Anda di halaman 1dari 12

P x 25 mg (PO) dan risperidone 2 x 2 gram (PO), keduanya termasuk APG I.

Triheksifenidil
(THP) diberikan sebagai obat untuk mencegah terjadinya efek samping dari obat antipsikotik.5
Prognosis al, Event (AMPLE)penting untuk ditanyakan mengenai riwayat-riwayat
penyakit yang melibatkan fungsi jantung dan paru, penyakit ginjal, penyakit endokrin dan
metabolik, masalah pada muskuloskeletal dan anatomi jalan napas, serta respon dan reaksi
pasien terhadap anestesi sebelumnya.

Setelah dilakukan anamnesis lengkap, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk


mengkonfirmasi dan mendeteksi kemungkinan abnormalitas yang tidak didapatkan dari
anamnesis. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien sehat seperti pada kasus meliputi
pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu serta
pemeriksaan jalan napas, jantung, paru dan mukuloskeletal dengan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.

Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan napas wajib
dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti makrognotia,
lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi menjadi
penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan untuk
pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah rutin.
(Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical Status
Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien preanestesi. Klasifikasi
ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat digunakan untuk menentukan faktor-
faktor lainnya untuk membantu mempredikEvaluasi pre-operatif terdiri dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta harus dilengkapi klasifikasi status fisik pasien
berdasarkan skala America Society of Anaesthesiology (ASA).7 Pada anamnesis, terdapat lima
poin penting untuk ditanyakan yaitu Alergi, Medikasi, Past Illness, Last Meal, Event
(AMPLE)penting untuk ditanyakan mengenai riwayat-riwayat penyakit yang melibatkan
fungsi jantung dan paru, penyakit ginjal, penyakit endokrin dan metabolik, masalah pada

1
muskuloskeletal dan anatomi jalan napas, serta respon dan reaksi pasien terhadap anestesi
sebelumnya.

Setelah dilakukan anamnesis lengkap, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk


mengkonfirmasi dan mendeteksi kemungkinan abnormalitas yang tidak didapatkan dari
anamnesis. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien sehat seperti pada kasus meliputi
pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu serta
pemeriksaan jalan napas, jantung, paru dan mukuloskeletal dengan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi.

Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan napas wajib
dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti makrognotia,
lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi menjadi
penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan untuk
pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah rutin.
(Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

 Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical
Status Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien
preanestesi. Klasifikasi ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat
digunakan untuk menentukan faktor-faktor lainnya untuk membantu
mempredikmenit, reguler, teraba kuat
 Pernafasan: 28x/menit
 Suhu: 36,30C
 Berat badan: 67,7 kg Tinggi badan: 160cm IMT: 26,4kg/m2
 Kulit: ada abses di punggung kanan bagian tengah dengan diameter 10cm, tidak berdarah.
 Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
 Mulut: tidak dilakukan.
 Leher: JVP meningkat.
 Paru-paru: bunyi nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
 Jantung: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

2
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, asites (-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-)

IV.Skor : 1 kriteria minor (bukan gagal jantung kongestif)


Skor Index Wayne untuk pasien ini:

No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Nilai


Berat

Sesak saat kerja +1 +1

Berdebar +2 +2

Kelelahan +3 +3

Suka udara panas -5 -5

Suka udara dingin +5

Keringat berlebihan +3 +3

Gugup +2 +2

Nafsu makan naik +3 +3

Nafsu makan turun -3

Berat badan naik -3

Berat badan turun +3 +3

No Tanda Ada Tidak

1. Tyroid Teraba +3 -3 -3

2. Bising Tyroid +2 -2 -2

3. Exoptalmus +2 - -

3
4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola +1 - -
Mata

5. Hiperkinetik +4 -2 -2

6. Tremor Jari +1 - -

ada tahun 2006 pasien dirawat di RS Erba karena pasien mulai sering berbicara
sendiri, bernyayi – nyanyi, marah tanpa alasan yang jelas serta membanting barang-
barang di rumah. Pasien juga mengaku sebagai ketua sekretariat kopassus yang sedang
bertugas di Lebanon dan sebagai anak presiden SBY. Pasien mengaku ada bisikan yang
mengejek pasien dan menyuruh pasien untuk melempar barang dan mengamuk.
Sebelumnya diketahui bahwa pasien kehilangan motor. Pasien dibawa ke RS Ernaldi
karena sudah tidak mau makan dan mandi. Diketahui, pasien terakhir kontrol tahun
1997, dan sebelumya sudah penah dirawat delapan kali di RS.Erba dengan keluhan
yang sama.
Pada tahun 2016, pasien tiba-tiba mengamuk, marah-marah tanpa alasan yang jelas
kemudian penting yang dilampirkan pada formulasi diagnosis, dimana pasien pada kasus
memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia paranoid (F20.0).1
Teori epidemiologi skizofrenia paranoid sesuai dengan pasien pada kasus saat pertama
terjadi berusia sekitar 17 tahun, saat pasien masih duduk di bangku SMA dimana onset untuk
laki laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Skizofrenia tipe paranoid
terjadinya lebih awal pada laki-laki dibandingkan perempuan.2
Diagnosis bandingnya meliputi gangguan waham menetap dan gangguan psikotik akut.
Gangguan waham menetap dapat disingkirkan karena pada pasien didapatkan halusinasi dan
gejala-gelaja skizofrenia yang sangat khas, dimana kedua kriteria itu tidak boleh ada dalam
penegakan diagnosis gangguan waham menetap.1

Tatalaksana farmakologis pada kasus skizofrenia yaitu obat antipsikotik, yang dibagi
menjadi :3
 Golongan tipikal (APG I) : Klorpromazin, Flufenazin, Tioridazin, Haloperidol dan lain-
lain
 Golongan atipikal (APG II) : Klozapin, Olanzapin, Risperidon, Quetapin, Aripiprazol
dan lain-lain
Antipsikotik Tangan Panas +2 -2 -2
atipikal dapat
4
menimbulkan
lebih sedikit
efek samping
neurologis
namun, lebih
besar
kemungkinan
dalam
menimbulkan
efek samping
metabolik,
(pertambahan
berat badan,
diabetes
mellitus, atau
sindroma
metabolik).4
Penanggulangan
memakai
antipsikotik
diusahakan
sesegera
mungkin, bila
memungkinkan
secara klinik,
karena
eksaserbasi
psikotik akut
melibatkan
distress.5
Pemilihan
farmakoterapi
untuk pasien
pada kasus yaitu
clozapine 1 7.

8. Tangan Basah +1 -1 +1

9 Fibrilasi Atrial +4 - +4

10. Nadi Teratur

<80 x/menit - -3 +3

5
80-90 x/menit - -

>90 x/menit +3 -

Skor : 11 (eutiroid)

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium (11 November 2019)
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 13,8 g/dL 11.4-15

Leukosit 6,57 103/µL 4.73-10.89

Eritrosit 4,78 106/µL 4.0-5.7

Hematokrit 41,3 % 35-45

Trombosit 166 103/µL 150-450

RDW-CV 15,6 % 11-15

Hitung jenis
Basofil 0,3 0-1 Normal
Eosinofil 2,6 1-6 Normal
Neutrofil 64,1 50-70 Normal
Limfosit 26,2 20-40 Normal
Monosit 6,8 2-8 Normal
Children

Blood is frequently transfused in critically ill infants and children. In a recent


survey, 14% of patients in pediatric ICUs received blood transfusion. 104 There have
been four clinical trials evaluating liberal versus restrictive transfusion thresholds in this
population 105 (see Table 10.4). One hundred hospitalized preterm infants with
birthweights between 500 and 1300 g were randomly assigned to two transfusion levels.
106 The transfusion protocol adjusted the hematocrit level that led to transfusion
depending on the respiratory status of the infant. A primary outcome was not designated

6
among the 15 clinical events evaluated. Infants in the restrictive group received a median
of two units less than the liberal group during the study, and the mean difference in

hemoglobin concentration was ∼2 g/dL. There were no differences between the liberal

and restrictive transfusion groups for most outcomes, including survival, patent ductus
arteriosus, retinopathy, or bronchopulmonary dysplasia. Infants assigned to the
restrictive group had more apneic events and more neurologic events (combined
parenchymal brain hemorrhage or periventricular leukomalacia). These differences in
outcomes should be interpreted as hypothesis-generating because the composite
neurologic outcomes were not designated a priori, 107 apnea was assessed by an
unblinded nurse 107 and the differences were small, and the large number of outcomes
increase th Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan napas wajib
dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti makrognotia,
lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi menjadi
penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan untuk
pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah rutin.
(Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

 Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical
Status Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien
preanestesi. Klasifikasi ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat
digunakan untuk menentukan faktor-faktor lainnya untuk membantu
mempredikmenit, reguler, teraba kuat
 Pernafasan: 28x/menit
 Suhu: 36,30C
 Berat badan: 67,7 kg Tinggi badan: 160cm IMT: 26,4kg/m2
 Kulit: ada abses di punggung kanan bagian tengah dengan diameter 10cm, tidak berdarah.
 Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
 Mulut: tidak dilakukan.
 Leher: JVP meningkat.
 Paru-paru: bunyi nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
 Jantung: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, asites (-)
7
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-)

IV.Skor : 1 kriteria minor (bukan gagal jantung kongestif)


Skor Index Wayne untuk pasien ini:

No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Nilai


Berat

Sesak saat kerja +1 +1

Berdebar +2 +2

Kelelahan +3 +3

Suka udara panas -5 -5

Suka udara dingin +5

Keringat berlebihan +3 +3

Gugup +2 +2

Nafsu makan naik +3 +3

Nafsu makan turun -3

Berat badan naik -3

Berat badan turun +3 +3

No Tanda Ada Tidak

1. Tyroid Teraba +3 -3 -3

2. Bising Tyroid +2 -2 -2

3. Exoptalmus +2 - -

8
4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola +1 - -
Mata

5. Hiperkinetik +4 -2 -2

Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan napas wajib
dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti makrognotia,
lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi menjadi
penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan untuk
pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah rutin.
(Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

 Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical
Status Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien
preanestesi. Klasifikasi ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat
digunakan untuk menentukan faktor-faktor lainnya untuk membantu
mempredikmenit, reguler, teraba kuat
 Pernafasan: 28x/menit
 Suhu: 36,30C
 Berat badan: 67,7 kg Tinggi badan: 160cm IMT: 26,4kg/m2
 Kulit: ada abses di punggung kanan bagian tengah dengan diameter 10cm, tidak berdarah.
 Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
 Mulut: tidak dilakukan.
 Leher: JVP meningkat.
 Paru-paru: bunyi nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
 Jantung: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, asites (-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-)

IV.Skor : 1 kriteria minor (bukan gagal jantung kongestif)


Skor Index Wayne untuk pasien ini:

9
No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Nilai
Berat

Sesak saat kerja +1 +1

Berdebar +2 +2

Kelelahan +3 +3

Suka udara panas -5 -5

Suka udara dingin +5

Keringat berlebihan +3 +3

Gugup +2 +2

Nafsu makan naik +3 +3

Nafsu makan turun -3

Berat badan naik -3

Berat badan turun +3 +3

No Tanda Ada Tidak

1. Tyroid Teraba +3 -3 -3

2. Bising Tyroid +2 -2 -2

3. Exoptalmus +2 - -

4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola +1 - -


Mata

5. Hiperkinetik +4 -2 -2

2020.02.26 Wednesday

20:02 Annisa Wimaulia A Adek2 di OK sisony dmn ye

20:03 Latnud Bangsal (?)

10
20:04 Annisa Wimaulia A Ujiny ckny mreka mendep di pucuk

20:04 Annisa Wimaulia A Suruh mreka b ngisi vk wkwkwkwkkw

20:04 Latnud Iyo bener itu

20:04 Latnud Biar cak kito ado detingnyo

20:04 Latnud Trus 4 dari kito suruh mecot

20:04 Latnud Hehe

20:04 Annisa Wimaulia A Ehehehee

20:06 Annisa Wimaulia A Atau dak

20:06 Annisa Wimaulia A Tetepla ck ini b dk si

20:06 Annisa Wimaulia A Kito shuffle b siapo dri kito yg melok vk wkwkwk

20:06 Annisa Wimaulia A Yg dk boleh ni cuma vk kan?

20:07 Latnud Iyo dakbole ole si gery ini

20:07 Annisa Wimaulia A Men kito stase poli

20:07 Annisa Wimaulia A Kito poli

20:07 Annisa Wimaulia A Tp 2 dri kito ke vk gantian tiap hari

20:07 Annisa Wimaulia A Saro ap?

20:07 Latnud Hmmmm dak saro sih tp besok cakmano

20:09 Annisa Wimaulia A Suruh adek ok yg nganggur itu nah

20:09 Annisa Wimaulia A Kn ambis galo

20:09 Annisa Wimaulia A Nk belajar

20:09 Latnud Wkwkwkwkwkwk biasala koas baru

20:18 Farid wkwkwk gek masalah yang persuasi dekadeknya itu coba kalian
jelaskanlah ye

20:20 Latnud Suci ni hebat

20:20 Latnud Dan wawa

21:26 Sita Safira Jadi bsk kito kemano yo

21:56 Suci Kartika Putri Lah bawa bawa suci bae wkwkwk

11
22:19 Annisa Wimaulia A abortus.ppt

22:19 Annisa Wimaulia A Materi prof usman besok

2020.02.27 Thursday

07:12 Latnud Guys semalem ado kasus abortus?

07:12 Suci Kartika Putri Ado

07:12 Suci Kartika Putri Abortus imminens atas nama prapitasari

07:13 Suci Kartika Putri Sama satu lagi abortus + mioma uteri pasien atas nama
herawati

07:14 Suci Kartika Putri Tapi stau aku lah pindah vk galo (?) atau vk

07:14 Suci Kartika Putri Aku dak sempat anamnesis foto status karena hectic nian

07:14 Suci Kartika Putri Tebalas chat grup be lagi syukur wkwkwk

07:14 Latnud Oooh ado pasiennyo prapitasari di enime risk of false-positive results.

12

Anda mungkin juga menyukai