka memajukan organisasi KAHMI, serta
dalam kerangka memajukan kehidupan umat dan bangsa di berbagai bidang,
senantiasa memperoleh ridho Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin.
33
LAMPIRAN LPJ
LAMPIRAN 1.
Petikan
Kepres RI No. 115/TK/Tahun 2017
PENGANUGRAHAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL
34
35
LAMPIRAN LPJ
LAMPIRAN 2.
Laporan Keuangan
MN KAHMI MASA BAKTI 2012-2017
36
37
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Januari 2013 s.d 31 Oktober 2017 (dalam jutaan rupiah)
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Rp Rp Rp Rp Rp
Aktiva :
Aktiva Bersih :
Keterangan
38
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Januari 2013 s.d 31 Oktober 2017 (dalam jutaan rupiah)
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Rp Rp Rp Rp Rp
PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT
Pendapatan Dana Sponsor 2.089.541.750 2.373.500.000 2.228.500.057 1.739.500.000 840.050.678
Pendapatan Dana Sumbangan 145.000.000 414.100.000 374.803.000 526.000.000 1.105.000.000
Pendapatan Lainya 2.061.840 12.887.737 8.995.200 1.839.631 1.173.844
Sub Jumlah 2.236.603.590 2.800.487.737 2.612.298.257 2.267.339.631 1.946.224.522
BEBAN
Beban Pembayaran Turnamen Golf 683.122.912 861.249.000 755.255.140 1.498.736.465 -
Beban Gaji 88.000.000 177.750.000 292.500.000 313.500.000 142.000.000
Beban Listrik Telp dan Fax 20.400.000 25.300.000 43.717.000 30.800.000 25.072.104
Beban Operasional Sekretariat 532.250.000 932.588.573 352.526.703 215.848.000 644.777.884
Beban Program 663.124.967 700.229.000 873.373.997 82.795.093 589.054.464
Beban Renovasi Kantor - 40.000.000 34.525.000 - -
Beban Angsuran Mobil PB HMI - 100.000.000 52.488.000 69.984.000 35.049.000
Beban Admistrasi Bank 507.000 542.000 352.526.703 537.000 390.000
Sub Jumlah 1.987.404.879 2.837.658.573 2.756.912.543 2.212.200.558 1.436.343.452
Jumlah 249.198.711 -37.170.836 -144.614.286 55.139.073 509.881.070
SIsa Awal 1.063.710 250.262.421 213.091.585 68.477.299 123.616.372
Saldo Akhir Bank Mandiri 250.262.421 205.680.158 61.093.715 116.260.641 183.944.487
Saldo Akhir Bank BRI - 7.411.427 7.383.584 7.355.731 449.552.955
Total Saldo Akhir 250.262.421 213.091.585 68.477.299 123.616.372 633.497.442
39
40
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
DAFTAR SERTIFIKAT DEPOSITO
Periode 1 Januari 2013 Sampai dengan 31 Oktober 2017
Jumlah 7.500.000.000
41
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Total
No Keterangan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Perhitungan berdasarkan Laporan Rekening Koran Bank Rakyat Indonesia (BRI) Nomor Rekening 0651-01-000215-30-7
42
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
PENERIMAAN DANA BAGI HASIL DANA ABADI PB HMI
Periode 1 Januari 2013 Sampai dengan 31 Oktober 2017
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Total
No Keterangan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Keterangan
Perhitungan berdasarkan Laporan Rekening Koran Bank Rakyat Indonesia (BRI) Nomor Rekening 0651-01-000215-30-7
43
MAJELIS NASIONAL PRESIDIUM KAHMI
REKAPITULASI PENGELUARAN UNTUK PB HMI
Periode 1 Januari 2013 Sampai dengan 31 Oktober 2017
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Total
No Keterangan Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Keterangan
Perhitungan berdasarkan Laporan Rekening Koran Bank Rakyat Indonesia (BRI) Nomor Rekening 0651-01-000215-30-7
44
LAMPIRAN LPJ
LAMPIRAN 3.
Press Release
MN KAHMI MASA BAKTI 2012-2017
45
DAFTAR PRESS RELEASE DAN PERNYATAAN SIKAP MN KAHMI
PERIODE 2012-2017
TAHUN 2013
TAHUN 2014
6 23 September 2014 Pernyataan Sikap Majelis Nasional KAHMI Tentang Kasus Anas
Urbaningrum
TAHUN 2015
TAHUN 2016
46
11 28 September 2016 Press Release HUT Ke 50 Kahmi Tahun 2016
Tentang Aksi 4 11
47
PERNYATAAN SIKAP BERSAMA
AKADEMISI KAHMI MENJAGA INTEGRITAS
Mencermati pemberitaan di media massa dan memperhatikan berbagai informasi dari
pihak-pihak terkait mengenai tertangkap tangannya pejabat negara yang juga merupakan
Guru Besar dan Akademisi teladan dari suatu institusi perguruan tinggi. Maka kami
Akademisi KAHMI menyampaikan pernyataan:
1. sikap keprihatinan atas terjadinya musibah yang dialami kolega akademisi tersebut
dan efek samping yang membuat image akademisi yang selama ini sebagai benteng
moral dan integritas kampus yang independen dan objetif menjadi turut jatuh.
2. Sikap komitmen akademisi KAHMI untuk tetap menjaga moral dan integritas sebagai
insan yang objektif dan independen dan tetap bertekad untuk menjadi benteng moral
bangsa dalam mengawal pembangunan diberbagai bidang yang berkarakter, bersih dan
bermanfaat.
3. Mengajak dan menghimbau kepada akademisi dan intelektual secara Nasional untuk
mengembalikan kepercayaan publik bahwa akademisi dan intelektual adalah karakter yang
mengamalkan spirit kejujuran, kesederhanaan, disiplin, bertanggung jawab, demokratis,
kerakyatan, professional, transparan dan akuntabel.
4. Sikap Mendukung KPK, Kepolisian dan Kejaksaan serta semua stakeholder yang
terkait dalam penegakkan hukum dan pem- berantasan korupsi di negeri ini.
48
PRESS RELEASE
SEMINAR
DEPARTEMEN RISTEK ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
Kewajiban pemurnian mineral di dalam negeri merupakan amanat pasal 170 UU No. 4
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang ditetapkan
tgl. 12 Januari 2009 yang berbunyi “Pemegang kontrak karya yang sudah berproduksi
wajib melakukan pemurnian mineral di dalam negeri selambat-lambatnya lima tahun
sejak Undang-undang tersebut ditetapkan”. Amanat UU tersebut tentunya sangat baik
untuk meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri sehingga akibat beragam
(multiplier effect) mineral dapat berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan
pertumbuhan perekonomian nasional. Namun demikian, dalam lima tahun terakhir,
pemerintah sangat terlambat mengeluarkan regulasi dan terkesan tidak serius
mempersiapkan grand desain, peta jalan (roadmap), strategic plan dan action plan serta
regulasi turunan untuk melakukan pemurnian mineral di dalam negeri yang dapat
menjadi pedoman bagi pemangku kepentingan. Sebagaimana diketahui Instruksi
Presiden (Inpres) No. 3 tahun 2013 tentang percepatan nilai tambah mineral melalui
pengolahan dan pemurnian di dalam negeri baru dikeluarkan pada tanggal 13 Januari
2013.
Permen ESDM No. 20 tahun 2013 yang merupakan regulasi UU No 4 tahun 2009
tentang Mineral dan Batubara mewajibkan perusa-haan pertambangan mineral
membangun smelter (hilirisasi mineral) hingga fase 99,9% untuk tembaga dan larangan
eksport raw material akan mulai berlaku 12 Januari 2014. Sampai dengan saat ini
kapasitas produksi smelter tembaga di Indonesia baru mencapai 300.000 ton per tahun.
Sedangkan produksi tembaga di Indonesia saat ini menca-pai 75 juta ton per tahun.
Faktanya PT. Smelting Gresik menjadi satu-satunya pabrik pemurnian mineral didalam
negeri yang diresmikan presiden tgl. 25 Agustus 2000 untuk memurnikan konsentrat
tem-baga yang bersumber dari PT. Freeport Indonesia Grasberg dan PT. Newmont Nusa
Tenggara Batu Hijau.
49
Pemberlakuan larangan ekspor raw material akan mengakibatkan pe-rusahaan
pertambangan terpaksa menutup operasinya karena tidak dapat menyalurkan sebagian
besar hasil produksinya. Pada giliran-nya PT. Smelting yang mengolah konsentrat
tembaga juga terpaksa harus menghentikan operasinya karena tidak mendapatkan
pasokan konsentrat tembaga dari industri hulu pertambangan. Terhentinya operasi
smelter tembaga akan berdampak luas kepada sektor industri hilir bahkan terhadap
ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Selain katoda tembaga yang digunakan untuk
pembuatan kawat, kabel dan tube, smelter tembaga juga menghasilkan produk produk
sampingan seperti; asam sulfat yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan pupuk,
terak tembaga yang digunakan dalam produksi semen, beton dan cor, gipsum untuk
pabrik semen, lumpur Anoda untuk pemurnian emas dan perak.
Dari sisi hukum dan perundangan, sebenarnya usaha smelter temba-ga seharusnya tidak
berada dalam ranah pengaturan sektor pertam-bangan sebagaimana halnya UU Minerba
dan Permen ESDM. Hal ini karena usaha smelter tembaga termasuk dalam sektor
perindustrian dimana ijin usaha diterbitkan oleh Kementrian Industri. Oleh karena itu
pemerintah perlu segera melakukan harmonisasi dan meninjau ulang pemberlakuan
Permen ESDM No. 20 tahun 2013 baik dari sisi dampaknya terhadap sektor industri
Indonesia, maupun dari sisi hu-kum dan regulasi nasional.
Krusialnya permasalahan dunia pertambangan kita saat ini baik hulu maupun hilir,
Departemen RISTEK ESDM Majelis Nasional KAHMI 2012-2017 melihat adanya
urgensi untuk menggelar seminar yang mengangkat tema “Interdependensi Antara
Industri Hulu Pertamban-gan dengan industri hilir manufactur” yang akan dibahas oleh
para narasumber yang berkompeten dibidangnya masing-masing. Selamat berseminar.
Terimakasih.
50
PRESS RELEASE
AKHIR TAHUN MAJELIS NASIONAL KAHMI
MAJELIS NASIONAL KAHMI MEMINTA EKSEKUTIF DAN
LEGISLATIF SEGERA MENGELUARKAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) TENTANG PENGOLAHAN DAN
PEMURNIAN MINERAL DI DALAM NEGERI
1. Bahwa kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri baik bagi
perusahaan Kontrak Karya (KK) dan perusahaan Izin Usaha Pertambangan (IUP)
merupakan amanat UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (UU Minerba). Pasal 170 UU Minerba dengan tegas mengatakan bahwa
“Pemegang kontrak karya (KK) yang sudah berproduksi wajib melakukan
pemurnian mineral di dalam negeri selambat-lambatnya lima tahun sejak Undang-
undang tersebut ditetapkan”
2. Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI)
mendukung sepenuhnya langkah-langkah pemerintah untuk melaksanakan UU
Minerba sebagai upaya meningkatkan nilai tambah mineral di dalam negeri
sehingga akibat beragam (multiplier effect) mineral dapat berkontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan perekonomian nasional.
3. Sejauh penilaian yang dilakukan Majelis Nasional KAHMI dalam lima tahun
terakhir ini pemerintah tidak serius mempersiapkan blue print, grand desain, peta
jalan (roadmap), strategic plan dan action plan pengolahan dan pemurnian mineral
di dalam negeri sehingga menimbulkan ketidakpastian dan keresahan bagi industri
pertambangan hulu hilir di tanah air. Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 tahun 2013
tentang percepatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian di
dalam negeri baru diterbitkan pada tanggal 13 Januari 2013.
4. UU Menerba yang akan berlaku efektif tanggal 12 Januari 2014 dapat dipastikan
tidak dapat dijalankan secara penuh karena industri pengolahan dan pemurnian di
dalam negeri belum tersedia bagi perusahaan Kontrak Karya (KK) yang telah
berproduksi dan perusahaan Izin Usaha Pertambangan produksi yang berjumlah
sekitar 10.600 perusahaan.
5. Penghentian produksi pada tanggal 12 Januari 2014 bagi perusahaan Kontrak Karya
(KK) dan Perusahaan Izin Usaha Pertambangan (IUP) akan menghilangkan secara
langsung mata pencaharian karyawan dan keluarga mereka, dan dalam waktu
seketika akan menciptakan pengangguran yang meluas dan massif ditanah air. Jika
51
eksekutif dan legislatif tidak mengantisipasi permasalahan ini, akan menjelma
menjadi kerusuhan sosial yang tidak terkendali, yang pada akhirnya mengganggu
kondusifitas pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilu eksekutif di 2014.
6. Khusus bagi perusahaan Kontrak Karya (KK) yang menghasilkan tembaga,
penghentian operasi akan berdampak kolapsnya perusahaan hulu pertambangan dan
berakibat berantai dengan kolapsnya industri menengah (industry smelting) dan
industri hilir yang memanfaatkan produk sampingan tembaga seperti industri kabel,
industri pupuk dan industri semen di tanah air sehingga akan berdampak bagi
perekonomian nasional.
7. Potensi kehilangan pendapatan negara ratusan triliun rupiah akibat kolapsnya
perusahaan hulu dan hilir pertambangan yang bersumber dari pendapatan langsung
dalam bentuk pajak, pendapatan negara bukan pajak (royalty), deviden, PAD dan
pendapatan tidak langsung dalam bentuk barang dan jasa di dalam negeri.
8. Untuk itu Majelis Nasional KAHMI meminta kepada eksekutif dan legislatif untuk
segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
untuk memastikan pemba- ngunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral di
dalam negeri dua atau tiga tahun yang akan datang sebagaimana di amanahkan
dalam UU Minerba.
9. Demikian siaran pers ini kami sampaikan sebagai bentuk antisipasi dan kepedulian
Majelis Nasional KAHMI atas situasi yang ber- kembang di tanah air terkait
ancaman kolapsnya industri hulu dan hilir pertambangan atas berlaku efektifnya
UU Minerba tgl. 12 Januari 2014 untuk mendapat perhatian yang serius dari
eksekutif dan legislatif. Terimakasih.
52
Press Release
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)
Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI)
53
PERNYATAAN SIKAP
MAJELIS NASIONAL KAHMI
54
Pernyataan Sikap
Majelis Nasional KAHMI
Tentang Kasus Anas Urbaningrum
Sehubungan dengan akan diucapkannya vonis hakim pengadilan tindak pidana
korupsi (tipikor) terhadap Saudara Anas Urbaningrum, besok pada hari Rabu
tanggal 24 September 2014, dengan ini Presidium Majelis Nasional Korps
Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN-KAHMI) menyampaikan pernyataan
sebagai berikut:
1. KAHMI mendukung sepenuhnya semua langkah negara dan aparat
penegak hukumnya untuk melakukan perang total terhadap korupsi karena
korupsi merupakan perbuatan biadab yang menjadi kanker ganas bagi
negara dan bangsa. Meskipun begitu, KAHMI tetap mengingatkan agar
dalam melakukan perang terhadap korupsi tersebut penegak hukum benar-
benar bertindak adil sesuai dengan fakta hukum yang logis dan diyakini
kebenarannya sesuai dengan bisikan hati nurani dan akal sehat.
2. Tidak dapat disangkal, dalam kasus dakwaan korupsi terhadap Anas
Urbaningrum yang vonisnya akan diucapkan tanggal 24 September 2014,
telah terjadi kontroversi pendapat di tengah-tengah masyarakat terkait
dengan kesaksian di persidangan yang sebagiannya dianggap tidak logis
dan kontradiktif. Di dalam kasus-kasus yang melibatkan politisi kontroversi
penilaian yang seperti itu memang selalu terjadi, sehingga wajar terjadi pro
kontra dari sudut pandang dan posisi yang berbeda. Khusus untuk Sdr.
Anas Urbaningrum penetapan tersangka oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi didahului oleh peristiwa politik yang terkait dengan posisi politik
Sdr. Anas Urbaningrum yang menimbulkan berbagai penafsiran yang
berbeda pula. Meskipun begitu KAHMI tetap berharap dan berdoa agar
majelis hakim menilai secara obyektif dan cermat semua fakta persidangan
untuk kemudian, “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”,
menjatuhkan putusan dengan seadil-adilnya terhadap Saudara Anas
Urbaningrum.
3. Kepada seluruh warga KAHMI diminta untuk tenang dan meng-hormati
semua proses hukum yang berlangsung. Kita mendo-akan semoga
Saudara Anas Urbaningrum mendapat keadilan dan vonis yang terbaik
baginya dan yang bersangkutan bersama ke-luarga mendapat kekuatan
dari Allah SWT untuk tegar, apa pun vonis yang nanti dijatuhkan oleh
hakim.
Jakarta,28 Dzulqaidah 1435 H
23 September 2014 M
MAJELIS NASIONAL KAHMI
55
PERNYATAAN SIKAP
MAJELIS NASIONAL KAHMI
TERHADAP TRAGEDI KEMANUSIAAN ROHINGYA
56
Siaran Pers
Majelis Nasional KAHMI
58
PERNYATAAN SIKAP MAJELIS NASIONAL KAHMI
TENTANG TINDAKAN SALAH TANGKAP
OLEH DENSUS 88 POLRI
Perang terhadap terorisme pada dasarnya kebijakan yang harus didukung oleh
semua elemen masyarakat dan semua bangsa dalam rangka mewujudkan
kehidupan harmonis yang menuju terciptanya perdamaian abadi sebagaimana
cita-cita nasional dalam pembukaan UUD 1945. Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir ini sudah beberapa kali mengalami peristiwa terorisme yang
dilakukan oleh orang-orang secara nyata melakukan tindakan melawan hukum
dengan mengebom obyek-obyek tertentu.
2. Pimpinan Polri perlu melakukan kaji ulang tentang SOP pe- nangkapan
terhadap seseorang yang diduga pelaku teror atau pihak yang terkait
dengan pelaku teror.
59
ormas dan kelompok masyarakat dalam mencegah dan menangani
terorisme perlu ditingkatkan secara nyata dan berkelanjutan.
60
PERNYATAAN SIKAP MAJELIS NASIONAL KAHMI
TENTANG LESBIAN, GAY, BISEKSUAL DAN
TRANSGENDER (LGBT)
Penyimpangan seksual adalah problema umat manusia sejak dahulu kala.
Bahkan dalam sejarah Nabi Luth AS dan kaumnya dikisahkan bahwa
penyimpangan seksual itu terjadi begitu terstruktur, sistematis dan masif
sehingga dapat dikategorikan sebagai tragedi kemanusiaan. Akhirnya turun
azab dari Allah swt sebagai peringatan bagi umat manusia. LBGT sebagai
bagian dari penyimpangan seksual adalah persoalan yang sudah lama menjadi
kontroversi di luar negeri, terutama di Eropa dan Amerika. Namun belakangan
isu ini menjadi perbincangan hangat di Indonesia karena didorong publikasi
yang masif dari kelompok pendukung LGBT akhir-akhir ini. Bahkan UNDP,
sebuah lembaga di PBB mengkonfirmasi akan memberikan kucuran dana yang
cukup besar tahun ini dalam “penanganan” LGBT di beberapa negara di Asia,
termasuk Indonesia.
61
4. Meminta kepada Pemerintah untuk melakukan upaya-upaya preventif dan
kuratif kepada penyandang LGBT. Membuka klinik khusus untuk
penyembuhan/rehabilitasi atau konsultasi para penyandang LGBT.
6. Meminta kepada segenap ormas Islam dan para ulama untuk memberikan
pemahaman seluas-luasnya kepada umat terhadap bahaya LGBT dan
legalisasinya. Pemerintah diharapkan dapat menfasiliitasi program ini agar
berjalan efektif dan terarah.
Wabillahitaufiq walhidayah
62
Press Release
HUT KE-50 KAHMI TAHUN 2016
Momentum Ulang Tahun Emas, KAHMI Ajak Komponen Bangsa
Bersinergi Merawat NKRI
NKRI bagi semua komponen bangsa termasuk KAHMI adalah final. Tidak perlu
ada diskusi lagi tentang bentuk lain dari Negara ini. Sejarah mencatat,
pangalaman panjang selama 71 tahun Indonesia Merdeka, Negara Kesatuan
berbentuk Republik adalah pilhan terbaik untuk Indonesia sebagai negara
kepulauan di antara dua samudra dan dua benua. Sudah cukup energi kita
terbuang untuk mengalami masa-masa percobaan menjadi negara serikat atau
federal.
Ketika Generasi Eksponen 66 melahirkan orde baru, maka mun- cul harapan
bahwa Orde Baru yang menggatikan Orde Lama akan mewujudkan keadilan
dan kemakmuran. Tahun 1998, Orde Baru runtuh dan NKRI memasuki Era
Reformasi. Harapan baru muncul lagi, reformasi- menjadi tumpuan harapan
untuk terwujudnya Keadilan dan Kemakmuran. Kenyatannnya, 18 tahun Era
Reformasi, keadilan dan kemakmuran belum sepenuhnya dirasakan. Bahkan di
beberapa Wilayah di Indonesia justru semakin tertinggal dari wilayah di
Indonesia Barat.
Dalam momentum peringatan Ulang Tahun emas ini, KAHMI mem- berikan
pesan penting bahwa NKRI akan bertahan utuh jika kita bersinergi merawatnya.
Dalam peringatan emas ini KAHMI dari Aceh hingga Papua me- laksanakan
berbagai kegiatan antara lain: 1) Temu Nasional Alumni HMI Pemangku
Jabatan Publik, 2) Seminar-Seminar 3) Tadarus Nasional dan Doa KAHMI untu
Bangsa, 4) Gerak Jalan Sehat , 5) Resepsi HUT KAHMI KE 50.
63
• Seminar Memperkuat Pancasila sebagai Dasar Berbangsa dan Bernegara
dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2016 di Jakarta.
• Diskusi Publik Moratorium Kelapa Sawit dalam Pro dan Kontra yang
diselenggarakan pada tanggal 22 September 2016 di Ruang CAndi
Singosari, Grand Sahid Jaya.
Untuk Gerak jalan sehat dilaksanakan pada hari Minggu, 25 September 2016
bertempat di 70 titik di seluruh Indonesia. Untuk tingkat pusat di laksanakan di
Gelora Bung Karno Jakarta.
64
Pernyataan Sikap Majelis Nasional Korps Alumni
Himpunan Mahasiswa Islam tentang Penistaan Agama Islam
yang Diduga dilakukan Basuki T. Purnama (Ahok)
Bismillahirrahmanirrahiim
4. Meminta kepada umat Islam terutama warga DKI Jakarta untuk tetap sabar
dan tenang, tidak terprovokasi untuk melakukan hal-hal yang bisa
menganggu stabilitas, yang merusak kebersamaan, persatuan dan
kesatuan seluruh bangsa Indonesia, dengan mempercayakan penyelesaian
kasus tersebut secara hukum kepada POLRI.
65
memperjuangkan tegaknya hukum dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
66
PERNYATAAN SIKAP MAJELIS NASIONAL KAHMI
Peristiwa Unjuk Rasa umat Islam pada tanggal 4 November 2016 di Jakarta
dan berbagai daerah di wilayah NKRI merupakan perwujudan hak demokrasi
warga negara yang dijamin oleh Konstitusi dan hukum. Oleh karena itu Korps
Alumni HMI (KAHMI) mengapresiasi penyam-paian pendapat di muka umum
tersebut yang secara umum telah ber-jalan dengan damai. Adapun terjadinya
insiden pada salah satu lokasi di Jakarta malam 4 November 2016 pada saat
bubarnya aksi damai dan pergerakan massa dari depan Istana menuju
DPR/MPR Senayan, pada dasarnya hanya ekses dari ketidakpuasan massa
karena gagal ditemui oleh Presiden RI yang ditunggu sejak bakda Shalat Jumat
hingga berakhirnya batas waktu penyampaian pendapat di muka umum. Akibat
insiden tersebut, pihak Kepolisian melakukan penyeli-dikan dan penyidikan
termasuk penjemputan paksa dan penahanan fungsionaris PBHMI.
Untuk itu Majelis Nasional KAHMI sebagai bagian dari komponen bangsa
merasa perlu menyampaikan sikap sbb :
67
dan mengusut personelnya yang melanggar SOP Polri dalam penanganan
aksi tersebut.
4. Meminta kepada pihak Kepolisian untuk melakukan proses hukum yang adil
dan bijaksana kepada para mahasiswaanggota HMI yang sedang dalam
proses penyelidikan insiden Jumat malam 4 November 2016.
Demikian pernyataan sikap ini, semoga menjadi perhatian dari Pemerintah dan
pihak pihak terkait.
Billahitaufiq Walhidayah
68
SIARAN PERS
PB HMI dan MN KAHMI
Menghadapi Aksi Bela Islam III pada Jum’at, 2 Desember 2016, maka ada
beberapa hal yang perlu kami sampaikan:
4. Demi tetap menjaga Indonesia sebagai negata hukum dan tuntutan rasa
keadilan, kami tetap mendesak agar Basuki Tjahaya Purnama segera
DIPENJARAKAN!
69
PERNYATAAN SIKAP
MAJELIS NASIONAL KAHMI
Bismillahirrahmanirrahim
Terungkapnya para pelaku teror beserta bom yang siap meledak dan barang
bukti lainnya yang terjadi di beberapa wilayah NKRI akhir-akhir ini, maka
Majelis Nasional KAHMI menyatakan sikap sbb :
Billahitaufiq Walhidayah
Mengingat banyaknya alumni HMI yang tersebar pada semua aspek kehidupan
akan membawa konsekuensi adanya perbedaan cara pandang, pemikiran dan
kepentingan. Nilai pluralitas ini adalah sesuatu yang inheren bagi keluarga
besar KAHMI. Tetapi, satu hal yang mendasari dan mempererat ikatan
psikologis segenap alumni HMI yaitu adanya kesamaan historis dan misi
perjuangan. untuk memajukan umat dan Bangsa. Oleh karena itu, KAHMI
sebagai organisasi kecendekiaan merupakan tempat berkumpulnya berbagai
ide, gagasan dan pemikiran para kader HMI.
Dalam peringatan kali ini jajaran KAHMI dari Aceh hingga Papua melaksanakan
berbagai kegiatan antara lain: 1) Seminar dan Diskusi 2) Kegiatan Sosial dan 3)
Resepsi HUT Ke-51 KAHMI.
Untuk Kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Tingkat Nasional antara lain:
Ziarah dipimpin oleh Dr. Ir. Akbar Tandjung ke makam Pendiri HMI Prof.
Lafran Pane di Yogyakarta dan Makam Jenderal Besar Panglima APRI
Soedirman di TMP Kusumanegara Yogyakarta pada tanggal 31 Agustus
2017. Jenderal Sudirman terkenal dengan ungkapannya pada Dies Satu
Tahun HMI 1948 di Yogyakarta yaitu: HMI tidak hanya singkatan dari
Himpunan Mahasiswa Islam tetapi juga Harapan Masyarakat Indonesia.
Dan betul, terbukti dalam perjalanannya selama 70 tahun, HMI
membuktikan pengabdiannya dengan menyumbangkan kader kader untuk
pembangunan NKRI.
3. Puncak acara adalah Resepsi HUT Ke-51 KAHMI, dilaksanakan hari ini
tanggal 19 September 2017 di Balai Sidang Jakarta Convention Center
(JCC), Senayan Jakarta. Acara ini akan diisi berbagai acara termasuk Orasi
HUT KAHMI oleh Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Prof. Dr.
Moh. Mahfud MD, Sambutan oleh Ketua Majelis Penasehat KAHMI Dr. Ir,
Akbar Tandjung dan Ketua Komisi Yudisial Prof. Dr. Aidul Fitriciada Azhari
SH, dan dihadiri Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, Menteri dan Pejabat
setingkat Menteri, Tokoh-tokoh nasional, pimpanan Partai dan Ormas
Tingkat Pusat, Pimpinan Perguruan Tinggi, Keluarga Besar KAHMI dari
semua Propinsi, PBHMI serta kader –kader HMI se Indonesia dan lain-lain.
72
Pada acara HUT ke51 ini, KAHMI memberikan penghargaan kepada
Almarhum Munir Said, SH aktivis HMI Cab Malang sebagai Pejuang HAM.
Panitia memberikan tali asih sebesar Rp25 juta sebagai dana bantuan
pendidikan untuk ananda dari Almarhum Munir. Selain itu, karena kelahiran
KAHMI bersamaan dengan kelahiran KOHATI (Koprs HMI Wati),
pengharhagaan juga diberikan kepada Bapak Syafei Atmodiwiryo dan Ibu
Ida Ismail Nazar Nasution sebagai pencipta Mars Kohati.
Semoga Allah SWT meridhai dan menjadi amal ibadah kita kelak.
73
LAMPIRAN LPJ
LAMPIRAN 4.
Daftar Inventaris
MN KAHMI
74
INVENTARIS YANG DIKELOLA BPPA KAHMI
TAHUN 2004
TAHUN 2005
5 Layar Proyektor
TAHUN 2006
75
19 11/9/2006 1 (satu) buah file cabinet 4 laci R.BPPA
TAHUN 2007
76
TAHUN 2008
TAHUN 2009
77
57 15 (Lima belas) Lusin piring polos (Pengalian PRT
barang2 dari PNM)
TAHUN 2010
78
PNM)
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
TAHUN 2016
93 handycam Sonic
79
94 Tripoot (Mas Dwiky)
80
KETETAPAN
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
81
Ketiga : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
82
ANGGARAN DASAR
MUKADDIMAH
Pasal 3
AZAS
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam berazaskan Islam.
Pasal 4
SIFAT
KAHMI adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat independen, kecendekiaan dan
religius.
Pasal 5
TUJUAN
Terhimpunnya alumni HMI yang memiliki kualitas insan cita dalam mewujudkan
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
Pasal 6
GARIS PERJUANGAN
Mempertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila
dan UDD 1945 serta mensyiarkan Islam
Pasal 7
FUNGSI DAN PERAN
1. KAHMI berfungsi sebagai wadah berhimpun Alumni HMI untuk memberikan
keteladanan intelektual bagi umat dan bangsa dalam rangka mencapai tujuan
KAHMI.
2. KAHMI berperan sebagai :
a. Wadah pemersatu alumni HMI
b. Perekat masyarakat Indonesia yang majemuk.
c. Organisasi cendekiawan yang membawa MANFAAT bagi masyarakat,
BANGSA, negara republik Indonesia, dan bagi alam semesta
d. Wadah untuk menfasilitasi dan mendukung aktivitas HMI, terutama dalam
menyelenggarakan kegiatan pengaderan
84
e. Wadah untuk membantu alumni HMI dalam mengembangkan kepribadian, ilmu
pengetahuan, seni, kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat, serta kegiatan
lain yang sesuai dengan tujuan dan garis perjuangan KAHMI.
Pasal 8
MISI
Untuk mencapai tujuan KAHMI, maka Misi KAHMI sebagai berikut :
1. Memelihara dan meningkatkan persaudaraan sesama Anggota KAHMI dalam
meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
2. Mendinamisasikan hubungan timbal balik KAHMI dengan HMI agar setiap
anggota HMI mencapai kualitas insan cita secara paripurna dan memperkuat
basis sosial HMI di setiap kampus perguruan tinggi.
3. Memperkuat ukhuwah islamiyah bagi sesama kader umat Islam untuk berperan
aktif membangun kehidupan yang islami dalam masyarakat.
4. Meningkatkan peran kecendekiawan dalam memajukan IPTEK,
enterpreneurship dan Inovasi.
5. Berpartisipasi aktif dalam mengkritisi dan membentuk kebijakan publik
berdasarkan kekuatan moral dan ilmu pengetahuan dalam rangka memerangi
kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan untuk kemajuan
bangsa dan Negara Kesatuan Republik Imdonesia;
6. Menjalin persaudaraan kemanusiaan dengan sesama warga dunia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tercipta keadilan dan perdamaian dunia.
BAB IV
KODE ETIK
Pasal 9
1. KAHMI memiliki Kode Etik KAHMI sebagai penyempurnaan dari Kode Etik
KAHMI hasil Musyawarah KAHMI se-Indonesia di Cipayung tanggal 26 Mei
1973.
2. Setiap anggota KAHMI terikat dan harus mematuhi Kode Etik KAHMI
3. Penegakan Kode Etik dilaksanakan oleh Dewan Etik
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 10
Anggota KAHMI terdiri atas :
a. Anggota biasa
b. Anggota Kehormatan
85
BAB VI
STRUKTUR PIMPINAN DAN KEKUASAAN
Pasal 11
STRUKTUR PIMPINAN
Pimpinan KAHMI terdiri dari :
1. Di tingkat Nasional disebut Majelis Nasional, disingkat MN
2. Di tingkat Propinsi disebut Majelis Wilayah, disingkat MW
3. Di tingkat Kabupaten/Kota disebut Majelis Daerah, disingkat MD
4. Di luar negeri disebut Majelis Perwakilan, disingkat MP.
5. Di instansi kerja atau perguruan tinggi, disebut Majelis Rayon, disingkat MR
Pasal 12
STRUKTUR KEKUASAAN
1. Kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Nasional, disingkat MUNAS.
2. Di tingkat Wilayah, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Wilayah,
disingkat MUSWIL
3. Di tingkat Daerah, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Daerah,
disingkat MUSDA.
4. Di tingkat Majelis Paerwakilan, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah
Perwakilan, disingkat MUSPER.
5. Di tingkat Rayon, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah Rayon,
disingkat MUSRA.
BAB VII
ALAT KELENGKAPAN
Pasal 13
1. Alat kelengkapan organisasi dibentuk oleh setiap tingkatan Struktur Pimpinan
KAHMI untuk mendukung pencapaian tujuan KAHMI.
2. Alat kelengkapan terdiri dari Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Dewan Etik.
3. Alat Kelengkapan dibentuk dan bertanggung jawab kepada Pimpinan KAHMI
sesuai tingkatannya. Khusus Dewan Etik hanya dibentuk di tingkat Majelis
Nasional dan Majelis Wilayah.
Pasal 14
DEWAN PENASIHAT
1. Dewan Penasihat berfungsi memberi saran dan pertimbangan kepada Majelis
Nasional/ Majelis Wilayah/Majelis Daerah sesuai tingkatannya.
2. Dewan Penasehat diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Nasional/Majelis
Wilayah/ Majelis Daerah sesuai tingkatannya.
3. Ketentuan mengenai Dewan Penasehat diatur dalam Pedoman Organisasi yang
ditetapkan oleh Majelis Nasional.
86
Pasal 15
DEWAN ETIK
1. Dewan Etik dibentuk di tingkat nasional dan wilayah yang berfungsi sebagai
institusi yang mengawasi perilaku/ etika pengurus/ anggota dan penegak disiplin
organisasi.
2. Dewan Etik berwenang memeriksaa atau meminta keterangan terhadap pengurus
yang diduga melanggar kode etik KAHMI atau melanggar AD/ART KAHMI.
3. Dewan Etik berwenang untuk memberhentikan atau memberikan sanksi kepada
Pengurus yang terbukti melanggar kode Etik KAHMI dan AD/ART KAHMI
4. Jumlah Anggota Dewan Etik tingkat nasional sebanyak-banyaknya 15 orang dan
di tingkat wilayah sebanyak-banyaknya 9 orang.
5. Ketentuan mengenai Dewan Etik diatur dalam Pedoman Dewan Etik dan
ditetapkan oleh Majelis Nasional.
Pasal 16
DEWAN PAKAR
1. Dewan Pakar berfungsi memberikan saran dan hasil kajian dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta profesi kepada Majelis Nasional
/Wilayah/Daerah, dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan program atau
kebijakan serta pengendalian. Dewan Pakar diangkat dan diberhentikan oleh
Majelis Nasional/ Wilayah/ Daerah sesuai tingkatannya.
2. Ketentuan mengenai Dewan Pakar diatur dalam Pedoman Organisasi yang
ditetapkan oleh Majelis Nasional.
BAB VIII
LEMBAGA/BADAN OTONOM
Pasal 17
1. Lembaga/Badan Otonom merupakan lembaga atau badan yang didirikan oleh
KAHMI dalam rangka melaksanakan tujuan KAHMI.
2. Lembaga/Badan Otonom dalam aktivitasnya secara otonom dan mengikuti
peraturan serta perundangan yang berlaku.
3. Lembaga/Badan Otonom KAHMI seperti yang dimaksud pada ayat (1) diatas
antara lain : Himpunan Pengusaha KAHMI HIPKA dan lembaga lainnya sesuai
kebutuhan.
BAB IX
FORHATI
Pasal 18
1. Forhati adalah wadah berhimpunnya alumni HMIwati, yang dinamakan Forum
Alumni HMIwati atau disingkat FORHATI
87
2. Forhati adalah lembaga yang dibentuk oleh KAHMI sebagai wadah berhimpun
alumni HMIwati dan bagian yang tidak terpisahkan dari KAHMI.
3. Tugas dan Fungsi Forhati adalah sebagai wadah untuk mengembangkan potensi
dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh alumni HMIwati dalam rangka
tercapainya tujuan KAHMI.
4. Ketentuan yang mengatur tentang Forhati diatur lebih lanjut dalam Pedoman
Forhati.
BAB X
KEKAYAAN
Pasal 19
1. Kekayaan organisasi berupa :
a. Iuran anggota dan pengurus
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Aset material dan non material
2. Pengelolaan kekayaan organisasi dilakukan dengan profesional, inovatif dan
amanah.
BAB XI
ATRIBUT KAHMI
Pasal 20
1. Atribut organisasi KAHMI terdiri dari :
a. Lambang
b. Bendera
c. Pataka
d. Papan Nama
e. Kop Surat
f. Stempel
g. Kartu Anggota
h. Hymne
i. Mars
2. Ketentuan mengenai atribut KAHMI diatur dalam Pedoman Organisasi.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN
PEMBUBARAN
Pasal 21
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KAHMI hanya dapat
dilakukan oleh Musyawarah Nasional.
88
Pasal 22
Pembubaran KAHMI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional yang khusus
dilakukan untuk itu.
BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 23
DEKLARASI MUSYAWARAH ALUMNI HMI
Deklarasi Musyawarah Alumni HMI yang dideklarasikan di Surakarta tanggal 15
September 1966, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar KAHMI ini.
Pasal 24
PENUTUP
1. Anggaran Dasar ini disahkan dan ditetapkan oleh MunasKe-10 pada tanggal 18
November 2017 Pukul 11.15 di Medan dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.
89
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Anggota KAHMI terdiri dari anggota biasa dan anggota kehormatan
2. Anggota biasa adalah setiap orang yang pernah mengikuti pengaderan HMI dan
terdaftar sebagai anggota HMI.
3. Anggota Kehormatan adalah
a. anggota KAHMI yang tidak termasuk dalam ketentuan pasal 1 ayat (1).
b. Orang yang berjasa dalam pengembangan KAHMI.
c. Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Majelis Daerah/Majelis Wilayah/Majelis
Nasional.
4. Sistem keanggotaan KAHMI diatur lebih lanjut dalam Pedoman Organisasi
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
HAK ANGGOTA
1. Anggota biasa mempunyai hak:
a. mengeluarkan pendapat, mengajukan usul atau pertanyaan
b. memilih dan dipilih menjadi pengurus
c. aktif dalam kegiatan KAHMI
d. mengembangkan potensi dan karir untuk prncapaian tujuan KAHMI.
2. Anggota kehormatan mempunyai hak:
a. mengajukan saran atau usul
b. aktif dalam kegiatan KAHMI
Mekanisme pelaksanaan hak anggota biasa dan anggota kehormatan lebih lanjut
diatur dalam Pedoman Organisasi.
Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Melaksanakan dan mematuhi AD/ART, Kode Etik dan ketentuan Pedoman
Organisasi.
2. Mendukung secara moral dan material setiap kegiatan KAHMI
3. Menjaga nama baik KAHMI dan keutuhan organisasi.
4. Membayar uang iuran KAHMI.
90
BAB III
MAJELIS NASIONAL
Pasal 4
1. Majelis Nasional adalah organ tertinggi organisasi dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Nasional.
2. Majelis Nasional dipimpin oleh Presidium Majelis Nasional yang dipilih dalam
Musyawarah Nasional.
3. Presidium Majelis Nasional adalah pelaksana tertinggi organisasi.
4. Presidium Majelis Nasional bekerja secara kolektif - kolegial.
5. Ketua Periodik Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Nasional adalah ex. officio
anggota Presidium Majelis Nasional KAHMI.
Pasal 5
Masa jabatan Presidium Majelis Nasional adalah 5 (lima) tahun terhitumg sejak
mengucapkan ikrar/sumpah jabatan di forum Munas yang dipandu oleh Pimpinan
Sidang Munas.
Pasal 6
Kriteria dan syarat-syarat Presidium Majelis Nasional
1. Kriteria:
a. Anggota Biasa KAHMI.
b. Berkomitmen penuh menjalankan tugas secara aktif sebagai Presidium selama
lima tahun
c. Memiliki integritas dan kapabilitas sebagai pemimpin organisasi.
d. Memiliki pengalaman organisasi dan rekam jejak yang baik selama aktif di
HMI/KAHMI serta organisasi lainnya.
e. Untuk menjaga Marwah KAHMI tentang Politik Uang, bagi calon yang terbukti
bermain Politik Uang maka dinyatakan gugur sebagai presedium terpilih.
2. Syarat:
a. Berumur sekurang-kurangnya 40 tahun pada saat pencalonan dan berdomisili di
Jabodetabeksekar (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, &
Karawang) serta menyerahkan copy Kartu Tanda Penduduk.
b. Menyampaikan biodata dan pandangannya secara tertulis, lisan atau video
tentang visi dan misi KAHMI;
c. Menyampaikan sertifikat atau tanda bukti formal pernah mengikuti pengaderan
HMI dan aktif dalam kepengurusan HMI dan/atau surat pernyataan kesaksian
dari Ketua Umum HMI dan/atau Sekretaris Umum pada tingkatan
kepengurusannya ketika menjadi pengurus dan mengikuti pengaderan HMI.
d. Menandatangani Pakta Integritas dan surat kesediaan pengunduran diri apabila
tidak aktif menjalankan tugas selama masa jabatan Presidium.
e. Tidak sedang menjabat pemimpin tertinggi Partai Politik.
f. Mengikuti tahapan seleksi yang diselenggarakan oleh Panitia Seleksi.
91
Pasal 7
Panitia Seleksi Calon Presidium dan Mekanisme Seleksi
1. Majelis Nasional membentuk Panitia Seleksi Calon Presidium Majelis Nasional
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah
Nasional.(Munas).
2. Jumlah Panitia Seleksi terdiri dari tujuh orang, dengan keterwakilan perempuan
sekurang-kurangnya dua orang..
3. Syarat anggota Panitia Seleksi adalah:
a. Tidak dapat mencalonkan diri menjadi calon presidium
b. Pernah mengikuti pengaderan formal HMI, di tingkat nasional minimal LK2.
c. Berpangalaman menjadi pengurus Majelis Nasional KAHMI .
Pasal 8
Mekanisme Pemilihan Presidium Dalam Munas
1. Ketua Panitia Seleksi dipersilahkan oleh Pimpinan Sidang untuk membacakan
Keputusan Panitia Seleksi tentang penetapan nama-nama Bakal Calon Presidium.
2. Bakal Calon Presidium diminta menyatakan kesediaannya secara langsung di depan
peserta Munas dipandu Pimpinan Sidang. Bakal Calon yang dipanggil tiga kali oleh
Pimpinan Sidang tetapi tidak hadir maka dianggap mengundurkan diri.
3. Bakal Calon Presidium yang telah menyatakan kesediaannya secara langsung di
depan peserta Munas selanjutnya ditetapkan sebagai Calon Presidium Majelis
Nasional KAHMI.
4. Apabila hanya terdapat 9 (sembilan) Calon Presidium, maka langsung ditetapkan
secara aklamasi oleh Pimpinan Sidang sebagai Presidium terpilih.
5. Setiap Majelis Wilayah, Majelis Perwakilan dan Majelis Daerah memilih 9
(sembilan) nama calon Presidium Majelis Nasional KAHMI dengan cara
menuliskan dalam kertas suara yang telah disiapkan Pimpinan Sidang.
92
6. Calon Presidium Majelis Nasional KAHMI yang memperoleh suara terbanyak ke-1
sampai ke-9, ditetapkan sebagai Presidium Majelis Nasional KAHMI terpilih.
7. Apabila terjadi jumlah suara yang sama untuk calon-calon yang memperoleh suara
terbanyak ke-9, maka terhadap calon-calon tersebut akan dilakukan pemilihan
ulang sampai terpilih suara terbanyak. Pemilihan ulang dilakukan hanya oleh
Majelis Wilayah dengan cara menulis satu nama calon pada kertas suara yang
disiapkan Pimpinan Sidang.
Pasal 9
Komposisi Majelis Nasional KAHMI
1. Presidium Majelis Nasional terdiri dari 9 (sembilan) orang, sedapat mungkin
mencerminkan kewilayahan dan kompetensi atau profesi anggota KAHMI.
2. Ketua-Ketua, yang mengoordinasi beberapa Departemen dan Lembaga/Badan serta
menjadi Koordimator Wilayah yang menghimpun beberapa Majelis Wilayah.
3. Sekretaris Jenderal dan Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal.
4. Bendahara Umum dan Bendahara-Bendahara.
5. Departemen-Departemen yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan tugas,
fungsi dan program.
6. Lembaga/Badan menurut berbagai bidang kerja dan profesi. Masing-masing
lembaga/badan dipimpin oleh seorang Direktur yang ditetapkan oleh Majelis
Nasional KAHMI.
Pasal 10
1. Koordinator Presidium ditetapkan berdasarkan musyawarah mufakat para
presidium yang diputuskan dalam rapat presidium.
2. Dalam hal Koordinator Presidium berhalangan tetap atau meninggal dunia, maka
dimusyawarahkan kembali oleh para presidium presidium untuk menetukan
Koordinator Presidium.
Pasal 11
Koordinator Presidium dan Sekretaris Jenderal berwenang mewakili dan bertindak
untuk dan atas nama Majelis Nasional KAHMI.
Pasal 12
1. Anggota Presidium dinyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presidium Majelis
Nasional KAHMI apabila :
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri
c. Dinyatakan bersalah dalam tindak pidana yang dihukum penjara lima tahun atau
lebih oleh pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
d. Diberhentikan oleh Dewan Etik.
2. Apabila Anggota Presidium dinyatakan berhenti dari jabatannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atas, berlaku ketentuan :
a. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti satu hingga empat orang, maka
Calon Presidium yang memperoleh suara terbanyak berikutnya ditetapkan
sebagai anggota Presidium. Selanjutnya anggota Presidium tersebut
93
mengucapkan ikrar/sumpah di forum Rapat Pengurus Harian Majelis Nasional
KAHMI.
b. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti lima orang atau lebih maka dapat
diusulkan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
Pasal 13
Rapat-Rapat
1. Rapat Presidium adalah Rapat yang dihadiri oleh anggota Presidium.
2. Rapat Pengurus Harian adalah Rapat yang dihadiri Presidium Majelis Nasional,
Ketua-Ketua, Sekretaris Jenderal dan Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara
Umum dan Bendahara-Bendahara.
3. Rapat Pleno Majelis Nasional KAHMI adalah Rapat yang dihadiri Presidium
Majelis Nasional, Ketua-Ketua Bidang, Sekretaris Jenderal dan Wakil-Wakil
Sekretaris Jenderal, Bendahara Umum dan Bendahara-Bendahara, Ketua/ Wakil
Ketua/ Sekretaris Departemen-Departemen, Direktur Lembaga-Lembaga,
Koordinator Wilayah, Ketua Periodik FORHATI Nasional, Ketua dan Sekretaris
Majelis Pakar dan Majelis Penasihat.
4. Rapat Pimpinan Nasional disingkat Rapimnas, diselenggarakan minimal sekali
dalam satu tahun yang dihadiri oleh unsur pimpinan pada Majelis Nasional dan
unsur Pimpinan Majelis Wilayah.
5. Rapat Koordinasi Nasional disingkat Rakornas, diselenggarakan minimal sekali
dalam satu periode kepengurusan yang dihadiri oleh seluruh unsur kepengurusan
Majelis Nasional/ peserta Rapat Pleno sebagaimana termaktub dalam ayat (4) pasal
ini dan utusan dari Majelis Wilayah masing-masing 2 (dua) orang dan utusan dari
Majelis Daerah masing-masing 1 (satu) orang.
6. Setiap Rapat dapat mengundang pihak-pihak tertentu diluar peserta yang tersebut
dalam pasal ini sesuai kebutuhan.
7. Ketentuan mengenai Rapat–Rapat Majelis Nasional diatur dalam Pedoman
Organisasi.
BAB IV
MAJELIS WILAYAH
Pasal 14
1. Majelis Wilayah adalah badan pelaksana organisasi di tingkat provinsi dan
bertanggung jawab kepada Musyawarah Wilayah.
2. Majelis Wilayah berkedudukan di ibukota Provinsi.
3. Majelis Wilayah dipimpin oleh Presdium atau Ketua Umum sebagai pelaksana
organisasi tertinggi di tingkat Wilayah/Provinsi.
4. Pengurus Majelis Wilayah disahkan dan dilantik oleh Majelis Nasional.
5. Majelis Wilayah dapat dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Majelis Daerah
dalam satu Provinsi.
94
Pasal 15
1. Masa jabatan Majelis Wilayah adalah 5 (lima) tahun terhitung sejak disahkan
berdasarkan surat keputusan Majelis Nasional.
2. Enam bulan sebelum masa jabatan Majelis Wilayah berakhir, maka Majelis
Nasional akan memberikan surat untuk segera mempersiapkan Muswil sebagai
Peringatan Pertama. Dalam jangka waktu tiga bulan berikutnya jika belum
memberitahukan kepada Majelis Nasional secara tertulis mengenai jadwal Muswil,
maka Majelis Nasional akan mengeluarkan surat sebagai Peringatan Kedua. Jika
dalam waktu selambat-lambatnya tiga bulan dari Peringatan Kedua, belum juga
melaksanakan Muswil, maka Majelis Nasional berwenang mengambil langkah-
langkah organisatoris, termasuk pembekuan dan membentuk caretaker sebagai
pelaksana tugas Majelis Wilayah hingga terbentuknya Pengurus baru hasil Muswil.
3. Mengenai langkah-langkah organisatoris, termasuk pembekuan dan membentuk
caretaker ditetapkan melalui Surat Keputusan Majelis Nasional.
Pasal 16
1. Anggota Presidium/Ketua Umum Majelis Wilayah dinyatakan berhenti dan atau
berhenti sementara dari jabatannya sebagai Presidium/Ketua Umum Majelis
Wilayah KAHMI apabila :
a. Meninggal dunia
b. Dinyatakan bersalah dalam tindak pidana oleh pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap yang dihukum lima tahun penjara atau lebih.
c. Dikemudian hari diketahui bukan anggota HMI.
d. Diberhentikan oleh Dewan Etik Majelis Wilayah.
2. Apabila Anggota Presidium dinyatakan berhenti dari jabatannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atas, berlaku ketentuan :
a. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti hanya satu orang, maka tugas
jabatannya dilaksanakan oleh anggota Presidium yang lain.
b. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti tiga orang atau lebih maka dapat
diusulkan Musyawarah Wilayah Luar Biasa.
3. Apabila Anggota Presidium dinyatakan berhenti dari jabatannya sebagaimana
dimaksud
4. Apabila Ketua Umum Majelis Wilayah dinyatakan berhenti dari jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka ditunjuk Pejabat Sementara Ketua
Umum oleh Rapat Pengurus Harian Majelis Wilayah. Selanjutnya Pejabat
Sementara Ketua Umum selambat-lambatnya dalam waktu enam bulan harus
melaksanakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa khusus untuk memilih Ketua
Umum definitif.
5. Apabila masa jabatan tersisa kurang dari satu tahun, maka langsung dilaksanakan
Musyawarah Wilayah oleh Pejabat Sementara Ketua Umum/ Presidium.
95
Pasal 17
Komposisi Pengurus Majelis Wilayah
1. Berbentuk Presidensial terdiri dari Ketua Umum, Ketua-Ketua, Sekretaris Umum,
Sekretaris-Sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara-Bendahara, Biro-Biro dan
Direktur-Direktur Lembaga/Badan; atau
2. Berbentuk Presidium terdiri dari Tujuh orang anggota Presidium, Ketua-Ketua,
Sekretaris Umum dan Sekretaris-sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara-
Bendahara, Biro-Biro dan Direktur-Direktur Lembaga?Badan.
3. Koordinator Presidium ditetapkan berdasarkan suara terbanyak yang diperoleh
dalam Muswil. Apabila pemilihan Presidium dalam Muswil melalui
mufakat/aklamasi, maka Koordinator Presidium ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak yang dipilih dari dan oleh para anggota Presidium.
4. Dewan Penasehat dan Dewan Pakar di tingkat Wilayah dibentuk sesuai kebutuhan.
5. Dewan Etik KAHMI Wilayah dibentuk dengan anggota sebanyak-banyaknya
sembilan orang.
Pasal 18
1. Majelis Wilayah bertanggung jawab membentuk Forum Alumni HMI-Wati
(Forhati) Wilayah.
2. Ketua Forhati Wilayah adalah ex officio anggota Presidium Majelis Wilayah,
namun tidak dapat dipilih sebagai Ketua Harian/Koordinator Presidium.
3. Apabila Majelis Wilayah menggunakan sistem presidensial, maka Ketua Forhati
menjabat salah satu Ketua Bidang yang membawahkan urusan pemberdayaan
alumni HMI-Wati dibawah Ketua Umum Majelis Wilayah.
Pasal 19
Kriteria Calon Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah adalah :
a. Anggota biasa yang memiliki pengalaman sebagai pengurus HMI dan KAHMI.
b. Berkomitmen untuk meluangkan waktu, pikiran dan sumberdayanya untuk
KAHMI
c. Berdomisili tetap di wilayah provinsi tersebut dan dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
d. Belum pernah menjabat sebagai Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah
selama dua periode.
Pasal 20
Rapat-Rapat Majelis Wilayah
1. Rapat Presidium adalah Rapat yang dihadiri oleh anggota Presidium.
2. Rapat Pimpinan adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum, Ketua-Ketua,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
96
3. Rapat Pengurus Harian adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum,
Ketua-Ketua, Sekretaris Umum dan Wakil-Wakil Sekretaris Umum, Bendahara
Umum dan Bendahara-Bendahara.
4. Rapat Pleno adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum, Ketua-Ketua,
Sekretaris Umum dan Wakil-Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan
Bendahara-Bendahara, Ketua/ Wakil Ketua/Sekretaris Biro, Direktur Lembaga-
lembaga, Koordinator Presidium FORHATI, Ketua dan Sekretaris Majelis Pakar
dan Ketua Majelis Penasihat.
5. Rapat Koordinasi Wilayah disingkat Rakorwil, diselenggarakan minimal sekali
dalam satu tahun yang dihadiri oleh seluruh unsur kepengurusan Majelis Wilayah/
peserta Rapat Pleno sebagaimana termaktub dalam ayat (4) pasal ini dan utusan dari
Majelis Daerah masing-masing 3 (tiga) orang.
6. Setiap Rapat dapat mengundang pihak-pihak tertentu diluar peserta yang tersebut
dalam pasal ini sesuai kebutuhan.
BAB V
MAJELIS DAERAH
Pasal 21
1. Majelis Daerah adalah badan pelaksana organisasi di tingkat Kabupaten atau Kota
dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Daerah.
2. Majelis Daerah berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota.
3. Pengurus Majelis Daerah disahkan oleh Majelis Wilayah dan tembusan Surat
Keputusan Pengesahannya wajib dikirimkan ke Majelis Nasional.
4. Majelis Daerah dilantik oleh Majelis Wilayah.
5. Majelis Daerah dapat dibentuk bila terdapat sekurang-kurangnya 10 anggota
KAHMI.
6. Majelis Daerah dapat dibentuk dari gabungan beberapa Kabupaten/Kota yang
saling berbatasan atau berdekatan.
Pasal 22
1. Masa jabatan Majelis Daerah 5 (lima) tahun terhitung sejak disahkan berdasarkan
surat keputusan Majelis Wilayah.
2. Enam bulan sebelum masa jabatan Majelis Daerah berakhir, maka Majelis Wilayah
akan memberikan surat untuk segera mempersiapkan Musda sebagai Peringatan
Pertama. Dalam jangka waktu tiga bulan berikutnya jika belum memberitahukan
kepada Majelis Wilayah secara tertulis mengenai jadwal Musda, maka Majelis
Wilayah akan mengeluarkan surat sebagai Peringatan Kedua. Jika dalam waktu
selambat-lambatnya tiga bulan dari Peringatan Kedua, belum juga melaksanakan
Musda, maka Majelis Wilayah berwenang mengambil langkah-langkah
organisatoris, termasuk pembekuan dan membentuk caretaker sebagai pelaksana
tugas Majelis Daerah hingga terbentuknya Pengurus baru hasil Musda.
97
3. Mengenai langkah-langkah organisatoris, termasuk pembekuan dan membentuk
caretaker akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Majelis Wilayah atau Majelis
Nasional.
Pasal 23
1. Anggota Presidium/ Ketua Umum Majelis Daerah dinyatakan berhenti dari
jabatannya sebagai Presidium/ Ketua Umum Majelis Daerah KAHMI apabila :
a. Meninggal dunia
b. Diputuskan bersalah oleh pengadilan yang telah berkuatan hukum tetap dengan
hukuman pidana penjara lima tahun atau lebih.
c. Diberhentikan oleh Dewan Etik KAHMI Wilayah
2. Apabila Anggota Presidium dinyatakan berhenti dari jabatannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atas, berlaku ketentuan :
a. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti hanya satu hingga dua orang, maka
tugas jabatannya dilaksanakan oleh anggota Presidium yang lain.
b. Dalam hal anggota Presidium yang berhenti tiga orang atau lebih maka dapat
diusulkan Musyawarah Daerah Luar Biasa.
3. Apabila Ketua Umum Majelis Daerah dinyatakan berhenti dari jabatannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka ditunjuk Pejabat Sementara Ketua
Umum oleh Rapat Pengurus Harian Majelis Daerah. Selanjutnya Pejabat Sementara
Ketua Umum selambat-lambatnya dalam waktu enam bulan harus melaksanakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa khusus untuk memilih Ketua Umum definitif
untuk melanjutkan sisa masa jabatan Ketua Umum sebelumnya.
4. Apabila masa jabatan tersisa kurang dari satu tahun, maka langsung dilaksanakan
Musyawarah Daerah oleh Pejabat Sementara Ketua Umum/Presidium.
Pasal 24
Komposisi Pengurus Majelis Daerah
1. Berbentuk Presidensial terdiri dari Ketua Umum, Ketua-Ketua, Sekretaris Umum,
Sekretaris-Sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara-Bendahara, Divisi-Divisi
dan Direktur-Direktur Lembaga/Badan; atau
2. Berbentuk Presidium terdiri dari 5 (lima) orang anggota Presidium, Ketua-Ketua,
Sekretaris Umum dan Sekretaris-sekretaris, Bendahara Umum dan Bendahara-
Bendahara, Divisi-Divisi dan Direktur-Direktur Lembaga/Badan.
3. Koordinator Presidium ditetapkan berdasarkan suara terbanyak yang diperoleh
dalam Musda. Apabila pemilihan Presidium dalam Musda melalui
mufakat/aklamsi, maka Koordinator Presidium ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak yang dipilih dari dan oleh para anggota Presidium.
4. Dewan Penasehat dan Dewan Pakar di tingkat Daerah dibentuk sesuai kebutuhan.
Pasal 25
1. Majelis Daerah bertanggung jawab membentuk Forum Alumni HMI-Wati (Forhati)
Daerah.
98
2. Ketua Forhati Daerah adalah ex officio anggota Presidium Majelis Daerah, namun
tidak dapat dipilih sebagai Ketua Harian/Koordinator Presidium.
3. Apabila Majelis Daerah menggunakan sistem presidensial, maka Ketua Forhati
menjabat salah satu Ketua yang membawahkan urusan pemberdayaan alumni HMI-
Wati dibawah Ketua Umum Majelis Daerah.
Pasal 26
Kriteria Calon Presidium atau Ketua Umum Majelis Daerah adalah :
a. Anggota biasa yang memiliki pengalaman sebagai pengurus HMI dan KAHMI.
b. Berkomitmen untuk meluangkan waktu, pikiran dan sumberdayanya untuk
KAHMI
c. Berdomisili tetap di Kabupaten/Kota tersebut dan dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
d. Belum pernah menjabat sebagai Presidium atau Ketua Umum Majelis Daerah
selama dua periode.
Pasal 27
1. Daerah dengan jumlah anggota kurang dari 10 (sepuluh) orang, dapat dibentuk
Majelis Daerah dengan status Majelis Daerah Persiapan.
2. Dalam waktu sekurang-kurangnya lima tahun, setelah memenuhi syarat Majelis
Daerah Persiapan dapat ditingkatkan statusnya menjadi Majelis Daerah definitif
berdasarkan keputusan Majelis Nasional atas rekomendasi Majelis Wilayah.
Pasal 28
Rapat-Rapat Majelis Daerah
1. Rapat Presidium adalah Rapat yang dihadiri oleh anggota Presidium
2. Rapat Pimpinan adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum, Ketua-Ketua,
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
3. Rapat Pengurus Harian adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum,
Ketua-Ketua, Sekretaris Umum dan Wakil-Wakil Sekretaris Umum, Bendahara
Umum dan Bendahara-Bendahara.
4. Rapat Pleno adalah Rapat yang dihadiri Presidium/ Ketua Umum, Ketua-Ketua ,
Sekretaris Umum dan Wakil-Wakil Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan
Bendahara-Bendahara, Ketua/ Wakil Ketua/Sekretaris Divisi, Direktur Lembaga-
lembaga, Ketua FORHATI, Ketua dan Sekretaris Majelis Pakar dan Ketua Majelis
Penasihat.
5. Setiap Rapat dapat mengundang pihak-pihak tertentu diluar peserta yang tersebut
dalam pasal ini.
99
Pasal 29
MAJELIS RAYON
1. Majelis Rayon adalah badan pelaksana organisasi yang berkedudukan di instansi
kerja atau komunitas atau kawasan tertentu dan bertanggung jawab kepada Majelis
Daerah.
2. Majelis Rayon berfungsi untuk melaksanakan pembinaan anggota dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Majelis Rayon dibentuk bila terdapat sekurang-kurangnya 10 anggota KAHMI.
Pasal 30
Masa jabatan Majelis Rayon 5 (lima) tahun.
Pasal 31
1. Kepengurusan Majelis Rayon ditetapkan dan disahkan oleh Majelis Daerah.
2. Komposisi Kepengurusan Majelis Rayon sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Bendahara, dan seksi-seksi sesuai kebutuhan.
Pasal 32
MAJELIS PERWAKILAN
1. Majelis Perwakilan adalah badan organisasi yang dibentuk di luar negeri minimal
terdapat 10 anggota KAHMI dalam satu negara atau gabungan beberapa negara
yang berbatasan.
2. Susunan kepengurusan Majelis Perwakilan di Luar Negeri disahkan oleh Majelis
Nasional berdasarkan usulan anggota KAHMI di satu Negara atau gabungan
beberapa Negara.
BAB VI
MUSYAWARAH NASIONAL
Pasal 31
1. Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi.
2. Musyawarah Nasional diselenggarakan oleh Majelis Nasional.
Pasal 32
Musyawarah Nasional diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun
100
Pasal 33
Kekuasaan/ wewenang Musyawarah Nasional :
1. Meminta Pertanggung jawaban Presidium Majelis Nasional dalam masa
jabatannya.
2. Memilih dan menetapkan 9 (sembilan) Presidium Majelis Nasional.
3. Menetapkan AD/ART KAHMI dan perubahannya.
4. Menetapkan Program Kerja Nasional dan Rekomendasi Munas.
5. Menetapkan Ketetapan-ketetapan lain sesuai kebutuhan.
Pasal 34
Mekanisme Musyawarah Nasional
1. Panitia Pengarah (Steering Committee) memimpin Sidang Munas hingga dipilih
pimpinan sidang Munas.
2. Pimpinan Sidang Musyawarah Nasional dipilih dari dan oleh peserta Musyawarah
Nasional.
3. Musyawarah Nasional dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah 1 (satu) dari jumlah Majelis Wilayah dan Daerah.
4. Peserta Musyawarah Nasional terdiri dari :
a. Majelis Nasional,
b. Utusan dari Majelis Wilayah, Majelis Daerah dan Majelis Perwakilan masing-
masing sebanyak 2 (dua) orang.
5. Hak peserta :
a. Hak bicara.
b. Majelis Wilayah, Majelis Daerah dan Majelis Perwakilan masing-masing
mempunyai hak 1 (satu) suara.
c. Majelis Daerah Persiapan hanya punya hak bicara.
6. Setelah pengesahan Ketetapan Laporan Pertanggungjawaban Presidium Majelis
Nasional, maka Presidium Majelis Nasional dinyatakan demisioner dan selanjutnya
dipilih dan ditetapkan Presidium Majelis Nasional masa bakti berikutnya.
Pasal 35
Musyawarah Nasional Luar Biasa
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat Munaslub, diselenggarakan jika ada
keadaan luar biasa dan diusulkan tertulis oleh 2/3 jumlah Majelis Wilayah dan
Majelis Daerah.
2. Keadaan luar biasa dimaksud adalah:
a. Presidium Majelis Nasional secara kolektif melakukan pelanggaran terhadap
AD/ART KAHMI yang ditelah diperiksa dan disahkan pelanggaran tersebut
oleh Dewan Etik Nasional.
b. Lima anggota Presidium Majelis Nasional atau lebih melakukan tindak pidana
yang sudah dinyatakan dengan putusan pengadilan, yang mempunyai kekuatan
hukum tetap dan telah direkomendasikan oleh Dewan Etik Nasional.
101
c. Lima anggota Presdium Majelis Nasional atau lebih meninggal dunia sebelum
masa jabatan hingga tiga tahun berjalan.
BAB VII
MUSYAWARAH WILAYAH
Pasal 36
1. Musyawarah Wilayah memegang kekuasaan tertinggi di tingkat wilayah,
2. Musyawarah Wilayah diselenggarakan oleh Majelis Wilayah
Pasal 37
Musyawarah Wilayah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 38
Kekuasaan/ wewenang Musyawarah Wilayah
1. Meminta Pertanggungjawaban Majelis Wilayah dalam masa jabatannya.
2. Memilih dan menetapkan Tujuh Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah.
3. Menetapkan Program Kerja Wilayah.
4. Menetapkan Ketetapan-ketetapan lain sesuai kebutuhan Majelis Wilayah.
Pasal 39
Mekanisme Musyawarah Wilayah
1. Pimpinan Sidang Musyawarah Wilayah dipilih dari dan oleh peserta Musyawarah
Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah dinyatakan kuorum apabila dihadiri lebih dari setengah
jumlah Majelis Daerah.
3. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari :
a. Majelis Wilayah,
b. Utusan dari Majelis Daerah masing-masing 3 (tiga) orang.
4. Hak peserta Musyawarah Wilayah :
a. Hak bicara.
b. Majelis Daerah masing-masing mempunyai hak 1 (satu) suara.
c. Majelis Daerah Persiapan hanya punya hak bicara.
5. Setelah pengesahan Ketetapan Pertanggung jawaban Pengurus Majelis Wilayah,
maka Pengurus Majelis Wilayah tersebut dinyatakan demisioner dan selanjutnya
dipilih dan ditetapkan Presidium/Ketua Umum masa bakti berikutnya.
102
Pasal 40
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa disingkat . Muswillub, diselenggarakan jika ada
keadaan luar biasa dan diusulkan tertulis oleh 2/3 atau lebih jumlah Majelis Daerah.
2. Keadaan luar biasa dimaksud adalah :
a. Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah melakukan pelanggaran terhadap
AD/ART KAHMI yang ditelah diperiksa dan disahkan pelanggaran tersebut
oleh Dewan Etik Wilayah.
b. Ketua Umum atau Empat orang Presidium Majelis Wilayah melakukan tindak
pidana yang sudah dinyatakan dengan putusan pengadilan, yang mempunyai
kekuatan hukum tetap dan telah ditetapkan oleh Dewan Etik Wilayah.
c. Ketua Umum atau Empat anggota Presidium Majelis Wilayah meninggal dunia
sebelum masa jabatan berjalan hingga empat tahun.
BAB VIII
MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 41
1. Musyawarah Daerah memegang kekuasaan tertinggi di tingkat daerah.
2. Musyawarah Daerah dilaksanakan oleh Majelis Daerah.
Pasal 42
Musyawarah Daerah diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.
Pasal 43
Kekuasaan/ wewenang Musyawarah Daerah :
1. Meminta Pertanggung jawaban Majelis Daerah dalam masa jabatannya.
2. Memilih dan Menetapkan Lima Presidium atau Ketua Umum Majelis Daerah.
3. Menetapkan Program Kerja Majelis Daerah.
4. Menetapkan Tata tertib pemilihan Presidium atau Ketua Umum Majelis Daerah.
5. Menetapkan Ketetapan-ketetapan lain sesuai kebutuhan Majelis Daerah.
Pasal 44
Mekanisme pelaksanaan Musyawarah Daerah :
1. Pimpinan Sidang Musyawarah Daerah dipilih dari dan oleh peserta Musyawarah
Daerah.
2. Musyawarah Daerah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah tambah 1 (satu) dari jumlah anggota yang terdaftar pada Majelis Daerah
yang bersangkutan.
2. Peserta Musyawarah Daerah terdiri dari :
103
a. Pengurus Majelis Daerah.
b. Utusan Majelis Rayon masing-masing 3 (tiga) orang dan/atau anggota KAHMI
yang terdaftar atau berdomiisili pada Daerah yang bersangkutan.
3. Hak peserta :
a. Hak bicara.
b. Pengurus Majelis Daerah dan Majelis Rayon dan/ atau anggota KAHMI yang
terdaftar atau bedomisili di Daerah yang bersangkutan, masing-masing
mempunyai hak 1 (satu) suara.
4. Setelah pengesahan ketetapan pertanggung jawaban Majelis Daerah, maka Majelis
Daerah tersebut dinyatakan demisioner dan selanjutnya dipilih dan ditetapkan
Ketua Umum atau Presidium masa bakti berikutnya.
Pasal 45
Musyawarah Daerah Luar Biasa
1. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan jika terdapat keadaan luar biasa
dan diusulkan tertulis oleh 2/3 dari jumlah anggota.
2. Keadaa luar biasa dimaksud adalah :
a. Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah melakukan pelanggaran terhadap
AD/ART KAHMI yang ditelah diperiksa dan disahkan pelanggaran tersebut
oleh Dewan Etik Wilayah.
b. Tiga orang Presidium atau Ketua Umum Majelis Wilayah melakukan tindak
pidana yang sudah dinyatakan dengan putusan pengadilan, yang mempunyai
kekuatan hukum tetap dan telah direkomendasikan oleh Dewan Etik Wilayah.
c. Ketua Umum atau tiga anggota Presdium Majelis Daerah meninggal dunia
sebelum masa jabatan berjalan hingga empat tahun.
BAB IX
KODE ETIK KAHMI
Pasal 46
1. Peraturan Kode Etik Warga KAHMI mengikat secara hukum kepada semua
anggota KAHMI.
2. Penegakan Kode Etik Warga KAHMI dilakukan oleh Dewan Etik yang dibentuk di
tingkat nasional dan wilayah.
3. Ketentuan mengenai Kode Etik dan Dewan Etik diatur dalam Peraturan Majelis
Nasional.
BAB X
STRUKTUR KEWENANGAN
PERATURAN ORGANISASI
Pasal 47
1. Keputusan Presidium Majelis Nasional memiliki kekuatan hukum setingkat
dibawah Munas.
104
2. Semua Peraturan Organisasi KAHMI memiliki kewenangan berdasarkan hirarkhi
kepemimpinan organisasi yakni, Nasional, Wilayah, Daerah, Rayon /Perwakilan.
3. Keputusan atau Peraturan Organisasi yang di bawah tidak boleh bertentangan
dengan yang di atasnya.
BAB XI
PEMBUBARAN KAHMI
Pasal 48
1. Pembubaran KAHMI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional yang
khusus dilakukan untuk itu.
2. Musyawarah Nasional Pembubaran KAHMI, harus diusulkan oleh lebih dari 2/3
Majelis Wilayah dan Majelis Daerah, dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Majelis Wilayah
dan Daerah serta disetujui 2/3 dari peserta Musyawarah Nasional yang hadir.
3. Sesudah KAHMI dinyatakan/ditetapkan untuk dibubarkan dibentuk Tim Likuidasi.
4. Kekayaan organisasi dihibahkan kepada HMI atau organisasi yang mempunyai
maksud dan tujuan yang sejalan dengan KAHMI, yang dilaksanakan oleh Badan
Likuidasi.
BAB XII
PENUTUP
Pasal 49
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga akan
diatur di dalam Pedoman Organisasi atau Peraturan lainnya yang ditetapkan oleh
Majelis Nasional atau Majelis Wilayah/ Daerah/Perwakilan berdasarkan struktur
kewenangan masing-masing.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
106
KETETAPAN
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
Bismillahirrahmanirrahim
KAHMI
KAHMI.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
sebagaimana terlampir.
107
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
108
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, atas izin Allah Swt, Steering Comittee Musyawarah Nasional
KAHMI tahun 2017 dan atas bantuan tim ahli telah berhasil merampungkan draft buku
Rencana Strategis KAHMI 20 Tahun (2017-2037) dan MN KAHMI 5 Tahun (2017-2022). Buku
Renstra ini disusun dalam 2 bagian, meliputi: Bagian 1. Rencana Strategis KAHMI 20 Tahun
yang teridir dari : a) Visi dan Misi KAHMI, b) Arah Kebijakan KAHMI. Bagian 2: Rencana
Strategis MN KAHMI 5 Tahun, yang terdiri dari: a) Isu-isu Strategis, b) Visi, Misi, Tujuan dan
Sasaran, c) Strategi dan Kebijakan, dan d) Program Strategis.
Renstra ini diharapkan menjadi acuan bagi pengurus, anggota, dan seluruh
stakeholders KAHMI dalam menjalankan roda organisasi khususnya dalam penyusunan
Rencana Kerja MN-KAHMI per - tahun.
Koordinator MN-KAHMI
ttd
109
DAFTAR ISI
(2017-2022)
A. ISU-ISU STRATEGIS
B. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN MN-KAHMI
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
D. PROGRAM STRATEGIS
110
BAGIAN I
RENCANA STRATEGIS KAHMI 20 TAHUN
Visi KAHMI
Renstra KAHMI merupakan dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang
memuat Visi, Misi dan Arah Kebijakan KAHMI, maka Visi KAHMI 20 Tahun, adalah:
Visi KAHMI; merupakan komitmen seluruh anggota KAHMI yang terbentuk dari proses
perkaderan dan pengabdian di HMI dan KAHMI, untuk mewujudkanmasyarakat Indonesiaadil
danmakmur yang diridhai Allah SWT melalui terciptanya suatu perubahan kondisi peradaban,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum dan politik, indikator sebagai berikut:
Indonesia Sehat,adalah meningkatnya kualitas kesehatan dan gizi masyarakat serta tingginya
angka harapan.
111
Misi KAHMI
Sebagai upaya untuk merealisasikan Visi KAHMI 20 Tahun melalui tahapan pencapaian target
yang lebih fokus dan terarah, maka ditetapkan Misi KAHMI sebagai berikut:
Arah kebijakan Renstra KAHMI memuat indikator tercapainya visi dan misi KAHMI selama kurun
waktu 20 (dua puluh) tahun dengan periodesasi pencapaian dalam 5 (lima tahunan), sehingga
dapat terukur pencapaian Indonesia Adil dan Makmur yang Diridhai Allah SWT.
Prioritas program adalah implementasi dari peran KAHMI sebagai kelompok masyarakat yang
paling bertanggungjawab agar dapat memberikan kontribusi yang sebesar besarnya terhadap
112
terwujudnya masyarakat Indonesia adil dan makmur yang diridhaai Allah SWT sebagaimana
yang dicita citakan oleh HMI dan KAHMI.
Sebagai ukuran pencapaian arah kebijakan dan prioritas program Renstra KAHMI 20 Tahun,
sebagai berikut:
Kondisi Diinginkan dari Arah Kebijakan dan peran KAHMI Menurut Indikator masyarakat
berperadaban kurun waktu 20 Tahun
Periode 2017-2037
Indikator
2017 2022 2027 2032 2037
1. Muslim murtad - - - -
4. Peredaran Narkoba - - - -
113
5. Kenakalan Remaja - - - -
6. Tempat Maksiat - - - -
8. KDRT - - - -
9. Trafiking - - - -
Untuk mencapai sasaran dari berbagai indikator tersebut diatas maka peran KAHMI selama
dua puluh tahun melakukan berbagai program yakni :
Menyiapkan anggota KAHMI muda yang taat pada nilai, norma, dan aturan agama
serta peraturan perundang undangan yang berlaku, jujur, saling menghormati dan
semangat gotong royong serta mampu menjadi motivator dan penggerak di tengah
tengah masyarakat,
Menggalang kemitraan dengan berbagai komponen masyarakat bersama
pemerintah membangun kehidupan yang damai, saling menghormati, jujur, gotong
royong, taat pada nilai, norma dan ajaran serta aturan agama.
Mensosialisasikan Roadmap tentang masyarakat berperadaban dari Rancangan
Induk Pembangunan Masyarakat Adil dan Makmur untuk diimplementasikan oleh
seluruh jajaran pengurus dan anggota KAHMI
Mensosialisasikan Roadmap tentang masyarakat berperadaban dari Rancangan
Induk Pembangunan Masyarakat Adil dan Makmur untuk diimplementasikan oleh
seluruh mitra perjuangan KAHMI
Menyiapkan Profil Masyarakat berperadaban secara berkala minimal 2 tahun sekali
Mengevaluasi kemajuan pelaksanaan dan capaian Roadmap tentang masyarakat
berperadaban dari Rancangan Induk Pembangunan Masyarakat Adil dan Makmur
minimal setia 1 tahun sekali
114
2. Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Sejahtera secara Ekonomi, dengan arah
kebijakan: Meningkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan masyaraakat yang
kondusif, toleran dan senantiasa menjalankan ajaran agama. Indikator sasarannya
adalah masyarakat yang mandiri, senang bekerja keras dan bersaing secara sehat,
angkatan kerja yang terdidik,
Kondisi yang diinginkan dari arah kebijakan dan peran KAHMI Menurut Indikator masyarakat
Sejahtera Secara Ekonomi 20 Tahun
Periode 2017-2037
Indikator
2017 2022 2027 2032 2037
1. Rata 2 jlh pengeluaran masyarakat (Juta Rp ) - - - -
115
7. Jumlah anggota KAHMI yang Berwirausaha - - - -
Agar tercapai kondisi masyarakat yang mandiri, pekerja keras, unggul dan trampil serta memiliki
papan, sandang dan pangan yang cukup serta memiliki tabungan hari tua, maka KAHMI harus
berperan dan berkontribusi melalui pelaksanaan program sebagai berikut :
1. Membangun konektifitas antara Kahmi dengan anggota dan antara sesama anggota
Kahmi serta antara Kahmi dengan berbagai komponen mitra seperjuangan Kahmi
dalam rangka mewujudkan berbagai usaha ekonomi produktif melalui Koperasi,
Lembaga Keuangan Mikro dan sebagainya,
2. Mendorong dan mengadvokasi pemerintah untuk memudahkan akses masyarakat
mendapatkan kemudahan dalam membangun usaha ekonomi produktif baik dari aspek
permodalan, perizinan, pembinaan keterampilan usaha serta pemasaran hasil usaha.
3. Menyiapkan alumni HMI muda ( anggota KAHMI Muda ) menjadi wirausahawan
yang profesional
4. Mengaktifkan lembaga-lembaga ekonomi KAHMI yang berbasis syari’ah untuk dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat muslim.
5. KAHMI/Anggota Kahmi membina kelompok-kelompok usaha ditengah-tengah
masyarakat yang tergolong miskin agar secepatnya keluar dari kondisi kemiskinan
menjadi keluarga sejahtera.
6. KAHMI Membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan akses
masyarakat miskin dalam berusaha baik dalam bentuk modal, pemasaran maupun
keterampilan.
7. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat melalui Desa Desa Binaan KAHMI
116
pendidikan yang semakin tinggi, jumlah pendidik yang memiliki sertifikasi cukup dan
berkualitas tinggi, jumlah kelompok akademisi dan kepakaran tinggi, memiliki daya cipta
tinggi, bersikap jujur, santun dan beradab,
Kondisi Diinginkan dari arah kebijakandan peran KAHMI Menurut Indikator masyarakat
berpendidikan 20 Tahun
Indikator Periode 2017-2037
2017 2022 2027 2032 2037
1. Jumlah Masyarakat Usia 18-24 thn yang - - - -
kuliah
2. Jumlah Pendidik yang bersertifikat - - - -
Pendidik bersertifikasi
Jlh lembaga pendidikan yang didirikan - - - -
117
Untuk terwujudnya kualitas masyarakat yang beriman, maju, mandiri, mapan dan
berkeadilan di dalam kebhinekaan maka KAHMI berperan melalui pelaksanaan programnya;
a. Mereview dan mengajukan usulan kepada legislatif dan eksekutif tentang sistem
pendidikan nasional yang benar-benar dapat mempercepat pencapaian kualitas
masyarakat yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan dalam kebhinekaan.
b. Mengajak dan mendoorong mitra perjuangan Kahmi untuk bersama-sama
memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang benar-benar dapat mempercepat
pencapaian kualitas masyarakat yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan
dalam kebhinekaan.
c. Mengajak dan Mendorong mitra seperjuangan Kahmi untuk bersama sama menggerakkan
seluruh masyarakat agar peduli dan meningkatkan partisipasi anak-anak mereka
mengikuti pendidikan setinggi tingginya.
d. Menggerakkan anggota Kahmi agar peduli terhadap pendidikan dan berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan Kahmi dalam bidang pendidikan.
e. Kahmi melalui yayasan atau lembaga lembaga yang ada membangun sekolah-sekolah
unggulan mulai dari PUD, TK. SD. SLTP, SLTA dan PT/Universitas.
f. Mendorong dan memfasiltasi anggota Kahmi yang berprofesi pendidik untuk lebih
meningkatkan etos kerja dalam rangka mempercepat pencapaian tujuan pendidikan
nasional yakni masyarakat berkualitas yang beriman, maju, mandiri, mapan dan
berkeadilan dalam kebhinekaan.
118
TARGET TARGET TARGET TARGET
Kondisi yang diinginkan dari arah kebijakan dan peran KAHMI Menurut Indikatormasyarakat Sehat
20 Tahun
119
Dalam membangun masyarakat yang sehat, unggul dan produktif yang ditandai dengan angka
kematian seacara umum, angka kematian bayi, kematian ibu yang relatif rendah, serta jumlah
masyarakat yang berkecukupan gizi dan angka harapan hidup yang relatif tinggi, maka
Kahmi mengambil peran sebagai berikut ;
a. Mengajak dan mendoorong mitra perjuangan Kahmi untuk bersama-sama
memperjuangkan kepada pemerintah (pusat, provinsi dan kab/kota) agar pelaksanan
sistem pelayanan kesehatan yang benar-benar mudah diakses oleh seluruh masyarakat,
serta secara adil mendapatkan pelayanan yang berkualitas
b. Mengajak dan mendorong mitra perjuangan Kahmi untuk bersama sama menggerakkan
masyarakat untuk lebih peduli terhadap prilaku hidup sehat, lingkungan yang sehat serta
mempersiapkan generasi yang berperilaku hidup sehat
c. Menggerakkan anggota Kahmi agar peduli terhadap prilaku hidup sehat dan
berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan Kahmi dalam bidang kesehatan.
d. Kahmi melalui yayasan atau lembaga lembaga yang ada membangun tempat-tempat
pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin seperti Rumah Sakit, Klinik
dsbnya.
120
TARGET TARGET TARGET TARGET
Kondisi yang diinginkan dari arah kebijakan dan peran KAHMI Menurut Indikator masyarakat Yang
Senantiasa Dalam Perlindungan Hukum & Perundang undangan 20 Tahun
121
Untuk mencapai terwujudnya Supremasi hukum oleh Penegak hukum, dan produk UU & PP oleh
pembuat kebijakan publik yang memenuhi rasa keadilan, maka KAHMI harus melaksanakan
perannya mellui Program :
122
Kondisi yang diinginkan dari arah kebijakan dan peran KAHMI Menurut Indikator masyarakat
Yang Senantiasa Dalam Perlindungan Hulum & Perundang undangan 20 Tahun
Untuk terwujudnya kondisi demokrasi yang melindungi hak-hak serta kepentingan masyarakat
banyak termasuk hak menentukan sikap dan pilihannya, maka Kahmi melakukan Programnya melalui
:
a. Melakukan pembinaan kepada anggota muda Kahmi yang berminat berkecimpung dalam
dunia politik agar menjadi politikus profesional dan islami,
123
b. Membangun jaringan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai lembaga kemasyarakatan
dalam rangka penguatan Kahmi dalam bidang politik
c. Meningkatkan Kuantitas dan kualitas anggota Forhati yang berminat dan berkecimpung
dalam bidang politik.
124
BAGIAN II
A. ISU-ISU STRATEGIS
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan
program karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (anggota KAHMI/masyarakat) dimasa
datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak
diantisipasi akan menimulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak
dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan peran KAHMI di masyarakat dalam
jangka panjang. Isu-isu strategis diidentifikasi berdasarkan berbagai permasalahan dan tantangan
umat dan bangsa yang sangat mendesak dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi serta disusun berdasarkan isu strategis yang dapat dimanfaatkan
sebagai peluang yang akan muncul dalam 5 (lima) tahun mendatang; termasuk untuk mengantisipasi
berbagai ancamannya.
Permasalahan
Permasalahan umat dan bangsa yang diidentifikasi MN-KAHMI dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan ada 3 permasalahan pokok yaitu : (1) merebaknya intoleransi dan krisis
kepribadian bangsa, (2) merosotnya kewibawaan negara, dan (3) melemahnya sendi-sendi
perekonomian nasional.
(2) Merosotnya kewibawaan negara, ketika negara tidak kuasa memberikan rasa aman
kepada segenap warga negara, tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap
kedaulatan wilayah, membiarkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), lemah
dalam penegakan hukum, dan tidak berdaya dalam mengelola konflik sosial. Negara
semakin tidak berwibawa ketika masyarakat semakin tidak percaya kepada institusi
publik dan pemimpin tidak memiliki kredibilitas yang cukup untuk menjadi teladan
dalam menjawab harapan publik terhadap perubahan ke arah yang lebih baik.
Harapan untuk menegakkan wibawa negara semakin pudar ketika negara mengikat
diri pada sejumlah perjanjian internasional yang mencederai karakter dan makna
kedaulatan yang tidak memberi keuntungan pada kepentingan nasional.
(3) Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional, hal ini terlihat dari belum
terselesaikannya persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar
wilayah, kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat dari eksploitasi sumber daya
alam yang berlebihan, dan ketergantungan dalam hal pangan, energi, keuangan, dan
teknologi. Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan kekayaan alam yang
sangat besar, baik yang mewujud (tangible) maupun bersifat nonfisik (intangible),
bagi kesejahteraan rakyatnya. Harapan akan penguatan sendi-sendi ekonomi bangsa
menjadi semakin jauh ketika negara tidak kuasa memberi jaminan kesehatan dan
kualitas hidup yang layak bagi warganya, gagal dalam memperkecil ketimpangan dan
ketidakmerataan pendapatan nasional, melanggengkan ketergantungan atas utang luar
negeri dan penyediaan pangan yang mengandalkan impor, dan tidak tanggap dalam
126
menghadapi persoalan krisis energi akibat dominasi alat produksi dan modal
korporasi global serta berkurangnya cadangan minyak nasional.
Isu Strategis
a) Isu pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah meningkatkan upaya promotif
dan preventif; meningkatkan pelayanan kesehatan ibu anak, perbaikan gizi (spesifik
dan sensitif), mengendalikan penyakit menular maupun tidak menular, meningkatkan
pengawasan obat dan makanan, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan. Secara khusus tantangan utama dalam lima tahun ke depan adalah dalam
meningkatkan kepersertaan Jaminan Kesehatan Nasional, penyiapan provider (supply
side) dan pengelolaan jaminaan kesehatan untuk mendukung pencapaian sasaran
nasional.
b) Isu pembangunan pendidikan antara lain adalah meningkatkan akses pendidikan
menengah melalui program Wajib Belajar 12 Tahun, dan memberikan pemihakan bagi
seluruh anak dari keluarga yang kurang mampu untuk tetap dapat menyelesaikan
sekolah sampai jenjang pendidikan menengah tanpa dipungut biaya.
c) Isu percepatan peningkatan taraf pendidikan seluruh masyarakat adalah memenuhi hak
seluruh penduduk usia sekolah dalam memperoleh layanan pendidikan dasar yang
berkualitas; meningkatkan akses pendidikan pada jenjang pendidikan menengah dan
tinggi, terutama bagi masyarakat kurang mampu; menurunkan kesenjangan partisipasi
pendidikan antarkelompok sosial-ekonomi, antarwilayah dan antarjenis kelamin; dan
meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat.
127
d) Isu memperkukuh karakter dan jatidiri bangsa adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengadopsi budaya global yang positif dan produktif serta
meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan
nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif sebagai perekat persatuan bangsa;
meningkatkan promosi budaya antar daerah dan diplomasi budaya antarnegara; dan
meningkatkan kualitas pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya.
e) Isu kesetaraan gender, peranan perempuan dalam pembangunan, serta perlindungan
perempuan dan anak adalah meningkatkan pemahaman, komitmen, dan kemampuan
para pelaku pembangunan akan pentingnya pengintegrasian perspektif gender di
semua bidang dan tahapan pembangunan, dan penguatan kelembagaan
pengarusutamaan gender termasuk perencanaan dan peganggaran yang responsif
gender di pusat dan di daerah, serta penguatan sistem perlindungan perempuan dan
anak dari berbagai tindak kekerasan dengan melakukan berbagai upaya pencegahan
dan penindakan.
Isu Strategis KAHMI dalam rangka meningkatkan wibawa negara dapat dikelompokkan atas
peningkatan stabilitas dan keamanan negara, pembangunan tata kelola untuk menciptakan birokrasi
yang efektif dan efisien, serta pemberantasan korupsi
128
berkah yang besar untuk Indonesia, bukan menjadi hambatan yang menjauhkan Indonesia dari cita-
citanya. Isu strategis lainnya, adalah kesadaran kolektif masyarakat akan bahaya terorisme bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara, dan kesiapsiagaan, baik di antara lembaga lembaga pemerintah
dan juga di tingkat masyarakat. Di lain sisi, kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak
hukum, khususnya Polri, juga merupakan tantangan serius yang harus diselesaikan dalam rangka
menciptakan stabilitas keamanan. Kekuatan pertahanan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan. Isu strategis ke depan adalah pemenuhan
pemeliharaan dan perawatan bagi Alutsista tersebut sehingga kesiapan operasional dan tempur
dapat terjamin, serta peningkatan profesionalisme prajurit sebagai elemen utama kekuatan
pertahanan.
Hubungan yang terbentuk diantara lembaga-lembaga tersebut sampai saat ini masih mencari
bentuknya yang terbaik. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan/mengurangi
kewenangan DPR dalam proses pembahasan APBN merupakan contoh mutakhir dari pola hubungan
yang sedang berubah tersebut. Karena itu tantangan yang dihadapi dalam tata kelola pembangunan
adalah bagaimana mempercepat proses transformasi tersebut untuk mencapai keseimbangan antara
para pihak dalam bentuknya yang terbaik yang dapat mendukung proses pembangunan nasional
kedepan secara efektif dan efisien.
3. Pemberantasan Korupsi
Pemberantasan korupsi masih akan merupakan isu serius bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Korupsi sangat menghambat efektivitas mobilisasi dan alokasi sumber daya
pembangunan bagi pengentasan kemiskinan dan kelaparan, pembangunan infrastruktur, sehingga
akan sangat menghambat pencapaian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development),
pada akhirnya akan memunculkan beragam dampak buruk bagi masyarakat luas. Isu utamanya
adalah mengefektifkan penegakan hukum, di samping upaya menyempurnaan regulasi dan
peraturan perundangan. Isu lain dalam pemberantasan korupsi adalah bagaimana mengoptimalkan
upaya pencegahan tindak pidana korupsi dengan meningkatkan efektifitas reformasi birokrasi serta
129
lebih meningkatkan kepedulian dan keikutsertaan masyarakat luas melalui pendidikan antikorupsi
bagi masyarakat luas.
Isu Strategis dalam rangka memperkuat sendi perekonomian bangsa mencakup upaya untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, percepatan pemerataan dan keadilan, dan
keberlanjutan pembangunan.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
setara dengan negara maju, artinya Indonesia masuk dalam negara berpendapatan perkapita yang
tinggi (high income). Pada saat yang sama, perekonomian global juga tumbuh, artinya batas antara
negara berpenghasilan rendah dan negara berpengasilan tinggi juga bergerak. Agar Indonesia
mampu menjadi negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukan pertumbuhan yang tinggi, lebih
tinggi dari pertumbuhan global. Dengan posisi Indonesia saat ini, untuk mencapai negara
berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, perekonomian nasional dituntut tumbuh rata-rata antara 6 –
8 persen per tahun. Inilah isu utama pembangunan ekonomi. Agar pembangunan ekonomi
berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi tersebut harus bersifat inklusif, serta tetap menjaga
kestabilan ekonomi.
Isu strategis perekonomian Indonesia yang akan dihadapi MN-KAHMI pada periode 5 tahun
ke depan adalah sebagai berikut:
130
e) Kemampuan untuk membiayai pembangunan terbatas. Hal ini terkait dengan upaya
untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Disamping itu
jumlah anggaran yang digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif seperti subsidi
BBM masih sangat besar.
Pada periode tersebut beberapa yang terkait dengan perkembangan ekonomi global yang
perlu dicermati diantaranya adalah sebagai berikut;
131
yang bekerja paruh waktu (part time worker), termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan,
rumah tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan, dan rumah tangga
buruh perkotaan, dan (b) usaha mikro kecil termasuk rumah tangga yang bekerja sebagai pekerja
keluarga (unpaid worker), serta (c) penduduk miskin yang tidak memiliki aset termasuk pekerjaan.
3. Keberlanjutan Pembangunan
Ada beberapa tantangan untuk mewujudan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan
secara konkrit ke dalam berbagai bidang dan daerah, yaitu:
132
a) Masih perlu adanya kesamaan dan meluasnya pemahaman berbagai pemangku
kepentingan tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan di seluruh aspek
kehidupan;
b) Pengembangan data dan ukuran pembangunan berkelanjutan serta pencerminannya ke
dalam kegiatan konkrit, baik pada dimensi (pilar) lingkungan hidup, dimensi ekonomi,
maupun pada dimensi sosial yang tercermin pada perilaku berkelanjutan;
c) Pentingnya pengembangan dan dorongan penerapan kegiatan ramah lingkungan yang
tercermin pada efisiensi penggunaan sumberdaya dan menurunnya limbah, penguatan
pemantauan pencemaran termasuk fasilitasi dan dukungan perluasannya;
d) Pengembangan tata kelola yang mendorong penggunaan sumberdaya dan teknologi
bersih, termasuk langkah-langkah pengendalian pencemaran dan upaya penegakan
hukum yang disertai dengan pengembangan kapasitas institusi dan SDM secara
keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan Visi, Misi dan Arah Kebijakan KAHMI 20 Tahun, serta isu-isu
strategis 5 tahun ke depan, maka visi MN-KAHMI untuk tahun 5 tahun, adalah:
133
TERHIMPUNNYA ALUMNI HMI YANG MEMILIKI KUALITAS INSAN CITA DALAM MEWUJUDKAN
MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 6 misi MN-KAHMI, sebagai berikut:
Rumusan tujuan dan sasaran yang akan dicapai MN-KAHMI periode 5 tahun dikelompokkan
sesuai dengan Misi sebagai berikut.
134
Misi 1. Memelihara dan meningkatkan persaudaraan sesama Anggota KAHMI dalam
meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
Misi 2. Mendinamisasikan hubungan timbal balik KAHMI dengan HMI agar setiap anggota
HMI mencapai kualitas insan cita secara paripurna dan memperkuat basis sosial HMI
di setiap kampus perguruan tinggi.
Misi 5. Berpartisipasi aktif dalam mengkritisi dan membentuk kebijakan publik berdasarkan
kekuatan moral dan ilmu pengetahuan dalam rangka memerangi kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan untuk kemajuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Imdonesia
136
6. Meningkatkan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya, dengan sasaran: Meningkatnya penegakan
hukum yang profesional, bebas korupsi dan berkeadilan
7. Memperkuat kehadiran negara dalam penyediaan lahan dan rumah layak huni
bagi masyarakat, dengan sasaran: Meningkatnya pemerataan kepemilikan
lahan dan rumah bagi masyarakat.
8. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan, dengan
sasaran: Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.
9. Meningkatkan penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, dengan
sasaran: Meningkatnya penanganan terhadap penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
10. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pembangunan berkelanjutan di seluruh aspek kehidupan, dengan sasaran:
Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pembangunan berkelanjutan di seluruh aspek kehidupan.
Misi 6. Menjalin persaudaraan kemanusiaan dengan sesama warga dunia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tercipta keadilan dan perdamaian dunia.
Strategi merupakan cara yang dipilih dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka
menengah. Strategi menjadi rujukan penting dalam perencanaan program MN-KAHMI. Sedangakan
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih
137
terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran dari waktu ke waktu selama 5 (lima) tahun. Rumusan
arah kebijakan merasionalkan pilihan strategi agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan
pelaksanaannya.
Rumusan strategi MN-KAHMI dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang
dikelompokkan berdasarkan misi sebagai berikut:
Misi 2. Mendinamisasikan hubungan timbal balik KAHMI dengan HMI agar setiap
anggota HMI mencapai kualitas insan cita secara paripurna dan
memperkuat basis sosial HMI di setiap kampus perguruan tinggi.
1. Menjalin komunikasi dan koordinasi yang sinergis dan terstruktur antara
KAHMI dan HMI.
2. Memobilisasi potensi KAHMI untuk peningkatan kualitas insan akademis,
pencipta dan pengabdi anggota KAHMI.
3. Merumuskan konsep perkaderan HMI yang modern dan profesional.
4. Merumuskan peran KAHMI dalam proses perkaderan HMI di perguruan
tinggi.
5. Memobilisasi potensi KAHMI dalam penyediaan fasilitas sarana dan
prasarana kegiatan KAHMI.
138
2. Memobilisasi potensi KAHMI dalam penguatan karakter bangsa dalam
kebhineka-an yang berdasarkan Pancasila.
3. Melakukan kerjasama dengan ormas lain dalam pemahaman dan pengamalan
ajaran agama, kebangsaan dan keIndonesiaan bagi masyarakat
Misi 5. Berpartisipasi aktif dalam mengkritisi dan membentuk kebijakan publik berdasarkan
kekuatan moral dan ilmu pengetahuan dalam rangka memerangi kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan untuk kemajuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Imdonesia
139
10. Mensosialisasikan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan (suistainable
development goals).
Misi 6. Menjalin persaudaraan kemanusiaan dengan sesama warga dunia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tercipta keadilan dan perdamaian dunia.
Misi 2. Mendinamisasikan hubungan timbal balik KAHMI dengan HMI agar setiap anggota
HMI mencapai kualitas insan cita secara paripurna dan memperkuat basis sosial HMI
di setiap kampus perguruan tinggi.
Misi 5. Berpartisipasi aktif dalam mengkritisi dan membentuk kebijakan publik berdasarkan
kekuatan moral dan ilmu pengetahuan dalam rangka memerangi kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan dan ketidakadilan untuk kemajuan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Imdonesia
Misi 6. Menjalin persaudaraan kemanusiaan dengan sesama warga dunia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tercipta keadilan dan perdamaian dunia.
141
1. Penciptaan rasa aman dan tertib di lingkungan masyarakat, serta jiwa
nasionalisme masyarakat.
2. Peningkatan kerjasama dalam bidang kemanusiaan, perdamaian dan iptek
dengan orgnisasi kemasyarakatan dari negara lain.
D. PROGRAM STRATEGIS
Program strategis dalam pelaksanaan misi jangka menengah adalah sebagai berikut.
Misi 6. Menjalin persaudaraan kemanusiaan dengan sesama warga dunia melalui ilmu
pengetahuan dan teknologi agar tercipta keadilan dan perdamaian dunia.
145
Tabel Keterkaitan Misi dan Program Strategis MN-KAHMI 5 Tahun
146
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
3. Meningkatkan basis 3. Meningkatnya minat 3. Merumuskan konsep 3. Perumusan konsep 3. Program Perkaderan HMI
sosial HMI di setiap mahasiswa masuk perkaderan HMI yang perkaderan HMI
kampus perguruan HMI. modern dan profesional.
yang modern dan
tinggi
profesional.
147
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
kerjasama dengan kerjasama dengan KAHMI dalam bangsa dalam Nilai Keagamaan dan
organisasi organisasi penguatan karakter kebhinekaan yang KeIndonesiaan
kemasyarakatan Islam kemasyarakatan bangsa dalam kebhineka- berdasarkan
untuk membangun Islam. an yang berdasarkan Pancasila.
kehidupan Pancasila.
keummatan dan
kebangsaan
3. Meningkatkan peran 3. Meningkatnya peran 3. Melakukan kerjasama 3. Peningkatan 3. Program Kerjasama
umat dalam umat dalam dengan ormas lain kerjasama dengan dengan Ormas lain
kehidupan berbangsa kehidupan berbangsa dalam pemahaman dan ormas lain dalam
dan bernegara dan bernegara pengamalan ajaran pemahaman dan
agama, kebangsaan dan pengamalan ajaran
keIndonesiaan bagi agama, kebangsaan
masyarakat dan keIndonesiaan
bagi masyarakat
4 Meningkatkan peran 3. Meningkatkan 1. Meningkatnya 3. Memobilisasi potensi 3. Peningkatan kualitas 1. Program Pengembangan
kecendekiawan Kualitas sumberdaya kualitas SDM anggota KAHMI untuk SDM anggota KAHMI IPTEK
dalam memajukan manusia anggota KAHMI dalam peningkatan kualitas dalam bidang IPTEK,
IPTEK, KAHMI agar bidang IPTEK, SDM anggota KAHMI entrepreneurship 2. Program Kewirausaahaan
enterpreneurship berpendidikan, entrepreneurship dan dalam bidang IPTEK, dan Inovasi. KAHMI
dan Inovasi. berprestasi dan Inovasi. entrepreneurship dan
berdaya saing Inovasi. 3. Program Inovasi KAHMI
148
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
kebijakan publik kebijakan publik kebijakan publik pengambilan kebijakan pengambilan publik
berdasarkan publik keputusan
kekuatan moral dan
ilmu pengetahuan
dalam rangka
memerangi
kemiskinan,
keterbelakangan, 2. Memperkuat 2. Menurunnya tingkat 2. Meningkatkan 2. Peningkatan 2. Program pengembangan
kebodohan dan kehadiran negara kemiskinan dan kewirausahaan anggota kewirausahaan kewirausahaan
ketidakadilan untuk dalam menurunkan anggota KAHMI dan
kesenjangan di KAHMI dan masyarakat 3. Program penurunan
kemajuan bangsa tingkat kemiskinan masyarakat dalam
dan kesenjangan di Indonesia. dalam rangka rangka penurunan kemiskinan dan
dan Negara
masyarakat penurunan tingkat tingkat kemiskinan kesenjangan di masyarakat
Kesatuan Republik
Imdonesia kemiskinan dan dan kesenjangan di 4. Program peningkatan daya
kesenjangan di masyarakat. saing tenaga kerja
masyarakat.
2. Meningkatkan 3. Meningkatnya status 3. Melakukan usaha-usaha 3. Peningkatan status 5. Program kesehatan dan
derajat kesehatan kesehatan masyarakat partisipatif dalam rangka kesehatan pelayanan Kesehatan
masyarakat yang dan mutu pelayanan Masyarakat
peningkatan status masyarakat dan
tinggi dengan kesehatan.
pelayanan yang kesehatan masyarakat mutu pelayanan
terjangkau dan dan mutu pelayanan kesehatan.
berkualitas kesehatan.
149
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
4. Meningkatkan 5. Meningkatnya kualitas 5. Melakukan usaha-usaha 5. Peningkatan kualitas 8. Program reformasi sistem
kesadaran dan berdemokrasi di partisipatif dalam berdemokrasi di kepartaian dan pemilu
partisipasi politik di
masyarakat. rangka peningkatan masyarakat.
masyarakat untuk
berdemokrasi kualitas berdemokrasi di
masyarakat. 9. Program partisipasi
masyarakat dalam proses
demokrasi
150
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
layak huni bagi dan rumah bagi bagi masyarakat miskin. miskin. rumah layak huni
masyarakat masyarakat.
151
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
9. Meningkatkan 10. Meningkatnya 10. Mensosialisasikan 17 10. Sosialisasi 17 tujuan 22. Program sosialisasi
pemahaman dan pemahaman dan tujuan pembangunan pembangunan pembangunan
kesadaran berkelanjutan
kesadaran berkelanjutan berkelanjutan
masyarakat terhadap (suistainable
pentingnya masyarakat terhadap development goals). (suistainable
pembangunan pentingnya development goals).
berkelanjutan di pembangunan
seluruh aspek berkelanjutan di
kehidupan
seluruh aspek
kehidupan.
152
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Program
153
KETETAPAN
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
10 KAHMI.
KAHMI
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
154
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
155
REKOMENDASI MUNAS KE-10 KAHMI
PENGANTAR
Kita patut bersyukur bahwa eksistensi dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih terjaga dengan baik, di tengah-
tengah kompleksitas permasalahan kebangsaan yang dihadapi. KAHMI
berkeyakinan bahwa kesinambungan keberadaan Indonesia sebagai sebuah
negara –bangsa tetap menjadi kewajiban bersama, untuk terus diupayakan
dengan partisipasi segenap komponen bangsa termasuk KAHMI. Sementara
itu, berbagai permasalahan di lingkup internal KAHMI, baik di tingkat nasional
hingga di daerah harus disikapi dan ditindaklanjuti oleh Majelis Nasional dan
organ KAHMI lainnya sesuai wewenang, tugas dan fungsi masing-masing.
A. INTERNAL
B. EKSTERNAL
156
memperkecil kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan
regulasi yang mendukung kebijakan tersebut.
2. Pendidikan
- KAHMI mendesak pemerintah untuk meningkatkan Dana Abadi
Pendidikan (Sovereign Wealth Fund) secara signifikan,
sekurang-kurangnya Rp 100 Triliun per tahun untuk membiayai
beasiswa pendidikan sarjana dan pascasarjana baik dalam
negeri maupun luar negeri. Hal ini untuk mengejar ketertinggalan
Indonesia di bidang inovasi dan Iptek.
- Program Wajib Belajar sekurang-kurangnya 12 tahun harus
sepenuhnya berjalan di seluruh Indonesia.
- Memperkuat pendidikan karakter/budi pekerti berbasis akhlak
mulia (Akhlaq al karimah) baik pendidikan formal maupun
informal.
3. Ekonomi
157
- Dalam sektor energi KAHMI mendukung upaya berbagai pihak
untuk mewujudkan kedaulatan energy dan keadilan energi.
Secara khusus dalam hal ini, KAHMI mendesak pemerintah
untuk meninjau ulang kontrak migas, dan mendorong Pertamina
(BUMN) tampil sebagai perusahaan yang kuat dan mampu
menjadi garda depan dalam perwujudan kedaulatan energi dan
mendukung implementasi BBM bersubsidi satu harga secara
nasional dengan volume yang cukup.
4. Hukum
5. Pertahanan Keamanan
- KAHMI mendesak pemerintah untuk memperkuat kedaulatan
nasional dan membangun pertahanan yang komprehensif di
daerah perbatasan dengan negara tetangga.
- KAHMI memandang perlu penangkalan terhadap terorisme dan
radikalisme internasional. Namun demikian KAHMI
berpandangan bahwa Pemerintah dalam hal ini aparat terkait
harus dapat bertindak secara professional dalam mengatasi aksi
terorisme dan radikalisme, sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan.
6. Kesehatan
- Pemerintah perlu meningkatkan perhatiannya untuk mengurangi
angka kematian ibu dan anak.
- Mendesak pemerintah untuk membuat roadmap dalam
penanggulangan peredaran Narkoba tidak hanya mengandalkan
BNN dan aparat keamanan, akan tetapi perlu menggunakan
sistem perang rakyat semesta.
- Pemerintah perlu secara serius menyediakan Sumber Daya
Manusia bidang kesehatan agar terpenuhinya rasio pelayanan
kesehatan.
- Pemerintah dan Pemerintah Daerah mempunyai perhatian
sepenuhnya untuk merealisasikan jaminan kesehatan nasional
yang didukung oleh BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan
yang memadai dan merata.
7. Luar Negeri
- KAHMI mendukung kebijakan Pemerintah yang merupakan
langkah untuk mempertegas orientasi Politik Luar Negeri Bebas
Aktif. Prinsip bebas aktif dalam politik luar negeri kita masih amat
relevan untuk diimplementasikan dalam dinamika hubungan
158
antar bangsa. Dalam konteks ini Indonesia harus lebih aktif lagi
dalam mendorong aktifitas internasional yang konstruktif dari
lingkup Regional, ASEAN, hingga skala internasional dan PBB.
- KAHMI mendukung sikap tegas pemerintah dalam mendukung
Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat serta
menentang kekejaman zionis Israel kepada rakyat Palestina.
KAHMI juga mendorong Pemerintah untuk mempercepat
penyelesaian krisis kemanusiaan Muslim Rohingnya dalam
kerangka ASEAN dan PBB.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
159
KETETAPAN
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
160
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
161
PENGANTAR
Kordinator Presidium
Majelis Nasional KAHMI
162
KODE ETIK WARGA KAHMI
A. MUKADDIMAH
Islam adalah agama yang hak, diturunkan untuk membawa rahmat bagi seluruh
alam. Ajaran Islam bersumber dari wahyu yang terkandung dalam Al Qur’an
dan sunnah Rasulullah memuat petunjuk jalan bagi manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Dengan keyakinan itu, warga
KAHMI berketetapan untuk mengikuti ajaran Islam dan menjadikannya sebagai
pedoman dalam setiap sikap dan perilakunya baik terhadap dirinya, keluarga,
masyarakat, bangsa dan lingkungannya. Setiap warga KAHMI akan selalu
menempatkan dirinya sebagai hamba Allah yang dalam segala amal
perbuatannya, dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu
Wata’ala.
KAHMI merupakan organisasi yang lahir, tumbuh, dan berkembang dalam
negara Kesatuan Republik Indonesia. KAHMI adalah organisasi tempat
berhimpunnya para alumni Himpunan Mahasiswa Islam dan mempunyai latar
belakang historis dan aspiratif dengan Himpunan Mahasiswa Islam dalam
rangka melanjutkan cita-cita Himpunan Mahasiswa Islam. Bagi KAHMI,
Indonesia merupakan wahana perjuangan dan pengabdian dalam rangka
beribadah kepada Allah SWT. Setiap warga KAHMI menyadari bahwa
Indonesia adalah negara dengan masyarakatnya yang plural tetapi memiliki
satu tekad dan kesadaran serta tujuan bersama untuk membangun bangsa
yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur dengan dasar Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan/perwakilan dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk menjamin tercapainya misi KAHMI dan untuk menjaga nama baik,
kehormatan, martabat, citra dan kewibawaan KAHMI dan alumni HMI, serta
untuk membangun hubungan yang baik diantara warga KAHMI dengan
masyarakat lingkungannya, perlu ditetapkan Kode Etik sebagai penuntun sikap
dan perilaku setiap warga KAHMI. Kode Etik ini disusun dengan dasar
keyakinan bahwa setiap warga KAHMI adalah muslim yang dalam
kehidupannya selalu taat dan mengikuti ajaran Islam. Setiap warga KAHMI
adalah warga Indonesia yang memahami kepribadian bangsanya serta
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga bangsa dan setiap
warga KAHMI adalah alumni HMI yang memiliki sikap dan perilaku akademis,
pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala.
B. PENGERTIAN-PENGERTIAN
a. KAHMI adalah organisasi berhimpunnya para alumni HMI yang didirikan di
Surakarta tanggal 2 Jumadil Awal 1386 H, bertepatan dengan tanggal 17
September 1966.
b. Kode Etik adalah Kode Etik Warga KAHMI yang ditetapkan berdasarkan
Keputusan MUNAS KAHMI;
163
c. Warga KAHMI adalah setiap alumni HMI yang menjadi pengurus KAHMI
dalam semua tingkatan dan/atau setiap alumni HMI yang terdaftar sebagai
anggota KAHMI;
d. Kode Etik ini berlaku dan wajib dipatuhi oleh setiap Warga KAHMI;
e. Majelis Etik adalah Dewan yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Musyawarah Nasional KAHMI dengan susunan dan kewenangan
sebagaimana diatur dalam Kode Etik ini; f. Pengawas Etik adalah Pengawas
Etik yang berdasarkan Kode Etik ini.
g. Musyawarah Nasional KAHMI adalah musya warah yang diadakan oleh
KAHMI yang memiliki kewenangan mengambil keputusan tertinggi dalam
organisasi KAHMI.
h. HMI adalah Himpunan Mahasiswa Islam.
164
b. Saling membantu dalam kebajikan, terutama dalam rangka pengembangan
diri atau profesi untuk meningkatkan harkat dan martabat sesama warga
KAHMI;
c Dengan kesabaran dan kebijaksanaan, saling mengingatkan demi
kebenaran, kebaikan serta kemaslahatan diri pribadi, organisasi KAHMI,
dan masyarakat umum;
d. Meminta maaf atas kesalahan, memberi maaf, dan tidak boleh menaruh
dendam karena kesalahan yang terjadi;
e. Saling menghargai dan menghormati pendapat dan sikap masing-masing
sekalipun berbeda;
f. Saling menasihati mengenai masalah yang dihadapi dalam kedudukannya
masing-masing;
g. Saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik;
h. Menjauhkan diri dari perbuatan atau ucapan secara lisan atau tulisan,
tertutup atau terbuka yang dapat merugikan sesama Warga KAHMI;
i. Dengan ikhlas menurut kemampuannya masing-masing memberi
pertolongan secara langsung atau tidak langsung ke pada sesama Warga
KAHMI yang sedang tertimpa musibah atau yang sedang dalam
kesempitan.
2. Dalam hubungan antar Warga KAHMI dan organisasi KAHMI, setiap Warga
KAHMI memiliki sikap dan perilaku :
a. Menjadikan KAHMI sebagai forum konsultasi antar warga dalam
pengembangan profesi dan mission tanpa mengurangi kesempatan
berkomunikasi dan berkonsultasi secara langsung antara Warga KAHMI
yang bersangkutan;
b. Menurut kemampuannya menyumbangkan tenaga, fikiran dan materi
kepada KAHMI bagi kepentingan pelaksanaan tugas KAHMI;
c. KAHMI dalam batas wewenang dan kemampuannya mengusahakan
bantuan kepada Warga KAHMI yang benar-benar membutuhkan dalam
rangka pengembangan profesi atau demi kepentingan pengembangan
mission;
d. Menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan baik lisan ataupun tulisan,
tertutup atau terbuka yang dapat merugikan nama baik KAHMI atau yang
dapat menghalang-halangi atau meng hambat pelaksanaan tugas dan
peran KAHMI;
e. Mendahulukan berkonsultasi dengan KAHMI mengenai masalah yang
samasama dihadapi oleh warga KAHMI. Apabila ada perbedaan
diusahakan secara maksimal untuk diatasi dan dengan melokalisir
persoalan serta mencegah konflik terbuka.
3. Dalam hubungan antar Warga KAHMI dengan Anggota HMI, setiap Warga
KAHMI memiliki sikap dan perilaku :
a. Menjalin rasa persaudaraan dalam mengemban mission HMI;
165
b. Menurut kemampuannya memberi con toh kepada anggota HMI dalam hal-
hal beribadah, studi, rekreasi dan peng abdian dalam rangka pembinaan
kepribadian anggota HMI.
4. Dalam hubungan antar Warga KAHMI dengan Organisasi HMI, setiap Warga
KAHMI memiliki sikap dan perilaku:
a. Memberi bantuan konsultasi dan/ atau bantuan moril dan materil bagi HMI
dengan mengingat kemampuan dan kedudukan Warga KAHMI serta
instansi HMI yang bersangkutan;
b. Dalam memberi bantuan selalu memperhatikan norma hukum dan
peraturan yang berlaku;
c. Dalam memberikan bantuan harus tetap menjaga independensi HMI.
5. Dalam hubungan warga KAHMI dengan masyarakat lingkungannya, setiap
warga KAHMI memiliki sikap dan prilaku:
a. Konstruktif (amar ma’ruf nahi mungkar).
b. Menjadi tauladan dan panutan bagi warga masyarakat sekitarnya.
c. Berusaha memberi jalan keluar atas masalah yang dihadapi oleh
masyarakat.
6. Dalam hubungan warga KAHMI dengan jabatan yang sedang diembannya
setiap warga KAHMI memiliki sikap dan perilaku:
a. Menjaga amanah jabatan yang diberikan dengan sebaik baiknya.
b. Berlaku adil, jujur dan terpercaya dalam mengambil setiap keputusan.
7. Sikap dan perilaku Warga KAHMI yang melanggar atau menyimpang dari
kepribadian dan pedoman perilaku Warga KAHMI dapat dikenai sanksi Etik
sesuai ketentuan dalam Kode Etik ini.
E. MAJELIS ETIK
Untuk menjaga dan menegakkan Kode Etik, KAHMI membentuk Majelis Etik
KAHMI, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Susunan Organisasi, Keanggotaan dan Kewenangan
i. Majelis Etik merupakan perangkat orga nisasi KAHMI yang dibentuk oleh
Musyawarah Nasional KAHMI untuk menjaga dan menegakkan Kode Etik
Warga KAHMI;
ii. Majelis Etik KAHMI beranggotakan tujuh orang dipilih pada saat
Musyawarah Nasional KAHMI;
iii. Anggota Majelis Etik dan Pengawas Etik merupakan Warga KAHMI yang
menjadi panutan bagi warga KAHMI.
b. Kewenangan
i. Majelis Etik berwenang untuk memeriksa dan mengambil putusan
menjatuhkan sanksi Etik terhadap Warga KAHMI atas setiap pengaduan
pelanggaran Etik yang dilakukan Warga KAHMI;
ii. Majelis Etik berwenang membentuk Pengawas Etik pada tingkat nasional
yang dipilih dari beberapa orang anggota Majelis Etik
166
iii. Membentuk peraturan tata kerja Majelis Etik dan acara pemeriksaan
pengaduan sepanjang tidak diatur dalam Kode Etik ini.
F. PENGAWAS ETIK
Untuk melakukan pengawasan sehari-hari kepatuhan atas Kode Etik, dibentuk
Pengawas Etik, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Susunan Organisasi dan Keanggotaan
i. Pengawas Etik dibentuk pada tingkat kepe ngurusan KAHMI di tingkat
nasional dan daerah;
ii. Pada tingkat nasional pembentukan, penetapan anggota dan pimpinan
Pengawas Etik ditetapkan oleh Majelis Etik yang anggotanya dipilih dari
beberapa orang anggota Majelis Etik;
iii. Pada tingkat daerah, pembentukan dan penetapan anggota pimpinan
Pengawas Etik dilakukan oleh Musyawarah Daerah KAHMI.
b. Tugas dan Kewenangan
i. Pengawas Etik memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pembinaan
dan sosialisasi Kode Etik, pengawasan sehari-hari atas dipatuhinya Kode
Etik oleh Warga KAHMI;
ii. Pengawas Etik mengusulkan kepada Majelis Etik untuk memeriksa kasus
pangaduan atau temuan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh
Warga KAHMI;
iii. Pada tingkat nasional Pengawas Etik menerima pengajuan pengaduan
dugaan pelanggaran Etik dari Pengawas Etik di tingkat Daerah, atau secara
langsung menerima dan/atau mengajukan dugaan pelanggaran Etik yang
dilakukan oleh Warga KAHMI yang tidak diajukan oleh Pengawas Etik di
tingkat Daerah;
iv. Pada tingkat Daerah, Pengawas Etik melakukan pembinaan dan sosialisasi
Kode Etik, menerima pengaduan dugaan pelanggaran Etik oleh Warga
KAHMI di tingkat Daerahnya masing-masing dan mengajukannya kepada
Pengawas Etik di tingkat Nasional;
v. Pengawas Etik pada setiap tingkat berwenang memanggil dan mendengar
keterangan dari pengadu, orang lain yang dianggap mengetahui adanya
pelanggaran serta menyampaikan teguran lisan jika terjadi pelanggaran;
vi. Pengawas Etik pada setiap tingkatan mengajukan dugaan pelanggaran
Kode Etik kepada Majelis Etik, apabila menurut Pengawas Etik Warga
KAHMI yang bersangkutan diduga melakukan pelanggaran berat Kode Etik
disertai pertimbangan dan rekomendasi kepada Majelis Etik;
vii.Prosedur dan Tata Kerja Pengawas Etik yang belum cukup diatur dalam
Kode Etik ini ditentukan dan ditetapkan oleh Majelis Etik.
G. SANKSI ETIK
Setiap Warga KAHMI yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik
berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Majelis Etik dapat dijatuhi sanksi berupa:
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
167
c. pemberhentian sebagai pengurus KAHMI dan/atau sebagai anggota KAHMI.
H. PENGADUAN, PEMERIKSAAN DAN PUTUSAN
a. Pengaduan Pengawas Etik pada setiap tingkatan, menerima pengaduan
masyarakat, Warga KAHMI atau pengurus/anggota HMI atas dugaan
pelanggaran Etik yang dilakukan oleh Warga KAHMI.
b. Pemeriksaan
i. Majelis Etik melakukan pemeriksaan secara jujur dan seksama atas setiap
dugaan pelanggaran Etik yang diajukan kepadanya dengan memperhatikan
per timba ngan dari Pengawas Etik, mendengar keterangan dari pihak-
pihak yang dianggap mengetahui terjadinya pelang garan Etik serta
mendengar pembelaan dari Warga KAHMI yang diduga telah melakukan
pelanggaran;
ii. Majelis Etik dapat membuat aturan pemeriksaan dan prosedur beracara
dalam memeriksa setiap pengaduan atas pelanggaran Kode Etik sepanjang
hal yang tidak diatur dalam Kode Etik ini.
c. Putusan
i. Putusan Majelis Etik Nasional bersifat final dan mengikat;
ii. Putusan Majelis Etik mengenai pemberhentian anggota hanya dapat
dilakukan upaya banding pada forum Musyawarah Nasional KAHMI;
d. Atas putusan Majelis Etik Daerah yang menjatuhkan sanksi Warga KAHMI
dapat mengajukan keberatan kepada Majelis Etik Nasional melalui Pengawas
Etik KAHMI Nasional;
e. Setiap Warga KAHMI yang dijatuhi sanksi dapat meminta rehabilitasi di
Musyawarah Nasional KAHMI.
I. LAIN-LAIN
1. Untuk pertama kali Kode Etik ini ditetapkan oleh Presidium Majelis Nasional
KAHMI dan selanjutnya akan ditetapkan oleh Musyawarah Nasional;
2. Menugaskan kepada Majelis Etik untuk melakukan sosialisasi Kode Etik ini;
3. Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam Kode Etik ini dapat
diatur lebih lanjut oleh Majelis Etik.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 12 Juni 2015
Ttd ttd
168
Ttd ttd
Ttd ttd
Ttd ttd
Ttd ttd
Ttd ttd
Ttd ttd
Ttd ttd
Drs. Chumaidi Syarif Romas, M.Si Dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes
Anggota Anggota
169
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
170
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
171
TATA TERTIB PEMILIHAN
PRESIDIUM MAJELIS NASIONAL KAHMI
MASA BAKTI 2017-2022
2. Calon Presidium Majelis Nasional KAHMI periode 2017-2022 yang telah ditetapkan
berdasarkan Hasil keputusan Panitia Seleksi, diminta menyatakan kesediaan di
depan peserta MUNAS.
3. Bagi Calon Presidium Majelis Nasional KAHMI periode 2017-2022 yang tidak hadir
dinyatakan mengundurkan diri dari pencalonan.
5. Setiap peserta dari utusan Majelis Wilayah dan Majelis Daerah memilih sebanyak-
banyaknya 9 (sembilan) nama calon Presidium Majelis Nasional KAHMI dengan
cara menuliskan dalam kertas suara yang telah disiapkan oleh panitia.
7. Jika hanya terdapat 9 (sembilan) Calon Presidium, maka ditetapkan secara aklamasi
oleh Pimpinan Sidang sebagai Presidium terpilih.
9. Apabila terjadi jumlah suara yang sama untuk calon-calon yang memperoleh suara
terbanyak ke sembilan, maka terhadap calon-calon tersebut maka akan dilakukan
pemilihan ulang sampai terpilih suara terbanyak. Pemilihan ulang dilakukan hanya
oleh Majelis Wilayah dengan cara menulis satu nama calon pada kertas suara yang
disiapkan Pimpinan Sidang.
172
10. Presidium terpilih dilantik oleh pimpinan sidang.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
173
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
NO : IX /MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
174
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 29 Safar 1439 H
18 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
175
PERINGKAT BAKAL CALON PRESIDIUM MN KAHMI
176
26 Muhammad Yusuf 84.1 24 B Pengusaha
177
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
NO : X /MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
Menimbang :
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
178
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
179
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN SUARA PEMILIHAN
[RESIDIUM MUNAS MN KAHMI KE 10
(PERIODE 2017-2022)
7 Tati Hartimah 17 23
8 Ibnu Munzir 81 15
12 Manimbang Kahariady 0 26
13 Eggi Sudjana 31 21
14 Subandriyo 47 19
15 T. Taufiqul Hadi 44 20
17 Kamrussamad 431 1
19 Yunianto Wahyudi 78 16
180
21 Idris Zaini 9 25
22 Nurmansyah E. Tandjung 52 18
23 Musni Umar 19 22
28 Naufal Bahreisy 0 26
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
181
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
NO : XI/MUNAS KE - 10/2017
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menunjuk dan menetapkan Dr. Ir. Akbar Tandjung sebagai Ketua
Dewan Penasehat MN KAHMI masa bakti 2017 - 2022.
182
Kedua : Kepada presidium terpilih MN KAHMI untuk menunjuk dan
menetapkan anggota Dewan Penasehat sesuai dengan AD/
ART KAHMI.
Ketiga : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan di perbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
183
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menunjuk dan menetapkan Dr (HC) Drs. H.M Jusuf Kalla sebagai
Ketua dan Prof. Dr. Laode Kamaludin sebagai Wakil Ketua Dewan
184
Kedua : Kepada Presidium terpilih MN KAHMI untuk menunjuk dan
KAHMI.
Ketiga : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
185
KETETAPAN
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahiem
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
186
Kedua : Kepada presidium terpilih MN KAHMI untuk menunjuk dan
menetapkan anggota Dewan Pakar sesuai dengan AD/ART
KAHMI.
Ketiga : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan di perbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
187
KETETAPAN
TENTANG
Bismillahirrahmanirrahim
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
188
Kedua : Ketetapan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan di kemudian hari maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.
Billahittaufiq Walhidayah
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 30 Safar 1439 H
19 November 2017 M
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL KE - 10 KAHMI
MANIMBANG KAHARIYADI
KETUA
189