Anda di halaman 1dari 21

P x 25 mg (PO) dan risperidone STATUS PRESENS TANGGAL : 11

Februari 2020

P : Alhamdulillah tidak pernah dok.


D : Maaf bu, apa ibu merokok? Atau bapak merokok? Atau ada orang lain yang
merokok di sekitar ibu?
S : Saya tidak merokok dok, istri saya juga tidak, dan yang tinggal di rumah
hanya kami berdua.
P : Iya dok.
D : Ibu ada riwayat penyakit sebelumnya? Seperti darah tinggi, kencing manis,
atau alergi sesuatu?
P : Tidak ada dok.
D : Ibu pernah dioperasi sebelumnya?
P : Belum pernah dok.
D : Kalau dikeluarga bu, orangtua atau saudara apa ada yang sakit darah tinggi,
kencing manis atau alergi?
P : Tidak ada dok.
D : Selama hamil ibu pernah minum jamu-jamuan?
P : Tidak pernah dok.
D : Sebelumnya ibu pernah memeriksakan kehamilan ibu ke dokter atau bidan?
P : Saya biasanya ke posyandu dan dipeiksa oleh bidan. Sayasudah periksa 3
kali dok.
D : Sebelum hamil, berat badan ibu berapa?
P : 55 kg dok.
D : Maaf pak, bapak apa pekerjaan bapak?
S : Saya guru dok.
D : Ibu dulunya saat pertama menstruasi usia berapa?
P : Saya menstruasi pertama kali waktu kelas 2 SMP, usia sayawaktu itu

1
sekitar 13 tahun.
D : Apakah teratur? Berapa lama biasaya?
P : Teratur dok, 28 hari. Paling cepat 4 hari, paling lama 7 hari.
D : Hari pertama ibu haid terakhir tanggal berapa bu?
P : Tanggal 23 April 2019 dok.
D : Maaf bu, apa pernikahan ini yang pertama? Sudah berapa lama?
P : Iya dokter ini pernikahan pertama, baru 1 tahun dok.
D : Ini anak ke berapa bu?
P : Anak pertama dok, saya belum pernah hamil sebelumnya.
D : Selama pernikahan, ibu pernah memakai KB?
P : Tidak pernah dok.
D : Bu, Pak sekarang saya periksa dulu ya, apa boleh?
P dan S : Boleh dok.
D : Silahkan ibu dulu berbaring di kasur.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
BB : 73 kg
TB : 155 cm
BMI : 30,39 kg/m2

Status Lokalis
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis (–/–), sklera ikterik (–/–)

2
Leher : pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O,

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri normal
Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, wheezing (–/–), ronkhi (–/–)

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, HR 82x/menit, regular, murmur (–),
gallop (–)

Abdomen
Inspeksi : Cembung
Lihat pemeriksaan obstetrik

Ekstremitas
Akral dingin (–), edema pretibial (–/–)

Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : Perut tampak buncit, striae gravidarum (+), linea nigra (+), luka
bekas SC (-)
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah processus xiphoideus (33 cm), teraba satu
bagian besar, lunak, tidak melenting di kuadaran kanan atas
Leopold II : Kanan: teraba bagian-bagian kecil
Kiri: teraba tahanan keras berkelanjutan seperti papan

3
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras
Leopold IV : Bagian terbawah janin 5/5
Kesan :
Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah proceccus xypoideus (33 cm),
memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, 5/5, His (-), DJJ =

P : Alhamdulillah tidak pernah dok.


D : Maaf bu, apa ibu merokok? Atau bapak merokok? Atau ada orang lain yang
merokok di sekitar ibu?
S : Saya tidak merokok dok, istri saya juga tidak, dan yang tinggal di rumah
hanya kami berdua.
P : Iya dok.
D : Ibu ada riwayat penyakit sebelumnya? Seperti darah tinggi, kencing manis,
atau alergi sesuatu?
P : Tidak ada dok.
D : Ibu pernah dioperasi sebelumnya?
P : Belum pernah dok.
D : Kalau dikeluarga bu, orangtua atau saudara apa ada yang sakit darah tinggi,
kencing manis atau alergi?
P : Tidak ada dok.
D : Selama hamil ibu pernah minum jamu-jamuan?
P : Tidak pernah dok.
D : Sebelumnya ibu pernah memeriksakan kehamilan ibu ke dokter atau bidan?
P : Saya biasanya ke posyandu dan dipeiksa oleh bidan. Sayasudah periksa 3
kali dok.
D : Sebelum hamil, berat badan ibu berapa?
P : 55 kg dok.
D : Maaf pak, bapak apa pekerjaan bapak?
S : Saya guru dok.
D : Ibu dulunya saat pertama menstruasi usia berapa?

4
P : Saya menstruasi pertama kali waktu kelas 2 SMP, usia sayawaktu itu
sekitar 13 tahun.
D : Apakah teratur? Berapa lama biasaya?
P : Teratur dok, 28 hari. Paling cepat 4 hari, paling lama 7 hari.
D : Hari pertama ibu haid terakhir tanggal berapa bu?
P : Tanggal 23 April 2019 dok.
D : Maaf bu, apa pernikahan ini yang pertama? Sudah berapa lama?
P : Iya dokter ini pernikahan pertama, baru 1 tahun dok.
D : Ini anak ke berapa bu?
P : Anak pertama dok, saya belum pernah hamil sebelumnya.
D : Selama pernikahan, ibu pernah memakai KB?
P : Tidak pernah dok.
D : Bu, Pak sekarang saya periksa dulu ya, apa boleh?
P dan S : Boleh dok.
D : Silahkan ibu dulu berbaring di kasur.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
BB : 73 kg
TB : 155 cm
BMI : 30,39 kg/m2

Status Lokalis
Kepala dan Leher

5
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis (–/–), sklera ikterik (–/–)
Leher : pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O,

Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri normal
Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, wheezing (–/–), ronkhi (–/–)

Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, HR 82x/menit, regular, murmur (–),
gallop (–)

Abdomen
Inspeksi : Cembung
Lihat pemeriksaan obstetrik

Ekstremitas
Akral dingin (–), edema pretibial (–/–)

Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan Luar
Inspeksi : Perut tampak buncit, striae gravidarum (+), linea nigra (+), luka
bekas SC (-)
Palpasi :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah processus xiphoideus (33 cm), teraba satu
bagian besar, lunak, tidak melenting di kuadaran kanan atas

6
Leopold II : Kanan: teraba bagian-bagian kecil
Kiri: teraba tahanan keras berkelanjutan seperti papan
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras
Leopold IV : Bagian terbawah janin 5/5
Kesan :
Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah proceccus xypoideus (33 cm),
memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, 5/5, His (-), DJJ =

7
PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG DIPERLUKAN

Darah Rutin: Tidak dilakukan ...........Khusus: Tidak dilakukan

Urine Rutin: Tidak dilakukan ............Khusus: Tidak dilakukan

Tinja Rutin: Tidak dilakukan ............Khusus: Tidak dilakukan

Liquor Serebrospinalis (Pungsi Lumbal) : Tidak ada pemeriksaan

PEMERIKSAAN ELEKTROENSEFALOGRAM (EEG)

Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BRAIN COMPUTERIZED TOMOGRAPHY SCANNING (CT-SCAN OTAK)

Tidak dilakukan

HASIL

Tidak dilakukan

8
STATUS PSIKIATRIKUS

ALLOANAMNESIS (Boleh lebih dari satu sumber)

Diperoleh dari : Tn. A

Umur : 35 tahun

Alamat dan nomor telepon : Desa I Kamal, Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera
Selatan; Telp.085383248271 (kakak kandung)

Pendidikan : SMP (tamat)

Hubungan denganpasien : kakak kandung

9
Sebagai patokan dalam melakukan alloanamnesis, perhatikan petunjuk di bawah ini :

1. Sebab utama membawa pasien ke Rumah Sakit Jiwa


2. Keluhan utama pasien dalam serangan gangguan sekarang (yang didengar oleh
keluarga/sumber alloanamnesis)
3. Riwayat perjalanan penyakit sekarang dan yang sebelumnya
4. Riwayat dan gambaran kepribadian premorbid masa bayi, masa anak-anak, masa
remaja, dewasa, dan selanjutnya; gambaran ciri-ciri kepribadian premorbid
5. Riwayat perkembangan organobiologik, penyakit-penyakit yang pernah diderita
6. Riwayat pendidikan, pekerjaan, dan perkawinan
7. Keadaan sosial ekonomi pasien atau orang tuanya
8. Riwayat keluarga, termasuk gangguan jiwa atau penyakit yang ada hubungannya
dengan gangguan jiwa dalam keluarga, pola asuh orang tua, dan hubungan antar saudara

Sebab Utama : kontrol ulang dan mengambil obat

Keluhan Utama : Masih suka telanjang dan melempar barang di rumah

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Sejak kurang lebih 14 tahun yang lalu (tahun 2006) pasien dikatakan menjadi pendiam dan
lebih sering melamun. Pasien sering membanting barang barang apabila ditegur. Pasien masih
dapat mengurus diri sendiri . Menurut keluarga tidak ada peristiwa penting yang terjadi pada pasien
sebelum mengalami perubahan perilaku. Pasien tidak dibawa berobat.

Sejak kurang lebih 13 tahun yang lalu (tahun 2007) pasien dikatakan sering berbicara dan
tertawa sendiri serta sering mengamuk tanpa penyebab yang jelas. Pasien dibawa berobat ke dukun
namun tidak ada perubahan. pasien lalu dibawa ke puskesmas dan disarankan berobat ke RS Ernaldi
bahar oleh namun keluarga menolak karena alasan biaya.

Sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu (tahun 2010) pasien dikatakan tidak mau bicara dan
sering tidak bisa tidur di malam hari. Pasien tidak dapat mengurus diri sendiri, tidak mau mandi dan
tidak mau keluar rumah. Pasien dibawa ke IGD RS Ernaldi bahar untuk berobat dan dirawat inap
namun keluarga lupa berapa lama. Saat pulang pasien diberi tiga macam obat namun lupa nama
dan dosisnya. Keluarga mengatakan obat diminum secara teratur dan pasien rutin kontrol berobat
setiap bulan.

Sejak kurang lebih 9 bulan yang lalu (Mei 2019), pasien mengamuk dan memukul mahasiswa
praktik saat kontrol ulang ke poliklinik jiwa RS Ernaldi Bahar. Dikatakan satu bulan sebelumnya

10
pasien sudah tidak mau minum obat, suka melempar barang barang dan mengamuk. Pasien lalu
dibawa ke IGD dan diberi obat suntik. pasien menolak dirawat inap karena alasan biaya. Pasien lalu
pulang dan diberikan tiga macam obat makan namun keluarga lupa nama obatnya.

Sejak kurang lebih 7 bulan yang lalu (Juli 2019), pasien dikatakan mulai ada perubahan
perilaku lagi, pasien suka mengacak-acak barang di rumah tanpa alasan yang jelas, tertawa sendiri,
bicara sendiri dan sulit tidur di malam hari. Pasien juga dikatakan sering telanjang dan keluyuran
sehingga keluarga memutuskan merantai pasien di rumah. pasien lalu dirawat inap di RS. Ernaldi
Bahar selama kurang lebih satu bulan. Saat pulang, pasien diberikan empat macam obat namun
lupa nama obat. Keluarga mengatakan bahwa obat dimakan secara teratur tiga obat diminum dua
kali sehari satu tablet dan satu obat diminum satu kali sehari satu tablet dan pasien rutin kontrol
setelah dirawat inap

Saat ini pasien datang karena ingin kontrol ulang. Dalam satu bulan ini, pasien masih
dikeluhkan suka berbicara sendiri, tertawa sendiri, melempar barang barang di rumah tanpa alasan
yang jelas dan sering telanjang serta keluyuran sehingga pasien dirantai saat berada di rumah.
Pasien berkata bahwa dia dapat melihat teman yang bernama ‘tati’ namun keluarga tidak dapat
melihatnya. Pasien juga mendengar bisikan yang menyuruh pasien untuk melempar barang dan
membuang baju agar ‘kesugihan tidak hilang’. Pasien dikatakan masih mau makan dan mandi serta
tidak ada kesulitan tidur di malam hari. Menurut keluarga, obat diminum secara teratur dan diawasi
oleh ibu pasien.

Riwayat Premorbid

Lahir : cukup bulan, spontan, langsung menangis, ditolong dukun

Bayi : tumbuh kembang baik, kejang (-), trauma kepala (-)

Anak : pendiam, interaksi sosial cukup, memiliki cukup teman, lebih senang menyendiri

Remaja : pendiam, mudah tersinggung, interaksi sosial kurang, tidak memiliki teman

Dewasa : pendiam, mudah tersinggung, interaksi sosial kurang, tidak memiliki teman

11
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kejang : tidak ada

Riwayat trauma kepala : tidak ada

Riwayat darah tinggi : tidak ada

Riwayat kencing manis : tidak ada

Riwayat asma : ada

Riwayat alergi : tidak ada

Riwayat alkohol : tidak ada

Riwayat NAPZA : tidak ada

Riwayat Pendidikan

SD: Tamat, pernah tinggal kelas satu kali (kelas 6), nilai di bawah rata-rata

SMP: (-)

SMA: (-)

Riwayat Pekerjaan

Pasien tidak bekerja

Riwayat Perkawinan

Belum menikah

Keadaan Sosial Ekonomi

12
Pasien tinggal bersama ibunya, saudaranya lain sudah menikah dan tinggal di rumah yang berbeda
namun berdekatan dengan rumah pasien. Ibu pasien adalah seorang petani. Ayah pasien sudah
meninggal.

Kesan : Ekonomi menengah ke bawah

Riwayat Keluarga

13
- Pasien merupakan anak terakhir dari enam bersaudara
- Riwayat anggota keluarga dengan gangguan jiwa dan keluhan yang sama disangkal
- Hubungan antar saudara-saudaranya baik, namun os orang yang pendiam, tertutup dan
jarang menceritakan masalahnya

Ayah pasien sudah meninggal dunia, dahulu bekerja sebagai petani dan Ibu pasien bekerja sebagai
petani.

- Pola asuh orang tua baik, kasih sayang diberikan kedua orang tua secara adil.

Skor : 11 (eutiroid)

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium (11 November 2019)
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 13,8 g/dL 11.4-15

Leukosit 6,57 103/µL 4.73-10.89

Eritrosit 4,78 106/µL 4.0-5.7

Hematokrit 41,3 % 35-45

14
Trombosit 166 103/µL 150-450

RDW-CV 15,6 % 11-15

Hitung jenis
Basofil 0,3 0-1 Normal
Eosinofil 2,6 1-6 Normal
Neutrofil 64,1 50-70 Normal
Limfosit 26,2 20-40 Normal
Monosit 6,8 2-8 Normal
Children

Blood is frequently transfused in critically ill infants and children. In a recent


survey, 14% of patients in pediatric ICUs received blood transfusion. 104 There have
been four clinical trials evaluating liberal versus restrictive transfusion thresholds in
this population 105 (see Table 10.4). One hundred hospitalized preterm infants with
birthweights between 500 and 1300 g were randomly assigned to two transfusion levels.
106 The transfusion protocol adjusted the hematocrit level that led to transfusion
depending on the respiratory status of the infant. A primary outcome was not
designated among the 15 clinical events evaluated. Infants in the restrictive group
received a median of two units less than the liberal group during the study, and the
mean difference in hemoglobin concentration was ∼2 g/dL. There were no differences
between the liberal and restrictive transfusion groups for most outcomes, including
survival, patent ductus arteriosus, retinopathy, or bronchopulmonary dysplasia. Infants
assigned to the restrictive group had more apneic events and more neurologic events
(combined parenchymal brain hemorrhage or periventricular leukomalacia). These
differences in outcomes should be interpreted as hypothesis-generating because the
composite neurologic outcomes were not designated a priori, 107 apnea was assessed by
an unblinded nurse 107 and the differences were small, and the large number of
outcomes increase th Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan
napas wajib dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti
makrognotia, lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi
menjadi penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan

15
untuk pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan
darah rutin. (Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

 Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical
Status Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien
preanestesi. Klasifikasi ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat
digunakan untuk menentukan faktor-faktor lainnya untuk membantu mempredikmenit,
reguler, teraba kuat
 Pernafasan: 28x/menit
 Suhu: 36,30C
 Berat badan: 67,7 kg Tinggi badan: 160cm IMT: 26,4kg/m 2
 Kulit: ada abses di punggung kanan bagian tengah dengan diameter 10cm, tidak berdarah.
 Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
 Mulut: tidak dilakukan.
 Leher: JVP meningkat.
 Paru-paru: bunyi nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
 Jantung: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, asites (-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-)

IV.Skor : 1 kriteria minor (bukan gagal jantung kongestif)


Skor Index Wayne untuk pasien ini:

No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Nilai


Berat

  Sesak saat kerja +1 +1

  Berdebar +2 +2

  Kelelahan +3 +3

  Suka udara panas -5 -5

16
  Suka udara dingin +5

  Keringat berlebihan +3 +3

  Gugup +2 +2

  Nafsu makan naik +3 +3

  Nafsu makan turun -3

  Berat badan naik -3

  Berat badan turun +3 +3

No Tanda Ada Tidak

1. Tyroid Teraba +3 -3 -3

2. Bising Tyroid +2 -2 -2

3. Exoptalmus +2 - -

4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola +1 - -


Mata

5. Hiperkinetik +4 -2 -2

Khusus pada pasien dengan rencana dilakukan intubasi, evaluasi jalan napas wajib
dilakukan meliputi kelengkapan gigi geligi, abnormalitas anatomi wajah seperti makrognotia,
lidah besar, keterbatasan ROM pada sendi temporo-mandibular yang berpotensi menjadi
penyulit saat prosedur intubasi. Pemeriksaan laboratorium kurang direkomendasikan untuk
pasien dengan kondisi tubuh sehat namun dokter biasanya melakukan pemeriksaan darah
rutin. (Butterworth, Mackey dan Wasnick, 2018).

 Pasien didiagnosis kista preaurikula dan direncanakan untuk tindakan ekstirpasi kista.
Berdasarkan evaluasi preoperatif pasien masuk dalam kategori ASA I. ASA Physical
Status Classification System digunakan untuk melakukan assessment pasien
preanestesi. Klasifikasi ini tidak dapat memprediksi risiko operasi, namun dapat

17
digunakan untuk menentukan faktor-faktor lainnya untuk membantu mempredikmenit,
reguler, teraba kuat
 Pernafasan: 28x/menit
 Suhu: 36,30C
 Berat badan: 67,7 kg Tinggi badan: 160cm IMT: 26,4kg/m 2
 Kulit: ada abses di punggung kanan bagian tengah dengan diameter 10cm, tidak berdarah.
 Mata: konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
 Mulut: tidak dilakukan.
 Leher: JVP meningkat.
 Paru-paru: bunyi nafas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
 Jantung: bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen: supel, bising usus (+) normal, asites (-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-)

IV.Skor : 1 kriteria minor (bukan gagal jantung kongestif)


Skor Index Wayne untuk pasien ini:

No. Gejala Yang Baru Timbul Dan Atau Bertambah Nilai


Berat

  Sesak saat kerja +1 +1

  Berdebar +2 +2

  Kelelahan +3 +3

  Suka udara panas -5 -5

  Suka udara dingin +5

  Keringat berlebihan +3 +3

  Gugup +2 +2

  Nafsu makan naik +3 +3

  Nafsu makan turun -3

  Berat badan naik -3

18
  Berat badan turun +3 +3

No Tanda Ada Tidak

1. Tyroid Teraba +3 -3 -3

2. Bising Tyroid +2 -2 -2

3. Exoptalmus +2 - -

4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak Bola +1 - -


Mata

5. Hiperkinetik +4 -2 -2

2020.02.26 Wednesday

20:02 Annisa Wimaulia A Adek2 di OK sisony dmn ye

20:03 Latnud Bangsal (?)

20:04 Annisa Wimaulia A Ujiny ckny mreka mendep di pucuk

20:04 Annisa Wimaulia A Suruh mreka b ngisi vk wkwkwkwkkw

20:04 Latnud Iyo bener itu

20:04 Latnud Biar cak kito ado detingnyo

20:04 Latnud Trus 4 dari kito suruh mecot

20:04 Latnud Hehe

20:04 Annisa Wimaulia A Ehehehee

20:06 Annisa Wimaulia A Atau dak

20:06 Annisa Wimaulia A Tetepla ck ini b dk si

20:06 Annisa Wimaulia A Kito shuffle b siapo dri kito yg melok vk wkwkwk

20:06 Annisa Wimaulia A Yg dk boleh ni cuma vk kan?

19
20:07 Latnud Iyo dakbole ole si gery ini

20:07 Annisa Wimaulia A Men kito stase poli

20:07 Annisa Wimaulia A Kito poli

20:07 Annisa Wimaulia A Tp 2 dri kito ke vk gantian tiap hari

20:07 Annisa Wimaulia A Saro ap?

20:07 Latnud Hmmmm dak saro sih tp besok cakmano

20:09 Annisa Wimaulia A Suruh adek ok yg nganggur itu nah

20:09 Annisa Wimaulia A Kn ambis galo

20:09 Annisa Wimaulia A Nk belajar

20:09 Latnud Wkwkwkwkwkwk biasala koas baru

20:18 Farid wkwkwk gek masalah yang persuasi dekadeknya itu coba kalian
jelaskanlah ye

20:20 Latnud Suci ni hebat

20:20 Latnud Dan wawa

21:26 Sita Safira Jadi bsk kito kemano yo

21:56 Suci Kartika Putri Lah bawa bawa suci bae wkwkwk

22:19 Annisa Wimaulia A abortus.ppt

22:19 Annisa Wimaulia A Materi prof usman besok

2020.02.27 Thursday

07:12 Latnud Guys semalem ado kasus abortus?

07:12 Suci Kartika Putri Ado

07:12 Suci Kartika Putri Abortus imminens atas nama prapitasari

07:13 Suci Kartika Putri Sama satu lagi abortus + mioma uteri pasien atas nama
herawati

07:14 Suci Kartika Putri Tapi stau aku lah pindah vk galo (?) atau vk

07:14 Suci Kartika Putri Aku dak sempat anamnesis foto status karena hectic nian

20
07:14 Suci Kartika Putri Tebalas chat grup be lagi syukur wkwkwk

07:14 Latnud Oooh ado pasiennyo prapitasari di enime risk of false-positive results.

21

Anda mungkin juga menyukai