Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

II. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Endometriosis?

2. Apa penyebab dan gejala Endometriosis?

3. Apa saja klasifikasi Endometriosis?

4. Bagaimana diagnosis Endometriosis

5. Bagaimana komplikasi Endometriosis ?

III. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Endometriosis?

2. Untuk mengetahui penyebab dan gejala Endometriosis?

2. Untuk mengetahui klasifikasi Endometriosis?

3. Untuk mengetahui cara diagnosis Endometriosis

4. Untuk mengetahui komplikasi Endometriosis ?


IV. Manfaat

1. Memberikan penjelasan pada perempuan tentang gangguan reproduktif mengenai hal-hal

yang terjadi bila mengalami endometriosis .

2. Memberikan informasi tentang pengobatan kepada perempuan apabila terkena

endometriosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan yang mirip endometrium, di luar kavum uteri

(Manuaba, 2001: 526).

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stroma). (Mansjoer,

2001: 381).

Endometriosis adalah satu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi

terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma,

terdapat di miometrium ataupun di luar uterus. (Wiknjosastro, 1999: 314).

Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan yang hanya ada di dalam rahim, dapat

ditemukan dibagian lain dalam tubuh. (Irwan, 2008: 02).


Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak bercak jaringan endometrium tumbuh di

luar rahim. Padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan

rahim. (Henri, 2009: 1)

B. Klasifikasi Endometriosis

Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu sebagai berikut:

1. Endometriosis Interna, yaitu endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut

Adenomiosis.

2. Endometriosis Eksterna, yaitu endometriosis di luar uterus, lazim disebut ”true

endometriosis”

Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu :

1. Endometriosis genetalia interna, yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.

2. Endometriosis eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di

bagian luar tuba dan di ovarium.

3. Endometriosis genetalia eksterna, yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium

dan di kavum douglas, rekto sigmoid, kandung kencing.

C. lokasi pertumbuhan endometriosis

Etiologi

Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari endometriosis. Ada beberapa teori yang

menerangkan terjadinya endometriosis, seperti :

1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitasi transtuba pada saat

menstruasi.
2. Teori metaplasia, yaitu metaplasia sela multipotensial menjadi endometrium, namun teori

ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen.

3. Teori induksi, yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia indogen

menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak diperesiansi menjadi jaringan

endometrium (Mansjoer, 2001: 381).

4. Teori sistem kekebalan, kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi

tumbuh di daerah selain rahim.

5. Teori genetik, keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan

yang tinggi terhadap endometriosis. Bahwa anak ataupun Anda penderita endometriosis

beresiko besar mengalami endometriosis sendiri.

6. Teori Retrograde menstruation (menstruasi yang bergerak mundur) menurut teori ini,

endometriosis terjadi karena sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi

mengalir kembali melalui tuba ke dalam rongga pelvis.

D. Tanda-Tanda dan Gejala

1. Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.

2. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas).

3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya

endometriosis di kavum douglas.

4. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi.

Disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rektosigmoid.

5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak atau

lama dari normal lebih dari 7 hari).

6. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena

perlekatan jaringan disekitarnya.


7. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi).

8. Haid yang banyak (menorragia)

Sumber: Irwan, 2008: 03

E. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan

dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan

endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan

pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum

douglas ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi

seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu laparotomi. Biopsi endometrium dapat

memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak

memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu

haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung

kencing. Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu

haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi

gambaran dengan filling defect pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang

seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.

Pemeriksaan penunjang yang lain adalah: USG rahim, barium enema, CT scan atau MRI

perut. Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American

Fertility Society. (Irwan, 2008: 04).

Diagnosa Banding
Tumor ovarium,metastasis di kavum Douglas, mioma multipel, karsinoma rektum, dan

radang pelvis.

F. Komplikasi

1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolom atau ureter.

2. Torsi ovarim atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.

3. Catamenial seizure atau pneumotoraks karena eksisi endometriosis.

http://askep-askeb.cz.cc/

Sumber: Mansjoer, 2001: 382

G. Penanganan

Penanganan endometriosis terdiri atas:

1. Pencegahan

2. Pengawasan

3. Terapi hormonal

4. Pembedahan

5. Radiasi
DAFTAR PUSTAKA

Badziad, M. 2003. Indokrinologi Ginekologi. Edisi 10. Jakarta: Media Aesculapius. FKUI

Diyoyen.2009. Endometriosis dan Adenomiosis. http://www.majalahfarmacia.com. 10 April

2009. Jam 08.00 WIB.

Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta: Hipokratus

Jayanti, Y. 2009. Karya Tulis Ilmiah. Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada

Ny. T dengan Endometriosis di RSUD Dr Moewardi Surakarta.

Llewellyn, J.D. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Gikenologi. Jakarta: Hipokratus

Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

______. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Genikologi dan KB. Jakarta:

EGC

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Anda mungkin juga menyukai