“KEWIRAUSAHAAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Awal Mata Kuliah Kewirausahaan Dasar
Program Pendidikan :
Pendidikan Biologi
2020
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang dan atas
segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Semoga para
pengikutnya mendapatkan syafa’at dari beliau. Aamiin.
Berkat segala nikmat yang diberikan kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Kewirausahaan” tidak lepas dari peran orang tua, dosen pembimbing
mata kuliah kewirausahaan, dan para rekan-rekan seperjuangan yang turut serta
membantu kelancaran kami dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu kami
pemakalah mengucapkan banyak terima kasih. Kami menyadari bahwasanya di
dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, agar sekiranya pembaca
bisa memberikan saran serta kritik yang membangun, agar kedepan kami bisa
membuat makalah jauh lebih baik lagi. Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami dan juga para pembaca sekalian.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Kewirausahaan
2. Tujuan dan manfaat kewirausahaan
3. Karakteristik kewirausahaan
4. Keberhasilan dan kegagalan suatu usaha
5. Menanamkan dan membentuk kewirausahan di kampus
Permasalahan yang ditinjau oleh penulis untuk penelitian ini yaitu mulai dari
pengertian kewirausahaan sampai bagaiamana membentuk kewirausahaan di
kampus sehingga dapat dikembangkan oleh mahasiswa di era millenial ini
tentang informasi mengenai bagaiamana dan apa serta tantangan saat
berwirausaha.
Bab V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan rancangan sistem dalam
rangka menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran-saran yang penulis
berikan untuk lebih memaksimalkan kinerja sistem baru.
Daftar Pustaka
LANDASAN TEORI
PEMBAHASAN
1. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas ataupekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33).Dalam praktik
sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dankeyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi.Oleh
sebabitu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan
ketidak tergantungan. Seseorangyang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapaikeberhasilan.Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang
sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukanoleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.Orang yang
percayadiri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sistematis, berencana, efektif, dan efisien.Kepercayaan diri juga selalu ditunjukan
oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemampuan dalammelakukan
pekerjaan.Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan yang
matang yangdibarengi dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan
diri. Oleh sebab itu, optimisme dankeberanian mengambil risiko dalam menghadapi
suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri.Kepercayaan diri juga
ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri.Seseorang yang
memilikikepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah sendiri tanpamenunggu bantuan orang lain.Kepercayaan
diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental
seseorang.Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat
kerja keras, kegairahan, dan sebagainyabanyak dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilandan
kewaspadaannya. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk
meningkatkan karsa dan karyaseseorang. Sebaliknya setiap karya yang dihasilkan
akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri.Kreativitas, inisiatif,
kegairahan kerja dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai
karyayang memberi kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal
kepercayaan diri. Pada gilirannya orang yangmemiliki kepercayaan diri akan
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisir, mengawasi,dan
meraihnya.Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.
Oleh sebab itu, wirausahayang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya
diri.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan
tekadyang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul,sehingga usahanya semakin maju dan semakin
berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperolehapabila ada inisiatif.
Perilaku insiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun, dan penyeimbangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berfikir
kritis, tanggap, bergairah, dansemangat berprestasi.
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaanyang tidak mau mengambil risikoakan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “ Seorangwirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkandengan cara yang baik “.Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantanguntuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan ketimbang usaha yang kurang matang. Oleh sebab itu, wirausahakurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau yang terlalu tinggi.Risiko yang terlalu
rendah akan memperolehsukses yang relatif rendah. Sebaliknya risikoyang tinggi
kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapidengan kegagalan yang sangat
tinggi pula. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang paling
seimbang(moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalahpengambilan risikodengan dikelola,
perhitungan dan realistis.Menurut Meredith (1996:38), ada dua alternatif atau lebih
yang harus dipilih, yaitu alternatif yang mengandungrisiko dan alternatif yang
konservatif. Pilihah risiko ini sangat tergantung pada: (1) Daya tarik setiap
alternatif, (2)Kesediaan untuk rugi, dan(3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau
gagal.Untuk bisa memilih, sangatditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk
mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambilrisiko ditentukan
oleh: (1) Keyakinan pada diri sendiri, (2) Kesediaan untuk menggunakan
kemampuan dalammencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh
keuntungan, dan (3) Kemampuan untuk menilai situasirisiko secara realistis.
4. Kepemimpinan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan.Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan.
Ia maka berusaha untuk berkarsa dan berkarya.Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda denganyang sudah adasekarang.
Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
dan tantangandemi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan,
membuat wirausaha tidak cepat puas dengankarsa dan karya yang sudah ada
sekarang. Oleh karena itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari
suatupeluang.
Pemasaran dan
Neraca
penjualan produk
Para pesaing dan mitra
Laporan laba/rugi
bisnisnya
Para pelanggan dan
Perubahan modal usaha
konsumen potensial
Banyaknya karyawan Banyaknya produk
perusahaan persediaan
Pasar yang dituju
3.4.2 Kegagalan Usaha
1. Analisis Kegagalan Usaha
Apabila seorang wirausaha mempunyai jiwa kewirausahaan,
maka dia akan memandang masalah kegagalan dalam usahanya
dengan arief bijaksana dan positif. Keagagalan dalam usaha harus
dihadapi dengan :
- Tidak berputus asa
- Kegagalan harus dipandang sebagai guru untuk mendapatkan
kemajuan yang lebih baik
- Penuh ketabahan, keberanian, keimanan dan penuh kepercayaan
- Konsentrasi pikiran dan penuh keyakinan terhadap keberhasilan
usahanya
a. Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam usaha :
- Perasaan takut usahanya disaingi orang lain
- Perasaan diri sendiri menganggap lebih super dari orang lain
- Kepribadian bersifat negatif
- Tidak mempunyai keyakinan untuk sukses dalam usahanya
b. Mengidentifikasi kegagalan usaha :
- Kebiasaan menunda waktu
- Ketekunan dan ketaqwaannya kurang
- Kepribadian negatif
- Kebiasaan boros
- Kebiasaan hati-hati berlebihan
2. Faktor-faktor Kegagalan Usaha
Pada umumnya kelemahan dan kegagalan usaha justru terletak
pada pemimpin, pemilik dan pengelola perusahaan itu sendiri. Para
wirausahawan tidak berusaha mengembangkan diri sendiri dengan
mempelajari pengetahuan teknologi baru. Mereka juga kurang
tanggap terhadap adanya perubahan-perubahan perkembangan di
dalam masyarakat dan di dalam perusahaan.
a. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan kegagalan dalam
pencapaian tujuan usaha/bisnis adalah :
- Kepribadian yang bersifat negatis
- Perasaan takut disaingi orang lain
- Anggapan diri sendiri lebih super dan merasa lebih berhasil
daripada orang lain
b. Berbagai kelemahan di dalam usaha atau bisnis, adalah :
- Tidak/jarang mempunyai perencanaan usaha tertulis
- Tidak memiliki pendidikan yang relevan
- Tidak berorientasi ke masa depan
- Kurang spesialisasi
- Jarang mengadakan inovasi
- Tanpa pembukuan yang teratur
- Tidak mengadakan analisis pasar
- Kurang pengetahuan hukum dan peraturan
- Kurang mempelajari ilmu moderen
- Cepat puas diri
- Jarang melakukan pengkaderan
3.5 Menanamkan dan Membentuk Kewirausahaan Di Kampus
Kewirausahaan dapat diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan. “...
entrepreneurship has models, processes, and case studies that allow the topic
to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko & Hodgetts, 2007:
34).
Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia pada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan
berbagai program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan
Cooperative Education (Co-op) yang diluncurkan beberapa saat setelah
pencanangan Presiden tersebut, telah banyak menghasilkan alumni yang
terbukti lebih kompetitif di dunia kerja. Hasil-hasil karya invosi mahasiswa
melalui PKM potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial menjadi
sebuah embrio bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah diujicobakan di beberapa perguruan tinggi, antara
lain sebagai berikut.
1. Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas/jurusan
tertentu saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama
untuk mengalokasikan SKS guna menyajikan matakuliah ini. Perlu dicari
suatu kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan
kuliah kewirausahaan di semua jurusan/prodi yang ada. Komitmen dan
dukungan top leader di PT sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
2. Kuliah Kerja Nyata-Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masih perlu dibekali
kemampuan, keterampilan, keahlian manajemen, adopsi inovasi
teknotogi, keahlian mengelola keuangan/modal maupun keahlian
pemasaran melalui pengalaman langsung dalam dunia usaha. KKN yang
diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini akan sangat bermanfaat bagi
mahasiswa untuk lebih mengenal praktik kewirausahaan secara
langsung. Sayangnya ujicoba program ini tidak berlanjut pada desiminasi
konsep penyelenggaraannya.
3. Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (Job-Placement
Center) Program yang sudah berjalan melalui bantuan US-AID dan
HEDS di Wilayah Indonesia Barat akan terus dikembangkan ke
perguruan tinggi lain. Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK)
ya dikembangkan dari Pusat Konsultasi bagi pengusaha kecil dan
menengah merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan
pelayanan kepada alumni Perguruan Tinggi yang beminat menjadi
pengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telah berkecimpung dalam
dunia usaha. KBPK mendidik staf pengajar memperoleh pengalaman
praktis dalam dunia usaha dengan cara memberikan konsultasi kepada
pengusaha kecil dan menengah. KBKP juga membuka akses untuk
sumberdaya bahan baku, pasar, sumberdaya keuangan, sumberdaya
informasi, serta membangun jaringan kerja untuk meningkatkan sinergi
antar pengusaha kecil dan menengah. Program ini tidak sepenuhnya
berlanjut karena alasan sumber daya manusia yang relatif terbatas.
4. Magang Kewirausahaan
Melalui Program Penerapan Iptek/Vucer bagi pengusaha
kecil/industri kecil dan koperasi yang telah berjalan selama ini. Program
Magang Kewirausahaan merupakan kegiatan mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman kerja praktis pada usaha kecil dan menengah
termasuk melakukan identifikasi permasalahan, analisis dan
penyelesaian permasalahan dan manajemen, pemasaran, serta teknologi.
Magang Kewirausahaan adalah kegiatan di mana mahasiswa benar-benar
bekerja sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau menengah. Magang juga
menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara
Perguruan Tinggi dengan usaha kecil menengah. Di samping itu, Staf
pengajar yang menjadi pembimbing mahasiswa memperoleh manfaat
dalam hal pengalaman praktis wirausaha dan akses kepada kalangan
usaha kecil dan menengah. Sayangnya program ini tidak berlanjut. Dana
dan komitmen Ketua Jurusan sebagai salah satu penyebabnya.
5. Karya Alternatif Mahasiswa
Dalam berwirausaha produk/komoditi yang diperdagangkan
adalah inti dari denyut perdagangan itu sendiri. Setiap produk sejenis
akan bersaing dalam kualitas yang meliputi unjuk kerja, keandalan
(reliability) dan kekuatan (robustness) serta kemudahan
pengoperasiannya (user friendly). Persaingan tersebut pada hakekatnya
adalah persaingan teknologi yang diterapkan dalam kemasan yang
menarik serta harga yang lebih murah sebagai hasil penelitian dan
pengembangan. Melalui kegiatan Karya Alternatif Mahasiswa (KAM)
para mahasiswa yang telah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi
dilatih dan didorong untuk menghasilkan suatu komoditi yang diperlukan
masyarakat. Prinsip yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah bahwa
keterampilan menghasilkan produk harus dipadukan dengan pemahaman
bisnis yang minimal telah dimiliki mahasiswa pesertanya. KAM
diprioritaskan untuk diisi dengan aktivitas produktif mahasiswa yang
berpola khusus, sebagai bagian integral dari kegiatan intra atau ekstra
kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk membekalinya dengan
keterampilan menghasilkan produk dan pengetahuan tentang bisnis
rintisan.
6. Inkubasi Wirausaha Baru
Program inkubator di beberapa perguruan tinggi negeri dan
perguruan tinggi swasta yang bekerjasama dengan Kantor Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil, akan dikembangkan tidak
hanya bagi pengusaha kecil, industri kecil atau koperasi, tetapi juga
mengikut sertakan mahasiswa/alumni dalam penciptaan wirausaha baru.
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh
sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu paket terpadu kepada
pengusaha atau mahasiswa dan alumni dengan biaya terjangkau selama
jangka waktu tertentu (2–3 tahun). Paket terpadu tersebut meliputi:
- Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat
dipakai bersama;
- Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan
jasa pendukung teknologi dan bisnis: sumberdaya teknologi dan
informasi, sumberdaya bahan baku, sumberdaya keuangan;
- Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi,
manajemen, dan pemasaran;
- Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha;
- Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi
secara komersial.
Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas
permasalahan yang tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang
memadai. Dengan latar belakang program rintisan tersebut di atas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009 ini mengembangkan
sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program)
yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM,
Co-op, dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa memasuki
dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa
yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untuk memulai
berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
sedang dipelajarinya. Tujuannya membentuk softskill agar mahasiswa
berperilaku sesuai karakter wirausaha. Fasilitas yang diberikan meliputi
pendidikan dan pelatihan kewirausahaan magang, penyusunan rencana
bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha. Program ini
diharapkan mampu mendukung pencapaian visi-misi pemerintah dalam
mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan
pemberdayaan UKM. Prosedur operasional standar dari Program
Mahasiswa Wirausaha meliputi persiapan program; pembekalan dalam
bentuk Diklat kewirausahaan, magang ke UKM, dan penyusunan
business plan; pendampingan dalam hal star-up business dan business
establishmen; dan Monev. Mencermati program-program sebagaimana
diurai di atas, pemerintah dan pimpinan PT mempunyai peran penting
dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa. Namun secara
operasional terdapat terdapat 3 (tiga) unsur penting yang menjadi kunci
keberhasilan pengembangan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi
adalah (1) mahasiswa, (2) kurikulum, dan (3) dosen pembina
kewirausahaan. Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat di bumikan
di perguruan tinggi, maka perlu dilakukan mapping potensi dan
permasalahan di sekitar ketiga unsur tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang
sebelah mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi
dan peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk
kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem budaya
kewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas
untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. Hasil
penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam memotivasi
sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor
kebebasan, dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor
itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini
sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan informasi
kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan
mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa
semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak
mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul
yang membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini. Motivasi
yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba
berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya
mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan
setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga
bisa membuka lapangan kerja kerja dan diharapkan dapat ikut
mengurangi jumlah pengangguran
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan
Tinggi. Kurikulum didesain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa. Di negara maju
pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang luar
biasa. Pengusaha-pengusaha baru ini telah memperkaya pasar dengan
produk-produk baru yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir
sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan
pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa Timur, wirausaha ini mulai
bermunculan. Bahkan, di negeri China, yang menganut paham komunis,
mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan. Universitas
Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis, dan menggantinya dengan
mata kuliah kewirausahaan. Di luar negeri, banyak universitas yang
kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa pada matakuliah
kewirausahaan yang terus meningkat. Pada umumnya di perguruan tinggi
yang ada di tanah air menyelenggarakan matakuliah kewirausahaan,
walaupun intensitas dan proporsinya mungkin berbeda satu dengan
lainnya. Berdasarkan pengamatan di beberapa PTN didapati suatu
kesimpulan bahwa tidak semua jurusan menyajikan matakuliah atau
pendidikan kewirausahaan sebagai matakuliah yang berdiri sendiri.
Fakta lain, jurusan-jurusan yang menyajikan matakuliah/pendidikan
kewirausahaan, substansi materi yang disajikan dalam mata kuliah
kewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
BAB IV
PERANCANGAN SISTEM
Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal
saja wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri.
Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju.
Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang
wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :
Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.
Pandai berkomunikasi.
Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai
berikut :
Daftar pertanyaan tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai
dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi
peluang bisnis. Inti dari daftar pertanyaan itu adalah situasi lingkungan usaha harus
diperhatikan dengan seksama sebelum memtuskan jenis usaha apa yang akan
dikerjakan.
Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai usaha baru,
diantaranya :
1. Faktor keluarga
4. Coba-coba
5. Terpaksa.[5]
Minat atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang.
Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Karena ini
merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan usaha.
2. Modal
Dalam arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah uang untuk
memulai usaha. Dalam arti sempit, modal berarti keahlian seseorang. Dimana
dengan keahlian, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal
uang untuk menjalankan usaha.
3. Waktu
Yaitu masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha
memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek,
menengah, dan jangka panjang.
4. Laba
Yaitu jumlah keuntungan yang akan diperoleh dalam menjalankan usaha baru.
5. Pengalaman
Pengalaman pribadi pengusaha atau pengalaman orang lain yang telah berhasil
dalam melakukan usaha. Dimana hal ini dapat dijadikan pedoman untuk
meminimalisir kesalahan.
Berikut ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama untuk
usaha kecil dan menengah :
1. Sektor kecantikan
2. Sektor keterampilan
3. Sektor konsultan
4. Sektor industri
5. Sektor tambang
6. Sektor kelautan
7. Sektor perikanan
8. Sektor agribisnis
9. Sektor perdagangan
Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:
Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara
lain sebagai berikut :
Jasa servis
Jasa hiburan. Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
Jasa transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah,
rental mobil, dan sebagainya.
Jasa perantara. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau
membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
Jasa kesehatan. Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan
kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.
Jasa yang lain. Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan,
penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya.
Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat
di kelompokkan menjadi seperti berikut :
b. Melakukan wawancara.
Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan
produk kita. Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah
dapat digambarkan sebagai berikut :
Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat
konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :
a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual
dengan harga bersaing.
1. Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya ketidakpastian
pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi, teknologi,demografi, dan sosial politik.
2. Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali muncul
dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasajasa baru. Ide itu
sendiri bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila wirausahawan tidak
mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus.
Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besarpeluang tercipta ketika
wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadapide yang lama. Terdapat
beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang, antara lain:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.
Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru
maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di
pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli
atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus mengetahui secara
terperinci perilaku konsumen di pasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengamati perilaku pasar.
a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan
mutunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan
peluang yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting,
seperti berikut ini:
Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang adalah sebagai berikut.
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.
Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan
untuk biaya lainnya?
Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan
risiko pesaing.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Makalah yang kami buat masih sangat jauh dari kata sempurna sesuai yang
diharapkan serta banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya
manusia biasa yang tidak luput dari khilaf/kesalahaan, dan kelebihan hanya milik
Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak atau pembaca demi perbaikan dimasa mendatang.
Daftar Pustaka
https://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-kewirausahaan.html
http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/12/identifikasi-peluang-dalam-wirausaha.html,
diakses pada hari Senin