Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS

Target Tekanan Darah


pada Diabetes Melitus
Edwin Nugroho Njoto
Eagle HEAD Medical Centre Surabaya, Indonesia

ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan merupakan faktor risiko penyakit kardio-
vaskular tersering, tetapi belum terkontrol optimal. Para peneliti melakukan penelitian dan membuat panduan untuk mengontrol hipertensi.
Salah satu panduan yang terbaru adalah JNC VIII. Tinjauan pustaka ini akan membahas target tekanan darah pada penderita diabetes menurut
JNC VIII serta membandingkannya dengan rekomendasi panduan lain.

Kata Kunci: JNC VIII, tekanan darah, diabetes melitus

ABSTRACT
Hipertension is one of the main problem of public health in the world and one of the most frequent cardiovascular risk factors, but not
optimally controlled. Researches were done and guidelines were formulated. The newest guideline is JNC VIII. This review will discuss blood
pressure target for diabetic patients in JNC VIII and its comparison with other guidelines. Edwin Nugroho Njoto. Blood Pressure Target in
Diabetic Patient.

Keywords: JNC VIII, blood pressure, diabetes mellitus

PENDAHULUAN pada diabetes menurut Eighth Joint National itu panel merekomendasikan target SBP
Hipertensi dan diabetes adalah kondisi Committee (JNC VIII) tahun 2014, European kurang dari 140 mmHg dan DBP kurang dari
yang umum terjadi di masyarakat dan Society of Hypertension (ESH)/ European Society 90 mmHg berdasarkan opini ahli, konsisten
merupakan faktor risiko penting penyakit of Cardiology (ESC) tahun 2013, Canadian dengan rekomendasi 3 pada JNC VIII untuk
kardiovaskular. Hipertensi lebih sering ter- Hypertension Education Programme (CHEP) populasi umum kurang dari 60 tahun dengan
jadi pada populasi diabetes dibandingkan tahun 2014, dan American Diabetes Association hipertensi. Rekomendasi ini didukung oleh
populasi non-diabetes. Lebih dari 75 pasien (ADA) 2013. penelitian UKPDS 38, ACCORD-BP, dan HOT
diabetes mempunyai tekanan darah lebih (hypertension optimal therapy).2,3
dari 130/80 atau mengonsumsi obat-obatan TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
anti hipertensi.1 DIABETES MELITUS Pada penelitian UK Prospective Diabetes Study
Dalam JNC VIII penderita diabetes berusia Group (UKPDS) 38 yang mengevaluasi efek
Hipertensi dapat terjadi bersamaan (komor- di atas 18 tahun disarankan memulai terapi target terapi kontrol ketat tekanan darah
bid) dengan diabetes atau merupakan akibat farmakologis untuk menurunkan tekanan <150/85 mmHg (menggunakan peng-
proses patologis diabetes. Patogenesis darah pada tekanan darah sistolik (SBP) ≥140 hambat Angiotensin Converting Enzyme
hipertensi pada diabetes merupakan proses mmHg atau tekanan darah diastolik (DBP) (ACEI) captopril atau penghambat reseptor
yang kompleks dan belum sepenuhnya ≥90 mmHg dan memberi terapi hingga beta (β-blocker) atenolol sebagai terapi
dapat dijelaskan. Disfungsi otonom, aktivasi target SBP kurang dari 140 mmHg dan utama) dengan target terapi tidak ketat
sistem Renin-Angiotensin -Aldosterone (RAAS), target DBP kurang dari 90 mmHg. (Opini <180/105 mmHg. Rerata tekanan darah
resistensi insulin, aktivasi saraf simpatis, ahli-tingkat E).2,3 selama pemantauan mengalami penurunan
disfungsi endotel, dan kekakuan pembuluh secara bermakna pada kelompok kontrol
darah arteri merupakan sebagian faktor Belum ada uji klinis acak (RCT) yang ketat (144/82 mmHg) dibandingkan dengan
yang diketahui berkontribusi pada terjadi- menunjukkan bahwa terapi hingga target kelompok terapi tidak ketat (154/87 mmHg)
nya hipertensi pada diabetes. Pada tinjauan SBP kurang dari 140 mmHg lebih memper- (p=0,0001). Penurunan risiko pada kelompok
pustaka ini akan dibahas target tekanan darah baiki kesehatan penderita hipertensi dengan kontrol ketat jika dibandingkan dengan
pada penderita diabetes menurut JNC VIII diabetes dibandingkan dengan target yang kelompok terapi tidak ketat adalah 32%
dan membandingkan panduan hipertensi lebih tinggi (misal: <150mmHg). Oleh karena pada kematian terkait diabetes (6% vs

Alamat korespondensi email: edwin_n_njoto@yahoo.com

864 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014


ANALISIS

51%) (p=0,019), 44% pada stroke (11% vs dikategorikan berkualitas rendah.2,3 VIII. Penderita diabetes disarankan memulai
65%) (p=0,013) dan 37% pada komplikasi terapi farmakologis untuk menurunkan
mikrovaskular (11% vs 56%) (p=0,0092) Pada panduan ESH/ESC tahun 2013 terdapat tekanan darah pada tekanan darah sistolik
dengan mayoritas penurunan risiko foto- sedikit perbedaan pada target tekanan (SBP) ≥140mmHg atau tekanan darah
koagulasi retinal. Setelah pemantauan selama darah penderita diabetes pada JNC VIII. Pen- diastolik (DBP) ≥80 mmHg dan memberi
9 tahun, kelompok kontrol ketat mempunyai derita diabetes disarankan memulai terapi terapi hingga target SBP kurang dari 140
penurunan risiko perburukan retinopati se- farmakologis untuk menurunkan tekanan mmHg dan target DBP kurang dari 80 mmHg.
besar 34% (99% CI; 11% vs 50%) (p=0,0004) darah pada tekanan darah sistolik (SBP) ≥140 ADA 2013 didukung oleh penelitian ACCORD
dan penurunan ketajaman visus sebesar mmHg atau tekanan darah diastolik (DBP) BP dan INVEST. Untuk penderita diabetes
47% yang diukur berdasarkan diagram ≥85 mmHg dan memberi terapi hingga dengan tekanan darah >140/90 mmHg,
Early Treatment of Diabetic Retinopathy target SBP kurang dari 140 mmHg dan direkomendasikan dimulai dengan terapi
Study (ETDRS). Penelitian UKPDS 38 ini target DBP kurang dari 85 mmHg (Rekomen- farmakologis yang kemudian dititrasi dan
menunjukkan kontrol tekanan darah ketat dasi kelas IA). ESH/ESC 2013 juga didukung dikombinasikan dengan perubahan gaya
pada penderita hipertensi dengan diabetes oleh penelitian ACCORD BP dan HOT. Akan hidup untuk mencapai target tekanan darah.8
tipe 2 menghasilkan penurunan bermakna tetapi efek menguntungkan pada penderita
risiko kematian terkait diabetes, komplikasi diabetes diperoleh pada penurunan DBP Penelitian International Verapamil SR-
diabetes, perkembangan menjadi retinopati hingga antara 80-85 mmHg dan tidak ada Trandolapril Study (INVEST) mengevaluasi
diabetes, perburukan tajam visus.2-4 penelitian yang bermakna signifikan pernah efek target terapi kontrol ketat (SBP kurang
dilakukan untuk menurunkan SBP hingga di dari 130 mmHg) dibandingkan dengan target
Penelitian Action to Control Cardiovascular Risk bawah 130 mmHg.6 terapi kontrol biasa (SBP 130-140 mmHg)
In Diabetes (ACCORD) BP mengevaluasi efek dan target terapi tidak terkontrol (SBP lebih
target terapi SBP 120 mmHg dibandingkan Pada panduan CHEP tahun 2014 terdapat dari 140 mmHg) pada penderita diabetes
dengan target SBP 140 mmHg pada penderita perbedaan target tekanan darah penderita tipe 2 di atas usia 50 tahun dengan komorbid
diabetes tipe 2 dengan risiko tinggi penyakit diabetes dibandingkan dengan pada JNC penyakit jantung koroner (CAD) yang di-
kardiovaskular. Setelah 1 tahun terapi, rerata VIII. Penderita diabetes disarankan memulai beri terapi lini pertama antara penghambat
SBP adalah 119,3 mmHg (indeks kepercayaan terapi farmakologis untuk menurunkan saluran kalsium (Ca Cannel Blocker) dilanjutkan
95% (95% CI; 118,9-119,7) dan DBP 64,4 mmHg tekanan darah pada tekanan darah sistolik dengan ACEI, diuretik, atau keduanya untuk
(95% CI; 64,1-64,7) pada kelompok terapi (SBP) ≥130 mmHg atau tekanan darah mencapai SBP kurang dari 130 mmHg dan
intensif dan SBP 133,5 mmHg (95% CI; 133,1- diastolik (DBP) ≥80 mmHg dan memberi DBP kurang dari 85 mmHg. Angka kejadian
133,8 mmHg) dan DBP 70,5 mmHg (95% CI; terapi hingga target SBP kurang dari 130 kardiovaskuler 12,6% (kontrol biasa) vs 19,8%
70,2-70,8) pada kelompok terapi standar. mmHg (Grade: C) dan target DBP kurang dari (tidak terkontrol) (HR:1,46; 95% CI; 1,25-1,71;
Jika dibandingkan dengan kelompok terapi 80 mmHg (Grade: A). Jika penderita diabetes P<0,001). Namun hanya terdapat sedikit
standar, kelompok terapi intensif mempunyai juga menderita penyakit ginjal kronik (CKD), perbedaan angka kejadian kardiovaskuler
lebih banyak efek samping serius akibat target tekanan darah pada SBP ≥130 mmHg antara penderita dengan terapi kontrol ketat
penggunaan obat anti-hipertensi, misalnya atau tekanan darah diastolik (DBP) ≥80 dan terapi kontrol biasa yaitu 12,6% (kontrol
insidens hipokalemia dan peningkatan mmHg dan memberi terapi hingga target biasa) vs 12,7% (kontrol ketat) (HR:1,11; 95% CI;
serum kreatinin. Selain itu insidens penyakit SBP kurang dari 130 mmHg dan target DBP 0,93-1,32; P=0,24). Angka kematian berbagai
kardiovaskuler (infark miokard non-fatal, kurang dari 80 mmHg, serta pada penderita sebab adalah 11% pada kelompok kontrol
stroke non-fatal, dan kematian akibat penyakit lanjut usia (di atas 80 tahun), target tekanan ketat dan 10,2% pada kelompok kontrol
kardiovaskuler) pada kelompok terapi intensif darah yang direkomendasikan adalah SBP di biasa (HR:1,20; 95% CI; 0,99-1,45; P=0,06).
didapatkan sebesar 1,87% pertahun dan pada bawah 150 mmHg.7 Berdasarkan penelitian INVEST, terapi kontrol
kelompok terapi standar 2,09% per tahun, ketat terhadap SBP pada penderita diabetes
tidak berbeda bermakna (Hazard Ratio–HR Pada panduan menurut ADA tahun 2013 dengan komorbid CAD tidak berhubungan
0,88; 95% CI; 0,73-1,06; nilai P=0,20). Penelitian terdapat sedikit perbedaan dengan target dengan peningkatan hasil kardiovaskuler jika
ACCORD BP menunjukkan tidak ada bukti tekanan darah penderita diabetes pada JNC dibandingkan dengan terapi biasa.9
bahwa strategi kontrol tekanan darah intensif
menurunkan angka penyakit kardiovaskular Pedoman SBP DBP Keterangan tambahan
pada penderita diabetes tipe 2.2,3,5
JNC VIII <140 mmHg <90 mmHg DM+Hipertensi

Hasil penelitian Hypertension Optimal ESH/ESC 2013 <140 mmHg <85 mmHg DM+Hipertensi
Therapy (HOT) menunjukkan target yang
CHEP 2014 <130 mmHg <80 mmHg DM+Hipertensi
lebih rendah yaitu kurang dari 80 mmHg
berhubungan dengan rendahnya kejadian <130 mmHg <80 mmHg DM+CKD+Hipertensi
penyakit kardiovaskular, namun ini merupa- <150 mmHg N/A DM+lanjut usia (>80 tahun)+Hipertensi
kan hasil analisis subkelompok kecil (8%) dari
total populasi, sehingga hasil penelitian ini ADA 2013 <140 mmHg <80 mmHg DM+Hipertensi

CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014 865


ANALISIS

DAFTAR PUSTAKA
1. Soemantri D, Sukmana M. Hipertensi pada diabetes melitus. Dalam : Hipertensi: Manajemen Komprehensif. Seri buku ilmiah kardiologi SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Universitas
Airlangga-RSUD Dr Soetomo. p.75-88.
2. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushom WC, Dennison-Himmerfarb C, Handler J, et al. Special Communication: 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure
in Adults. Report from the Panel Member Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014;311(5):507-20.
3. Yogiantoro M, Meuthia F. JNC VIII- What we learn about, what is new. Naskah lengkap PKB XVI Recent Advances in Cardiovascular Disease SMF Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK
Universitas Airlangga-RSUD Dr.Soetomo Surabaya. 2014 Juni. p.87-95.
4. UK Prospective Diabetes Study Group. Tight blood pressure control and risk of macrovascular and microvascular complications in type 2 Diabetes: UKPDS 38. BMJ. 1998;317(7160)703-
13.
5. The ACCORD Study Group. Effects of intensive blood-pressure control in type 2 diabetes mellitus. N Engl J Med. 2010; 362:1575-85.
6. Mancia G, Forgord R, Narkiewicz K, Redan J, Zanchetti A, Böhm M, et al. 2013 ESH/ ESC Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. European Heart Journal. 2013;34,2159-
219.
7. Part 2: Recommendations for hypertension treament. In Canadian Hypertension Education Program (CHEP) Recommendations [internet] 2014. [Cited 2014 Spet 15] Available from http://
www.hypertension.ca/en/chep.
8. American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes 2013. Diabetes Care. 2013;36(suppl 1):S11-66.
9. Cooper-DeHoff R.M.,Gang Y, Handberg EM, Bavry AA, Denarjo SJ, Bakris GL, et al. Tight blood pressure control and cardiovascular outcome among hypertensive patients with diabetes
and coronary artery disease. JAMA. 2010;304(1):61-8.

866 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014

Anda mungkin juga menyukai