PENDAHULUAN
Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok
(THT) adakalanya merupakan masalah kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi
pada anak-anak. Bahan-bahan asing yang sering ditemukan biasanya merupakan
makanan, mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil.
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(berasal dari luar tubuh) dan benda asing endogen (berasal dari dalam tubuh) yang
dalam keadaan normal seharusnya benda tersebut tidak ada. Benda asing eksogen
dapat berupa padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen terdiri dan zat organik
seperti kacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik seperti peniti, jarum, batu dan
lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,
seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda
asing endogen contohnya sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkijuan, membrane difteri, bronkolit, cairan amnion, dan mekonium. Diagnosis
pada pasien sering terlambat karena penyebab biasanya tidak terlihat, dan
gejalanya tidak spesifik. dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada awalnya.
Sebagian besar benda asing pada telinga dan hidung dapat dikeluarkan oleh
dokter yang sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda
asing lazim dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air, dan kateter hisap. Benda
asing pada faring atau trakea merupakan keadaan yang darurat dan memerlukan
konsultasi bedah. Endoskopi sering digunakan untuk memperkuat diagnosis dan
untuk mengeluarkan benda asing. Dokter harus memiliki kecurigaan benda asing
pada anak-anak dengan gejala saluran nafas atas yang tidak dapat diterangkan.
Pengeluaran benda asing harus dilakukan sedini mungkin untuk
menghindari komplikasi yang dapat ditimbulkan misalnya terjadi gangguan
pendengaran, perdarahan pada hidung, gangguan menelan dan lain-lain. Usaha
mengeluarkan benda asing seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam
sehingga harus dilakukan secara tepat dan hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila
pasien tidak kooperatif, berisiko trauma yang dapat memsak struktur organ yang
lain. Pada anak-anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala
tidak dapat bergerak bebas.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014, corpus alienum
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan kategori 4A. Hal tersebut
mewajibkan setiap dokter umum mampu menguasai dan dapat menangani secara
mandiri dan tuntas, baik diagnosis maupun tatalaksananya. Oleh karena itu, perlu
pembahasan lebih lanjut mengenai masalah penegakan diagnosis cepat dan tepat
yang berhubungan dengan corpus alienum untuk mencegah komplikasi yang
berlanjut.
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. Telinga
Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan yang
terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri
dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan saluran telinga (meatus auditorius
eksternus). Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago) yang dilapisi
oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur.
Anatomi Telinga
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(berasal dan luar tubuh) dan benda asing endogen (berasal dan dalam tubuh) yang
dalam keadaan normal seharusnya benda tersebut tidak ada. Benda asing eksogen
dapat berupa padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen terdiri dan zat banging
seperti kacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik seperti peniti, jarum, batu dan
lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif,
seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan Ph 7,4. Benda
asing endogen contobnya sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkijuan, membrane difteri, bronkolit, cairan amnion, dan mekonium.
Diagnosis
A. Anamnesis
Pada anamnesis kasus dengan corpus alienum, pasien akan mengeluhkan gej
ala seperti:
• Merasa tidak enak ditelinga
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat
telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan
telinganya, padahal membersihkan akan mendorong benda asing yang
mauk kedalam menjadi masuk lagi.
• Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga,
tentu saja membuat telinga terasa tersumbat.
• Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat
campuran. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi
membran timpani serta keutuhan dan mobilitas system pengantaran suara
ke telinga tengah.
• Rasa nyeni telinga (otalgia)
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan
pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau
ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi telinga akibat benda asing.
• Disertai dengan riwayat kemasukan benda asing, baik disengaja maupun
tidak. Setelah keluhan utama tergali dan faktor pencetus berupa
kemasukan benda asing didapat, maka selanjutnya bisa dilakukan
pemeriksaan fisik.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeniksaan status lokalis
Pemeriksa melakukan inspeksi liang telinga tanpa alat bantu/
menggunakan alat bantu berupa spekulum telinga ataupun otoskop
Pemeriksaan dengan Otoscope.
Caranya :
• Bersihkan serumen bila ada
• Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi:
• Interpretasi bisa bervariasi. Bisa hanya ditemukan benda asing saja, ada
pula yang ditemui tanda radang seperti warna kemerahan, bengkak
menandakan adanya infeksi.
• Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.
• Kemungkinan gendang mengalami robekan.
C. Pemeriksaan Penunjang
Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis
untuk menegakkan diagnosis benda asing di liang telinga dengan MSCT
scan kepala (jika letak benda asing cukup dalam).
Penatalaksanaan
a. Ekstraksi Corpus Alienum
Benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara
hati-hati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga
dan benda asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika
benda asing masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang
kompeten. Tidak dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena dapat
mendorong lebih kedalam dan menyebabkan rupture membran timpani atau
dapat melukai liang telinga.
Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga:
Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil
benda dengan bantuan otoskop
Suction dapat digunakan untuk menghisap benda
Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat
membuat benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan
debris.
Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dan
logam.
Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa
sakit dan takut.
Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak,
lalu diirigasi dengan air hangat.
Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari
sampai seminggu untuk mencegah infeksi dan trauma liang telinga.
b. Medikamentosa
• NSAID untuk mengatasi efek peradangan akibat benda asing. Bisa
diberikan Na diclofenac 2 x 25 mg, atau As. Mefenamat 3 x 500 mg.
• Antibiotik untuk pencegahan timbulnya infeksi lokal. Bisa diberikan
secara topikal maupun sistemik seperti Chioramphenicol 1% tetes
telinga dan Ofloxacin tetes telinga untuk topikal, dan amoksicilin 3 x
500 mg atau ampicilin 4 x 500 mg.
DAFTAR PUSTAKA