Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Gangguan bipolar menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders-Text


Revision edisi ke empat ialah gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode manik,
hipomanik atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya riwayat episode depresi mayor
(Amalina, 2011).

Gangguan bipolar menurut PPDGJ III dan Diagnostic And Statistical Manual Of Mental
Disorders-Text Revision edisi ke lima adalah Episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode)
dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari
peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas
adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode (Maslim, 2013).

Gangguan afektif bipolar merupakan salah satu gangguan suasana perasaan (mood afektif)
yang menunjukan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan
ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan
aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta
pengurangan energi dan aktivitas (depresi).

Etiologi

Gangguan bipolar disebabkan oleh berbagai macam faktor. Secara biologis dikaitkan dengan
faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak.

1. Struktur otak
Kelainan di otak juga dianggap dapat menjadi penyebab penyakit ini. Terdapat
perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui
pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission tomography (PET),
didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks
prefrontal subgenual. Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 menemukan volume
yang kecil pada amygdale dan hippocampus. Korteks prefrontal, amygdale, dan
hippocampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan
afek).
Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak
penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang
membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila
jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak
berjalan lancar.
2. Faktor Lingkungan
Penelitian telah membuktikan faktor lingkungan memegang peranan penting dalam
gangguan perkembangan bipolar. Faktor lingkungan yang sangat berperan pada kehidupan
psikososial dari pasien dapat menyebabkan stress dipicu oleh faktor lingkungan. Stress
dapat menyebabkan perubahan biologik otak yang bertahan lama. Perubahan bertahan lama
tersebut dapat menyebabkan perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan
sistem pemberian signal intraneuronal. Perubahan mungkin termasuk hilangnya neuron
dan penurunan besar dalam kontak sinaptik. Hasil akhir perubahan tersebut adalah
menyebabkan seseorang berada pada resiko yang lebih tinggi untuk menderita gangguan
mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stressor eksternal.
3. Faktor Genetik
Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan
kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom
tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 4p16,
12q23-q24, 18 sentromer, 18q22-q23, dan 21q22. Jika seorang orang tuamengidap
gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap gangguanalam perasaan.
Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknyamemiliki resiko
mengidap gangguan alam perasaan. Keturunan pertama dari seseorangyang menderita
gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali.Bahkan risiko pada
anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan kembar
dizigot lebih rendah, yakni 10-20%.
4. Faktor Neurotransmitter
Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar,
peneliti menduga bahwa adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar.
Neurotransmiter tersebut adalah dopamin, serotonin, noradrenalin. Gen-gen yang
berhubungan dengan neurotransmiter tersebut seperti gen yang mengkode monoamine
oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, cathecol-ometiltransferase (COMT), dan
serotonin transporter (5HTT). Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan
dengan penyakit ini yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor
(BDNF). BDNF adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps,
neurogenesis, dan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen
yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13.
Manifestasi Klinis
1. Episode manik/mania
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami mood
yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara menetap, tiga atau
lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
 Grandiositas atau percaya diri berlebihan
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Cepat dan banyaknya pembicaraan
 Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
 Perhatian mudah teralih
 Peningkatan energi dan hiperaktivitas psikomotor
 Meningkatnya aktivitas bertujuan (sosial, seksual, pekerjaan dan
sekolah)
 Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa
perhitungan yang matang)
2. Hipomania
Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan
mood, ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat
gejala bila mood iritabel) yaitu:
 Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Meningkatnya pembicaraan
 Lompat gagasan atau pikiran berlomba
 Perhatian mudah teralih
 Meningkatnya aktivitas atau agitasi psikomotor
 Pikiran menjadi lebih tajam
 Daya nilai berkurang
 Tidak ada gambaran psikotik (halusinasi, waham, atau perilaku atau
pembicaran aneh), tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak
mengganggu fungsi personal, sosial, dan pekerjaan. Sering kali
dilupakan oleh pasien tetapi dapat dikenali oleh keluarga.
3. Episode Depresi
Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat
simtom/tanda yaitu:
Gejala utama:
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi, meningkatnya keadaan mudah lelah dan
menurunnya aktivitas.
Gejala tambahan:
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan tentang masa depan yang suram, pesimis
 Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan berkurang
4. Episode Campuran
Paling sedikit dua minggu pasien mengalami episode mania dan depresi
yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood tereksitasi (lebih sering mood
disforik), iritabel, marah, serangan panik, pembicaraan cepat, agitasi, menangis,
ide bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas, hiperseksualitas, waham
kejar dan kadang-kadang bingung. Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga
memerlukan perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat disertai
gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal, sosial dan pekerjaan.
D. Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV, Gangguan bipolar digolongkan menjadi 4 kriteria:
1. Gangguan bipolar I
Terdapat satu atau lebih episode manik atau campuran yang biasanya disertai oleh
episode-episode depresi mayor;
2. Gangguan bipolar II
Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode depresi mayor
yang disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik;
3. Siklotimia
Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Ditandai paling sedikit dua tahun
Terdapat episode hipomania dan depresi yang ringan yang tidak memenuhi kriteria episode
depresif mayor.
4. Gangguan bipolar YTT
Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria diatas.
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-V dan PPDGJ III digolongkan menjadi:
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
 Untuk menegakkan diagnosis pasti:
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik tanpa Gejala Psikotik
 Untuk menegakkan diagnosis pasti:
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik
dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik
 Untuk menegakkan diagnosis pasti:
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik, dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
 Untuk menegakkan diagnosis pasti:
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau.
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik
 Untuk menegakkan diagnosis pasti
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa
gejala psikotik dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
 Untuk menegakkan diagnosis pasti
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat dengan
gejala psikotik dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
 Untuk menegakkan diagnosis pasti
a) Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif
yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi
sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang
dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau
campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Kini dalam Remisi
 Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresi, atau campuran).
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar lainnya
F31. 9 Gangguan Afektif Bipolar YTT.

Anda mungkin juga menyukai