Pembimbing :
Dr. Desiana, Sp.A
■ Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 7 bln 9 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 6,4 kg
Tinggi Badan : 63 cm
Agama : Islam
Alamat : Jln, Kampung Rawa, Jakarta
Pusat
Anamnesis
Keluhan Utama
•BAB cair sekitar 5 kali sehari
Riwayat Kelahiran
•Pasien lahir di bidan dengan berat badan lahir 3000 gram dan
panjang 51 cm, lahir spontan, langsung menangis kuat segera
setelah lahir, usia kehamilan 38 minggu.
Riwayat Postnatal
• Pasien tidak rutin ke posyandu tiap bulan untuk menimbang badan
dan mendapat imunisasi.
Riwayat Imunisasi
Jenis 0 I II III IV
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
BCG 1 bulan
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Campak 9 bulan
2. Tanda vital :
Nadi : 110x/ menit, reguler, isi,dan tegangan cukup
Laju nafas : 22x/ menit, kedalaman cukup, reguler
Suhu : 38,3ºC (aksila)
Pemeriksaan Fisik
Kepala
• mesochepal, LK 42,5 cm, UUB cekung (+), rambut hitam, sukar dicabut
Mata
• palpebra edema (-/-), mata cekung (+/+), air mata (+/+) sedikit menurun,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (2mm/2mm), reflek
cahaya (+/+)
Hidung
• napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis(-/-)
Telinga
• sekret (-/-), tragus pain (-/-), normotia
Mulut
• mukosa basah (+), sianosis (-), gusi berdarah (-)
Tenggorok
• uvula di tengah, mukosa faring hiperemis(-), tonsil T1-T1
Leher
• trakea di tengah, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak meningkat
Thorax
• Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan simetris kanan kiri
Pulmo
•Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
•Palpasi : Fremitus raba kanan = kiri
•Perkusi : Sonor / Sonor di semua lapang paru
•Batas paru-hepar : SIC V kanan
•Batas paru-lambung : SIC VI kiri
•Redup relatif : SIC V kanan
•Redup absolut : SIC VI kanan (hepar)
•Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Cor
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kiri atas : SIC II LPSS
Kiri bawah : SIC IV LMCS
Kanan atas : SIC II LPSD
Kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas nomal, regular,
bising (-)
Abdomen
Anorektal
• hiperemis (-)
Ekstremitas
Status Gizi
𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x100%= 78 (gizi kurang)
𝑼 𝟖,𝟐
𝑻𝑩 𝟔𝟑
= x 100%= 91 ( gizi baik)
𝑼 𝟔𝟗
𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x 100% = 94 (gizi baik)
𝑻𝑩 𝟔,𝟖
Kesan: gizi kurang
𝑩𝑩 𝟔,𝟒 𝑻𝑩 𝟔𝟑 𝑩𝑩 𝟔,𝟒
= x 100%= 78 = x 100%= 91 ( gizi = x 100% = 94 (gizi
𝑼 𝟖,𝟐 𝑼 𝟔𝟗 𝑻𝑩 𝟔,𝟖
(gizi kurang) baik) baik)
BB : 6,4 kg
TB : 63 cm
U : 7 bulan
Normocephal
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI RUTIN
Hematokrit 29 % 36-44
INDEX ERITROSIT
■ Anak laki-laki berusia 7 bulan datang ke IGD dengan keluhan BAB cair
sebanyak 5x/hari berwarna kuning dan berampas sejak 2 hari SMRS, 1 hari
SMRS pasien BAB sebanyak 8 x/hari berwarna kuning, tidak berampas
disertai dengan demam, rewel dan haus, hari ini pasien BAB sebanyak 5
x/hari disertai dengan pilek berair. Ibu pasien tidak memberikan ASI ekslusif,
imuninasi tidak lengkap. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,3, UUB
cekung, mata cekung, air mata sedikit menurun, bising usus meningkat dan
akral hangat. Pada pertumbuhan kesan gizi kurang dan perkembangan
sesuai usia, kepala normochepal. Pemeriksaan penunjang hematologi rutin
didapatkan Hb ; 9.0 g/dl, ht ; 29 % dan mcv 72fL.
Daftar Masalah
1.Diare
2.Dehidrasi ringan sedang
3.Demam
4.Anemia
5.Gizi kurang
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c virus
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c bakteri
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan
sedang e/c intoleransi laktosa
Monitoring
KUVS/ status hidrasi per jam
Planning
Pemeriksaan darah rutin lengkap
Edukasi
■ Ad vitam : bonam
■ Ad sanam : bonam
■ Ad fungsionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
GASTROENTERITIS
AKUT
Pengertian Umum
DIARE
■ Diare akut:
– salah satu penyebab utama morbiditas & mortalitas
anak-anak di negara berkembang.
•Defek Anatomik
•Malrotasi, duplikasi intestinal, penyakit Hirschsprung, impaksi fecal,
sindrom usus pendek, atrofi microvillus, striktur.
•Malabsorpsi
Defisiensi disakaridase, malabsorsi glucose-galactose, insuffisiensi
pancreas, fibrosis kistik, Sindrom Shwachman, penurunan garam
empedu intraluminal, cholestasis, Penyakit Hartnup,
abetalipoproteinemia, Penyakit Celiac.
•Endokrinopati
Thyrotoxicosis,Penyakit Addison,Sindrom Adrenogenital.
Diare non infeksi •Keracunan
Logam berat, Scombroid, Ciguatera, jamur.
•Neoplasma
Neuroblastomas, Ganglioneuromas, Pheokromocytomas, Karsinoid,
Sindrom Zollinger-Ellison, Sindrom vasoaktif invasif intestinal.
•Lain-Lain
Infeksi Nongastrointestinal, Alergi susu, Penyakit Crohn (regional
enteritis), Familial Dysautonomia, Penyakit defisiensi Immune, Protein-
Losing Enteropati, Kolitis Ulseratif , Enteropatika Acrodermatitis,
Penyalahgunaan Laxative, Gangguan Motilitas, Pellagra (kekurangan
vitamin B kompleks).
… Etiologi
Invasi mukosa.
•Shigella, C. Jejuni, E. coli enteroinvasife dan Salmonella
diare berdarah melalui invasi dan perusakan sel epitel
mukosa.
•Itu terjadi sebagian besar di colon dan bagian distal ileum.
•Invasi mungkin diikuti pembentukan mikroabses dan ulkus
superfisial sel darah merah dan sel darah putih atau
terlihat adanya darah dalam tinja.
•Toksin menyebabkan kerusakan jaringan dan
kemungkinan juga sekresi air dan elektrolit dari mukosa.
■ Virus
– Rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus
halus kerusakan sel epitel & pemendekan vili usus
mensekresi air dan elekrolit.
– Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dg hilangnya
enzim disakaridase terutama laktase.
■ Parasit
– Penempelan mukosa. G. Lamblia dan Cryptosporodium
pd epitel usus halus pemendekan vili diare
– Invasi mukosa. E. histolytica ke epitel mukosa di kolon
atau ileum mikroabses dan ulkus. Hal ini baru terjadi
bila strainnya sangat ganas.
Obat-obatan
Antibiotika membunuh flora normal usus organisme yg tidak
kebal terhadap antibiotik itu berkembang bebas.
Farmakokinetika antibiotika tsb juga berperan, contoh:
ampisilin dan klindamisin adl antibiotik yg dikeluarkan di dalam
empedu yang merubah flora tinja secara intesif walaupun diberikan
secara parental. Antibiotik juga bisa menyebabkan malabsorbsi,
misalnya tetrasiklin, kanamisin, polmiksin, dan neomisin.
HUBUNGAN PEM DG ANEMIA DAN DIARE
DIARE ANEMIA
Jenis makanan yang mengakibatkan
kurang gizi umumnya juga kurang
mengandung besi, asam folat, dan
berbagai vitamin, sehingga pada
kebanyakan anak dengan gizi
kurang seringkali pula disertai oleh
adanya anemia ringan sampai
sedang.
1.Brown KH. Diarrhea and Malnutrition. Prosiding simposium: nutrition and infection,
prologue and progress since 1968; Am Soc for Nutr Sci: January 2003.
2.Harohalli R S, Donna G G. Malnutrition. eMedicine 2009. Didapat dari:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/985140-overview.
3.Buku ajar ilmu kesehatan fk ui .Tjokronegoro Arjatmo, Utama
Hendra.Balai penerbit FK UI Jakarta. 2002 hal 164-172.
KLASIFIKASI ANEMIA
•Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat
ANEMIA ZAT BESI kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang
masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi,
dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
Anamnesis
Riwayat diare sekarang:
▪ Sudah berapa lama diare berlangsung
▪ Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan jumlah tinja
▪ Keadaan klinis tinja (warna, konsistensi, ada lendir atau darah tidak)
▪ Muntah (frekuensi dan jumlah)
▪ Demam
▪ Buang air kecil terakhir
▪ Anak lemah, rewel, rasa haus, kesadaran menurun
▪ Jumlah cairan yang masuk selama diare
▪ Tindakan yang telah diambil (diberi cairan, ASI, makanan, obat,oralit)
▪ Apakah ada yang menderita diare di sekitarnya
Riwayat makanan sebelum diare : ASI, susu formula, makan makanan yang tidak
biasa.
■ PF
Vitamin A
•6 bulan- 1 tahun : 100.000 IU Pendidikan orangtua :
•> 1 tahun : 200.000 IU
penyuluhan tentang
penanganan diare dan cara-
cara pencegahan diare
Atasi dehidrasi:
Tanpa dehidrasi
Cairan rumah tangga dan ASI diberikan semaunya; oralit diberikan sesuai
usia setiap kali buang air besar atau muntah:
▪ <1 tahun : 50-100 cc
▪ 1-5 tahun : 100-200 cc
▪ 5 tahun : semaunya
Dehidrasi ringan sedang
Rehidrasi oralit 75 cc/kgBB dalam 3 jam pertama dilanjutkan
pemberian kehilangan cairan yang sedang berlangsung sesuai umur
seperti yang di atas setiap kali buang air besar.
Bisa juga dengan kriteria :
▪ Dehidrasi Ringan (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)
▪ Rehidrasi dengan CRT/ORALIT 30-50 ml/kgBB/3-4 jam jika ada
perbaikan lalu maintenance 100 ml/kgBB/20-21 jam
▪ Dehidrasi Sedang (Perkiraan defisit cairan 30-50 ml/kgBB)
Timbang BB:
•sebelum & sesudah rehidrasi,
•2 minggu setelah sembuh
•Dst secara periodik sesuai umur
•Jika anak mengalami gizi buruk maka dikelola
sesuai dengan SPM gizi buruk.
si Dehidrasi (ringan,
sedang, berat,
hipotonik,
isotonik atau
hipertonik).
Malnutrisi
energi Syok
protein hipovolemik
Kehilangan
Kejang (pd
cairan &
dehidrasi elektrolit Hipokelemia (dg gx
mendadak: meteorismus, hipotoni
hipertonik)
otot, lemah,
bradikardi, perubahan
EKG).
Tx
antimikrobial
jika ada
indikasi
Kebersihan
Kebersihan
Upayakan ASI perorangan, cuci
lingkungan, BAB
tetap diberikan. tangan sebelum
di jamban
makan.
Makanan
Imunisasi Penyediaan air
penyapihan yg
campak minum bersih
benar
Selalu memasak
makanan
ANALISIS KASUS
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Pertimbangan
Nutrisi
• Makanan dengan menu yang sama saat anak sehat tetap diberikan, dengan
porsi sedikit-sedikit tapi sering. Pasien diberikan diet nasi lauk 1173
kkal/hari.
ANALISIS KASUS
Penatalaksanaan
Simptomatik
• Untuk mengurangi demam pada pasien, diberikan paracetamol 10
mg/kgBB/kali minum.