Anda di halaman 1dari 61

Presentasi Kasus

GASTROENTERITIS AKUT DENGAN DEHIDRASI RINGAN


SEDANG

Pembimbing :
Dr. Desiana, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT ISLAM CEMPAKA PUTIH
LAPORAN KASUS
Anamnesis

■ Identitas Pasien

Nama : An. F
Umur : 7 bln 9 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 6,4 kg
Tinggi Badan : 63 cm
Agama : Islam
Alamat : Jln, Kampung Rawa, Jakarta
Pusat
Anamnesis
Keluhan Utama
•BAB cair sekitar 5 kali sehari

Riwayat Penyakit Sekarang

•Pada 2 hari SMRS pasien mengalami BAB cair berwarna kuning,


berampas, tanpa darah, tanpa lendir, tanpa warna kehitaman, dan tidak
berbau asam atau busuk sebanyak 5 kali per hari dengan jumlah ½ gelas
tiap BAB dan tidak disertai dengan keluhan lain. Pada 1 hari SMRS pasien
BAB sebanyak 8 kali cair dan tidak berampas disertai dengan muncul
demam pada pasien yang mendadak tetapi suhu tidak pernah diukur,
■ pasien terlihat rewel dan menjadi lebih diam dari biasanya Sejak mengalami BAB cair, minum lebih banyak dari biasanya
(biasanya minum susu soya), saat minum pasien terlihat sangat haus, pasien sudah tidak ASI lagi sejak 3 bulan belakangan ini
karena ibu sibuk bekerja, dan BAK seperti biasa dengan popok yang masih sering penuh yang diganti 3 kali sehari.
■ Keluhan BAB cair dan demam berlangsung terus sampai sebelum masuk rumah sakit. Pagi ini sebelum masuk rumah
sakit pasien BAB sebanyak 5 kali dan tidak berampas dan timbul dengan adanya pilek. Namun, pasien masih minum dengan
lahap dan ibu pasien mengganti popok berisi air seni pasien terakhir sekitar 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada
keluhan perut kembung. Tidak ada riwayat konsumsi obat sebelumnya.
Perjalanan Penyakit

2 hari SMRS 1 hari SMRS MRS

• BAB cair • BAB cair • BAB cair


sebanyak 5 sebanyak 8 sebanyak 5
kali kali kali
• Berwarna • Berwarna • Berwarna
kuning kuning kuning
• Berampas • Tidak • Tidak
berampas berampas
• Demam • Pilek
• Rewel • Keluhan
• haus yang sama
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit serupa : disangkal
• Riwayat makan sembarangan : disangkal
• Riwayat ganti susu : susu
formula+ASI  susu soya
• Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
• Riwayat dirawat sebelumnya :
Peradangan diteggorokan
Riwayat Penyakit Keluarga dan Lingkungan
• Riwayat sakit serupa di keluarga : disangkal
• Riwayat sakit serupa di lingkungan sekitar : disangkal
• Sumber air minum : PDAM
• Riwayat minum isi ulang untuk susu : (+)
Riwayat Kehamilan
• Riwayat pemeriksaan kehamilan teratur di bidan. Pemeriksaan ANC:
• trimester I: satu kali/bulan,
• trimester II: dua kali/bulan,
• trimester III: setiap 2 minggu sekali.
• Tidak didapatkan adanya keluhan selama kehamilan. Selama hamil
ibu hanya mengkonsumsi vitamin dan tablet besi.

Riwayat Kelahiran
•Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3000 gram dan
panjang 51 cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera
setelah lahir, usia kehamilan 38 minggu.
Riwayat Postnatal
• Pasien tidak rutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan
dan mendapat imunisasi.

Riwayat Imunisasi

Jenis 0 I II III IV
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
BCG 1 bulan
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan

Kesan : imunisasi dasar tidak lengkap


Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan lahir 51 cm. Pasien sekarang
berumur 7 bulan, 9 hari dengan berat badan 6,4 kg dan panjang badan 63 cm.

Motorik kasar : Duduk tanpa pegangan


Bangkit kepala tegak dan
Berbalik
Motorik halus : Menggaruk manik-manik.
Memindahkan kubus
Bahasa : Meniru bunyi kata-kata,
Menoleh ke arah suara, dan
Tertawa
Personal sosial : Berusaha mencapai mainan,
Mengamati tangannya.
Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang, compos


mentis, rewel, kehausan.

2. Tanda vital :
Nadi : 110x/ menit, reguler, isi,dan tegangan cukup
Laju nafas : 22x/ menit, kedalaman cukup, reguler
Suhu : 38,3ºC (aksila)
Pemeriksaan Fisik

Kepala
• mesochepal, LK 42,5 cm, UUB cekung (+), rambut hitam, sukar dicabut
Mata
• palpebra edema (-/-), mata cekung (+/+), air mata (+/+) sedikit menurun,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek
cahaya (+/+)
Hidung
• napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis(-/-)
Telinga
• sekret (-/-), tragus pain (-/-), normotia
Mulut
• mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-)
Tenggorok
• uvula di tengah, mukosa faring hiperemis(-), tonsil T1-T1

Leher
• trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak meningkat

Thorax
• Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri

Pulmo
•Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
•Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
•Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
•Batas paru-hepar : SIC V kanan
•Batas paru-lambung : SIC VI kiri
•Redup relatif : SIC V kanan
•Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
•Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kiri atas : SIC II LPSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,
bising (-)
Abdomen

• Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spasme (-)


• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
• Perkusi : timpani
• Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
massa abdomen (-).

Anorektal

• hiperemis (-)

Ekstremitas

• CRT= 2 detik, ADP teraba kuat


• Akral hangat - - oedema - -
- - - -
Status Antropometri
■ Tinggi Badan : 63 cm
■ Berat Badan : 6,4 kg
■ Lingkar kepala : 42,5 cm (normocephal)

Status Gizi
𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x100%= 78 (gizi kurang)
𝑼 𝟖,𝟐
𝑻𝑩 𝟔𝟑
= x 100%= 91 ( gizi baik)
𝑼 𝟔𝟗
𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x 100% = 94 (gizi baik)
𝑻𝑩 𝟔,𝟖
Kesan: gizi kurang
𝑩𝑩 𝟔,𝟒 𝑻𝑩 𝟔𝟑 𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x 100%= 78 = x 100%= 91 ( gizi = x 100% = 94 (gizi
𝑼 𝟖,𝟐 𝑼 𝟔𝟗 𝑻𝑩 𝟔,𝟖
(gizi kurang) baik) baik)

BB : 6,4 kg
TB : 63 cm
U : 7 bulan
Normocephal
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan 13/11/17 Satuan Rujukan

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 9,0 g/dl 10,8-12,8

Hematokrit 29 % 36-44

Leukosit 13,7 ribu/ul 6,0-17,0

Eritrosit 4,04 juta/ul 4,0-5,3

Trombosit 454 ribu/ul 229 – 450

INDEX ERITROSIT

MCV 72 /um 80,0- 96,0

MCH 22 Pg 21,0 – 31,0

MCHC 31 g/dl 30,0 – 36,0


Resume

■ Anak laki-laki berusia 7 bulan datang ke IGD dengan keluhan BAB cair
sebanyak 5x/hari berwarna kuning dan berampas sejak 2 hari SMRS, 1 hari
SMRS pasien BAB sebanyak 8 x/hari berwarna kuning, tidak berampas
disertai dengan demam, rewel dan haus, hari ini pasien BAB sebanyak 5
x/hari disertai dengan pilek berair. Ibu pasien tidak memberikan ASI ekslusif,
imuninasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,3, UUB
cekung, mata cekung, air mata sedikit menurun, bising usus meningkat dan
akral hangat. Pada pertumbuhan kesan gizi kurang dan perkembangan
sesuai usia, kepala normochepal. Pemeriksaan penunjang hematologi rutin
didapatkan Hb ; 9.0 g/dl, ht ; 29 % dan mcv 72fL.
Daftar Masalah

1.Diare
2.Dehidrasi ringan sedang
3.Demam
4.Anemia
5.Gizi kurang
 Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c virus
 Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c bakteri
 Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c intoleransi laktosa

■ Diare Akut dengan dehidrasi ringan sedang e/c virus


■ Gizi kurang dan anemia (klinis)
Penatalaksanaan

1. Rawat inap bangsal anak

2. Rehidrasi dengan Ringer Lactate 175

ml/kgBB/24 jam ̴ 80 cc/jam

3. Zinc tablet 1x20 mg

4. Oralit 120 cc bila diare, 60 cc bila muntah

5. Paracetamol 3x cth I/ 125 mg/4jam per oral


Penatalaksanaan

Monitoring
KUVS/ status hidrasi per jam

Planning
Pemeriksaan darah rutin lengkap

Edukasi

1. Edukasi dan motivasi keluarga tentang penyakitnya


2. Jaga kebersihan sesudah BAB dan BAK
3. Istirahat cukup
4. Cara pemberian oralit, banyak minum
5. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit
tapi sering
Prognosis

■ Ad vitam : bonam
■ Ad sanam : bonam
■ Ad fungsionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA

GASTROENTERITIS
AKUT
Pengertian Umum

DIARE

BAB cair / setengah cair


(setengah padat), >3x per hari,
kandungan air tinja > dapat/tanpa disertai
biasanya > 200 g atau lendir & darah
200 ml/24 jam.

• onset gejalanya tiba-tiba


Diare akut • Durasi < 14 hari,

Diare kronik • Durasi > 14 hari


Epidemiologi

■ Diare akut:
– salah satu penyebab utama morbiditas & mortalitas
anak-anak di negara berkembang.

– Ada 60 juta episode diare akut tiap tahun di Indonesia


 1-5 akan menjadi diare kronik, dan bila sampai
terjadi dehidrasi berat yang tidak segera ditolong, 50-
60% diantaranya dapat meninggal dunia.
Lingkungan:
kebersihan
lingkungan &
perorangan
Perilaku Gizi: tidak diberikannya
masyarakat makanan tambahan
meskipun anak telah
berusia 4-6 bulan
Faktor
pengaruh
kejadian
diare:
Kependudukan: insiden
Keadaan diare > pd penduduk
sosial perkotaan padat &
ekonomi miskin / kumuh.
Pendidikan:
pengetahuan
ibu ttg
masalah
kesehatan.
Etiologi

• Virus: Astroviruses, Caliciviruses, Norovirus, Enteric


adenoviruses, Rotavirus, Cytomegalovirus, Herpes simplex
viruses.

• Bakteri: Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,


Clostridium perfringens, Clostridium difficile, Escherichia
coli, Plesiomonas shigelloides, Salmonella, Shigella,
Diare infeksi Staphylococcus aureus, Vibrio cholerae 01 and 0139,
Vibrio parahaemolyticus, Yersinia enterocolitica.

• Parasit: Balantidium coli, Blastocystis hominis,


Cryptosporidium parvum, Cyclospora cayetanensis,
Encephalitozoon intestinalis, Entamoeba histolytica,
Enterocytozoon bieneusi, Giardia lamblia, Isospora belli,
Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.
…Etiologi…

•Defek Anatomik
•Malrotasi, duplikasi intestinal, penyakit Hirschsprung, impaksi fecal,
sindrom usus pendek, atrofi microvillus, striktur.
•Malabsorpsi
Defisiensi disakaridase, malabsorsi glucose-galactose, insuffisiensi
pancreas, fibrosis kistik, Sindrom Shwachman, penurunan garam
empedu intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup,
abetalipoproteinemia, Penyakit Celiac.
•Endokrinopati
Thyrotoxicosis,Penyakit Addison,Sindrom Adrenogenital.
Diare non infeksi •Keracunan
Logam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.
•Neoplasma
Neuroblastomas, Ganglioneuromas, Pheokromocytomas, Karsinoid,
Sindrom Zollinger-Ellison, Sindrom vasoaktif invasif intestinal.
•Lain-Lain
Infeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn (regional
enteritis), Familial Dysautonomia, Penyakit defisiensi Immune, Protein-
Losing Enteropati, Kolitis Ulseratif , Enteropatika Acrodermatitis,
Penyalahgunaan Laxative, Gangguan Motilitas, Pellagra (kekurangan
vitamin B kompleks).
… Etiologi

■ Diare kronik atau persisten lebih dari 14 hari bisa terjadi


karena :
– Agen infeksius: Giardia lamblia, Cryptosporidium
parvum, enteropatogenik Escherichia coli;
– Setiap enteropatogen yg menginfeksi pejamu
immunocompromised ; atau
– Gejala residual setelah kerusakan intestinal setelah
infeksi akut.
Patogenesis

Diare Akut Infeksi (scr klinis &


patofisiologis)
diare inflamasi Diare non inflamasi
• Ada invasi bakteri & sitotoksin di kolon  • diare disebabkan enterotoksin  diare cair
sindroma disentri dg diare+lendir +darah. dg volume besar tanpa lendir dan darah.
• Gejala klinis yg menyertai keluhan abdomen • Keluhan abdomen minimal atau tidak ada
seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, sama sekali, namun gejala dan tanda
mual, muntah, demam, tenesmus, serta dehidrasi cepat timbul, terutama pada
gejala dan tanda dehidrasi. kasus yang tidak mendapat cairan
• Pada pemeriksaan tinja rutin makroskopis: pengganti.
lendir dan/atau darah; mikroskopis: sel • Pemeriksaan tinja rutin : tidak ditemukan
leukosit polimorfonuklear.diare non leukosit.
inflamasi
Diare (mekanisme terjadinya):

Diare osmotik Diare sekretorik Diare eksudatif Diare krn gangguan


•Terjadi bila ada bahan •Terjadi bila ada gangguan •inflamasi  kerusakan motilitas
transport elektrolit (absorbsi
yg tidak dapat diserap berkurang ataupun sekresi mukosa (usus halus •gangguan motilitas 
meningkatkan meningkat). maupun usus besar). inflamasi &
osmolalitas dalam •Akibat toksin yang •Inflamasi dan eksudasi mengeluarkan toksin yg
lumen yg menarik air dikeluarkan bakteri misalnya terjadi akibat infeksi menyebabkan iare.
dari plasma sehingga toksin kolera atau pengaruh bakteri atau bersifat •Infeksi bakteri invansif
terjadi diare. garam empedu, asam lemak non infeksi seperti perdarahan / adanya
rantai pendek, atau
•Contoh: malabsorbsi laksantif non osmotik. \ gluten sensitive leukosit damam
karbohidrat akibat •gastrin vasoactive intestinal enteropathy, inflamatory
defisiensi laktase atau polypeptide (VIP) juga dapat bowel disease (IBD)
akibat garam menyebabkan diare atau akibat radiasi.
magnesium. sekretorik.
■ Bakteri

Penempelan di mukosa. Toksin sekresi.


•Bakteri menempel mukosa untuk menghindarkan diri dari •Misalnya E. coli enterotoksigenik, V. cholerae dan
penyapuan. Juga berhubungan dg perubahan epitel usus beberapa bakteri lain mengeluarkan toksin yg hambat
 pengurangan kapasitas penyerapan / menyebabkan fungsi sel epitel.
sekresi cairan. •Toksin mengurangi absorbsi natrium melalui vili dan
• Penempelan melalui pili atau fimbria yg melekat pada mungkin meningkatkan sekresi chlorida ari kripta, 
reseptor di permukaan usus. sekresi air & elektrolit.
•Hal tsb terjadi pada E. coli enterotoksigenik dan V. Cholera.

Invasi mukosa.
•Shigella, C. Jejuni, E. coli enteroinvasife dan Salmonella 
diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel
mukosa.
•Itu terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum.
•Invasi mungkin diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus
superfisial  sel darah merah dan sel darah putih atau
terlihat adanya darah dalam tinja.
•Toksin menyebabkan kerusakan jaringan dan
kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa.
■ Virus
– Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus
halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili usus
mensekresi air dan elekrolit.
– Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dg hilangnya
enzim disakaridase terutama laktase.
■ Parasit
– Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium
pd epitel usus halus  pemendekan vili diare
– Invasi mukosa. E. histolytica ke epitel mukosa di kolon
atau ileum  mikroabses dan ulkus. Hal ini baru terjadi
bila strainnya sangat ganas.
 Obat-obatan
 Antibiotika membunuh flora normal usus  organisme yg tidak
kebal terhadap antibiotik itu  berkembang bebas.
 Farmakokinetika antibiotika tsb juga berperan, contoh:
ampisilin dan klindamisin adl antibiotik yg dikeluarkan di dalam
empedu yang merubah flora tinja secara intesif walaupun diberikan
secara parental. Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi,
misalnya tetrasiklin, kanamisin, polmiksin, dan neomisin.
HUBUNGAN PEM DG ANEMIA DAN DIARE

DIARE ANEMIA
Jenis makanan yang mengakibatkan
kurang gizi umumnya juga kurang
mengandung besi, asam folat, dan
berbagai vitamin, sehingga pada
kebanyakan anak dengan gizi
kurang seringkali pula disertai oleh
adanya anemia ringan sampai
sedang.

1.Brown KH. Diarrhea and Malnutrition. Prosiding simposium: nutrition and infection,
prologue and progress since 1968; Am Soc for Nutr Sci: January 2003.
2.Harohalli R S, Donna G G. Malnutrition. eMedicine 2009. Didapat dari:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/985140-overview.
3.Buku ajar ilmu kesehatan fk ui .Tjokronegoro Arjatmo, Utama
Hendra.Balai penerbit FK UI Jakarta. 2002 hal 164-172.
KLASIFIKASI ANEMIA
•Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat
ANEMIA ZAT BESI kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang
masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi,
dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.

ANAMIA •Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena


MEGALOBLASTIK defisiensi asam folat.

•Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum


ANEMIA tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana
HIPOPLASTIK etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar
rontgen, racun dan obat-obatan.

ANEMIA •Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah


HEMOLITIK merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria.
JENIS PENYEBAB ANEMIA
• Perdarahan akut
ANEMIA NORMOSITIK • Anemia hemolitik
NORMOKROM • Kegagalan sumsum tulang

• Anemia megaloblastic akibat :


ANEMIA MAKROSITIK • Defisiensi B12
NORMOKROM • Defisiensi asam folat

• Anemia defisiensi besi


• Anemia penyakit kronik
ANEMIA MIKROSITIK • Anemia sideroblastic
HIPOKROM • Thalassemia
• Intoksikasi timah hitam
Manifestasi Klinis
 Awalnya cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada  diare.
 Gejala muntah dpt terjadi sebelum dan atau sesudah diare.
 Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah dehidrasi (BB turun, bayi UUB cekung, tonus dan turgor kulit berkurang,
selaput lendir bibir dan mulut kering).

tipe klinis diare


Diare cair akut Diare akut Diare persisten Diare dg
(termasuk dengan (berlangsung malnutisi berat
kolera) pendarahan selama 14 hari (marasmus
beberapa jam (disentri) atau lebih) atau
sampai dengan •bahaya utamanya •Bahaya utamanya kwashiorkor)
beberapa hari. adl kerusakan adl malnutrisi dan •bahaya utamanya
usus, sepsis, dan infeksi non infeksi sistemik
•perlu diwaspadai malnutrisi serta intestinal berat
bahaya dehidrasi, berat, dehidrasi,
dehidrasi. serta dehidrasi. gagal jantung, dan
juga dapat terjadi
penurunan BB bila defisiensi mineral
intake makanan dan vitamin.
kurang.
Penegakan Diagnosis

 Anamnesis
 Riwayat diare sekarang:
▪ Sudah berapa lama diare berlangsung
▪ Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan jumlah tinja
▪ Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah tidak)
▪ Muntah (frekuensi dan jumlah)
▪ Demam
▪ Buang air kecil terakhir
▪ Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun
▪ Jumlah cairan yang masuk selama diare
▪ Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan, obat,oralit)
▪ Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya
 Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan yang tidak
biasa.
■ PF

tanda utama: tanda tambahan: UUB cekung,


kesadaran, rasa mata cekung, ada atau tidak
haus, turgor kulit air mata, kering atau tidaknya
abdomen. mukosa mulut, bibir dan lidah.
Timbang berat badan juga.
■ Penilaian derajat dehidrasi :
– IDAI 2004:
■ Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan < 5% berat badan):
– tanda utama (-), tanda tambahan (-)
– KU baik, sadar
– VS dbn
– UUB tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah
– Turgor abdomen baik, BU N
– Akral hangat
■ Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)
– 2 tanda utama + 2 / lebih tanda tambahan
– KU gelisah dan cengeng
– UUB sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan bibir
kering
– Turgor kurang
– Akral hangat
– Pasien harus rawat inap
■ Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)
– 2 tanda utama + 2 / lebih tanda tambahan
– KU lemah, letargi atau koma
– UUB sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir
sangat kering
– Turgor buruk
– Penilaian dehidrasi menurut MTBS

Terdapat 2 atau lebih dari tanda-tanda berikut


ini :
 Letargis atau tidak sadar
 Mata cekung
 Tidak bisa minum atau malas minum Dehidrasi berat
 Cubitan kulit perut kembalinya sangat
lambat

Terdapat 2 atau lebih tanda-tanda berikut ini:


 Gelisah, rewel
 Mata cekung
 Haus, minum dengan lahap Dehidrasi ringan/sedang
 Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk


diklasifikasikan dehidrasi berat atau Tanpa dehidrasi
ringan/sedang
 Px Lanjutan
 Px tinja:
▪ makroskopis : bau, warna, lendir, darah, konsistensi
▪ mikroskopis : eritrosit, lekosit, bakteri, parasit
▪ kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
▪ biakan dan uji sensitivitas

 Evaluasi lab pd pasien tersangka diare infeksi:


 Px feses (ada leukosit --> penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non
infeksi).
 Px kimia darah, natrium, kalium, klorida, ureum, kreatinin, analisa gas darah,
dan pemeriksaan darah lengkap pd pasien dg diare berat, demam, nyeri
abdomen, atau kehilangan cairan

 Px radiologis (sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan lainnya) biasanya tidak membantu


untuk evaluasi diare akut infeksi.
Pengobatan
Antibiotik bila ada indikasi
Diet: Anak tidak boleh
(Shigella dan Cholera),
dipuasakan, makanan
sesuai dg hasil pemeriksaan
Atasi dehidrasi sedikit-sedikit tapi sering,
penunjang: kotrimoksazol,
rendah serat, buah-buahan
amoksisilin dan atau sesuai
terutama pisang.
hasil uji sensitivitas.

Koreksi elektrolit : koreksi


Jangan menggunakan billa hipernatremia,
Probiotik
spasmolitika hiponatremia, hiperkalemia
atau hipokalemia.

Vitamin A
•6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU Pendidikan orangtua :
•> 1 tahun : 200.000 IU
penyuluhan tentang
penanganan diare dan cara-
cara pencegahan diare
 Atasi dehidrasi:

 Tanpa dehidrasi
Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya; oralit diberikan sesuai
usia setiap kali buang air besar atau muntah:
▪ <1 tahun : 50-100 cc
▪ 1-5 tahun : 100-200 cc
▪ 5 tahun : semaunya
 Dehidrasi ringan sedang
Rehidrasi oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan
pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur
seperti yang di atas setiap kali buang air besar.
Bisa juga dengan kriteria :
▪ Dehidrasi Ringan (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)
▪ Rehidrasi dengan CRT/ORALIT 30-50 ml/kgBB/3-4 jam jika ada
perbaikan lalu maintenance 100 ml/kgBB/20-21 jam
▪ Dehidrasi Sedang (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)

Rehidrasi dengan ORALIT/RL iv 70 ml/kgBB/3 jam jika ada


perbaikan maintenance 100 ml/kgBB/20-21 jam.
Apabila pasien susah untuk minum, maka dapat diberikan secara
parenteral :
 BB < 10 kg = 200 cc/kgBB/24jam
 BB 10 – 15 kg = 175 cc/kgBB/24jam
 BB > 15 kg = 135 cc/kgBB/24jam
– Dehidrasi Berat
■ Rehidrasi parenteral dengan cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat
100 cc/kgBB. Cara pemberian :
■ < 1 tahun 30 cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan
70 cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.
■ 1 tahun : 30 cc/kgBB dalam ½ jam pertama dilanjutkan
70 cc/kgBB dalam 2 ½ jam berikutnya.
■ Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5 cc/kgBB selama
proses rehidrasi.
Pemantauan
Terapi
•Cairan rehidrasi  nilai ulang derajat
dehidrasi, berat badan, gejala dan
tanda dehidrasi.
•Jika masih dehidrasi  rehidrasi
ulang sesuai dehidrasinya. Tumbuh
Kembang
•Jika setelah 3 hari antibiotik, tidak
ada perubahan klinis & lab 
pikirkan penggantian antibiotik
sesuai hasil uji sensitivitas.

Timbang BB:
•sebelum & sesudah rehidrasi,
•2 minggu setelah sembuh
•Dst secara periodik sesuai umur
•Jika anak mengalami gizi buruk maka dikelola
sesuai dengan SPM gizi buruk.
si Dehidrasi (ringan,
sedang, berat,
hipotonik,
isotonik atau
hipertonik).
Malnutrisi
energi Syok
protein hipovolemik

Kehilangan
Kejang (pd
cairan &
dehidrasi elektrolit Hipokelemia (dg gx
mendadak: meteorismus, hipotoni
hipertonik)
otot, lemah,
bradikardi, perubahan
EKG).

kerusakan vili mukosa


usus halus.  defisiensi Hipoglikemia.
enzim laktase 
intoleransi laktosa
sekunder
Prognosis
Penggantian
cairan yg
Perawatan adekuat
yg
mendukung

Tx
antimikrobial
jika ada
indikasi

prognosis diare infeksius sangat baik


dg morbiditas & mortalitas minimal
Pencegahan

Kebersihan
Kebersihan
Upayakan ASI perorangan, cuci
lingkungan, BAB
tetap diberikan. tangan sebelum
di jamban
makan.

Makanan
Imunisasi Penyediaan air
penyapihan yg
campak minum bersih
benar

Selalu memasak
makanan
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan

•Terapi cairan: Ringer Lactate 175 ml/kgBB/24 jam ̴ 80 cc/jam.


•Oralit sebanyak 60 cc tiap muntah dan 120 cc tiap diare berdasarkan
berat badan pasien.
•Terapi maintenance dengan D ¼ NS menggunakan rumus Darrow:
1050 ml/24 jam ~10 tetes per menit makro.

Pertimbangan

• Pemberian jumlah cairan ini berdasarkan berat badan


pasien yaitu 11 kg. Rehidrasi ini dilakukan dalam waktu 24
jam, kemudian dievaluasi. Apabila dehidrasi sudah teratasi
maka dilanjutkan terapi maintenance
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan

•Pasien juga diberikan tablet zinc


1x20 mg karena umur pasien > 6 bulan.
Tablet zinc diberikan selama 14 hari

Zinc walaupun diare sudah berhenti. Zinc


digunakan untuk memperbaiki epitel
usus (reepitelisasi) yang mungkin
mengalami kerusakan akibat diare.
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan
Edukasi

• Edukasi pada orang tua pasien ini antara lain:


• a. Orang tua untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan bila
demam, BAB berdarah, sangat haus, makan / minum sedikit, diare lebih
sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
• b. Cara penyiapan oralit yaitu 1 bungkus oralit dilarutkan dalam 200 cc air
matang.
• c. Edukasi tentang langkah pencegahan:
• i. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih yang cukup.
• ii. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar. Edukasi termasuk kebersihan botol susu yang digunakan
pasien.
• iii. Buang air besar di jamban
• Untuk mengurangi demam pada pasien, diberikan paracetamol 10
mg/kgBB/kali minum.
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan

Nutrisi
• Makanan dengan menu yang sama saat anak sehat tetap diberikan, dengan
porsi sedikit-sedikit tapi sering. Pasien diberikan diet nasi lauk 1173
kkal/hari.
ANALISIS KASUS
Penatalaksanaan

Simptomatik
• Untuk mengurangi demam pada pasien, diberikan paracetamol 10
mg/kgBB/kali minum.

Anda mungkin juga menyukai