Anda di halaman 1dari 4

Tugas E-Learning Anti Korupsi : Gratifikasi

Latsar Golongan III, Angkatan XIV, Kelas C

Nama Kelompok:

1. S
2. S
3. Lailatul Muannisak (30)
4. S
5. S
6. s

GRATIFIKASI

A. DEFINISI DAN DASAR HUKUM


1. Pengertian Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat
(discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut
baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan
dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.

Pengecualian:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.

2. Peraturan yang Mengatur Gratifikasi

Pasal 12B ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi


Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya,

Pasal 12C ayat (1) UU No.31/1999 jo UU No. 20/2001, berbunyi


Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B Ayat (1) tidak berlaku, jika
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada KPK

3. Penjelasan Aturan Hukum


Pasal 12 UU No. 20/2001:
a. Didenda dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta
dan paling banyak Rp 1 miliar:
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji,
padahal diketahui atau patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk
menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya.
c. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau
dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima bayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
4. Sanksi
Pasal 12B ayat (2) UU no. 31/1999 jo UU No. 20/2001
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama
20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1
miliar.
B. WAJIB LAPOR
1. Penyelenggara Negara Yang Wajib Melaporkan Gratifikasi yaitu:

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999, Bab II pasal 2, meliputi :

a. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara.


b. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
c. Menteri
d. Gubernur
e. Hakim
f. Pejabat Negara Lainnya :
1) Duta Besar
2) Wakil Gubernur
3) Bupati / Walikota dan Wakilnya
4) Pejabat lainnya yang memiliki fungsi strategis
5) Komisaris, Direksi, dan Pejabat Struktural pada BUMN dan BUMD
6) Pimpinan Bank Indonesia
7) Pimpinan Perguruan Tinggi.
8) Pimpinan Eselon Satu dan Pejabat lainnya yang disamakan pada
lingkungan Sipil dan Militer.
9) Jaksa
10) Penyidik.
11) Panitera Pengadilan.
12) Pimpinan Proyek atau Bendaharawan Proyek.
13) Pegawai Negeri

Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah


dengan No. 20 tahun 2001 meliputi :

a. Pegawai pada : MA, MK


b. Pegawai pada L Kementrian/Departemen &LPND
c. Pegawai pada Kejagung
d. Pegawai pada Bank Indonesia
e. Pimpinan dan Pegawai pada Sekretariat MPR/DPR/DPD/DPRD Propinsi/Dati
II
f. Pegawai pada Perguruan Tinggi
g. Pegawai pada Komisi atau Badan yang dibentuk berdasarkan UU, Keppres
maupun PP
h. Pimpinan dan pegawai pada Sekr. Presiden, Sekr. Wk. Presiden, Sekkab dan
Sekmil
i. Pegawai pada BUMN dan BUMD
j. Pegawai pada Badan Peradilan
k. Anggota TNI dan POLRI serta Pegawai Sipil dilingkungan TNI dan POLRI
l. Pimpinan dan Pegawai dilingkungan Pemda Dati I dan Dati II
C. PENYEBAB TERJADINYA GRATIFIKASI
Beberapa penyebab terjadinya Gratifikasi antara lain:
1. Ucapan terima kasih (netral)
2. Menjaga hubungan baik (potensial terjadi kolusi di kemudian hari)
3. ‘Investasi’ bagi kebijakan di masa datang
4. Memperoleh privileges dalam berbagai urusan
5. Mengurangi biaya/ongkos yang semestinya
6. Mengakali aturan main/mekanisme/prosedur
7. Ditunjuk sebagai pemenang dalam lelang
8. Dimasukkan nama perusahaannya sebagai peserta lelang
Memberi sesuatu kepada ASN akan bernilai salah Berkaitan dengan tugas dan
wewenangnya karena:
1. Bagian dari gratifikasi yang dilarang (ilegal)
2. Dianggap suap jika ada kesepakatan/transaksi antara pemberi dan penerima
3. Melahirkan konflik kepentingan
4. mengancam objektifitas dan imparsialitas dalam pengambilan keputusan pejabat
public
5. Sebagai larangan dalam kode etik
D. DAMPAK TERJADINYA GRATIFIKASI
1. Perspektif Pelaku
a. Monopoli layanan penyedia barang dan jasa
b. Mendapatkan keuntungan yang tidak wajar
c. Mendapatkan rente dari belanja sektor publik
d. Mencegah pemain baru masuk dalam lingkaran atau jaringan koruptif yang telah
terbangun
2. Perspektif Korban Masyarakat
a. Tidak mendapatkan kualitas layanan yang maksimal
b. Orientasi program/proyek pemerintah bukan pada kebutuhan real masyarakat
c. Kerugian yang secara tidak langsung dapat dihitung dan dampak langsung yang
dirasakan
3. Implikasinya Bagi Sektor Bisnis
a. Pelaku bisnis enggan terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
b. Inefisiensi dalam proses bisnis : waktu dan biaya
c. Terseret dalam pusaran korupsi
d. Tiadanya kompetisi bisnis yang adil antar pelaku usaha
e. Suap menjadi habit dalam hubungan kerja antara sektor swasta dengan
pemerintah
E. SOLUSI MENGHINDARI GRATIFIKASI SEBAGAI ASN

Anda mungkin juga menyukai