I. KETERANGAN UMUM
Orang tua :
Nama : Tn. S / Ny. A
Umur : 29 tahun/29 tahun
Pendidikan Terakhir : SLTA/SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta/IRT
Alamat : Karees Kulon 9
Penderita :
Nama : An.T anak ke: 3
Jenis Kelamin : L
Umur : 7 tahun
II. ANAMNESA
Keluhan utama : Lemas
1 bulan: diare cair, darah (+), lendir (-) dengan
8-1-‘09
panas hilang timbul
Demam Tanggal
malam pemeriksaan
hari dengan CC:
Lemas
Anamnesa:
Penderita yang dibawa oleh orang tuanya datang pada tanggal 8
Januari 2009 ke Poliklinik Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan
keluhan lemas badan yang sudah dialami sejak satu minggu yang lalu. Lemas
yang dialami penderita menghilangkan keceriaan penderita dan menjadikan
penderita menjadi pemurung dan malas bermain.
1
Orang tua penderita juga mengeluhkan adanya diare yang dialami
sejak satu bulan yang lalu. Frekuensi diare sebesar 5-6x/hari dengan keadaan
BAB yang cair berwarna biasa tanpa lendir dan pernah terdapat darah segar
(kloset berwarna merah) sebanyak dua kali dalam satu bulan tersebut.
Penderita juga mengalami diare apabila meminum ‘Milo’ tanpa air, namun
untuk susu yang lain tidak. Penderita mengalami mimisan satu kali dalam
waktu satu bulan terakhir, namun penderita memang biasa mengalami hal
tersebut sejak kecil ketika kecapaian. Penderita tidak mengalami perdarahan
gusi atau bercak-bercak merah pada tubuhnya. Penderita juga mengalami
demam yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu. Demam ini juga hilang timbul
dalam satu bulan terakhir. Demam hanya terjadi ketika malam hari dengan
suhu yang sepertinya tinggi (karena tidak diukur). Penderita mengalami sakit
kepala seperti ditusuk-tusuk apabila mengalami demam. Penderita tidak
mengalami mual dan muntah. Penderita tidak mengeluhkan adanya batuk
pilek atu pun gangguan berkemih. Warna air kemih tidak diketahui.
Penderita tinggal di dekat pabrik las. Orangtua penderita bercerita
bahwa keluhan ini tidak dirasakan oleh anggota keluarga lain. Dalam satu
bulan ini, penderita pernah berobat sebanyak tiga kali untuk lemas dan diare,
dan demamnya, namun tidak kunjung sembuh.
Riwayat imunisasi :
Imunisasi Dasar Lengkap
Riwayat makanan:
Nafsu makan baik dengan jenis makanan yang sesuai (suka Koko
Krunch, senang minum susu, makan nasi beserta lauk pauknya.
Riwayat Tumbang:
Sesuai dengan usia sebaya. Tidak terdapat keterlambatan yang terlihat.
2
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesan sakit : sakit sedang
Kesadaran : composmentis PGCS (E4 , M6 , V5 =15 )
Tanda vital
Nadi : 85x/menit
Respirasi : 24x/menit
Suhu : 370C
Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
Rambut : distribusi normal, tidak mudah patah
Wajah : simetris
Mata : konjungtiva anemik ; sclera tidak ikterik
Pupil : bulat, isokor ,reflex cahaya: +/+
Hidung : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Bibir : luka bekas gigitan (+) tampak mongering dengan
ditutupi krusta sanguinolenta, sianosis (-)
Mulut : mukosa kering
Lidah : mukosa pucat
Faring : mukosa pucat
Tonsil : T0/T0, mukosa pucat
3
2. Leher
Kelenjar Getah Bening: tidak teraba
Retraksi suprasternal (-)
JVP tidak mengalami peningkatan
3. Thorax
Paru
o Inspeksi : bentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi
intercostal (-)
o Palpasi : tactile fremitus (+) normal, ki=ka
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : VBS ka=ki, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
o Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS 5 linea midclavikula
kiri, tidak kuat angkat
o Perkusi : tidak terdapat pembesaran jantung
o Auskultasi : S1 & S2 normal terdengar, terdapat sistolik
murmur II/VI pada ICS 5 linea midclavicula kiri, ICS 2
parasternal kiri dan kanan, ICS 4 parasternal kanan (semua
ostea)
4. Abdomen
Inspeksi: datar
Palpasi: lembut, nyeri tekan (+) pada abdomen region kanan atas,
turgor kembali cepat
o Hepar : 1 jari BAC, tepi tajam, konsistensi kenyal,
permukaan rata
o Spleen : tidak teraba
Perkusi : timpanik
Auskultasi : bising usus (+)
5. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
4
6. Ekstremitas : warna kulit pucat, CRT <2 detik, clubbing finger (-)
7. Status neurologis
Reflex fisiologis : trisep (+) , bisep (+) , platela (+)
Reflex patologis : Babinsky reflex (-)
Nerve cranial : CN II, III, IV, V, VI, VII, VIII dalam batas normal
V. USULAN PEMERIKSAAN
Lab darah rutin + hitung jenis
TIBC
Hb elektroforesis
Apus darah tepi
Retikulosit
Tes Widal
Pemeriksaan feses & kultur feses
Kultur darah
5
Trombosit 860.000
MCV 54 ()
MCH 15 ()
MCHC 27 ()
Retikulosit 0,5 0,8-2
Ferritin 2,5 70-435
Hitung Jenis
Basofil 0
Eosinofil 0
Batang 3
Segmen 55
Limfosit 30
Monosit 6
Hb Elektroforesis
HbA1 96,5 95-98
HbA2 3,5 1,5-3,5
HbF (-)
HbC (-)
Apus darah tepi:
RBC = normokrom anisopoikilositosis
Leukosit = hipersegmentasi
Trombosit = tersebar banyak
Feses
Warna kuning kecoklatan
Konsistensi bubur
Eritrosit 0-1
Leukosit 1-3
Amylase (-)
Lemak (+)
6
Lendir (-)
Amoeba (-)
Telur cacing (-)
Urin
Warna agak keruh
BJ 1,015
PH 8
Protein (-)
Glukosa (-)
Urobilin (+)
Bilirubin (-)
Leukosit 1-3
Eritrosit 0-1
Kristal (-)
Epitel (+)
DIARE KRONIK
7
Ferritin menurun
ADT anisopoikilositosis
VIII. PENATALAKSAAN
Umum : tirah baring, diet makanan lunak dan rendah serat dengan
porsi kecil dan frekuensi sering.
Khusus :
Transfusi PRC 10cc/kg
Kebutuhan cairan 1450 cc/24 jam
Antipiretik Diberikan parasetamol syrup 3 x 2 cth
Antibiotik Diberikan ceftriaxone i.v 2x500mg atau cefixim
oral 2x1cth
Besi oral Diberi ferro glukonat 1x11/2 tab per hari atau
4x2cth sirup Ferroglobin atau ferrous sulfat 2x1 tab
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functional : ad bonam
8
DIARE KRONIK
Batasan
Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari karena sebab
apapun, termasuk infeksi dan non-infeksi.1
Etiologi
o Infeksi bakteri (E.Coli, Salmonella, Shigella, Vibrio, Yersinia,
Campylobacter), virus (rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus), parasit
(Ameba, Giardia Lamblia)
o Alergi protein air susu sapi
o Intoleransi karbohidrat
o Malabsorpsi karbohidrat, lemak, protein
o Keracunan makanan : zat kimia beracun, toksin mikroorganisme
(Clostridium perfringens, Staphylococcus)
o Imunodefisiensi.2
9
Kriteria Diagnosis.2
o Anamnesis : BAB lebih cair dari biasanya, frekuensi ≥3x/hari, apabila
disertai darah disebut disentri, muntah +/-, nyeri perut, panas badan.
o Pemeriksaan fisis: tanda dan gejala tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan
sedang atau berat, dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan
keseimbangan elektrolit dan/atau gangguan keseimbangan asam basa.
o Laboratorium
Feses : dapat disertai darah/lender, pH asam dan clinitest (+)
pada diare osmotic, leukosit > 5/LPB menandakan disentri,
biakan dan tes sensitivitas untuk etiologi bakteri, ELISA bila
memungkinkan untuk etiologi virus.
Darah : dapat terjadi gangguan elektrolit dan atau gangguan
asam basa
Pemeriksaan penunjang: feses dan darah (elektrolit)
Penyulit : dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan sirkulasi, gagal ginjal akut, hipoglikemi,
gangguan gizi.
Terapi
o Kausal
Antibiotik hanya untuk diare disentri (kotrimoksasol 50 mg/kgbb/hr,
dibagi 2 dosis selama 5 hari atau kloramfenikol/tiamfenikol 50
mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis) kolera (tetrasiklin 50 mg/kgbb/hr,
diberikan dalam 4 dosis selama 2-3 hari), ameba,Giardia
(metronidazol 30-50 mg/kgbb/hr dibagi 3 dosis selama 5 hari, 10 hari
untuk berat), ceftriaxone i.v 2x500mg atau cefixim oral 4x5mg/kg/x.
o Antidiare jangan diberikan
o Diet (sesuai dengan penyebab diare)
Intoleransi karbohidrat susu rendah sampai bebas laktosa
Alergi protein susu sapi susu kedelai
10
Malabsorbsi lemak susu yang mengandung medium chain
triglyceride (MCT)
Derajat dehidrasi.1
Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Ringan/Sedang
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu,lunglai, tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan
kering
Airmata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut an lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, tidak Haus, ingin minum Malas minum atau
haus banyak tidak mau minum
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Terapi Plan A Plan B Plan C
Penyuluhan.1
o Pencegahan diare
Pemberian ASI
Pemberian makan dan minum yang higienis
Memperbaiki cara penyapihan
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan sabun/air mengalir
Menggunakan jamban tertutup
Membuang tinja secara baik dan benar
Imunisasi campak
o Pencegahan dehidrasi
Bagaimana mencampur dan memberikan oralit, cairan rumah
tangga yang lain, meneruskan pemberian ASI, pemberian
makanan sebelum dan sesudah diare, kapan harus kembali,
tanda dehidrasi.
11
Prognosis : baik
Pencegahan:
o Air minum yang bersih dari sumur/ sumber air yang terjaga
kebersihannya dan dimasak
o Pengolahan makanan yang dimasak dengan baik, untuk menghindari
kontaminasi
o Cuci tangan dengan sabun setelah BAB sebelum makan dan sebelum
menyiapkan makan.
o Gunakan jamban untuk anak kecil atau yang sakit, buang cepat tinja
dengan cara memasukkannya ke dalam jamban
o Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama,teruskan pemberian ASI
paling sedikit untuk 1 tahun pertama.
o Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan
o Anak usia > 9 bulan yang tidak menderita campak imunisasi
campak.1
12
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Epidemiologi
Paling banyak terjadi di dunia, baik pada Negara berkembang atau maju,
terutama pada negara berkembang
Banyak terjadi pada kemiskinan
Wanita pada usia remaja
Anak-anak
Wanita ras Afrika-Amerika.3
Etiologi
1. Peningkatan kebutuhan akan besi dan atau hematopoiesis
Pertumbuhan pada bayi, anak kecil dan remaja
Kehamilan
Terapi erythropoietin
2. Meningkatnya kehilangan zat besi dari dalam tubuh
Kehilangan darah secara kronik
Menstruasi
Kehilangan darah akut
Donor darah
3. Kurangnya asupan besi atau absorpsi
Asupan diit yang tidak adekuat
Malabsorpsi karena penyakit (contohnya karena penyakit Crohn)
Malabsorpsi karena operasi (contohnya postgastrectomy)
Inflamasi akut atau kronik.3
13
Manifestasi Klinis
Pucat pada daerah sekitar mata, telapak tangan, konjungtiva
Mudah lelah
Lemas
Nafas pendek-pendek
Kuku menjadi cembung, rapuh, berbentuk seperti sendok (clubbing finger)
Lidah memerah dan nyeri
Adanya nyeri dan keringnya epitel pojok mulut (angular stomatitis)
Kesulitan menelan (disphagia)
Gangguan mental, disorientasi
Nafsu makan yang tidak biasa (pica).3
Laboratorium
Hemoglobin : menurun
Hematokrit : menurun
Jumlah retikulosit : normal atau sedikit meningkat atau rendah
MCV : menurun
Kandungan besi plasma : menurun
TIBC : meningkat
Ferritin : menurun
B12 pada serum : normal
Asam folat : normal
Bilirubin : normal
Protoporpirin eritrosit bebas : tinggi
Transferrin : rendah.4
14
Tatalaksana
Apabila Hb <7,5 dilakukan transfusi
Besi oral
Diberi ferro glukonat atau sirup Ferroglobin atau tablet ferrous sulfat
Diit mengandung zat besi seperti daging merah, hati, sayur mayur.3,5
15
DAFTAR PUSTAKA
16