Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorok (THT)
adakalanya merupakan masalah kesehatan keluarga, yang biasanya terjadi pada anak-
anak. Bahan-bahan asing yang sering ditemukan biasanya merupakan makanan,
mainan, dan peralatan rumah tangga yang kecil.5
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen (berasal
dari luar tubuh) dan benda asing endogen (berasal dari dalam tubuh) yang dalam
keadaan normal seharusnya benda tersebut tidak ada. Benda asing eksogen dapat
berupa padat, cair, atau gas. Benda asing eksogen terdiri dan zat organik seperti
kacang-kacangan, tulang, dan zat anorganik seperti peniti, jarum, batu dan lain-lain.
Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat
kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing endogen
contohnya sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, perkijuan,
membrane difteri, bronkolit, cairan amnion, dan mekonium. Diagnosis pada pasien
sering terlambat karena penyebab biasanya tidak terlihat, dan gejalanya tidak spesifik.
dan sering terjadi kesalahan diagnosis pada awalnya.5
Sebagian besar benda asing pada telinga dan hidung dapat dikeluarkan oleh
dokter yang sudah terlatih dengan komplikasi yang minimal. Pengeluaran benda asing
lazim dilakukan dengan forceps, irigasi dengan air, dan kateter hisap. Benda asing
pada faring atau trakea merupakan keadaan yang darurat dan memerlukan konsultasi
bedah. Endoskopi sering digunakan untuk memperkuat diagnosis dan untuk
mengeluarkan benda asing. Dokter harus memiliki kecurigaan benda asing pada anak-
anak dengan gejala saluran nafas atas yang tidak dapat diterangkan.9
Pengeluaran benda asing harus dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
komplikasi yang dapat ditimbulkan misalnya terjadi gangguan pendengaran,
perdarahan pada hidung, gangguan menelan dan lain-lain. Usaha mengeluarkan benda
asing seringkali malah mendorongnya lebih ke dalam sehingga harus dilakukan

1
secara tepat dan hati-hati. Bila kurang hati-hati atau bila pasien tidak kooperatif,
berisiko trauma yang dapat memsak struktur organ yang lain. Pada anak-anak harus
dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan kepala tidak dapat bergerak bebas.9
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014, corpus alienum
merupakan salah satu masalah kesehatan dengan kategori 4A. Hal tersebut
mewajibkan setiap dokter umum mampu menguasai dan dapat menangani secara
mandiri dan tuntas, baik diagnosis maupun tatalaksananya. Oleh karena itu, perlu
pembahasan lebih lanjut mengenai masalah penegakan diagnosis cepat dan tepat yang
berhubungan dengan corpus alienum untuk mencegah komplikasi yang berlanjut.8

2
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

2.1 Anatomi Telinga


Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri
dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar menangkap
gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah.
Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi impuls saraf, yang kemudian
dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan
tubuh.3
Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah (kavum timpani), dan telinga
dalam (labyrinth). Telinga dalam berisi organ pendengaran dan keseimbangan.7

Gambar 1. Anatomi Telinga Luar, Tengah, dan Dalam.7

1) Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga sampai
membrane timpani. Aurikula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi
mengumpulkan getaran udara. Aurikula terdiri atas lempeng tulang rawan

3
elastic tipis yang ditutupi kulit. Aurikula mempunyai otot intrinsik dan
ekstrinsik, keduanya disarafi oleh N.Facialis.7

Gambar 2. Auricula (Pinna).7

Meatus akustikus eksternus (liang telinga ) adalah tabung berkelok


yang terbentang antara aurikula sampai membrane timpani. Berfungsi
menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membrane timpani. Pada
orang dewasa panjangnya ± 1 inci (2,5 cm) dan dapat diluruskan untuk
memasang otoskop dengan menarik aurikula ke atas dan ke belakang. Pada
anak, aurikula cukup ditarik lurus ke belakang, atau ke bawah dan ke
belakang. Daerah meatus yang paling sempit ± 5 mm dari membrane
timpani.2

Gambar 3. Meatus Acusticus Externa.7

4
Sepertiga meatus bagian luar mempunyai kerangka tulang rawan
elastic dan dua pertiga dalam oleh tulang, yang dibentuk lempeng
timpani. Meatus dilapisi kulit dan sepertiga bagian luarnya memiliki
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen. Yang terakhir ini adalah
modifikasi kelenjar keringat, yang menghasilkan lilin coklat kekuningan.
Rambut dan lilin ini merupakan barrier yang lengket untuk mencegah
masuknya benda-benda asing. Suplasi saraf sensoris ke kulit pelapisnya,
berasal dari N. Aurikola temporalis dan cabang N.Vagus. 1

2) Telinga Tengah
Merupakan rongga seperti celah sempit di tulang temporal petrosa &
dilapisi dengan selaput lendir Ini berisi ossicles pendengaran, yang
mengirimkan getaran dari membran timpani (gendang telinga) ke telinga
internal ossicles pendengaran: mereka adalah bentuk bons pertama dalam
embrio: malleus, incus, dan stapes.7

a. Membran Timpani
Membran timpani membentuk partisi antara meatus acisticus eksternus
dan telinga tengah. Ini di atur secara miring dan sebagai hasilnya, bagian
posterosuperior lebih lateral daripada bagian anteroinferornya, ukurannya
rata-rata 8-9mm untuk lebarnya dan tebal 0,1mm.3
Membran timpani dibagi menjadi dua pars: 1. Pars tensa yang
membentuk sebagian besar membran timpani. Perifernya membentuk
cincin cartilaginous yang disebut anulus limfanicus. Bagian tengah dari
pars tensa adalah arah menuju ke arah dalam pada ujung malleus yang di
sebut umbo; 2. Pars Flacid terletak di proc.malleus lateral di antara takik
rivinus dan lipatan anterior posterior malleus.3

5
Gambar 4. Membran Timpani.7

b. Osikula Auditiva
Osikula terdiri dari tulang-tulang kecil yaitu malleus, incus dan stapes.
Ketiga tulang ini terhubung satu sama lain oleh sendi sinovial. Tuba
eustachius berukuran kira-kira 17mm saat lahir dan 36mm saat dewasa.
Dalam keadaan istirahat, hubungan antra tuba dan nasofaring menutup dan
mabuka saat menguap dan menelan.3

Gambar 5. Osikula Auditiva.7


 Malleus
Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua
tulang-tulang pendengaran dan terletak paling lateral, lehe r,
prosesus brevis (lateral), prosesus anterior, lengan (manubrium).
panjangnya kira-kira 7,5 sampai 9,0 mm. kepala terletak pada
epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak

6
dibelakang pars flaksida membran timpani. Manubrium terdapat
didalam membran timpani, bertindak sebagai tempat perlekatan
serabut-serabut tunika propria. Ruang antara kepala dari maleus dan
membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus ditahan oleh
ligamentum maleus anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh
ligamentum lateral yang terdapat diantara basis prosesus brevis dan
pinggir lekuk Rivinus.2
 Inkus
Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu :
prosesus brevis dan prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis
dan longus membentuk sudut lebih kurang 100 derajat. Inkus
berukuran 4,8 mm x 5,5 mm pada pinggir dari corpus, prosesus
longus panjangnya 4,3 mm-5,5 mm. Inkus terletak pada
epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju antrum, prosesus
longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke bawah.
Ujung prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu
prosesus yaitu prosesus lentikularis. Prosesus ini berhubungan
dengan kepala dari stapes. Maleus dan inkus bekerja sebagai satu
unit, memberikan respon rotasi terhadap gerakan membran timpani
melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara ligamentum
maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus brevis.
Gerakan-gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh
inkudomaleus. Gerakan rotasi tersebut diubah menjadi gerakan
seperti piston pada stapes melalui sendi inkudostapedius.3
 Stapes
Stapes merupakan tulang pendengaran yang teringan,
bentuknya seperti sanggurdi beratnya hanya 2,5 mg, tingginya
4mm-4,5 mm. Stapes terdiri dari kepala, leher, krura anterior dan

7
posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada foramen
ovale dengan perantara ligamentum anulare. Tendon stapedius
berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada permukaan posterior
dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher bawah
yang lebar dan krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung
dari pada posterior. Kedua berhubungan dengan foot plate yang
biasanya mempunyai tepi superior yang melengkung, hampir lurus
pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung posterior.
panjang foot plat e 3 mm dan lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada
fenestra vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul
labirin oleh ligamentum anulare Tinggi stapes kira-kira 3,25 mm. 8
3) Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau
puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani
dengan skala vestibuli.7
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea
tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala
media diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfa,
sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di
perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai
membran vestibuli (Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala media
adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ Corti.6,7
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk
organ Corti.

8
Koklea berbentuk seperti cangkang siput berukuran 35mm x 5mm.
Apex koklea menghadap bagian anterosuperior dari dinding medial rongga
telinga tengah dan dasarnya menuju ke fundus dari metaus akustikus interna.
Tulang lamina spiralis membagi koklea menjadi skala vestibuli dan skala
timpani, kedua skala ini berhubungan satu sama lain melalui helicotrema di
apex koklea.6
Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis
semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa
memegang cairan yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang
sangat tepat antara perilimfe danendolimfe dalam telinga dalam; banyak
kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan
angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis
dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di
aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis
VIII ke otak.3,7
Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel
rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan
dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius
internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung
dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus,
dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang
bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah
nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus membawa
nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak.3

2.2 Fisiologi Pendengaran


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea,12 Proses mendengar melalui tiga tahapan yaitu tahap pemindahan energi

9
fisik berupa stimulus bunyi ke organ pendengaran, tahap konversi atau tranduksi
yaitu pengubahan energi fisik stimulasi tersebut ke organ penerima dan tahap
penghantaran impuls saraf ke kortek pendengaran. 3
Aurikula berfungsi untuk mengetahui arah dan lokasi suara dan
membedakan tinggi rendah suara. Aurikula bersama MAE dapat menaikkan
tekanan akustik pada membrane timpani pada frekuensi 1,5 – 5 kHz yaitu daerah
frekuensi yang penting untuk presepsi bicara, selanjutnya gelombang bunyi ini
diarahkan ke MAE menyebabkan naiknya tekanan akustik sebesar 10-15 dB pada
membrane timpani.3
Gelombang suara kemudian diteruskan ke membrane timpani dimana pars
tensa membrane timpani merupakan medium yang ideal untuk transmisi
gelombang suara ke rantai osikular. Hubungan MT dan sistem osikuler
menghantarkan suara sepanjang telinga telinga tengah ke koklea. Tangkai maleus
terikat erat pada pusat membran timpani, maleus berikatan dengan inkus, inkus
berikatan dengan stapes dan basis stapes berada pada foramen ovale. Sistem
tersebut sebenarnya mengurangi jarak tetapi meningkatkan tenaga pergerakan 1,3
kali, selain itu luas daerah permukaan MT 55 milimeter persegi sedangkan
daerah permukaan stapes rata-rata 3,2 milimeter persegi. Rasio perbedaan 17 kali
lipat ini dibandingkan 1,3 kali dari dari sistem pengungkit , menyebabkan
penekanan sekitar 22 kali pada cairan koklea.12
Koklea mempunyai dua fungsi yaitu menerjemahkan energi suara ke suatu
bentuk yang sesuai untuk merangsang ujung saraf auditorius yang dapat
memberikan kode parameter akustik sehingga otak dapat memproses informasi
dalam stimulus suara.\6 Koklea di dalamnya terdapat proses transmisi
hidrodinamik yaitu perpindahan energi bunyi dari foramen ovale ke sel-sel
bersilia dan proses transduksi yaitu pengubahan pola energi bunyi pada OC
menjadi potensial aksi dalam nervus auditorius.11
Mekanisme transmisi terjadi karena stimuli bunyi menggetarkan perilim
dalam skala vestibuli dan endolim dalam skala media sehingga menggetarkan

10
membrana basilaris. Membrana basilaris merupakan suatu kesatuan yang
berbentuk lempeng-lempeng getar sehinga bila mendapat stimuli bunyi akan
bergetar seperti gelombang disebut traveling wave. Proses transduksi terjadi
karena perubahan bentuk membran basilaris. Perubahan tersebut karena
bergesernya membrana retikularis dan membrana tektorial akibat stimulis bunyi.
Amplitudo maksimum pergeseran tersebut akan mempengaruhi sel rambut dalam
dan sel rambut luar sehinga terjadi loncatan potensial listrik. Potensial listrik ini
akan diteruskan oleh serabut saraf aferen yang berhubungan dengan sel rambut
sebagai impuls saraf ke otak untuk disadari sebagai sensasi mendengar.4

11
BAB III
CORPUS ALINEUM TELINGA

3.1 DEFINISI
Corpus alineum adalah benda asing yang berasal dari luar atau dalam tubuh
yang dalam keadaan norlmal tidak ada pada tubuh. 6,1
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen,
biasanya masuk melalui hidung atau mulut sedangkan yang berasal dari dalam
tubuh disebut benda asing endogen. Benda asing eksogen terdiri dari benda padat,
cair atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organic, seperti kacang-
kacangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tulang yang berasal dari kerangka
binatang dan zat anorganik seperti paku, jarum, paniti, batu dan lain-lain. Benda
asing eksogen cair di bagi dalam benda cair yang bersifat iritatif, seperti zat
kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu cairan dengan PH7,4. Benda asing
endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkijuan, membrane difteri, bronkolit. Cairan amnion, meconium dapat masuk
kedalam saluran nafas bayi pada saat proses persalinan.6,1
1. Organik
a. Air
Sering kali saat berenang atau keramas membuat air masuk ke dalam
telinga. Jika telinga dalam keadaan bersih, air bisa keluar dengan
sendirinya. Tetapi jika di dalam telinga ada kotoran, air justru bisa
membuat benda lain di sekitarnya menjadi mengembang dan air sendiri
menjadi terperangkap di dalamnya.10

b. Serangga
Bila telinga sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan
bagian dalam telinga. Pada prinsipnya, telinga punya mekanisme sendiri

12
yang dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke
dalam. 10

Gambar 3.1 Serangga pada Telinga7

c. Biji-bijian
Kasus yang paling sering terjadi pada anak-anak memasukan biji-biji
kedalam telinga contohnya seperti biji kacang, kapok, biji kacang hijau. 7

Gambar 3.2 corpus alineu telinga biji kacang ijau 7

13
2. Anorganik
a. Button baterai
Ada banyak tipe baterai yang dibuat untuk berbagai alat dan perabot
otomatik yang bertenaga baterai. Baterai dalam hal ini didefinisikan
sebagai baterai tunggal. Baterai kecil atau ‘button battery’ disebut
demikian karena diameternya lebih panjang daripada tingginya, seperti
sebuah kancing. Baterai yang termasuk di dalamnya yaitu yang
digambarkan sebagai kancing, cakra, jam tangan, atau dideskripsikan
konsisten dengan bentuk dan ukuran seperti baterai kancing (button
battery) yaitu kecil dan datar.5
Button battery diproduksi dalam berbagai bentuk antara 8-23mm dan
berat berkisar antara 1-10 gr. Baterai ukuran besar kemungkinan besar
tertelan dan menimbulkan komplikasi pada gastrointestinal, sedangkan
baterai ukuran kecil lebih sering kemasukan pada lubang tubuh seperti
hidung dan telinga.6

Gambar 3.3 Baterai

Baterai jenis button battery ini banyak digunakan pada banyak


peralatan seperti kalkulator, mainan elektronik, alat bantu dengar, jam
tangan, peralatan fotografi, remote controls, pager, kartu ucapan musikal,
dan senter LED. Terdapat 5 bahan kimia utama pada button battery yaitu
merkuri, litium, alkalin-mangan, perak, dan seng. 9,10

Button battery terdiri dari bagian anoda berupa bahan metal dan
bagian katoda berupa bahan metal oksida. Bahan yang sering digunakan

14
sebagai anoda antara lain seng atau lithium, dan yang sering digunakan
sebagai katoda yaitu mangan dioksida dan besi oksida. Hal ini terbenam
dalam larutan alkali yang sebagian besar hampir 45% adalah kalium
hidroksida. Kutub positifnya terbuat dari logam dan kutub negatifnya
terbuat dari logam terisolasi pada bagian ujungnya (Gambar 3).9,10

Gambar 3.4 Potongan melintang sebuah button battery5


b. Cotton Bud
Cotton buds tidak di anjurkan secara medis untuk membersihkan
telinga. Selain kapas bisa tertinggal di dalam telinga, bahaya lainnya
adalah dapat menusuk selaput gendang bila tidak hati-hati
menggunakannya.9,10

Gambar 3.5 kapas catton bud pada telinga 9

c. Benda-benda kecil
Anak-anak sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke dalam telinga,
misalnya, manik-manik mainan. 7

15
Gambar 3.6 Manik- manik pada telinga 7

3.2 Patofisiologi
Benda asing yang masuk ke telinga biasanya disebabkan oleh beberapa factor
antara lain pada anak – anak yaitu factor kesengajaan dari anak tersebut , factor
kecerobohan misalnya menggunakan alat-alat pembersih telinga pada orang
dewasa seperti kapas, korek api ataupun lidi serta factor kebetulan yang tidak
disengaja seperti kemasukan air, serangga lalat, nyamuk dan lain-lain3,4.
Masukknya benda asing ke dalam telinga yaitu ke bagian kanalis audiotorius
eksternus akan menimbulkan perasaaan tersumbat pada telinga, sehingga klien
akan berusaha mengeluarkan benda asing tersebut. Namun, tindakan yang klien
lakukan untuk mengeluarkan benda asing tersebut sering kali berakibat semakin
terdorongnya benda asinr ke bagian tulang kanalis eksternus sehingga
menyebabkan laserasi kulit dan melukai membrane timpani. Akibat dari laserasi
kulit dan lukanya membrane timpanai, akan menyebabkan gangguan
pendengaran, rasa nyeri telinga/otalgia dan kemungkinan adanya resiko
terjadinyainfeksi.3,4

16
3.3 Diagnosis
A. Anamnesis
Pada anamnesis kasus dengan corpus alienum, pasien akan mengeluhkan
gejala seperti:
a. Merasa tidak enak ditelinga
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat
telinga merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan
telinganya, padahal membersihkan akan mendorong benda asing yang
mauk kedalam menjadi masuk lagi.2
b. Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu
saja membuat telinga terasa tersumbat.2
c. Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas system pengantaran suara ke telinga
tengah.2,3

d. Rasa nyeni telinga (otalgia)


Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan
pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau
ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi telinga akibat benda asing.4
Disertai dengan riwayat kemasukan benda asing, baik disengaja
maupun tidak. Setelah keluhan utama tergali dan faktor pencetus berupa
kemasukan benda asing didapat, maka selanjutnya bisa dilakukan
pemeriksaan fisik.8

17
B. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeniksaan status lokalis
Pemeriksa melakukan inspeksi liang telinga tanpa alat bantu/
menggunakan alat bantu berupa spekulum telinga ataupun otoskop
Pemeriksaan dengan Otoscope.4,5
Caranya :
- Bersihkan serumen bila ada
- Lihat kanalis dan membran timpani
Interpretasi:
- Interpretasi bisa bervariasi. Bisa hanya ditemukan benda asing saja,
ada pula yang ditemui tanda radang seperti warna kemerahan, bengkak
menandakan adanya infeksi.
- Warna kebiruan dan kerucut menandakan adanya tumpukan darah
dibelakang gendang.
- Kemungkinan gendang mengalami robekan.8

Gambar 3.7 pemeriksaan dengan otoskopi.9

18
Gambar 3.8 benda asing pada liang telinga. 10
b. Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran
- Test penyaringan sederhana :
o Lepaskan semua alat bantu dengar
o Uji satu telinga secara bergiliran dengan cara tutup salah satu
telinga
o Berdirilah dengan jarak 30 cm
o Tarik nafas dan bisikan angka secara acak (tutup mulut)
o Untuk nada frekuensi tinggi: lakukan dgn suara jam
- Uji Ketajaman Dengan Garpu Tala
o Uji weber
o Uji Rine
o Uji Swabach

3.4 Manisfestasi klinis


Efek dari masuknya benda asing tersebut ke dalam telinga dapat berkisar di
tanpa gejala sampai dengan gejala nyeri berat dan adanya penurunan
pendengaran.8
- Merasa tidak enak ditelinga

19
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga
merasa tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya,
padahal membersihkan akan mendoraong benda asing yang mauk kedalam
menjadi masuk lagi.8
- Tersumbat
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja
membuat telinga terasa tersumbat.5,8
- Pendengaran terganggu
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran.
Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran
timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga
tengah.8
- Rasa nyeri telinga / otalgia
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan
pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau
ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang
komplikasi telinga akibat benda asing.8,9
- Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

3.5 Pencegahan
a. Usaha pencegahan
Kebiasaan terlalu sering memakai cottonbud untuk membersihkan
telinga sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping:
kulit teling kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat
gerakan menyapu kotoran di telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme
pembersihan alami ini akan hilang. Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi
telinga luar yang sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu
dalam mendorong Cottonbud, maka dapat melukai atau menembus gendang
telinga.6,7

20
Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat
tejadi bahaya di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat
jalan nafas.6

3.6 Pemeriksaan Penunjang


Jika diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang radiologis untuk
menegakkan diagnosis benda asing di liang telinga dengan MSCT scan kepala
(jika letak benda asing cukup dalam).8

3.7 Penatalaksanaan
a. Ekstraksi Corpus Alienum
Benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara
hati-hati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan
benda asing dapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda
asing masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten.
Tidak dianjurkan untuk mengorek telinga sendiri karena dapat mendorong
lebih kedalam dan menyebabkan rupture membran timpani atau dapat melukai
liang telinga.
Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga: 2,3
a. Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil
benda dengan bantuan otoskop
b. Suction dapat digunakan untuk menghisap benda
c. Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat
benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.
d. Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dan logam.
e. Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit
dan takut.
f. Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak,
lalu diirigasi dengan air hangat.

21
g. Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima hari
sampai seminggu untuk mencegah infeksi dan trauma liang telinga.

3.8 Medikamentosa
NSAID untuk mengatasi efek peradangan akibat benda asing. Bisa diberikan
Na diclofenac 2 x 25 mg, atau As. Mefenamat 3 x 500 mg.
Antibiotik untuk pencegahan timbulnya infeksi lokal. Bisa diberikan secara
topikal maupun sistemik seperti Chioramphenicol 1% tetes telinga dan Ofloxacin
tetes telinga untuk topikal, dan amoksicilin 3 x 500 mg atau ampicilin 4 x 500
mg.2,3

3.9 Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan karena Corpus Alineum di telinga dapat terjadi
sebagai akibat dari faktor anorganik atau organik itu sendiri seperti ukuran,
bentuk dan bahan yang dari dalam atau luar bisa berukuran besar atau kecil dan
sebagai akibat dari usaha untuk mengeluarkannya. Komplikasi di sebabkan oleh
karena lamanya benda atau bahan tersangkut di dalam telinga sehingga
menyebabkan antara lain infeksi seperti otitis eksterna dan perlukaan lokal
seperti luka bakar pada kulit kanalis akustikus eksternus yang dapat menyebabkan
stenosis kanalis. 2,3
Nekrosis likuefaksi pada jaringan sekitarnya dapat menyebabkan otitis
eksterna maligna, kondritis, cedera pada nervus fasialis, erosi tulang pendengaran,
nekrosis dinding medial telinga tengah yang dapat menyebabkan tuli
sensorineural dan kerusakan labirin vestibular. Komplikasi karena usaha
mengeluarkan benda asing dapat menyebabkan perlukaan pada kanalis akustikus
eksternus, perforasi membrana timpani dan kerusakan pada tulang pendengaran
seperti terjadinya osteomilitis pada tulang temporal. 1

ALGORITMA BENDA ASING PADA TELINGA

22
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik :
- Penurunan pendengaran - Di dapatkan benda asing
- Sekret othorea pada liang telinga
- Nyeri pada telinga - Perdarahan pada telinga
- Telinga berdenging
- Edema
- Pusing berputar

Pemeriksaan penunjang :
- Garpu tala
Diagnosis : corpus alineum telinga - Otoskopi
- Pemeriksaan ketajaman
- Radiologi
- Audiometri

Penatalaksanaan :
Tergantung pada situasi klinis :
 Forcep aligator
 Loop cerumen
 Right angle Prognosis :
Tergantung pada situasi klinis
 Bull hooks
Kateter Hisap

DAFTAR PUSTAKA

23
1. Ballenger J. Penyakit THT dan kepala leher Ed.13 Jlid II. FKUI. Jakarta.
2007, H:305-325
2. Corwin,E.J,. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit EGC : Jakarta
3. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi keenam. Jakarta:
EGC; 2012. p. 641-64.
4. Ballenger J. Penyakit THT dan kepala leher Ed.13 Jlid II. FKUI. Jakarta.
2007, H:305-325
5. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.
University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am
Fam Physician. 2007, Oct 15; 76 (8): 1185-89. Diunduh dad:
http://www.aafp.org/afp/2007/ 1015/p1185 .html
6. Soetirto, Indro, dkk., 2007. Gangguan Pendengarandan Kelainan Telinga
Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala
dan Leher edisi 6. FKUI : Jakarta
7. Paulsen F & Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid 3, Edisi 23.
EGC. Jakarta: 2010.
8. Efiaty AS, Nurbaiti, Jenny B, Ratna DR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan:
Telinga, Hidung, Tenggorokan Kepala Leher. Edisi keenam. Jakarta
FKUI, 2007: 10-14, 65-74.
9. Lawrence R, Thevasagayam R. Controversies in the management of
sudden sensorineural hearing loss: an evidence-based review. Vol. 40
No.3. Clin Otolaryngol: 2015.
10. Japardi I. Anatomi Tulang Tengkorak. Dapertemen Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatra Utara: 2003.

24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai