MAKALAH
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
PADA NY A G1P0A0 DENGAN
OLIGOHIDRAMNION
DI SUSUN OLEH :
NORA AZILA
______________________
NIM : 10.04.1.095
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang Berjudul Manajemen Asuhan
Kebidanan Patologi Pada Ny A G1p0a0 Dengan Oligohidramnion
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah askeb IV Patologi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
Amnion manusia terdiri dari 5 lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengganggu
pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion. Lapisan paling
dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini mensekresikan
kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein nolkolagen (laminin,nidogen dan fibronectin) dari
membran basalis, lapisan amnion disebelah nya. Lapisan kompakta jaringan konektif yang
melekat pada membrane basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari amnion.
Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel mesenkim dari lapisan fibroblast.
Kolagen interstitial (tipe I dan tipe III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang
filamentosa antara kolagen interstitial dan membrane basalis epithellial. Tidak ada interposisi
dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniontic sehingga amnion
Lapisan fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling tebal terdiri dari sel
mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan
1.2. Tujuan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada
oligohidramnion.
oligohidramnion.
oligohidramnion.
1.3. Manfaat
oligohidramnion.
oligohidramnion.
oligohidramnion
BAB II
TINJAUAN TEORI
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput
berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (
Sarwono, 2009)
Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan baik serta
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang
2.4. Etiologi
1. Fetal :
Kromosom
Kongenital
Kehamilan postterm
2. Maternal :
Hidrasi
Insufisiensi uteroplasental
Preeklampsia
Diabetes
Hipoksia kronis
2.5. Patofisiologi
amnion
renal
fetal
7. Pada growth-restricted fetus, hipoksia kronis menyebabkan aliran darah dari ginjal ke
Namun dari beberapa kepustakaan Juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi
terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern,
dimana sindroma potter dan fenotip potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit)
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir dimana cairan
ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayinya bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dinding rahim menyebabkan gambaran
wajah yang khas (wajah potter). Selain itu, karena didalam ruangan rahim sempit maka anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
hipoplastik) sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Pada
sindroma potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan
pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal
berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan cairan yang khas dari sindroma potter. Gejala sindroma
potter berupa : wajah potter (kedua mata terpisah jauh terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung
yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
Gejala dan tanda tersebut berdasarkan pada fakta bahwa cairan amnion yang ditemukan
berada dibawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan tertentu. Pada kehamilan normal,
volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami pluktuasi.Umumnya cairan
amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia
kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar
800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan
ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.
1) Uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
3) Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
7) Bila ketuban pecah ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar
2.8. Akibat oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat baewaan karena
1. Resiko ibu:
2. Resiko janin:
Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusat, karena tali pusat
Resiko hipokplasi jaringan paru yang meningkat, jika kasus telah ada sebelumnya
2.10. Diagnosa
Oligohidramnion harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara bermakna dibandingkan
yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab oligohidramnion adalah absobrsi atau
kehilangan cairan yang meningkat kepada KPD sehingga menyebabkan 50% kasus
oligohidramnion
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban.
Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa di duga dengan :
pengukuran tinggi fundus uteri dan palpasi. Namun hal ini hanya berupa asumsi saja, tetapi harus
USG juga bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak
tumbuh ( dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih janin ) serta untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan speculum dapat di lakukan guna
Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara ekspektatif tergantung
kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil cukup bulan, dilakukan pengakhiran
kehamilan sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim, jika sudah matang di lakukan induksi
persalinan.
2.11.Penatalaksanaan
5. Pemeriksaan USG.
Jumlah air ketuban bisa di tambah dari luar dengan melakukan amnioinfusion yaitu dengan
cara memasukan cairan NaCL melalui leher rahim, sehingga akan menurunkan angka Caesar
1. USG ibu (menunjukan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal).
TINJAUAN KASUS
DENGAN OLIGOHIDRAMNION
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
B. ANAMNESA
Ibu datang ke BPS PH, dengan keluhan ibu merasa nyeri diperut setiap ada pergerakan
janin, ibu menyatakan bahwa ibu pernah melakukan pemeriksaan USG dan hasilnya di ketahui
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat menstruasi
TP : 30 Januari 2013. ANC dilakukan secara teratur setiap bulan di BPS Permata
Hati.
Ibu menyatakan pola makan meningkat 3 kali per hari dengan menu nasi, lauk dan
e. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 x dalam 1 hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan
Ibu mengatakan sering buang air kecil (BAK) 6 7 x per hari, warna urin jernih,
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam 7 8 jam per hari.
h. Ibu masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, nyuci, nyapu, dll.
i. Riwayat Imunisasi
Selama hamil ibu mengatakan imunisasi TT sudah 2 x di BPS PH. TT1 pada usia
j. Riwayat kontrasepsi
4. Riwayat Kesehatan
a. Ibu tidak pernah atau sedang menderita suatu penyakit seperti jantung, anemia, hipertensi,
TBC ,dll.
b. Perilaku Kesehatan
Ibu tidak mengkonsumsi alcohol, ibu tidak merokok, mandi sikat gigi cuci rambut dan
Ibu menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti :.DBD, TBC,
Malaria dll.
Ibu menatakan tidak riwayat keturunan seperti : Hypertensi, Jantung, Diabetes Melitus,
Asma.
6. Riwayat Sosial
d. Bila terjadi komplikasi maka suami dan keluarga lah yang bertanggung jawab
g. Ibu tidak memiliki kepercayaan yag berhubungan dengan kehamilan , persalinan dan
nifas
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis,
Tanda-tanda vital
LILA : 24 cm
TB/BB : 155 cm / 50 kg sebelum hamil, sesudah hamil 59 kg
kenaikan BB : 9 kg
a. Pemeriksaan Fisik :
5) Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, bersih
10) Abdomen
b) Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan, konsistensi lunak , tidak ada
d) Palpasi :
Leopold :TFU 3 jari dibawah PX. Pada fundus, teraba bagian keras, bulat, tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Kanan teraba bagian janin yang keras, panjang, dan memapan
11) Auskultasi
13) Anogenital
vulva dan vagina tidak ada luka, parut perineum, condiloma acuminata, condilomata,
Tidak ada pengeluran seperti flour albus, darah maupun air ketuban
A. Diagnosa
Ny. A, umur 24 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 33 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala,dengan oligohidramnion.
Ds : - nyeri di perut ketika janin bergerak
- perut ibu tidak membesar sesuai umur kehamilan
B. Masalah
C. Kebutuhan
Pemeriksaan USG.
Hipoksia Janin
VI. TINDAKAN
komplikasi yaitu kadar ketuban di dalam rahim sedikit sehingga Janin dapat diraba
dengan mudah karena tidak ada efek pantul(ballotement) sehingga penambahan tinggi
fundus uteri berlangsung lambat dan apabila tidak segera di tangani akan mengganggu
2. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup ,jangan tidur terlalu larut, jangan
3. Memberikan penkes nutrisi dan cairan kepada ibu yaitu menyarankan kepada ibu untuk
makan makanan yang bergizi seimbang secara teratur, dan jangan ada pantrangan saat
makan.
4. Memantau kesejahteraan janin dengan pemeriksaan DJJ. Diketahui DJJ = 135x/ menit
Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan karena
9. Memberikan obat 1 lembar tablet Fe diminum 1x1 pada malam hari dengan air putih atau
air jeruk, 1 lembar kalk diminum 1x1 pada pagi hari dengan air putih.
10. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu sekali atau jika
ada indikasi.
VII. EVALUASI
f. Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya pada ibu hamil dengan oligohidramnion.
g. Ibu mau minum obat dari bidan.
i. Ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa ibu akan di rujuk, dan sudah mempersiapkan
rujukan.
j. Ibu akan datang 2 minggu kemudian untuk memeriksakan kehamilannya atau jika ada
indikasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput
berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (
Sarwono, 2009)
Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari
trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi,
membuat bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang
Pada ibu yang mengalami oligohidramnion biasanya uterus tampak kecil dari usia
kehamilan dan tidak ada ballotemen, ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan janin.
Sering berakhir dengan partus prematurus bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan
kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama dan biasanya, sewaktu his akan sedikit
sekali, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3
kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara
bertahap dan menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan
amnion dilakukan dengan ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan
ultrasonografi lengkap.
Pada kasus ini Ny. A mengalami komplikasi dalam kehamilannya yaitu jumlah cairan
ketubannya < 500 cc, ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan janin dan DJJ terdengar
lebih jelas. Maka dapat diagnose ibu G1P0A0 hamil 33minggu dengan oligohidramnion,
4.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengerti dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan oligohidramnion
oligohidramnion.
Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat melakukan penatalaksanaan segera pada bumil
dengan oligohidramnion
Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan pada bumil
www.makalahasuahankebidanan_oligohidromion.com