Anda di halaman 1dari 14

2.

1 Apek Anatomi

Sistem Kardiovaskuler, terdiri dari beberapa bagian yaitu :

2.1.1 Pericardium
Pericardium, membungkus jantung dan pangkal pembuluh darah yang besar dan terletak
didalam mediastinum medium. Pericardium terdiri dari pericardium fibrosum pada lapisan luar
dan pericardium serosum pada lapisan dalam. Pericardium fibrosum terdiri dari jaringan fibrosa
yang kuat, sedangkan pericardium serosum merupakan kantung tertutup dari dua lapisan
membrane transparan yang terdiri dari lamina parietalis dan lamina visceralis.

1. Pericardium fibrosum
Pericardium ini berbentuk seperti kerucut dengan apex yang ditunjuk oleh aorta, truncus
pulmonalis dan vena cava superior. Pada daerah ini,pericardium bersatu dengan lapisan luar dari
pembuluh darah tadi. Basis dari pericardium terletak dibagian bawah dan bersatu dengan
centrum tendineum dari diaphragma. Pericardium terpisah dari os sternum dengan perantaraan
ligamentum strnopericardiale. Pada daerah incisura cardiac, pericardium tidak ditutupi oleh
lapisan jaringan paru-paru. Pericardium fibrosum dapat mencegah distensi yang berlebihan dari
jantung tetapi juga dapat teregang untuk mengakomodasi pembesaran jantung yang kronis.
2. Pericardium serosum
Pericardium ini mempunyai dua lapisan yaitu lamina parietalis dan lamina visceralis. Lamina
parietalis melapisi dan melekat erat pada permukaan dalam pericardium fibrosum sehingga sulit
untuk dipisahkan. Lamina visceralis meliputi permukaan luar jantung dan menjadi bagian
jantung yang disebut epicardium. Ruang potensial antara lamina parietalis dan lamina visceralis
disebut cavitas pericardiaca yang hanya berisi sedikit cairan. Cairan ini membuat permukaan
pericardium menjadi licin sehingga hampir tidak ada gesekan antara jantung dan pericardium.
Adanya cairan ini menyebabkan terbentuknya tegangan permukaan antara lapisan pericardium.
Aorta dan arteri pulmonalis dibungkus bersama oleh lamina visceralis dan bila cavitas
pericardiaca dibuka dari depan maka jari tangan dapat dimasukan kebagian posterior aorta dan
truncus pulmonalis serta anterior terhadap atrium kiri dan vena cava superior. Celah ini disebut
sinus transversus pericardii yang menghubungkan sisi cavitas pericardiaca.
Lamina parietalis mendapat darah dari cabang arteria pericardiacophrenica dan arteri
musculophrenica serta cabang-cabang lain dari arteri bronchialis, arteri oesophagica, dan arteri
phrenica superior. Lamina visceralis mendapat darah dari arteri coronaria karena sudah menjadi
bagian dari jantung yang disebut epicardium.

2.1.2 Cor
Cor atau jantung merupakan organ muskuler berbentuk seperti kerucut yang sedikit lebih
besar dari kepalan tangan. Jantung terletak miring didalam thorax, lebih kekiri dari bidang
tengah dengan axis longitudinal yang berjalan dari belakang kedepan, kekiri, dan kebawah.
Mempunyai 4(empat) buah ruangan yaitu:dua buah atria dan dua buah ventriculi, sebuah apex
dan sebuah basis, serta beberapa facies dan margo.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epicardium, myocardium, dan endocardium.
Epicardium terbentuk oleh lamina visceralis dari pericardium serosa yang sering tertutup oleh
lapisan lemak. Myocardium terdiri dari otot jantung yang berisi skeleton dari jaringan ikat.
Sekeleton ini merupakan tempat lekat otot dan menyokong otot jantung. Endocaridum melapisi
permukaan dalam jantung yang terdiri dari lapisan endotel.
Apex cordis dibentuk oleh ujung ventriculus sinister yang mengarah ke bawah dan ke depan
dan ke kiri. Basis cordis atau facies posterior dibentuk oleh kedua atria terutama atrium
sinistrum. Basis cordis terletak paling tinggi dan dari bagian ini muncul aorta, truncus
pulmonalis dan vena cava superior. Basis cordis terpisah dari facies diaphragmatica oleh bagian
belakang sulcus coronarius. Jantung tidak berdiri pada basis cordis.

1. Batas jantung
Apex cordis tidak selalu sama dengan denyut apex dan letaknya lebih rendah serta lebih
medial dari pada denyut apex. Denyut apex adalah implus atau denyut yang ditimbulkan oleh
pukulan jantung yang dapat dirasakan atau diraba pada dada sebelah kiri depan. Batas kiri
jantung tidak selalu sesuai dengan letak apex cordis. Facies sternocostalis mempunyai batas
sebagai berikut:batas atas merupakan garis yang menghubungkan pinggir bawah cartilago costae
II kiri(3 cm di kiri garis tengah) sampai pinggir atas cartilage costae III kanan(2 cm dan garis
tengah) dengan bentuk garis agak konvex. Batas bawah mulai dari ujung bawah margo inferior
sampai satu titik pada sela iga V kiri dekat linea midclavicularis kiri (denyut apex). Sebagian
permukaan depan facies sternocostalis tertutup oleh pleura dan lapisan tipis paru-paru, kecuali
daerah kecil jantung yang menempati incisura cardiaca.
2. Ruangan jantung
Jantung terdiri dari 4 (empat) buah ruangan yaitu dua buah atria dan dua buah ventriculi.
Sulcus coronaries mengelilingi bagian atas jantung pada batas antara atrium dengan ventriculus.
Pembagian ventriculus dexter dan ventriculus sinister berdasarkan adanya sulcus
interventricularis anterior dan sulcus interventricularis posterior pada daerah septum
interventriculare.
a. Atrium dextrum
Membentuk batas kanan jantung di antara vena cava superior dan vena cava inferior. Atrium
dextrum ini menerima darah dari pembuluh-pembuluh darah tersebut dan dari sinus coronarius
yang terdapat didalam sulcus coronarius. Atrium dextrum terdiri dari dinding belakang yang
mempunyai permukaan dalam licin yang disebut sinus venarum cavarum. Bagian ini embriologis
berasal dari sinus venosus. Sedangkan dinding depan mempunyai permukaan yang kasar karena
adanya musculi pectinati yang embriologis berasal dari atrium primitif. Dua bagian ini terpisah
dari luar oleh sulcus terminalis dan disebelah dalam oleh crista terminalis.
b. Atrium sinistrum
Atrium sinistrum membentuk basis cordis dam mempunyai auricula sinistra yang agak
memanjang pada bagian atas batas kiri jantung. Empat buah venae pulmonales memasuki sisi
belakang dari atrium sinistrum. Dindingnya lebih tebal dari pada atrium dextrum dengan
permukaan yang lebih halus kecuali ada sedikit musculi pectinati di dalam auricula. Sebagian
besar atrium sinistrum terletak posterior terhadap atrium dextrum. Antara atrium sinistrum dan
ventriculus sinister terdapat ostium atrioventricularis sinistrum yang merupakan tempat lekat
dari valva mitralis. Ostium ini lebih kecil dibandingkan dengan ostium atrioventricularis
dextrum yang merupakan tempat lekat valva tricuspidalis.
c. Ventriculus dexter
Membentuk sebagian besar facies sternocostalis, sebagian kecil facies diaphragmatica dan
margo inferior jantung. Pada bagian anteroposterior terdapat conus anteriosus atau
infundibulum, dan dari bagian ini muncul truncus pulmonalis. Berdasarkan bentuknya ada tiga
macam bentuk trabeculae carneae yaitu columna, seperti jembatan, dan seperti tiang.
 Bentuk columna adalah kelompok otot dari dinding ventrikel denagn bentuk seperti jalur yang
menyebabkan permukaan berbenjol.
 Bentuk jembatan adalah kelompok otot berbentuk bundar dengan bagian tengah yang bebas dan
ujungnya pada dinding ventriculus.
 Bentuk seperti tiang adalah musculus papillaris yang berbentuk seperti kerucut dengan basis
melekat pada dinding dan apexnya melanjutkan diri sebagai chorda tendinae.
d. Ventriculus sinister
Membentuk apex cordis, sisi kiri jantung dan facies diaphragmatica. Aorta muncul pada
bagian atas yang akan membawa darah keseluruh tubuh. Ruangan jantung ini berbentuk seperti
kerucut, lebih panjang dari pada ventriculus dexter Permukaan dalamnya juga mempunyai
trabeculae carneae yang lebih halus dan lebih banyak dari pada ventriculus dexter.
Ventriculus sinister dibagi menjadi dua regiones yaitu:
 Ventriculus sinister yang sebenarnya, mempunyai dinding yang berotot tebal dan berbentuk
bundar pada penampang melintang. Ventriculus sinister sebagian besar berada pada di depan
atrium sinistrum dengan ostium anterioventricularis yang hampir vertikal. Pada ostium ini
terdapat valva mitralis dengan dua buah cuspis yaitu cuspis anterior dan posterior.
 Vestibulum aortae yang terletak di sebelah kanan atas valva mitralis, kemudian akan
melanjutkan diri sebagai aorta ascendens yang berisi valva aortae. Valva aortae mempunyai tiga
buah valvula yang terdiri dari valvula semilunaris dextra yang berhubungan dengan pangkal
arteria coronaria dextra, valvula semilunaris sinistra yang berhubungan dengan pangkal arteria
coronaria sinistra, dan valvula semilunaris posterior yang tidak berhubungan dengan arteria
coronaria.
Septum interventriculare terletak miring diantara kedua ventriculus, terdiri dari pars
muscularis dan pars membranecea. Pinggir septum interventriculare letaknya sesuai dengan
letak sulcus interventricularis anterior dan sulcus interventricularis posterior. Pars muscularis
lebih tebal dan kuat serta menonjol ke dalam ventriculus. Pars membranacea lebih kecil,
berbentuk oval dan lebih tipis. Letaknya tepat di bawah perlekatan pinggir valvula semilunaris
dextra dan valva semilunaris posterior dari valva aortae.
Skelet jantung terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang menyokong jantung. Annulus fibrosus
mengelilingi ostium arterioventricularis dan pangkal dari aorta serta truncus pulmonalis.
Annulus ini selain merupakan tempat lakat valvula, juga berfungsi untuk mencegah dilatasi aorta
atau truncus pulmonalis pada waktu darah di keluarkan dari ventriculus. Skelet jantung bersama
dengan pars membranacea dari septum interventricularis, juga merupakan tempat perlekatan
serabut otot jantung.
3. Persarafan Jantung
Persarafan motoris untuk denyut jantung dan kontraksi ventriculus diatur oleh saraf otonom.
Serabut parasimpatis dari nervus vagus menuju permukaan jantung, daerah nodus sinuatrialis
serta nodus atrioventricularis,melalui plexus cardiacus. Rangsangan dari nervus vagus akan
memperlambat denyut jantung dan menurunkan stroke volume. Serabut simpatis akan menuju
nodus sinuatrialis dan nodus antrioventicularis. Saraf berasal dari medulla spinalis sekmen
thoracicae I-II, menuju ganglion cervicale superius, ganglion cervicale medium dan ganglion
cervicale inferius, kemudian melalui nervus cardiacus cevicalis yang menuju plexus cardiacus.
Sebagian lagi berasal dari segmen thoracicae I-IV akan melalui nervus cardiacus thoracicus
menuju plexus cardiacus. Rangsangan saraf simpatis akan mempercepat denyut jantung dan
meningkatkan stroke volume.
Serabut sensoris dari jantung akan berjalan dari system simpatis menuju medulla spinalis
segmenta thoracicae I-IV. Setelah melalui nervus cardiacus cervicale dan nervus cardiacus
thoracicus, kemudian melalui ramus communicans albus sampai mencapai nervus spinalis sesuai
dengan segmennya. Rasa nyeri dari jantung berasal dari insufisiensi arteria coronaria yang akan
dirasakan atau di jalarkan pada daerah precordium, pundak dan lengan kiri. Sensasi nyeri ini
berjalan melalui serabut aferen visceral menuju medulla spinalis pada level yang sesuai,
kemudian di jalarkan pada dermatome yang berhubungan.
4. Arteri Pada Jantung
Jantung mendapat darah dari arteria coronaria dextra dan arteria coronaria sinistra yang
masing-masing muncul dari sinus aortae dextra dan sinus aortae sinistra. Tidak terdapat
perbedaan atau batas yang jelas antara bagian ventriculus yang mendapat darah dari arteria
coronaria dextra dan arteria coronaria sinistra. Setelah keluar dan aorta, pembuluh darah ini
berjalan ke depan pada sisi kanan dan kiri truncus pulmonalis. Arteria coronaria umumnya terisi
darah tidak ada pada waktu sistol dari ventriculus, tetapi terjadi pada waktu diastole ketika
tekanan diastolik di dalam aorta lebih besar dari pada tekanan trasnsmural. Dan terdiri dari:
a. Arteria coronaria dextra
Pembuluh darah ini muncul dari sinus aortae dextra, berjalan ke kanan di antara truncus
pulmonalis dan auricula dextra, kemudian berjalan ke dalam sulcus coronaries. Selanjutnya
menuju pinggir bawah jantung dan memberi cabang besar yang di sebut ramus marginalis yang
berjalan menuju apex cordis. Dibagian belakang jantung, pembuluh darah ini menuju ke kiri dan
memberi cabang ramus interventricularis posterior yang berjalan di dalam sulcus
interventricularis posterior. Cabang yang di sebut terakhir ini, di dekat apex cordis akan
beranastomosis dengan cabang ramus interventricularis anterior dari arteria coronaria sinistra.
b. Arteria coronaria sinistra
Pembuluh ini muncul dari sinus aortae berjalan diantara truncus pulmonalis dan auricular
sinistra untuk mencapai sulcus coronarius. Pada daerah ini akan bercabang menjadi ramus
interventricularis anterior yang berjalan di dalam sulcus interventricularis anterior menuju apex
cordis, dan ramus circumflexus yang berjalan mengikuti sulcus coronarius pada sisi kiri jantung
menuju permukaan belakang memberi cabang untuk ventriculus sinister dan atrium sinistrum.
Ramus circumflexus memberi cabang pada ramus marginalis yang memperdarahi atrium
sinistrum, permukaan kiri jantung dan basis dari venticulus sinister. Arteriae coronaria sinistra
kadang-kadang memberi cabang arteri dari kugel yang kemudian memberi cabang untuk nodus
sinuatrialis.
c. Variasi arteria coronaria
Variasi dari arteria coronaria cukup sering terjadi dan kadang-kadang hanya ada satu arteria
coronaria. Sirkulasi pada arteria coronaria merupakan sirkulasi ‘righ dominant’ karena arteria
coronaria dextra memberi cabang ramus interventricularis posterior. Sirkulasi yang lebih besar
dari arteria coronaria dextra terjadi bila arteri ini, selain mempercabangkan ramus
interventricularis posterior juga berjalan, melewati septum interventriculare samapi mencapai
ramus marginalis sinister. Umumnya disertai ramus circumflexsus dari arteria coronaria
sinistra yang kecil. Sebagian besar facies diaphragmatica dari ventriculus sinister mendapat
darah dari arteria coronaria dextra.
d. Anastomosis
Arteriae coronaria merupakan end artery yaitu mengurus bagian otot jantung tanpa bantuan
cabang besar yang lain. Meskipun banyak anastomosis diantara arteriola, tetapi masih kurang
cukup untuk mengurus kebutuhan otot jantung bila ada sumbatan arteri yamg mendadak. Akibat
sumbatan arteri, bagian yang tidak mendapat darah akan mengalami infark dan selanjutnya
menjadi nekrosis. Sebab yang paling sering dari penyakit jantung iskemik ini adalah proses
aterosklerosis yang terjadi kerena penimbunan lemak pada dinding arteria coronaria.
5. Vena jantung
Darah vena sebagian besar akan mengalir terutama ke dalam sinus coronarius dan sebagian
lagi sebagai vena-vena kecil yang di sebut venae cordis minimae dan venae cordis anteriores,
yang bermuara langsung ke dalam ruangan jantung kanan. Sinus coronarius merupakan vena
utama yang lebar dan pendek, yang berjalan dari kiri- kanan dalam sulcus coronarius bagian
belakang. Pembuluh darah ini menerima semua darah vena dari jantung kecuali yang mengalir
melalui venae cordis minimae dan venae cordis anteriores. Sinus coronarius akhirnya bermuara
ke dalam atrium dextrum.
a. Vena cordis magna
Mulai dari apex cordis, berjalan ke atas di dalam sulcus interventricularis anterior bersama
ramus interventricularis anterior dan bermuara pada ujung kiri sinus coronarius. Menerima
darah dari bagian depan septum interventriculare dan bagian depan kedua ventriculus di dekat
septum interventriculare.
b. Vena cordis media
Mulai dari apex cordis, berjalan ke atas di dalam sulcus interventricularis posterior bersama
ramus interventricularis posterior dan bermuara kebagian kanan sinus coronarius. Menerima
darah dari bagian posterior septum interventriculare dan bagian belakang kedua venticulus dekat
septum interventriculare.
c. Vena cordis parva
Berjalan di dalam sulcus coronarius bersama arteria coronaria dextra dan ramus marginalis
untuk kemudian bermuara ke dalam sinus coronarius. Menerima darah dari daerah pinggir
ventriculus dexter.
d. Vena oblique atrii sinistri (Marshall)
Merupakan vena kecil pada dinding belakang atrium sinistrum yang berjalan miring ke
bawah untuk masuk ke dalam sinus coronarius.
e. Venae cordis anteriores
Berjumlah 2-4 buah terdapat pada permukaan depan ventriculus dexter dan bermuara
langsung kedalam atrium dextrum.
f. Venae cordis minimae
Merupakan vena terkecil (Thebesian) yang terdapat di dalam myocardium dan bermuara
langsung ke dalam ruangan jantung terutama atrium.Vena-vena ini menerima darah dari
endocardium dan lapisan dalam dari myocardium.
2.4 Aspek Fisiologis

2.4.1 Jantung
Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan tangan. Organ ini terletak di
cavum toraks (dada) sekitar garis tengah antara strenum (tulang dada) di sebelah anterior dan
vertebra (belakang) di posterior.
Dinding jantung memiliki tiga lapisan yaitu:

1. Endotel. Suatu lapisan tipis yang melapisi bagian dalam dari jantung.
2. Miokardium. Suatu lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung dan membentuk bagian terbesar
dari dinding jantung.
3. Epikardium. Suatu lapisan tipis yang melapisi bagian luar dari jantung.

Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas
dan satu rongga bawah. Rongga-rongga atas, atrium, menerima darah yang kembali ke jantung
dan memindahkannya ke rongga bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Pembuluh
yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena, dan yang membawa darah dari
ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung dipisahkan oleh septum, suatu pemisah
yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini penting karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah yang miskin O2, sementara sisi kiri
jantung menerima dan memompa darah kaya O2.
Perjalanan aliran darah dimulai ketika darah kembali dari sirkulasi sitemik masuk ke atrium
kanan. Darah yang dikandung adalah darah yang miskin akan O2. Kemudian darah akan masuk
ke dalam ventrikel kanan yang kemudian akan memompanya keluar menuju arteri pulmonalis.
Arteri pulmonalis akan bercabang dua, masing-masing menuju kedua paru.
Di dalam paru, darah tersebut kehilangan CO2 dan menyerap O2 sebelum dikembalikan ke
atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah yang kayak akan O2 yang kembali ke atrium kiri ini
selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri dan selanjutnya ventrikel kiri akan memompa darah
ke seluruh sistem tubuh kecuali paru.

2.4.2 Katup-Katup Pada Jantung


Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel
dan terakhir menuju arteri. adanya empat katup yang terdapat pada jantung, memastikan bahwa
darah akan mengalir ke satu arah.
Terdapat dua katup jantung diantara atrium dan ventrikel, yaitu katup atrioventrikular (AV)
kanan dan kiri. Kedua katup ini membiarkan darah mengalir dari atrium ke dalam ventrikel
selama pengisian ventrikel, tetapi mencegah aliran balik darah dari ventrikel ke dalam atrium
sewaktu pengosongan ventrikel. Jika tidak terdapat katup AV, maka akan banyak darah yang
secara tidak efisien mengalir balik ke dalam atrium dan vena ketika ventrikel berkontraksi dan
bukan menuju ke arteri. Katup AV kanan disebut katup trikuspid, karena terdiri dari tiga cusp,
atau daun katup. Demikian juga, katup AV kiri yang memiliki dua katup, disebut sebagai katup
bikuspid atau nama lainnya katup mitral.
Tepi–tepi daun katup AV diikat oleh jaringan ikat fibrosa yang disebut korda tendinea yang
mencegah katup terbalik. Jaringan ikat ini melekat ke otot papilaris yang menonjol dari
permukaan dalam dinding ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi, otot-otot papilaris ini juga
berkontraksi, menarik ke bawah korda tendinea agar mencegah katup terbalik.
Kemudian terdapat dua katup jantung lainnya yang terletak diantara katup aorta dan arteri
Pulmonalis. Katup-katup ini dikenal sebagai katup semilunar karena memiliki tiga daun katup
yang masing-masing mirip bentuk bulan sabit. Katup-katup ini dipaksa membuka ketika tekanan
ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis, ketika
kontraksi dan pengosongan ventrikel. Penutupan terjadi ketika ventrikel melemas dan tekanan
ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup menutup mencegah darah
mengalir dari arteri kembali ke dalam ventrikel.

2.4.3 Sinsitium Fungsional


Masing-masing sel otot jantung saling berhubungan untuk membentuk serat yang bercabang-
cabang, dengan sel-sel yang berdekatan disatukan dengan struktur khusus yang disebut diskus
interkalaris. Di dalam lempeng ini terdapat dua jenis taut membran: desmosom dan taut celah.
Desmosom merupakan suatu tipe taut erat yang secara mekanis menyatukan sel-sel, sangat
banyak terdapat di jaringan seperti jantung yang mengalami stres mekanis besar. Di sepanjang
diskus interkalaris, terdapat membran yang saling berhadapan dan kemudian membentuk taut
celah. Sebagian sel otot dapat menghasilkan potensial aksi tanpa rangsangan saraf apapun.
Ketika satu sel jantung secara spontan mengalami potensial aksi, impuls listrik menyebar ke
semua sel lain yang disatukan oleh taut celah di massa otot sehingga merka tereksitasi dan
berkontraksi sebagai suatu sinsitium fungsional.

2.4.4 Aktivitas Listrik Di Jantung


Konttraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang
disebarkan ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi secara ritmis akibat potensial aksi
yang dihasilkan sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung:

1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya.
2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik, tidak
berkonttraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan
kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Sel-sel jantung non-kontraktil yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat


berikut.
1. Nodus sinuatrialis (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu
masuk vena cava superior. Nodus SA ini akan menghasilkan potensial aksi sebanyak 70-80 kali
per menit.
2. Nodus atrioventrikularis (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak
di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan atrium dan ventrikel. Menghasilkan
potensial aksi sebanyak 40-60 kali per menit.
3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu sel-sel khusus yang berasal dari nodus SA dan masuk
ke septum antarventrikel. Menghasilkan potensial aksi sebanyak 20-40 kali per menit.
4. Sabut Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel. Menghasilkan potensial aksi sebanyak 20-40 kali per menit.

2.4.5 Kontrol Curah Jantung


Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel per menit.
Selama satu periode waktu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru sama dengan
yang mengalir melalui sirkulasi sistemik.
Curah jantung ditentukan oleh dua hal yaitu kecepatan jantung (denyut per menit) dan isi
sekuncup (volume darah yang dipompa per denyut). Kecepatan jantung saat istirahat adalah 70
denyut per menit, ditetukan oleh ritmisitas nodus SA; isi sekuncup rerata saat istirahat adalah 70
ml per denyut, menghasilkan curah jantung rerata 4900 ml/menit atau mendekati 5 liter per
menit.
Nodus SA merupakan pemacu normal jantung karena memiliki laju depolarisasi spontan yang
tertinggi. Ketika potensial aksi nodus SA mencapai ambang, terbentuk suatu potensial aksi yang
menyebar ke seluruh jantung, memicu jantung untuk berkontraksi. Hal ini terjadi sekitar 70 kali
per menit, menghasilkan kecepatan jantung rerata 70 denyut per menit.
Jantung disarafi oleh sistem saraf otonom yang dapat memodifikasi kecepatan serta kekuatan
kontraksi. Saraf parasimpatis yang mensarafi jantung adalah nervus vagus, terutama mensarafi
atrium, khususnya nodus SA dan nodus AV. Sedangkan saraf simpatis jantung mensarafi atrium,
termasuk nodus SA dan nodus Av, serta banyak mensarafi ventrikel.
Baik sistem saraf parasimpatis maupun simpatis menimbulkan efek pada jantung dengan
mengubah aktivitas sistem pembawa pesan kedua cAMP di sel-sel jantung. Efek-efeknya antra
lain:
6. Efek stimulasi parasimpatis pada jantung
Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah mengurangi kecepatan jantung.
Asetilkolin yang dibebaskan pada pengaktifan sistem saraf parasimpatis meningkatkan
permeabilitas nodus SA terhadap K+ dengan memperlambat penutupan saluran K+.
Meningkatnya permeabilitas K+ menyebabkan hiperpolarisasi membran nodus SA karena
lebih banyak ion kalium positif meninggalkan sel daripada normal. Sehingga bagian dalam
menjadi lebih negatif. Karena dari posisi yang lebih jauh dari ambang maka potensial
memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai nilai ambang.
7. Efek stimulasi simpatis pada jantung
Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung ketika dibutuhkan
peningkatan aliran darah, mempercepat frekuensi denyut jantung melalui efeknya pada jaringan
pemacu. Efek utama stimulasi simpatis pada nodus SA adalah percepataan depolarisasi sehingga
ambang lebih cepat tercapai. Norepinefrin yang dikeluarkan dari ujung saraf simpatis
mengurangi permeabilitas K+ dengan mempercepat inaktivasi saluran K+.
Stimulasi simpatis pada nodus SA mengurangi penundaan nodus SA dengan meningkatkan
kecepatan hantaran, mungkin dengan meningkatkan arus Ca2+ masuk yang berjalan perlahan.
Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran potensial aksi. Di sel kontraktil
atrium dan ventrikel, stimulasi saraf simpatis meningkatkan kekuatan kontraksi sehingga jantung
berdenyut lebih kuat dan memeras keluar lebih banyak darah.

2.4.6 Pembuluh Darah


Sebagian besar sel tubuh tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal, namun sel-
sel ini harus melakukan pertukaran dengan lingkungan tersebut. Selain itu, berbagai pembawa
pesan kimiawi harus diangkut di antara sel-sel untuk melaksanakan aktivitasnya. Agar
pertukaran jarak jauh ini tercapai maka sel-sel dihubungkan satu sama lain dengan lingkungan
eksternal oleh pembuluh darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri dari arteri, arteriol, kapiler,
venula dan vena.

1. Arteri
Arteri meupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung. Arteri dientuk khusus untuk (1)
berfungsi sebagai saluran transit cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ dan (2)
berfungsi sebagai reservoar untuk menghasilkan gaya pendorong bagi darah ketika jantung
dalam keadaan relaksasi

2. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular karena jari-jarinya yang cukup
kecil untuk menghasilkan resistensi yang cukup besar terhadap aliran darah. Berbeda dari
resistensi arteri yang rendah, tingginya resistensi arteriol menyebabkan penurunan mencolok
tekanan rerata sewaktu darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh kecil ini.
3. Kapiler
Kapiler merupakan pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan. Kapiler akan bercabang-
cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh setiap sel.
Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transpor yang diperantarai oleh pembawa. Bahan-
bahan dipertukarkan menembus dinding kapiler terutama dengan difusi.
Difusi menembus dinding kapiler juga tergantung pada permeabilitas dinding terhadap bahan-
bahan yang dipertukarkan. Sel-sel endotel yang membentuk diding kapiler tersusun rapat seperti
jigsaw. Di sebagian besar kapiler terdapat celah sempit berisi air, atau pori diantara sel. Bahan
larut lemak, misalnya O2 dan CO2 mudah menembus sel endotel dengan cara larut di dalam
lapisan ganda lemak.
4. Venula dan vena
Vena berfungsi sebagai reservoar dara serta saluran menuju jantung. Di tingkat
mikrosirkulasi, kapiler mengalirkan isinya ke dalam venula yang kemudian akan menyatu
dengan venula lainnya menjadi vena.
Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah. Selain itu
berfungsi sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke
jantung, vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoar darah. Karena kapasitas
penyimpanannya, vena sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang
jauh lebih tipis dan lebih sedikit otot polosnya. Vena memiliki elastisitas yang rendah karena
jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen daripada elastin.

2.4.7 Baroreseptor
Tekanan arteri rerata secara terus-menerus dipantau oleh baroreseptor di dalam sistem
sirkulasi. Ketika terdeteksi adanya penyimpangan dari normal maka berbagai respons refleks
teraktifkan untuk mengembalikan tekanan arteri rerata ke nilai normalnya.
Setiap perubahan pada tekanan arteri rerata memicu suatu refleks baroreseptor otomatis yang
mempengaruhi jantung dan pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi
perifer total dalam upaya memulihkan tekanan darah ke normal.
Reseptor penting yang terlibat dalam regulasi terus-menerus tekanan darah adalah sinus
karotis dan baroreseptor arkus aorta. Reseptor-reseptor tersebut merupakan mekanoreseptor yang
peka terhadap perubahan pada tekanan arteri rerata dan tekanan nadi.
Baroreseptor secara terus-menerus memberi informasi tentang tekanan arteri rerata. Dengan
kata lain, sensor ini selalu menghasilkan potensial aksi sebagai respons terhadap tekanan di
dalam arteri. Ketika tekanan arteri meningkat, potensial baroreseptor ini meningkat sehingga
kecapatan lepas muatan di neuron-neuron meningkat. Sebaliknya, penurunan tekanan arteri
rerata memperlambat kecepatan lepas muatan yang dibentuk di neuron aferen oleh baroreseptor.
Pusat integrasi yang menerima impuls aferen tentang keadaan tekanan arteri rerata adalah pusat
kontrol kardiovaskuar yang terletak di medua di dalam batang otak. Pusat kontrol kardiovaskular
mengubah perbandingan antara aktivitas simpatis dan parasimpatis ke organ-organ (jantung dan
pembuluh darah).

Guyton & hall, 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

Sherwood L, 2012. Human Physiology. From Cells to System. 8 Th ed. USA-Thomsom Learning
inc.

Wibowo, Daniel S. 2009. Anatomi Manusia Edisi 1. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.

W. F. Ganong, 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

Wilie Linda. 2011. Esensial Anatomi dan Fisiologi. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai