Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

“KEWIRAUSAHAAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Awal Mata Kuliah Kewirausahaan Dasar

Dosen Pengampu : Arief Setiawan, SE., MM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Tiara Alyati Nindia (20171113001)


2. Siti Mariyanti (20171113003)
3. Rahmadhani Anisa Putri Arifin (20171113010)
4. Firda Savitri Ramadhani (20171113013)

Program Pendidikan :

Pendidikan Biologi

(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)

Universitas Muhammadiyah Surabaya

2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim.

Dengan rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang dan atas
segala karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Semoga para
pengikutnya mendapatkan syafa’at dari beliau. Aamiin.

Berkat segala nikmat yang diberikan kami dapat menyusun makalah yang
berjudul “Kewirausahaan” tidak lepas dari peran orang tua, dosen pembimbing
mata kuliah kewirausahaan, dan para rekan-rekan seperjuangan yang turut serta
membantu kelancaran kami dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu kami
pemakalah mengucapkan banyak terima kasih. Kami menyadari bahwasanya di
dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, agar sekiranya pembaca
bisa memberikan saran serta kritik yang membangun, agar kedepan kami bisa
membuat makalah jauh lebih baik lagi. Semoga dengan dibuatnya makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami dan juga para pembaca sekalian.

Terima kasih atas dukungan semua pihak, sehingga kami dapat


menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, dan semoga seluruhnya senantiasa mendapat ridlo dan rahmat dari
Allah SWT. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, 27 Februari 2020

Penulis
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif


yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang
menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah


atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan
menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul


pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara
berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi,
panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan
perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian
nasional.

Dewasa ini banyak sekali perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di


Indonesia, sementara rakyat Indonesia sebagai pekerja di perusahaa tersebut.
Misalnya saja perusahaan Caltex dari Amerika Serikat yang bergerak dibidang
pengeboran minyak, perusahaan handphone seperti Sony, Samsung, Siemen yang
berasal dari Jepang, Korea Selatan dan Perancis, perusahaan motor seperti Honda
yang berasal dari Jepang, serta perusahaaan-perusahaan asing lainnya. Dengan
berdirinya perusahaan-perusahaan asing di Indonesia membuat rakyat Indonesia
sendiri mengalami kerugian dimana rakyat Indonesia tidak dapat menikmati hasil
alam dengan sepenuhnya dan tidak bisa mengelola hasil alam alam dengan mandiri.
Hal ini membuktikan bahwa rakyat Indonesia masih belum mampu menjadi
seorang wirausaha dan membantu membangun negeri.
Namun tidaklah mudah menjadi seorang wirausaha yang sukses gemilang.
Banyak sekali tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh seorang wirausaha,
terlebih lagi untuk seorang wirausaha pemula. Para wirausahawan harus memiliki
banyak ide dan berani berkreasi agar produk yang dihasilkan bisa terjual maksimal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Kewirausahaan
2. Tujuan dan manfaat kewirausahaan
3. Karakteristik kewirausahaan
4. Keberhasilan dan kegagalan suatu usaha
5. Menanamkan dan membentuk kewirausahan di kampus

1.3 Batasan Masalah

Permasalahan yang ditinjau oleh penulis untuk penelitian ini yaitu mulai dari
pengertian kewirausahaan sampai bagaiamana membentuk kewirausahaan di
kampus sehingga dapat dikembangkan oleh mahasiswa di era millenial ini
tentang informasi mengenai bagaiamana dan apa serta tantangan saat
berwirausaha.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah


sebagai berikut:

1. Dapat menjelaskan pengertian kewirausahaan


2. Dapat menjelaskan tujuan dan manfaat kewirausahaan
3. Dapat menjelaskan karakteristik kewirausahaan
4. Dapat menjelaskan keberhasilan dan kegagalan suatu usaha
5. Dapat menjelaskan menanamkan dan membentuk kewirausahan di kampus

1.5 Sistematika Penulisan :


Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah,


batasan/ruang lingkup masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan
meliputi: pengembangan sistem, perancangan sistem, konsep dasar sistem, konsep
dasar informasi, konsep dasar sistem informasi.
Bab III : Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum obyek penelitian, tata laksana
sistem yang berjalan, permasalahan yang dihadapi, dan alternatif pemecahan
masalah,diantaranya tata laksana sistem yang diusulkan.
Bab IV : Perancangan Sistem
Pada bab ini merupakan penjabaran hasil desain yang diusulkan oleh
peneliti, sarana pengolahan data spesifikasi hardware dan software serta desain
implementasi.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan rancangan sistem dalam
rangka menjawab tujuan penelitian yang diajukan, serta saran-saran yang penulis
berikan untuk lebih memaksimalkan kinerja sistem baru.
Daftar Pustaka

Daftar pusataka ini berisi tentang judul-judul buku, artikel-artikel yang


terkait dalam laporan ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

Menurut Joseph Schumpetter dalam buku Kewirausahaan (2013),


Entrepeneur atau wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang
ada dengan memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk
organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Secara lengkap definisi ini
ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Ada juga pandangan untuk istilah entrepeneur digunakan wirausaha,
sedangkan untuk istilah entrepeneurship digunakan istilah kewirausahaan.
Akhirnya disimpulkan bahwa istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha,
walaupun rumuannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama. Menurut
Soehardi Sigit (1980), menyatakan bahwa kata entrepeneuir secara tertulis
digunakan pertama kali oleh savary pada tahun 1723 dalam bukunya yang
dimaksud dengan entrepeneur ialah orang yang membeli barang dengan harga pasti,
meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapakah barang (atau guna
ekonomi) itu akan dijual kemudian.
Dalam beberapa segi pandangan hikayat amerika, entrepreneur
digambarkan sebagai tokoh pahlawan yang membuka hutan, menaklukan gunung,
membendung sungai menciptakan dan membangun masyarakat baru, menanjak dari
orang yang tiada sampai menjadi orang berada, kesemuanya itulah yang
membentuk bangsa amerika sebagai bangsa baru.
Dalam kepustakaan bisnis beberapa sarjana amerika memberi arti
entrepreneurship sebagai kegiatan individual atau kelompok yang membuka usaha
baru dengan maksud memperoleh keuntungan ( laba ), memelihara usaha itu dan
membesarkannya, dalam bidang produksi atau distribusi barang ekonomi atau jasa.
Meskipun orang dapat memberi arti entrepreneur dan entrepreneurship
berbeda – beda, namun pendapat schumpeter pada tahun 1912 masih banyak diikuti
berbagai kalangan pendapat schumpeter yang masih banyak diikuti dan diterima itu
disebutkan oleh seorang penulis sebagai berikut :
“ Bagi Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang
dalam kurung ( businessman ) atau seorang manager; ia ( entrepreneur ) adalah
orang yang unik yang berpembawaan pengambil resiko dan yang mengenalkan
produk – produk inovatif dan teknologi baru kedalam perekonomian. Schumpeter
membedakan dengan tegas antara proses invetion dengan inovation. Hanya sedikit
pengusaha ( businessman ) yang dapat melihat kedepan dan inovatif yang dapat
merasakan potensi invetion baru dan memanfaatkannya. Setelah pengenalan
inovation yang berhasil dari entrepremeur, maka pengusaha – pengusaha lain
mengikutinya dan produk atau teknologi baru itu tersebar dalam kehidupan
ekonomi
Suparman Sumahamijaya (1981:5) menulis enterpreuner dan fungsinya
yang unik sebagai penanggung resiko, pertama kali dikemukakan pada awala abad
ke 18 oleh Ricard Cantillon, seorang Irlandia yang berdiam di Prancis, yang
mengutarakan dalam bukunya, essai Surlanature Du Commerceer General di tahun
1755 dengan istilah: enterpreuner. Enterpreuner ini membeli barang dan jasa-jasa
dengan harga tertentu, dengan maksud untuk dijual hasilnya dengan harga yang
tidak pasti di masa yang akan datang. Oleh karena itu enterpreuner dinyatakan
memiliki fungsi pokok yang unik: penanggung resiko tanpa jaminan. Jadi,
enterpreuner mengerjakan sebuah proyek dan menanggung resiko dalam
melaksanaanya terutama dalam resiko keuangan.
Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang
membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh
orang banyak. Ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (
Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan baru kepada konsumen.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Kewirausahaan


Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha
adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi
(asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship dalam
bahasa inggris. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa
perancis yaitu ‘entreprende’ yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha.
Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755). Istilah ini
makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya
ekonomis dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta
menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1)

Beberapa ahli mengatakan sebagai berikut:

Menurut John J.Kao berkewirausahaan adalah: usaha untuk menciptakan nilai


melalui pengenalan kesempatan bisnis, menejemen pengambilan resiko yang tepat,
dan melalui keterampilan komunikasi untuk memobilisasi seseorang,
manusia, uang dan bahan-bahan baku atau sumberdaya lain yang diperlukan untuk
lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik.
Menurut Robert D.Hisrich, Berkewirausahaan adalah proses dinamis atau
penciptaan tambahan kekayaan-kekayaan diciptakan oleh individu yang berani
mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan komitmen
karir atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa produk dan jasa tersebut
tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus
dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan,
keterampilan dan sumber-sumber daya.
Pengertian kewirausahaan menurut intruksi presiden RI No.4 tahun 1995;
“Kewirausahaan adalah semangat, sikap, prilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaca mencari, menciptakan,
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yangh lebih baik dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
berkewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan
penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauannya sendiri
dan mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan kemampuan sendiri.
Dengan demikian, sebenarnya apa yang dimaksud dengan kewirausahan,
Agar lebih jelas dan ada pegangan, di bawah ini diuraikan beberapa pengertian
kewirausahaan dan wirausaha, sebagai berikut:
a. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha
meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
b. Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-
peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa
memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).
c. Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan
kemakmuran.
d. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta
menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.

3.2 Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan


 Tujuan Kewirausahaan
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila
sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase
keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri
sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru
sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret
2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi maka tidaklah mengherankan
apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara
tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%,
Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya
Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.
Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar
kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya
generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan
berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi
semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah
percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi
untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang
kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara akan
meningkatkan daya saing negara tersebut?, jawabanya saya kira cukup jelas.
Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan
mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak pegawai
negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan
memakan anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka
pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat
konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk menjadi
wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem
ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro aktif menyediakan modal
bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan
tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha
mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang
semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga
mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-
impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal
tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.
Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila
semakin banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena
berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda
dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut
dimanapun berada (di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan
semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat dan secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi
wirausahawan serta bangsa dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan
akan semakin banyak warga negara Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun
dalam dunia usaha, namun perlu diperhatikan dalam berusaha harus
mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang dihasilkan dapat bermanfa’at bagi
masyarakat luas.
Dalam berwirausaha, tentunya terdapat berbagai tujuan yang ingin dicapai
dan tidak hanya sebatas mencari keuntungan. Berikut ini berbagai tujuan wirausaha
yang bisa dijadikan sebagai referensi sebelum memulai berwirausaha supaya tidak
salah langkah dan melenceng dari pengertian wirausaha.
1. Meningkatkan jumlah wirausaha berkualitas
Ketika seseorang berwirausaha, tentunya ia membutuhkan sumber daya
manusia yang dapat membantunya meningkatkan kualitas dari usahanya.
Dengan memberdayakan sumber daya manusia, tidak hanya dapat
meningkatkan pencapaian usaha, juga dapat melatih sumber daya manusia
tersebut menjadi calon wirausaha yang berkualitas. Dengan begitu, ketika ia
telah mempunyai usaha sendiri, bukan tidak mungkin ia menjadi seorang
wirausaha yang sukses, sehingga jumlah wirausaha berkualitas semakin
bertambah.
2. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk berwirausaha
dengan tangguh dan kuat
Seorang wirausahawan yang sukses, tentunya akan membuat masyarakat
tergerak dan sadar untuk mencoba berwirausaha, sekaligus memahami
pentingnya pengertian wirausaha. Masyarakat akan berusaha untuk mencari
tahu tips dari wirausahawan tersebut dalam menjalankan usaha hingga berhasil
mencapai kesuksesan. Masyarakat akan paham bahwa mereka harus berusaha
dengan kuat dan tangguh dalam menjalankan usahanya jika ingin mencapai
kesuksesan.
3. Memajukan dan Menyejahterakan Masyarakat
Usaha yang sukses dan semakin besar, tentunya semakin banyak membutuhkan
sumber daya manusia. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar tempat
usaha, hal tersebut dapat memberikan lapangan pekerjaan sekaligus
mengurangi jumlah pengangguran. Dan dengan mempunyai pekerjaan yang
tetap, kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
4. Membudayakan perilaku, sikap, semangat, dan kemampuan wirausahan
di masyarakat
Jika di masyarakat terdapat wirausaha yang sukses, bukan tidak mungkin hal
tersebut akan menggugah semangat masyarakat di sekitar untuk mencoba
berwirausaha. Tidak hanya semangat, masyarakat juga akan belajar untuk
berperilaku dan bersikap layaknya seorang wirausahawan yang sukses jika
ingin meraih keberhasilan dalam usahanya. Dengan begitu, seorang
wirausahawan dapat menularkan rahasia suksesnya kepada masyarakat mulai
dari pengertian wirausaha.
 Manfaat Kewirausahaan
Dari beerapa penelitian mengedintifikasi bahwa pemilik bisnis mikro, kecil,
atau percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan
lebih banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu
perusahaan besar. Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausaha
sebaiknya mempertimbangkan manfaatkepemilikikan bisnis mikro, kecil
atau menengah.
Thomas W Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan
adalah sebagai berikut:
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri
memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi
pebisnis untuk mencapai tujuan hidupnya. Pebisnis akan mencoba
memenangkan hidup mereka dan memungkinkan mereka untuk
memanfaatkan bisnisnya guna untuk untuk mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang menurut
mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan perumahan
sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur ulang limbah
untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas, pebisnis kini
menemukan cara untuk mengombinasikan wujud kepedulian mereka
terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial dengan harapan untuk
menjalani hidup yang lebih baik.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan
seringkali membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal
ini tentu tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak
banyak perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain,
keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan
merupakan alat untuk menyatakan aktualisasidiri. Keberhasilan mereka
adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias, inovasi,
dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan sendiri
memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual dan
mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Memiliki peluang untruk meraih keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor motivasi
yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan pebisnis tidak
ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara mereka yang
menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang termasuk dalam
daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan wirausahawan
generasi pertama. Menurut hasil penelitian, Thomas stanley dan William
Danko, pemilik perusahaan sendiri mencapai 2/3dari jutawan
Amerika serika. “Orang-orang yang bekerja memiliki perusahaan sendiri
empat kali lebih besar untuk menjadi jutawan daripada orang-orang yang
bekerja untuk orang lain (karyawan perusahaan lain).
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan
mendapatkan pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis
berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha
kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima dari
pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun. Peran
penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan setempat serta
kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam melancarkan fungsi
sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan imbalan bagi manajer
perusaan kecil.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakan
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan
kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja.
Kebanyakan kewierausahawan yang berhasil memilih masuk dalam
bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan mrenyukai pekerjaan
tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi
pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya.
Wirausahawan harus mengikutu nasihat Harvey McKey. Menurut
McKey: “Carilah dan dirikan usaha yang anda sukai dan anda tidak
akan penrnah terpaksa harus bekerja sehari pun dalam hidup anda” Hal
ini yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan
bukan tujuannya, melainkan lebih kepada proses atau perjalanannya.
Tujuan wirausaha tersebut jika dijalankan dengan baik, maka akan
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Berikut ini beragam manfaat
dari wirausaha yang bisa didapatkan oleh para pelaku usaha ataupun masyarakat
sekitar.
1. Membuka lowongan pekerjaan.
Seseorang yang memulai untuk berwirausaha, tentunya memerlukan
sumber daya manusia yang dapat membantunya meningkatkan hasil
usaha. Dengan semakin banyaknya wirausaha, hal tersebut berarti
membuka lowongan pekerjaan dan mampu menambah daya tampung
pekerja. Semakin banyaknya lowongan pekerjaan yang dibuka, hal
tersebut akan membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah
pengangguran di masyarakat.
2. Generator pembangun kesejahteraan lingkungan
Seseorang yang berwirausaha, secara tidak langsung ia akan
membangkitkan semangat lingkungan di sekitarnya untuk ikut
menyejahterakan kehidupan masyarakat. Di lingkungan sekitar akan
tumbuh sikap untuk terus berusaha semaksimal mungkin guna
mendapatkan kesuksesan yang diinginkan. Dengan semakin banyak yang
sukses, pembangunan di masyarakat dapat terus ditingkatkan.
3. Memberi contoh ketekunana, kerja keras, dan berkepribadian unggul
Seorang pemilik usaha yang sukses akan memberikan contoh baik untuk
lingkungan sekitarnya, yakni menumbuhkan semangat kerja keras,
berusaha dengan tekun, dan mempunyai kepribadian yang unggul.
Dengan begitu, masyarakat dapat melatih dirinya menjadi lebih baik lagi
dan berusaha mencontoh apa yang telah dicapai oleh wirausahawan
tersebut.
4. Mendidik karyawan menjadi mandiri, tekun, disiplin, dan jujur dalam
bekerja
Seorang wirausahawan yang sukses dapat menularkan semangat
kemandirian dan ketekunan dalam bekerja untuk meraih kesuksesan.
Tentunya, semangat tersebut harus dibarengi dengan rasa disiplin dan
kejujuran, sekaligus betul-betul memahami pengertian wirausaha yang
sebenarnya.

3.3 Karakteristik Kewirausahaan

Seorang wirausahawan haruslah seorang yang mampu melihat ke depan.


Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh
perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan
pemecahannya. Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi
wirausahawan seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (BN.
Marbun, 1993:63)

1. Percaya diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas ataupekerjaan (Soesarsono Wijandi, 1988:33).Dalam praktik
sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dankeyakinan untuk memulai,
melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi.Oleh
sebabitu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas dan
ketidak tergantungan. Seseorangyang memiliki kepercayaan diri cenderung
memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapaikeberhasilan.Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang yang
sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukanoleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan.Orang yang
percayadiri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sistematis, berencana, efektif, dan efisien.Kepercayaan diri juga selalu ditunjukan
oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemampuan dalammelakukan
pekerjaan.Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan yang
matang yangdibarengi dengan optimisme harus disesuaikan dengan kepercayaan
diri. Oleh sebab itu, optimisme dankeberanian mengambil risiko dalam menghadapi
suatu tantangan dipengaruhi oleh kepercayaan diri.Kepercayaan diri juga
ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan sendiri.Seseorang yang
memilikikepercayaan diri yang tinggi, relatif lebih mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah sendiri tanpamenunggu bantuan orang lain.Kepercayaan
diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap mental
seseorang.Gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat
kerja keras, kegairahan, dan sebagainyabanyak dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan, keterampilandan
kewaspadaannya. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk
meningkatkan karsa dan karyaseseorang. Sebaliknya setiap karya yang dihasilkan
akan menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri.Kreativitas, inisiatif,
kegairahan kerja dan ketekunan akan banyak mendorong seseorang untuk mencapai
karyayang memberi kepuasan batin, yang kemudian akan mempertebal
kepercayaan diri. Pada gilirannya orang yangmemiliki kepercayaan diri akan
memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam mengorganisir, mengawasi,dan
meraihnya.Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri sendiri.
Oleh sebab itu, wirausahayang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya
diri.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat,energik, dan berinisiatif.
Berinisiatif artinya ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan
tekadyang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses
berikutnya akan menyusul,sehingga usahanya semakin maju dan semakin
berkembang. Dalam kewirausahaan, peluang hanya diperolehapabila ada inisiatif.
Perilaku insiatif ini biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman yang
bertahun-tahun, dan penyeimbangannya diperoleh dengan cara disiplin diri, berfikir
kritis, tanggap, bergairah, dansemangat berprestasi.

3. Keberanian menggunakan risiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaanyang tidak mau mengambil risikoakan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “ Seorangwirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkandengan cara yang baik “.Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantanguntuk mencapai kesuksesan atau
kegagalan ketimbang usaha yang kurang matang. Oleh sebab itu, wirausahakurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau yang terlalu tinggi.Risiko yang terlalu
rendah akan memperolehsukses yang relatif rendah. Sebaliknya risikoyang tinggi
kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapidengan kegagalan yang sangat
tinggi pula. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai risiko yang paling
seimbang(moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalahpengambilan risikodengan dikelola,
perhitungan dan realistis.Menurut Meredith (1996:38), ada dua alternatif atau lebih
yang harus dipilih, yaitu alternatif yang mengandungrisiko dan alternatif yang
konservatif. Pilihah risiko ini sangat tergantung pada: (1) Daya tarik setiap
alternatif, (2)Kesediaan untuk rugi, dan(3) Kemungkinan relatif untuk sukses atau
gagal.Untuk bisa memilih, sangatditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk
mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambilrisiko ditentukan
oleh: (1) Keyakinan pada diri sendiri, (2) Kesediaan untuk menggunakan
kemampuan dalammencari peluang dan kemungkinan untuk memperoleh
keuntungan, dan (3) Kemampuan untuk menilai situasirisiko secara realistis.

4. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan,


keteladanan.Ia selalu ingintampil berbeda, lebih dulu, lebih menonjol.Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya, iaselalu menampilkan
barang dan jasa yang dihasilkan dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada
di pasar.Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga
iamenjadi pelopor baik dalam prosesproduksi maupun pemasarannya. Ia selalu
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.Karena itu,
perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber
pembaharuanuntuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari
peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saranyang kemudian dijadikan
peluang. Dalam karya dan karsanya wirausaha selalu ingin tampil baru dan
dijadikanpeluang. Banyak hasil karya wirausaha berbeda dan dipandang baru,
seperti komputer, mobil minuman, danproduk makanan lainnya.
5. Keorisinilan

Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur-unsur keorsinilan seseorang.


Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan adanya cara-
cara baru yang lebih baik. Ciri-cirinya, adalah : 1)Tidak pernah puas dengan cara-
cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup baik, 2)
Selalumenuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, dan 3) Selalu ingin tampil
berbeda atau selalu memanfaatkanperbedaan.Menurut Levitt, kreativitas adalah
berfikir sesuatu yang baru dan keinovasian adalah melakukansesuatu yang baru.
Oleh karena itu, menurut Levitt, Kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak
sesuatu yangbaru atau berpikir yang lama dengan cara-cara baru.

6. Berorientasi ke masa depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan.Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan.
Ia maka berusaha untuk berkarsa dan berkarya.Kuncinya pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda denganyang sudah adasekarang.
Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
dan tantangandemi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan,
membuat wirausaha tidak cepat puas dengankarsa dan karya yang sudah ada
sekarang. Oleh karena itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari
suatupeluang.

3.4 Keberhasilan Dan Kegagalan Suatu Usaha


Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami
peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Keberhasilan usaha merupakan tujuan
utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya
ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan.
Menurut Suyanto keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai
faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap
pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran
keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti:
kinerja keuangan dan image perusahaan (Chamdan, 2010).
Kegagalan adalah tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu berarti,
ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan. Maksudnya, tidaklah dapat
seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana seseorang tersebut tidak
memiliki target yang diharapkan (Mono, 2013).
Kegagalan adalah hal yang lumrah dalam berusaha. Statistik membuktikan
hampir 50% usaha pemula mengalami kegagalan, terutama di lima tahun pertama
memutar roda usaha.Namun demikian kegagalan bisa menjadi tonggak awal
menuju sukses. Kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan apabila seseorang
menyerah dari kegagalan berarti dia tidak tahu bahwa kesuksesan sudah sangat
dekat dua kalimat ini seharusnya bisa menyadarkan kita untuk tidak pernah
menyerah. Dengan kegagalan, kita dapat belajar dari kesalahan dan lebih mapan
pengalaman sehingga keberhasilan dapat tercapai.
3.4.1 Keberhasilan Usaha
1) Prinsip Dasar Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dipengaruhi oleh 5 hal, antara lain :
- Percaya dan yakin usahanya dapat dilakukan
- Menerima gagasan baru dalam dunia usaha
- Instropeksi diri
- Mendengar saran orang lain
- Bersemangat dan bergaul
2) Syarat Keberhasilan Usaha
Para wirausaha yang berhasil dan ingin berkembang didalam
usahanya adalah mereka yang mempunyai persyaratan tertentu,
diantara:
- Memiliki kepribadian unggul didalam usahanya
- Mengenal diri sendiri
- Mengetahua dan memperhatikan hambata-hambatan yang ada serta
hambatan yang mungkin terjadi
- Mempunyai keahlian khusus
- Memiliki kekayaan mental, spiritual dan material
- Kemauan dan kesediaan untuk belajar dan bekerja prestatif
3) Kunci Keberhasilan Dalam Usaha
 Kunci keberhasilan wirausahawan di dalam mengelola usahanya
dapat diperoleh dari berbagai kegiatan, diantaranya :
- Kegiatan usaha melalui diri sendiri
- Kegiatan usaha melalui kerjasama dengan orang lain
- Kegiatan usaha sebagai karyawan
 Kunci keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
adalah :
- Bersyukur, jujur, dan adil
- Berpandangan luas jauh ke depan
- Bersikap ramah tamah dan sabar
- Bekerja prestatif, ulet, giat, dan rajin
- Tidak merugikan orang lain
 Keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan dalam
mengelola usahanya dapat juga terletak pada:
- Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya nyata
- Keberanian untuk berinisiatif
- Kecakapan dan keahlian
- Kreatifitas dan percaya diri
- Pengalaman dan pendidikan
4) Faktor-faktor Keberhasilan Usaha
 Faktor-faktor keberhasilan dalam usaha
- Perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan dengan
baik
- Visi, misi dan dedikasi yang tinggi dari usahanya
- Komitmen yang tinggi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan
prestasi
- Dana yang cukup
- SDM (Sumber Dana Manusia) yang handal
- Manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis
- Faktor eksternal dan internal berupa peningkatan permintaan
barang/jasa
- Keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha
- Kecocokan minat terhadap barang usaha
- Kebutuhan konsumen yang terpuaskan
- Sarana dan prasarana sebagai penunjang usaha
 Faktor-faktor lainnya:
- Faktor keuntungan
- Faktor fasilitas dan kemudahan
- Faktor teknis dan permodalan
- Faktor pemasaran dan penjualan
- Faktor tenaga kerja dan bahan baku
- Faktor persaingan dan resiko
- Faktor manajemen dan pengalaman
 Faktor-faktor pendukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai
berikut :
- Faktor manusia
- Faktor keuangan
- Faktor organisasi
- Faktor perencanaan
- Faktor mengatur usaha
- Faktor pemasaran
- Faktor administrasi
- Faktor fasilitas pemerintah
 Catatan bisnis, meliputi :

Pemasaran dan
Neraca
penjualan produk
Para pesaing dan mitra
Laporan laba/rugi
bisnisnya
Para pelanggan dan
Perubahan modal usaha
konsumen potensial
Banyaknya karyawan Banyaknya produk
perusahaan persediaan
Pasar yang dituju
3.4.2 Kegagalan Usaha
1. Analisis Kegagalan Usaha
Apabila seorang wirausaha mempunyai jiwa kewirausahaan,
maka dia akan memandang masalah kegagalan dalam usahanya
dengan arief bijaksana dan positif. Keagagalan dalam usaha harus
dihadapi dengan :
- Tidak berputus asa
- Kegagalan harus dipandang sebagai guru untuk mendapatkan
kemajuan yang lebih baik
- Penuh ketabahan, keberanian, keimanan dan penuh kepercayaan
- Konsentrasi pikiran dan penuh keyakinan terhadap keberhasilan
usahanya
a. Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam usaha :
- Perasaan takut usahanya disaingi orang lain
- Perasaan diri sendiri menganggap lebih super dari orang lain
- Kepribadian bersifat negatif
- Tidak mempunyai keyakinan untuk sukses dalam usahanya
b. Mengidentifikasi kegagalan usaha :
- Kebiasaan menunda waktu
- Ketekunan dan ketaqwaannya kurang
- Kepribadian negatif
- Kebiasaan boros
- Kebiasaan hati-hati berlebihan
2. Faktor-faktor Kegagalan Usaha
Pada umumnya kelemahan dan kegagalan usaha justru terletak
pada pemimpin, pemilik dan pengelola perusahaan itu sendiri. Para
wirausahawan tidak berusaha mengembangkan diri sendiri dengan
mempelajari pengetahuan teknologi baru. Mereka juga kurang
tanggap terhadap adanya perubahan-perubahan perkembangan di
dalam masyarakat dan di dalam perusahaan.
a. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan kegagalan dalam
pencapaian tujuan usaha/bisnis adalah :
- Kepribadian yang bersifat negatis
- Perasaan takut disaingi orang lain
- Anggapan diri sendiri lebih super dan merasa lebih berhasil
daripada orang lain
b. Berbagai kelemahan di dalam usaha atau bisnis, adalah :
- Tidak/jarang mempunyai perencanaan usaha tertulis
- Tidak memiliki pendidikan yang relevan
- Tidak berorientasi ke masa depan
- Kurang spesialisasi
- Jarang mengadakan inovasi
- Tanpa pembukuan yang teratur
- Tidak mengadakan analisis pasar
- Kurang pengetahuan hukum dan peraturan
- Kurang mempelajari ilmu moderen
- Cepat puas diri
- Jarang melakukan pengkaderan
3.5 Menanamkan dan Membentuk Kewirausahaan Di Kampus
Kewirausahaan dapat diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan. “...
entrepreneurship has models, processes, and case studies that allow the topic
to be studied and the knowledge to be acquired” (Kuratko & Hodgetts, 2007:
34).
Program pengembangan jiwa kewirausahaan telah dicanangkan oleh
Presiden Republik Indonesia pada bulan Juli 1995. Setelah itu diluncurkan
berbagai program rintisan pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan
mahasiswa. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), KKN-Usaha dan
Cooperative Education (Co-op) yang diluncurkan beberapa saat setelah
pencanangan Presiden tersebut, telah banyak menghasilkan alumni yang
terbukti lebih kompetitif di dunia kerja. Hasil-hasil karya invosi mahasiswa
melalui PKM potensial tersebut ditindaklanjuti secara komersial menjadi
sebuah embrio bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks).
Program rintisan yang telah diujicobakan di beberapa perguruan tinggi, antara
lain sebagai berikut.
1. Kuliah Kewirausahaan Secara Terstruktur
Kuliah kewirausahaan umumnya hanya bagi fakultas/jurusan
tertentu saja. Tidak semua jurusan mempunyai cara pandang yang sama
untuk mengalokasikan SKS guna menyajikan matakuliah ini. Perlu dicari
suatu kesepakatan dan kesamaan pandang tentang perlunya disajikan
kuliah kewirausahaan di semua jurusan/prodi yang ada. Komitmen dan
dukungan top leader di PT sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini.
2. Kuliah Kerja Nyata-Usaha
Mahasiswa sebagai calon wirausahawan masih perlu dibekali
kemampuan, keterampilan, keahlian manajemen, adopsi inovasi
teknotogi, keahlian mengelola keuangan/modal maupun keahlian
pemasaran melalui pengalaman langsung dalam dunia usaha. KKN yang
diaplikasi pada kegiatan usaha UKM ini akan sangat bermanfaat bagi
mahasiswa untuk lebih mengenal praktik kewirausahaan secara
langsung. Sayangnya ujicoba program ini tidak berlanjut pada desiminasi
konsep penyelenggaraannya.
3. Klinik Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (Job-Placement
Center) Program yang sudah berjalan melalui bantuan US-AID dan
HEDS di Wilayah Indonesia Barat akan terus dikembangkan ke
perguruan tinggi lain. Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK)
ya dikembangkan dari Pusat Konsultasi bagi pengusaha kecil dan
menengah merupakan salah satu kegiatan yang dapat memberikan
pelayanan kepada alumni Perguruan Tinggi yang beminat menjadi
pengusaha baru, atau pengusaha kecil yang telah berkecimpung dalam
dunia usaha. KBPK mendidik staf pengajar memperoleh pengalaman
praktis dalam dunia usaha dengan cara memberikan konsultasi kepada
pengusaha kecil dan menengah. KBKP juga membuka akses untuk
sumberdaya bahan baku, pasar, sumberdaya keuangan, sumberdaya
informasi, serta membangun jaringan kerja untuk meningkatkan sinergi
antar pengusaha kecil dan menengah. Program ini tidak sepenuhnya
berlanjut karena alasan sumber daya manusia yang relatif terbatas.
4. Magang Kewirausahaan
Melalui Program Penerapan Iptek/Vucer bagi pengusaha
kecil/industri kecil dan koperasi yang telah berjalan selama ini. Program
Magang Kewirausahaan merupakan kegiatan mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman kerja praktis pada usaha kecil dan menengah
termasuk melakukan identifikasi permasalahan, analisis dan
penyelesaian permasalahan dan manajemen, pemasaran, serta teknologi.
Magang Kewirausahaan adalah kegiatan di mana mahasiswa benar-benar
bekerja sebagai tenaga kerja di usaha kecil atau menengah. Magang juga
menciptakan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara
Perguruan Tinggi dengan usaha kecil menengah. Di samping itu, Staf
pengajar yang menjadi pembimbing mahasiswa memperoleh manfaat
dalam hal pengalaman praktis wirausaha dan akses kepada kalangan
usaha kecil dan menengah. Sayangnya program ini tidak berlanjut. Dana
dan komitmen Ketua Jurusan sebagai salah satu penyebabnya.
5. Karya Alternatif Mahasiswa
Dalam berwirausaha produk/komoditi yang diperdagangkan
adalah inti dari denyut perdagangan itu sendiri. Setiap produk sejenis
akan bersaing dalam kualitas yang meliputi unjuk kerja, keandalan
(reliability) dan kekuatan (robustness) serta kemudahan
pengoperasiannya (user friendly). Persaingan tersebut pada hakekatnya
adalah persaingan teknologi yang diterapkan dalam kemasan yang
menarik serta harga yang lebih murah sebagai hasil penelitian dan
pengembangan. Melalui kegiatan Karya Alternatif Mahasiswa (KAM)
para mahasiswa yang telah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi
dilatih dan didorong untuk menghasilkan suatu komoditi yang diperlukan
masyarakat. Prinsip yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah bahwa
keterampilan menghasilkan produk harus dipadukan dengan pemahaman
bisnis yang minimal telah dimiliki mahasiswa pesertanya. KAM
diprioritaskan untuk diisi dengan aktivitas produktif mahasiswa yang
berpola khusus, sebagai bagian integral dari kegiatan intra atau ekstra
kurikuler mahasiswa dalam usaha untuk membekalinya dengan
keterampilan menghasilkan produk dan pengetahuan tentang bisnis
rintisan.
6. Inkubasi Wirausaha Baru
Program inkubator di beberapa perguruan tinggi negeri dan
perguruan tinggi swasta yang bekerjasama dengan Kantor Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil, akan dikembangkan tidak
hanya bagi pengusaha kecil, industri kecil atau koperasi, tetapi juga
mengikut sertakan mahasiswa/alumni dalam penciptaan wirausaha baru.
Inkubator Wirausaha Baru adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh
sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu paket terpadu kepada
pengusaha atau mahasiswa dan alumni dengan biaya terjangkau selama
jangka waktu tertentu (2–3 tahun). Paket terpadu tersebut meliputi:
- Sarana fisik atau gedung, dan fasilitas kantor yang dapat
dipakai bersama;
- Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan
jasa pendukung teknologi dan bisnis: sumberdaya teknologi dan
informasi, sumberdaya bahan baku, sumberdaya keuangan;
- Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi,
manajemen, dan pemasaran;
- Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha;
- Pengembangan produk penelitian untuk dapat diproduksi
secara komersial.
Keterlanjutan program ini terkendala oleh kompleksitas
permasalahan yang tidak didukung oleh SDM dan fasilitas yang
memadai. Dengan latar belakang program rintisan tersebut di atas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2009 ini mengembangkan
sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program)
yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM,
Co-op, dan sejenisnya), untuk menjembatani para mahasiswa memasuki
dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW) dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa
yang mempunyai minat dan bakat entrepreneurship untuk memulai
berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
sedang dipelajarinya. Tujuannya membentuk softskill agar mahasiswa
berperilaku sesuai karakter wirausaha. Fasilitas yang diberikan meliputi
pendidikan dan pelatihan kewirausahaan magang, penyusunan rencana
bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha. Program ini
diharapkan mampu mendukung pencapaian visi-misi pemerintah dalam
mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan
pemberdayaan UKM. Prosedur operasional standar dari Program
Mahasiswa Wirausaha meliputi persiapan program; pembekalan dalam
bentuk Diklat kewirausahaan, magang ke UKM, dan penyusunan
business plan; pendampingan dalam hal star-up business dan business
establishmen; dan Monev. Mencermati program-program sebagaimana
diurai di atas, pemerintah dan pimpinan PT mempunyai peran penting
dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa. Namun secara
operasional terdapat terdapat 3 (tiga) unsur penting yang menjadi kunci
keberhasilan pengembangan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi
adalah (1) mahasiswa, (2) kurikulum, dan (3) dosen pembina
kewirausahaan. Agar sistem budaya kewirausahaan ini dapat di bumikan
di perguruan tinggi, maka perlu dilakukan mapping potensi dan
permasalahan di sekitar ketiga unsur tersebut.
a. Unsur Mahasiswa
Di perguruan tinggi, dunia kewirausahaan masih dipandang
sebelah mata oleh sebagian mahasiswa dan juga dosen. Banyak potensi
dan peluang yang semestinya bisa dimanfaat mahasiswa untuk
kepentingan pembelajaran dan pembumian sistem budaya
kewirausahaan ini, namun sayangnya belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas
untuk menanamkam jiwa kewirausahaan pada mahasiswa. Hasil
penelitian mengatakan bahwa ada 3 faktor dominan dalam memotivasi
sarjana menjadi wirausahawan yaitu faktor kesempatan, faktor
kebebasan, dan faktor kepuasan hidup (Sutabri, 2008). Ketiga faktor
itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan. Penelitian ini
sangat membantu pihak perguruan tinggi dalam memberikan informasi
kepada para mahasiswanya, bahwa menjadi wirausahawan akan
mendapatkan beberapa kesempatan, kebebasan dan kepuasan hidup.
Proses penyampaian ini harus sering dilakukan sehingga mahasiswa
semakin termotivasi untuk memulai berwirausaha. Sebab banyak
mahasiswa merasa takut menghadapi resiko bisnis yang mungkin muncul
yang membuat mereka membatalkan rencana bisnis sejak dini. Motivasi
yang cukup, memicu keberanian mahasiswa untuk mulai mencoba
berpengalaman di bidang kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya
mahasiswa memulai usaha sejak masa kuliah, maka besar kemungkinan
setelah lulus akan melanjutkan usaha yang sudah dirintisnya. Sehingga
bisa membuka lapangan kerja kerja dan diharapkan dapat ikut
mengurangi jumlah pengangguran
b. Unsur Kurikulum
Unsur kedua yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan
kewirausahaan adalah kurikulum yang diberlakukan di suatu Perguruan
Tinggi. Kurikulum didesain sedemikian rupa untuk dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan perkuliahan mahasiswa. Di negara maju
pertumbuhan wirausaha membawa peningkatan ekonomi yang luar
biasa. Pengusaha-pengusaha baru ini telah memperkaya pasar dengan
produk-produk baru yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir
sebanyak 20 juta wirausahawan baru, mereka menciptakan lapangan
pekerjaan baru. Demikian pula di Eropa Timur, wirausaha ini mulai
bermunculan. Bahkan, di negeri China, yang menganut paham komunis,
mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausahawan. Universitas
Beijing, menghapuskan mata kuliah Marxis, dan menggantinya dengan
mata kuliah kewirausahaan. Di luar negeri, banyak universitas yang
kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa pada matakuliah
kewirausahaan yang terus meningkat. Pada umumnya di perguruan tinggi
yang ada di tanah air menyelenggarakan matakuliah kewirausahaan,
walaupun intensitas dan proporsinya mungkin berbeda satu dengan
lainnya. Berdasarkan pengamatan di beberapa PTN didapati suatu
kesimpulan bahwa tidak semua jurusan menyajikan matakuliah atau
pendidikan kewirausahaan sebagai matakuliah yang berdiri sendiri.
Fakta lain, jurusan-jurusan yang menyajikan matakuliah/pendidikan
kewirausahaan, substansi materi yang disajikan dalam mata kuliah
kewirausahaan relatif telah memadai (Siswoyo, 2008).
BAB IV

PERANCANGAN SISTEM

David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah masalah merupakan


suatu hal yang mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya. Sedangkan peluang merupakan sesuatu yang memberikan kesempatan
untuk melampaui sasaran yang ditetapkan.

Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan


tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan
pokok dalam memanfaatkan peluang usaha pada masa depan ialah berfikir positif,
optimisme, bersedia bekerja keras dan mau mendengarkan orang lain, mengakui
kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini harus lebih baik dari pada hari
kemarin.

4.1 Identifikasi Permasalahan

Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal
saja wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri.
Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju.
Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang
wirausahawan harus berfikir secara positif dan kreatif di antaranya :

 Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.
 Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.
 Harus mendengarkan saran-saran orang lain.
 Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.
 Pandai berkomunikasi.

Resep Dr. D. J. Schwartz tentang cara memanfaatkan peluang bisnis adalah sebagai
berikut :

 Percaya dan yakin bahwa usaha bisa di laksanakan.


 Janganlah hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan pikiran
wirausahawan.
 Setiap hari bertanyalah pada diri sendiri, “ bagaimana saya dapat melakukan
usaha lebih baik ?”
 Bertanya dan dengarkanlah.
 Peluas pikiran anda.

Dalam memanfaatkan peluang usaha Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan


yang mencakup 4 unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan :

 Work hard (kerja keras)


 Work smart (kerja cerdas)
 Enthusiasm (kegairahan)
 Service (pelayanan)[3]

Sebelum memulai bisnis, perhatikan situasi lingkungan secara cermat.


Langkah pengamatan dengan cara menjawab pertanyaan barikut : Apakah ada
peluang usaha seperti yang diinginkan? Apakah liku-liku bisnis yang akan di
lakukan telah diketahui benar, mulai dari cara mengawalinya , membuat, menjual,
menyimpan, sampai cara mendapatkan modal usaha? Adakah pesaing dan calon
pesaing di lapangan bisnis itu dan sejauh mana para pesaing itu tidak dikenal?
Seberapa besarkah pasar yang hendak digarap? Bila bisnis yang akan di kerjakan
memerlukan pemasok, sudahkah diketahui benar siapa yang bakal menjadi suplier
dan apakah ada suplier potensial lainnya? Bila bisnis itu berups barang sudahkan
diketahui tehnik perbuatan barang yang di maksud? Seberapa banyak modal sudah
di tangan atau bagaimana pula bila memerlukan pinjaman untuk penambahan
modal? Bagaimana cara mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan? Apakah sudah
dapaat ditemukan dan ditentukan lokasi usahanya? Apakah sudah dimengerti seluk
beluk peralatan yang diperlukan? Apakah sudah diketahui segala peraturan dan
ketentuan yang menyangkut bidang usaha, seperti UU gangguan, izin usaha, pajak
resmi, kebersihan, tata kota, dan sebagainya?

Daftar pertanyaan tersebut yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai
dengan kebutuhan dan sifat usaha yang diinginkan sangat membantu identifikasi
peluang bisnis. Inti dari daftar pertanyaan itu adalah situasi lingkungan usaha harus
diperhatikan dengan seksama sebelum memtuskan jenis usaha apa yang akan
dikerjakan.

Dari hasil penelitian, terdapat berbagai cara dan sebab untuk memulai usaha baru,
diantaranya :

1. Faktor keluarga

2. Sengaja terjun menjadi pengusaha

3. Kerja sampingan (iseng)

4. Coba-coba

5. Terpaksa.[5]

Tindakan mengidentifikasi sebuah peluang merupakan pekerjaan yang sangat sulit.


Yang harus diperhatikan sebelum memulai usaha adalah pemilihan bidang usaha.
Hal ini dilakukan agar kita mengenal seluk beluk usaha dan mampu mengelolanya.
Pemilihan bidang usaha disesuaikan dengan beberapa faktor, diantaranya :

1. Minat dan bakat seseorang.

Minat atau bakat seseorang ada dan dapat timbul dari dalam diri seseorang.
Artinya, ketertarikan pada suatu bidang sudah tertanam dalam dirinya. Karena ini
merupakan salah satu faktor penentu dalam menjalankan usaha.

2. Modal

Dalam arti luas modal berarti uang. Karena diperlukan sejumlah uang untuk
memulai usaha. Dalam arti sempit, modal berarti keahlian seseorang. Dimana
dengan keahlian, seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal
uang untuk menjalankan usaha.

3. Waktu

Yaitu masa seseorang untuk menikmati hasil dari usahanya. Setiap usaha
memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang dalam jangka waktu pendek,
menengah, dan jangka panjang.

4. Laba
Yaitu jumlah keuntungan yang akan diperoleh dalam menjalankan usaha baru.

5. Pengalaman

Pengalaman pribadi pengusaha atau pengalaman orang lain yang telah berhasil
dalam melakukan usaha. Dimana hal ini dapat dijadikan pedoman untuk
meminimalisir kesalahan.

Berikut ini peluang usaha yang dapat digeluti untuk pemula, terutama untuk
usaha kecil dan menengah :

1. Sektor kecantikan

2. Sektor keterampilan

3. Sektor konsultan

4. Sektor industri

5. Sektor tambang

6. Sektor kelautan

7. Sektor perikanan

8. Sektor agribisnis

9. Sektor perdagangan

10. Sektor pendidikan

11. Sektor percetakan

12. Sektor seni

13. Sektor kesehatan

14. Sektor pariwisata.

4.2 Analisis Sistem

Berikut ini cara menganalisis peluang usaha :

1. Analisis peluang usaha berdasarkan jenis produk atau jasa :


 Minat seseorang, misalnya berminat dalam dunia perdagangan, jasa atau
bidang lainya.
 Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, baik dalam bentuk
uang maupun barang atau mesin.
 Relasi, apakah ada keluarga atau teman yang sudah terlebih dahulu menekuni
usaha yang sama.

Di samping itu, memiliki bidang usaha juga harus mempertimbangkan hal berikut:

 Pengaruh lingkungan sekitar.


 Banyak sedikitnya poermintaan masyarakat terhadap jenis usaha yang akan
kita pilih.
 Kecocokan antara kebutuhan masyarakat dengan jenis usaha tertentu.
 Banyak sedikitnya pesaing.
 Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan persaingan.

Contoh peluang usaha dibidang biasa yang sangat dibutuhkan masyarakat, antara
lain sebagai berikut :

 Jasa servis
 Jasa hiburan. Contoh: bioskop, diskotik, kafe, layar tancap, dan sebagainya.
 Jasa transportasi. Contoh: menyediakan angkutan antar jemput anak sekolah,
rental mobil, dan sebagainya.
 Jasa perantara. Contoh: membantu masyarakat yang akan menjual atau
membeli barang, seperti tanah, rumah, sawah, kendaraan bermotor dan mobil.
 Jasa kesehatan. Contoh: memberikan sarana kebugaran, kesehatan, dan
kecantikan, seperti fitness, SPA, pijat refleksi, dan pengobatan alternatif.
 Jasa yang lain. Contoh: jasa penitipan anak, katering, tenanga kebersihan,
penulisan atau pengetikan karya tulis, dan sebagainya.

Produk yang dibutuhkan oleh masyarakat yang penuh kesibukan sekarang ini dapat
di kelompokkan menjadi seperti berikut :

 Produk yang mampu mempermudah pekerjaan dirumah. Contoh: alat


pemasak nasi sekaligus penyimpan dan pemanas nasi beserta sayur.
 Produk yang mampu mempermudah pekerjaan diluar rumah. Contoh: tas
multifungsi, yang bisa di pakai buat kerja, tetapi juga buat membawa pakaian
atau buat perjalanan, yang bisa dilipat atau dimodifikasi dan lain sebagainya.
 Produk lainnya yang dibutukan tanpa mengenal tempat. Contoh: air dalam
kemasan, mie instan, tas, dan sebagainya.

2. Analisis Peluang Usaha Berdasar Minat dan daya beli Konsumen

Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita


dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara :

a. Mengadakan pengamatan langsung ke pasar.

b. Melakukan wawancara.

c. Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.

Cara kedua yaitu kita harus meneliti siapa konsumen yang akan menggunakan
produk kita. Hubungan antara minat, daya beli dan kelangsungan usaha adalah
dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Minat besar, daya beli kuat, kelangsungan usaha terjamin.

b. Minat besar, daya beli rendah, kelangsungan usaha terhambat.

c. Minat rendah, daya beli rendah, usaha tidak dapat berlangsung.

Kesimpulan bahwa agar produk yang kita ciptakan mampu menarik minat
konsumen dan terjangkau oleh mereka, maka kita harus :

a. Memilih dan membuat produk yang bermanfaat, berkualitas dan laku dijual
dengan harga bersaing.

b. Membuat desain yang baru dan harga terjangkau.

c. Membuat produk lebih cepat dan lebih murah.

d. Memilih dan menentukan wilayah pemasaran yang menguntungkan.

C. Sumber-Sumber Potensial Peluang


Menurut Zimmer dalam Suryana (2001), ide-ide yang berasal dari wirausahawan
dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan real di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam
mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha),
wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang
mungkin terjadi dengan cara:

1. Mengantisipasi banyaknya risiko yang dapat dieliminisasi melalui strategi


proaktif.

2. Penyebaran risiko pada aspek yang paling mungkin.

3. Mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi, yaitu:

1. Risiko pasar atau risiko persaingan, yang terjadi akibat adanya ketidakpastian
pasar, seperti faktor lingkungan, ekonomi, teknologi,demografi, dan sosial politik.

2. Risiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.

3. Risiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.

Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kreativitas sering kali muncul
dalam bentuk ide-ide untuk menghasilkan barang-barang dan jasajasa baru. Ide itu
sendiri bukanlah peluang dan tidak akan muncul apabila wirausahawan tidak
mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus.

Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besarpeluang tercipta ketika
wirausahawan memiliki cara pandang baru terhadapide yang lama. Terdapat
beberapa cara agar ide dapat menjadi peluang, antara lain:

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara atau metode
yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi
kebutuhannya.

2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan


atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis real maka wirausahawan
harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide potensial menjadi produk dan jasa real dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menciptakan produk baru dan berbeda

Ketika ide dimunculkan secara real, seperti dalam bentuk barang dan jasa baru
maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di
pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli
atau penggunanya. Oleh sebab itu, wirausahawan harus mengetahui secara
terperinci perilaku konsumen di pasar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengamati perilaku pasar.

a. Permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, baik dalam jumlah dan
mutunya.

b. Waktu permintaan dan penyerahan barang dan jasa.

2. Mengamati pintu peluang

Wirausahawan harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya


kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman keberhasilan
dalam mengembangkan produk baru, dukungan keuangan, dan keunggulan yang
dimiliki pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar
dapat dievaluasi dengan mengamati kelemahan dan risiko pesaing dalam
menanamkan modal barunya.

Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing dan
peluang yang dapat kita peroleh, didasarkan pada beberapa pertanyaan penting,
seperti berikut ini:

a. Pertanyaan untuk mengetahui teknik yang dimiliki pesaing dalam


pengembangan produk.

1) Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam pengembangan


produk jika dibandingkan dengan yang wirausahawan miliki?
2) Bagaimana reputasi (track record) pesaing untuk mencapai sukses dalam
pengembangan produk?

b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang


kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki.

1) Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi?

2) Keunggulan pasar apa yang dimiliki pesaing?

c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak.

1) Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar dapat


mendahului pesaing?

2) Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk


membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?

3) Apakah perusahaan memiliki kekuatan yang cukup untuk menguasai serangan


pesaing.

Menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001) beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang adalah sebagai berikut.

a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat.

b. Kerugian teknik harus rendah. Oleh karena itu, penggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.

c. Keadaan di mana pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi


produknya.

d. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi


pasarnya.

e. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk


menghasilkan produk barunya.

3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam


Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk
yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk
membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari
biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

4. Menaksir biaya awal

Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan
untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan
untuk biaya lainnya?

5. Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi

Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan
risiko pesaing.

a. Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok


dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta karakteristiknya
sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.

b. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan


finansial baik pada saat pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan
dan mempertahankan perusahaan dalam memberikan dukungan biaya produk baru.

c. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk


mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:

1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn dikembangkan


wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing;

2) tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya;

3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru


dan produk yang dilempar ke pasar;

4) apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-serangan


pesaing?
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Kewirusahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan


berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang.
2) Tujuan kewirausahaan adalah membudayakan semangat, sika, prilaku dan
kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan
unggul. Manfaat kewirusahaan adalah mengurangi penganggurn dan
meningkatkan peluang untuk membuka lapangan pekerjaan.
3) Karakteristik kewirusahaan adalah Percaya diri, Berorientasikan tugas dan
hasil, Pengambil resiko kepemimpinan, Keorisinilan, dan Berorientasi ke masa
depan.
4) Suatu usaha dapat dikatakan berhasil apabila telah sesuai dengan prinsip dan
kunci serta telah memenuhi syarat keberhasilan dalam usaha.
5) Kegagalan usaha dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
kegagalan usaha dan kelemahan dalam usaha
6) Upaya untuk menanamkan dan membentuk kewirausahaan di kampus dapat
dilakukan dengan menyelenggarakan beberapa program di kampus, seperti
kuliah kewirausahaan secara terstruktur, kuliah kerja nyata usaha, klinik
konsultasi bisnis dan penempatan kerja, magang kewirausahaan, karya
alternative mahasiswa dan inkubasi wirausaha baru.

5.2 Saran

Makalah yang kami buat masih sangat jauh dari kata sempurna sesuai yang
diharapkan serta banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya
manusia biasa yang tidak luput dari khilaf/kesalahaan, dan kelebihan hanya milik
Allah SWT semata. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak atau pembaca demi perbaikan dimasa mendatang.
Daftar Pustaka

Alma, Buchari. 2013 . Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung :


Alfabeta.

https://learnmine.blogspot.com/2013/05/makalah-kewirausahaan.html

(Diakses pada tanggal 20 Februari 2020)

Buku Manfaat Kewirausahaan Menurut Thomas W Zimmerer 2011.


Judul: KEWIRAUSAHAAN Penerbit CV Andi Offset : Yogyakarta

Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.


McGrath, R.G. & MacMillan. I.2000. The Entrepreneurial Mindset: strategies for
Continuosly Creating Opportunity in An Age of Uncertainty. Boston: Harvard
Business School Press.
Sri Sulastri, Atty.2008.Kewirausahaan: Karakteristik Wirausaha.Bandung:
Grafindo Media Pratama
Suryana.2003.Kewirasuhaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses
(Edisi Revisi).Jakarta: Salemba Empat
http://donyahmad28.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-identifikasi-peluang-usaha.html
diakses pada hari Senin

http://monaliasakwati.blogspot.co.id/2011/12/identifikasi-peluang-dalam-wirausaha.html,
diakses pada hari Senin

Anda mungkin juga menyukai