MESIN SINKRON
AGUS R UTOMO
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
1. PENGERTIAN DASAR
Mesin Sinkron adalah mesin listrik yang bekerja dengan putaran rotor, pada keadaan
tunak (steady state), sama dengan putaran medan magnet karena arus eksitasi (DC)
yang mengalir pada kumparan jangkarnya (armature).
Putaran medan = putaran rotor
Sistem Rangkaian Eksitasi DC Stator
Kopel Mekanik
Slip Medan Magnet
Ring Putar
Penggerak Poros
iDC Rotor Teganga
Mula VAC
n
(Prime Rotor (Shaft) Keluaran
Mover)
AC
VDC Medan Magnet
Putar
Sumber DC Stator
KOMPON‐KOMPONEN UTAMA
Stator (kumparan Jangkar = Anker)
Rotor (kumparan Medan)
Kumparan Penguat (Eksitasi)
• Arus Searah
(DC ; Direct Current) *
KOMPONEN‐KOMPONEN UTAMA
a. Rotor silinder
b. Rotor kutub sepatu (salient pole)
Rotor Kutub Sepatu (Salient Pole)
2. PRINSIP KERJA
3. REAKSI JANGKAR
Reaksi jangkar adalah interaksi antara medan magnet yang rotor (F) dengan
medan magnet stator (jangkar) ; A, akibat mengalirnya arus beban pada stator,
sehingga terjadi medan magnet resultan ((R).
R = A + F
Arus anker (Ia) sefasa dengan Tegangan E
Beban Resistif
A B
Arus anker (Ia) mendahului (leading) Tegangan E sebesar .
Beban Kapasitif
A tertinggal dari B sebesar sudut (90o ‐ )
Arus anker (Ia) mendahului (leading) Tegangan E sebesar
90o.
Beban Kapasitif Murni
A searah dan memperkuat B
Terjadi pengaruh pemagnetan
Arus anker (Ia) tertinggal (lagging) Tegangan E sebesar 90.
Beban Induktif Murni
A berlawanan arah dan memperlemah B
Terjadi pengaruh pedemagnetan
4. GENERATOR TANPA BEBAN
Karena arus penguat (DC), If yang mengalir pada rotor (kumparan medan), maka
akan terinduksi tegangan pada stator (kumparan jangkar).
Celah Udara Ra Xa
Eo
Eo V
0 A B If
AGUS R. UTOMO – DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS INDONESIA ‐ JAKARTA 12
TEKNIK TENAGA LISTRIK MESIN SINKRON
5. GENERATOR BERBEBAN
E = V + I Ra + j I Xs Xs = Xm + Xa
If Ia
E
VDC Rf IXS
Eo V
V
IRa
I
6. REAKTANSI SINKRON
Reaktsni sinkron didapatkan dari 2 macam hasil pengujian :
Pengujian Tanpa Beban
Pengujian Hubung Singkat
Celah Udara
Eo Is Pengujian Tanpa Beban Eo = Eo(If)
A
Pengujian Hubung Singkat Ihs = Ihs(If)
Reaktansi Sinkron :
D
Eo 0 A
0 Xs
B C If I hs CD
7. PENGATURAN TEGANGAN
Pengaturan Tegangan (PT) adalah perbedaan tegangan terminal pada kondisi tanpa
beban (Eo) dengan kondisi berbeban (V), atau perubahan tegangan terminal antara
kondisi beban nol (tanpa beban) dengan kondisi berbeban.
Eo V
PT
V
Pengaturan tegangan dipengaruhi oleh :
a. Faktor daya ( FD ; power faktor = pf ).
b. Arus jangkar.
FD tertinggal (lagging) ‐
induktif
FD Mendahului
FD sefasa (FD = 1) ‐ FD Sefasa (FD=1)
Resistif
FD Tertinggal
FD mendahului
(leading) – Kapasitif
Karakteristik Tegangan Vs Arus
Diagram vektor tegangan dan arus
8. DAYA DAN TORSI
Daya masukan generator Pin adalah daya mekanik yang diberiberikan oleh penggerak
utama (prime mover) berupa putaran poros.
Putaran prime mover atau generator selalu dijaga konstan agar frekuensi tegangan
keluaran generator konstan pula
Pin = app m
Aliran daya generator sinkron
AGUS R. UTOMO – DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO – UNIVERSITAS INDONESIA ‐ JAKARTA 17
TEKNIK TENAGA LISTRIK MESIN SINKRON
Daya yang dikonversikan menjadi daya elektris :
Pkonv = ind m = 3 Ea Ia cos
= sudut antara Ea ( tegangan anker) dan Ia (arus anker)
Daya keluaran aktif (real) generator sinkron adalah :
Daya reaktif yang terjadi
Ia cos =
Oleh karena itu, daya keluaran aktif (real) mesin sinkron dapat didekati dengan :
Pout cos
Bila rugi‐rugi elektris diabaikan, maka :
Pkonv Pout
= Sudut torsi mesin, yaitu sudut antara Vp dan Ea.
Daya keluaran maksimum generator terjadi ketika = 90o.
8. KERJA PARALEL
Beberapa mesin (generator) Sinkron dapat dioperasikan secara paralel, dengan
sayarat sebagai berikut :
a. Harga sesaat ggl mesin‐mesin harus sama besar dan berlawanan arah.
b. Frekuensi mesin‐mesin harus sama.
c. Fasa mesin‐mesin harus sama dan berlawanan arah
d. Urutan fasa mesin‐mesin harus sama.
Rangkaian sinkronisasi mesin‐mesin sinkron