Anda di halaman 1dari 3

Gulma merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai dalam budidaya

perkebunan. Adanya gulma pada tanaman karet merupakan saingan bagi tanaman
pokok dalam memanfaatkan hara, air, cahaya dan ruang; menurunkan efisiensi
penggunaan pupuk; mengganggu penyadapan dan menurunkan produksi lateks.
Dalam membudidayakan tanaman kedelai, adanya gulma sering menjadi masalah
yang serius karena dapat menurunkan hasil kedelai. ada tiga golongan gulma pada
tanaman kedelai yaitu golongan rumput, teki, dan berdaun lebar (Adisarwanto
2009).
Synedrella nodiflora adalah salah satu gulma yang terdapat pada pertanaman
kedelai dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai. Gulma S.
nodiflora termasuk gulma berdaun lebar yang hanya berkembangbiak dengan biji,
sehingga apabila disiangi maka gulma tidak mampu tumbuh kembali. Produksi biji
gulma S. Nodiflora dapat mencapai sekitar 6.330 per tanaman dan masa
dormansinya yang lama (Khalil, 2003).
Gulma yang berkembangbiak Dengan biji akan efektif jika dikendalikan pada
periode vegetatif. menyatakan penurunan hasil akibat adanya generatif, dengan biji,
gulma pada pertanaman dapat berkisar antara 10-60%. Secara fisik, gulma bersaing
dengan tanaman budidaya untuk memperoleh cahaya, air, dan nutrisi. Derajat
persaingan antara gulma dan tanaman tergantung pada densitas gulma jenis gulma,
varietas tanaman dan tingkat pemupukan. Spesies yang berbeda mempunyai
kemampuan bersaing berbeda karena memiliki karakteristik morfologi dan fisiologi
yang berbeda sedangkan densitas gulma berpengaruh pada penurunan hasil
tanaman, yaitu semakin tinggi densitas maka hasil tanaman semakin menurun
(Rukmana & Yuniarsih 1996)
Menurut Hasanuddin (2012) macam-macam gulma dibedakan menjadi
1. Gulma Berdaun Sempit/Rerumputan (Grasses)
Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut: daun
menyerupai pita, batang tanaman beruasruas, tanaman tumbuh tegak atau
menjalar, hidup semusim semusim, atau tahunan tahunan dan memiliki
memiliki pelepah pelepah serta helaian daun. Golongan gulma
rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae).
Batangnya disebut culms. Contoh: Axonopus compressus, Chrysopogon
aciculatus, Cynodon dactylon, Panicium repens, Eleusine indica dan
sebagainya.
2. Gulma Teki-Tekian (Sedges)
Gulma jenis teki-tekian mirip dengan gulma berdaun sempit, namun
memiliki batang berbentuk segitiga. Contoh: Cyperus kyllingia, Cyperus
rotundus dan sebagainya. Kelompok ini memiliki daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang di dalam
tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini
menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien
dalam 'menguasai' areal pertanian secara cepat.
Memilki ciri penampang lintang batang berbentuk segitiga
membulat, dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan sepanjang
batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh
tersembunyi. Beda dengan rerumputan, tidak memiliki akar ramping
dalam tanah mencakup semua anggota Cyperaceae (suku tekitekian) yang
menjadi gulma. Contoh: teki ladang (Cyperus rotundus), udelan (Cyperus
kyllingia), Fimbristylis miliacea dan Scirpus grossus.
3. Gulma Berdaun Lebar (Broad Leaves)
Pada umumnya gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan
berkeping dua, meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun
lebar memiliki ciriciri bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak
atau menjalar. Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae
termasuk dalam kelompok ini.
Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada
meristem pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata
pada daun terutama pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai.
Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di cabang.
Contoh gulma ini ceplukan ceplukan (Physalis Physalis angulata
angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rambut
(Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica), Amaranthus
spinosus, Cassia tora,Centella asiatica dan sebagainya.
Adisarwanto, T. 2009. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Efektif dan
Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Khalil, M. 2003. Komponen hasil tanaman kedelai varietas kipas putih pada berbagai
densitas dan pemupukan. Jurnal. Eugenia 9(3):161-164.
Rukmana, R & Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai. Budidaya dan pasca panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Hasanuddin, Gina Erida, dan Safmaneli. 2012. Pengaruh Persaingan Gulma
Synedrella nodiflora L. Gaertn. Pada Berbagai Densitas Terhadap Pertumbuhan Hasil
Kedelai. Jurnal Agrista. Vol 16. No 3.

Anda mungkin juga menyukai