Anda di halaman 1dari 25

Dosen Pebimbing: Yulrina ardhiyanti, SKM

MAKALAH
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI
PADA NY A G1P0A0 DENGAN
OLIGOHIDRAMNION

DI SUSUN OLEH :
NORA AZILA
______________________
NIM : 10.04.1.095

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES HANGTUAH PEKANBARU
T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang Berjudul Manajemen Asuhan
Kebidanan Patologi Pada Ny A G1p0a0 Dengan Oligohidramnion
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah askeb IV Patologi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru,21 Februari 2013


Penyusun

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Amnion manusia terdiri dari 5 lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengganggu

pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion. Lapisan paling

dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini mensekresikan

kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein nolkolagen (laminin,nidogen dan fibronectin) dari

membran basalis, lapisan amnion disebelah nya. Lapisan kompakta jaringan konektif yang

melekat pada membrane basalis ini membentuk skeleton fibrosa dari amnion.

Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel mesenkim dari lapisan fibroblast.

Kolagen interstitial (tipe I dan tipe III) mendominasi dan membentuk parallel bundles yang

mempertahankan intregitas mekanikan amnion. Kolagen tipe V dan VI membentuk koneksi

filamentosa antara kolagen interstitial dan membrane basalis epithellial. Tidak ada interposisi

dari materi yang menyusun fibril kolagen pada jaringan konektif amniontic sehingga amnion

dapat mempertahankan tensile strength selama stadium akhir kehamilan normal.

Lapisan fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling tebal terdiri dari sel

mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler kolagen pada lapisan ini membentuk jaringan

longgar dari glikoprotein non kolagenosa.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan oligohidramnion.


1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengertian dari air ketuban

2. Untuk mengetahui fungsi dari air ketuban

3. Untuk mengetahui pengertian dari oligohidramnion

4. Untuk mengetahui etiologi dari oligohidramnion

5. Untuk mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion

6. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion

7. Untuk mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion

8. Untuk mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion

9. Untuk mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion.

10. Untuk mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari

oligohidramnion.

11. Untuk mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari

oligohidramnion.

12. Untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

oligohidramnion.

1.3. Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian dari air ketuban

2. Dapat mengetahui fungsi dari air ketuban

3. Dapat mengetahui pengertian dari oligohidramnion

4. Dapat mengetahui etiologi dari oligohidramnion

5. Dapat mengetahui patofisiologi dari oligohidramnion

6. Dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala oligohidramnion


7. Dapat mengetahui gambaran klinik dari oligohidramnion

8. Dapat mengetahui dan memahami resiko kehamilan dengan oligohidramnion

9. Dapat mengetahui dan menentukan diagnosa dari oligohidramnion

10. Dapat mengetahui dan mengimplementasikan penatalaksanaan dari

oligohidramnion.

11. Dapat mengetahui dan mengimplementasikan pemeriksaan penunjang dari

oligohidramnion.

12. Dapat mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

oligohidramnion
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Air Ketuban

Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput

berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (

Sarwono, 2009)

2.2. Fungsi Air Ketuban

Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :

Melindungi bayi dari trauma

Terjepitnya tali pusat

Menjaga kestabilan suhu dalam rahim

Melindungi dari infeksi

Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan baik serta

membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.

2.3. Pengertian Oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang

dari normal yaitu kurang dari 500cc.

2.4. Etiologi

Sebab pasti belum diketahui dengan jelas

Primer, karena pertumbuhan amnion yang kurang baik.

Sekunder, ketuban pecah dini


Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu dari segi:

1. Fetal :

Kromosom

Kongenital

Hambatan pertumbuhan janin

Kehamilan postterm

Premature ROM (Rupture Of amniotic Membranes)

2. Maternal :

Hidrasi

Insufisiensi uteroplasental

Preeklampsia

Diabetes

Hipoksia kronis

2.5. Patofisiologi

Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan :

1. Rupture membrane amnion/rupture of amniotic membrane(ROM)

2. Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstruktif uropathi

3. Keadaan-keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin tergantung

amnion

4. Fetal urinary tract

Malformation : seperti renal agenesis, cystic dysplasia dan atresia uretra


5. Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi

renal

6. Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi kardiak output

fetal

7. Pada growth-restricted fetus, hipoksia kronis menyebabkan aliran darah dari ginjal ke

organ-organ vital lain

8. Anuria dan oliguria

Namun dari beberapa kepustakaan Juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi

terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern,

dimana sindroma potter dan fenotip potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan

dengan ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit)

Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir dimana cairan

ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayinya bayi tidak

memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dinding rahim menyebabkan gambaran

wajah yang khas (wajah potter). Selain itu, karena didalam ruangan rahim sempit maka anggota

gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.

Oligohidramnion juga menyebakan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru

hipoplastik) sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Pada

sindroma potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan

pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal

berfungsi.

Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak

adanya cairan ketuban menyebabkan cairan yang khas dari sindroma potter. Gejala sindroma
potter berupa : wajah potter (kedua mata terpisah jauh terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung

yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).

2.6. Tanda dan gejala oligahidramnion:

1. Janin dapat diraba dengan mudah

2. Tidak ada efek pantul(ballotement)

3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat

Gejala dan tanda tersebut berdasarkan pada fakta bahwa cairan amnion yang ditemukan

berada dibawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan tertentu. Pada kehamilan normal,

volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami pluktuasi.Umumnya cairan

amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia

kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar

800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan

ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.

2.7. Gambaran klinis

1) Uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen

2) Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan janin

3) Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas

4) Sering berakhir dengan partus prematurus

5) Persalinan lebih lama dari biasanya

6) Sewaktu his akan terasa sakit sekali

7) Bila ketuban pecah ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar
2.8. Akibat oligohidramnion

1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan

pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak

seperti kertas kusut Karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat baewaan karena

tekanan atau kulit jadi kering.

2.9. Resiko Kehamilan dengan Oligohidramnion

1. Resiko ibu:

persalinan yang tidak sesuai dengan proses yang semestinya.

2. Resiko janin:

Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusat, karena tali pusat

mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung.

Resiko hipokplasi jaringan paru yang meningkat, jika kasus telah ada sebelumnya

ada setelah gestasi.

2.10. Diagnosa

Oligohidramnion harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara bermakna dibandingkan

yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab oligohidramnion adalah absobrsi atau

kehilangan cairan yang meningkat kepada KPD sehingga menyebabkan 50% kasus

oligohidramnion

Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban.

Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa di duga dengan :
pengukuran tinggi fundus uteri dan palpasi. Namun hal ini hanya berupa asumsi saja, tetapi harus

di konfirmasi melalui pemeriksaan USG.

USG juga bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak

tumbuh ( dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih janin ) serta untuk mengetahui

adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan speculum dapat di lakukan guna

mendeteksi adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air ketuban.

Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara ekspektatif tergantung

kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil cukup bulan, dilakukan pengakhiran

kehamilan sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim, jika sudah matang di lakukan induksi

persalinan.

2.11.Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada ibu :

1. Istirahat yang cukup

2. Perbaiki nutrisi dan cairan

3. Pemantauan kesejahteraan janin

4. Hitung pergerakan janin

5. Pemeriksaan USG.

Jumlah air ketuban bisa di tambah dari luar dengan melakukan amnioinfusion yaitu dengan

cara memasukan cairan NaCL melalui leher rahim, sehingga akan menurunkan angka Caesar

pada kasus oligohidramnion.


2.12.Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan :

1. USG ibu (menunjukan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang

sangat abnormal).

2. Rontgen perut bayi

3. Rontgen paru-paru bayi


BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA KEHAMILAN

DENGAN OLIGOHIDRAMNION

Tanggal : 09 Desember 2012 Pukul : 15.00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. Irwansyah

Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Suku : melayu Suku : Jawa

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Jl. Jend. Sudirman

Karawang Kec.Karawang barat

B. ANAMNESA

Tanggal : 09 Desember 2012 Pukul : 15.00 WIB Oleh : Bidan


1. Keluhan Utama

Ibu datang ke BPS PH, dengan keluhan ibu merasa nyeri diperut setiap ada pergerakan

janin, ibu menyatakan bahwa ibu pernah melakukan pemeriksaan USG dan hasilnya di ketahui

bahwa cairan ketuban ibu sedikit yaitu < 500 cc.

2. Riwayat Kehamilan

a. Riwayat menstruasi

HPHT : 23 April 2012, siklus 28 hari, lamanya 6 hari,

TP : 30 Januari 2013. ANC dilakukan secara teratur setiap bulan di BPS Permata

Hati.

b. Pergerakan Janin dalam Rahim

Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan >10 x setiap 24 jam

c. Keluhan yang di rasakan

Selama Hamil ibu tidak mengalami keluhan-keluhan yang berat, hanya

mengalami ngidam pada waktu hamil muda (Trimester I)

d. Diet / pola makan

Ibu menyatakan pola makan meningkat 3 kali per hari dengan menu nasi, lauk dan

sayur, dengan porsi sedang.

e. Pola Eliminasi

Ibu mengatakan BAB 1 x dalam 1 hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan

seperti : panas dan nyeri saat BAB.

Ibu mengatakan sering buang air kecil (BAK) 6 7 x per hari, warna urin jernih,

tidak ada keluhan seperti : nyeri dan panas saat BAK.


f. Pola Istirahat

Ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam 7 8 jam per hari.

g. Frekuensi hubungan seksual 1 x / minggu, dan tidak ada keluhan.

h. Ibu masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, nyuci, nyapu, dll.

i. Riwayat Imunisasi

Selama hamil ibu mengatakan imunisasi TT sudah 2 x di BPS PH. TT1 pada usia

kehamilan 5 bulan, TT2 usia kehamilan 6 bulan.

j. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

3. Riwayat kehamilan , Persalinan , Nifas yang lalu :

kehamilan persalinan Anak Nifas


No UH ANC TT Tempat Penolong Jenis Penyulit JK BB Laktasi Penyulit Ket
1 - - - - - - - - - - -

4. Riwayat Kesehatan

a. Ibu tidak pernah atau sedang menderita suatu penyakit seperti jantung, anemia, hipertensi,

TBC ,dll.

b. Perilaku Kesehatan

Ibu tidak mengkonsumsi alcohol, ibu tidak merokok, mandi sikat gigi cuci rambut dan

ganti pakaian dilakukan setiap hari.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti :.DBD, TBC,

Malaria dll.
Ibu menatakan tidak riwayat keturunan seperti : Hypertensi, Jantung, Diabetes Melitus,

Asma.

Ibu menyatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.

6. Riwayat Sosial

a. Ibu menyatakan bahwa kehamilannya direncanakan

b. Jenis kelamin yang ibu harapkan adalah perempuan

c. Ibu berencana untuk bersalin di BPS

d. Bila terjadi komplikasi maka suami dan keluarga lah yang bertanggung jawab

e. Penyandang dana dalam keluarga adalah suami

f. Ibu baru menikah selama 1 tahun

g. Ibu tidak memiliki kepercayaan yag berhubungan dengan kehamilan , persalinan dan

nifas

h. Penghasilan pokok perbulan : Rp. 1200.000/ bulan

i. Pengeluaran pokok perbulan : Rp. 800.000/ bulan

C. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik ,

Kesadaran : Composmentis,

Keadaan Emosional : Stabil

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg , Nadi : 80 x/menit

Suhu : 37 0C , Pernafasan : 23 x/menit

LILA : 24 cm
TB/BB : 155 cm / 50 kg sebelum hamil, sesudah hamil 59 kg

kenaikan BB : 9 kg

a. Pemeriksaan Fisik :

1) Rambut : bersih, hitam, tidak mudah rontok

2) Muka : tidak ada oedema, simetris, tidak ada cloasma gravidarum

3) Mata : simetris kanan-kiri, tidak ada oedem pada kelompok mata,

Konjungtiva merah muda, Sklera tidak ikterik, penglihatan baik

4) Hidung : bentuk simetris, bersih , tidak ada sekret

5) Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, bersih

6) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih, berfungsi baik

7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

8) Dada : bentuk simetris, putting susu menonjol, colostrum sudah ada,

keadaan mammae bersih

9) Pinggang : tidak ada nyeri ketuk , posisi tulang belakang hiperlordosis

10) Abdomen

a) Bekas luka operasi : Tidak ada.

b) Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan, konsistensi lunak , tidak ada

pembesaran liver , tidak ada benjolan , kontraksi (-)

c) Tinggi fundus uteri : 30 cm,

TBJ : (30 - 12) x 155 = 2790 gram

d) Palpasi :

Leopold :TFU 3 jari dibawah PX. Pada fundus, teraba bagian keras, bulat, tidak

melenting (bokong)
Leopold II : Kanan teraba bagian janin yang keras, panjang, dan memapan

kemungkinan punggung janin (puka),dan pada bagian kiri teraba

tomjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin

Leopold III : Bagian janin yang teraba bulat, keras, melenting(kepala)

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

Palpasi kandung kemih : Kandung kemih kosong

11) Auskultasi

Punctum Maximum : 3 jari di bawah pusat bagian kanan ibu

DJJ : 135 x/menit , Teratur

12) Ekstremitas Bawah (tungakai)

Tidak ada oedema pada kaki

Tidak ada kekakuan sendi

Tidak ada kemerahan

Tidak ada varises

Refleks Patela (+)

13) Anogenital

vulva dan vagina tidak ada luka, parut perineum, condiloma acuminata, condilomata,

tidak oedema, pembesaran kelenjar bartholini, rasa nyeri tidak ada.

Tidak ada pengeluran seperti flour albus, darah maupun air ketuban

Tidak ada haemoroid pada anus


II. INTERPRETASI DATA, DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN

A. Diagnosa

Ny. A, umur 24 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 33 minggu, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala,dengan oligohidramnion.
Ds : - nyeri di perut ketika janin bergerak
- perut ibu tidak membesar sesuai umur kehamilan

B. Masalah

Nyeri perut tiap ada pergerakan janin

C. Kebutuhan

Istirahat yang cukup

Perbaiki nutrisi dan cairan

Pemantauan kesejahteraan janin

Hitung pergerakan janin

Pemeriksaan USG.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, DAN MASALAH POTENSIAL

Hipoksia Janin

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA DAN KOLABORASI

A. Mandiri : tidak ada

B. Kolaborasi : dengan dokter obgyn

C. Rujukan : ke tempat yang memilki fasilitas lebih memadai (RS)


V. RENCANA

a. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.

b. Berikan penkes tentang pola istirahat kepada ibu.

c. Berikan penkes tentang nutrisi dan cairan kepada ibu.

d. Melakukan pemantauan kesejahteraan janin.

e. Berikan penkes tentang hitung pergerakan janin.

f. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG.

g. Beritahukan tanda bahaya akibat oligohidramnion .

h. Lakukan Kolaborasi dan siapkan rujukan dengan dokter obgyn.

i. Berikan obat kepada ibu.

j. Informasikan jadwal kunjungan ulang kepada ibu.

VI. TINDAKAN

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya mengalami

komplikasi yaitu kadar ketuban di dalam rahim sedikit sehingga Janin dapat diraba

dengan mudah karena tidak ada efek pantul(ballotement) sehingga penambahan tinggi

fundus uteri berlangsung lambat dan apabila tidak segera di tangani akan mengganggu

kesehatan ibu serta janin.

2. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup ,jangan tidur terlalu larut, jangan

bekerja terlalu berat dan capek.

3. Memberikan penkes nutrisi dan cairan kepada ibu yaitu menyarankan kepada ibu untuk

makan makanan yang bergizi seimbang secara teratur, dan jangan ada pantrangan saat

makan.
4. Memantau kesejahteraan janin dengan pemeriksaan DJJ. Diketahui DJJ = 135x/ menit

dengan bunyi DJJ yang sangat jelas.

5. Memberitahukan ibu tentang cara menghitung pergerakan janin setiap harinya.

6. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG ulang.

7. Memberitahukan tanda bahaya akibat oligohidramnion pada janin yaitu:

Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan

pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak

seperti kertas kusut Karena janin mengalami tekanan dinding rahim.

Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan karena

tekanan atau kulit jadi kering.

8. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn dan menyiapkan rujukan.

9. Memberikan obat 1 lembar tablet Fe diminum 1x1 pada malam hari dengan air putih atau

air jeruk, 1 lembar kalk diminum 1x1 pada pagi hari dengan air putih.

10. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu sekali atau jika

ada indikasi.

VII. EVALUASI

a. Ibu mengerti dengan penjelasan yang sudah di jelaskan oleh bidan.

b. Ibu mau mengikuti saran dari bidan.

c. Ibu mau makan makanan yang bergizi dan seimbang.

d. Janin dalam keadaan baik.

e. Ibu akan melakukan pemeriksaan USG.

f. Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya pada ibu hamil dengan oligohidramnion.
g. Ibu mau minum obat dari bidan.

h. Dilakukan kolaborasi dengan dr. obgyn.

i. Ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa ibu akan di rujuk, dan sudah mempersiapkan

rujukan.

j. Ibu akan datang 2 minggu kemudian untuk memeriksakan kehamilannya atau jika ada

indikasi.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput

berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (

Sarwono, 2009)

Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari

trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi,

membuat bayi bisa bergerak sehingga otot-ototnya berkembang dengan baik serta membantu

perkembangan saluran cerna dan paru janin.

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang

dari normal yaitu kurang dari 500cc.

Pada ibu yang mengalami oligohidramnion biasanya uterus tampak kecil dari usia

kehamilan dan tidak ada ballotemen, ibu merasa nyeri diperut pada setiap pergerakan janin.

Sering berakhir dengan partus prematurus bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan

kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama dan biasanya, sewaktu his akan sedikit

sekali, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

Umumnya cairan amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3

kehamilan. Menginjak usia kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara

bertahap dan menyisakan sekitar 800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan
amnion dilakukan dengan ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan

ultrasonografi lengkap.

Pada kasus ini Ny. A mengalami komplikasi dalam kehamilannya yaitu jumlah cairan

ketubannya < 500 cc, ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan janin dan DJJ terdengar

lebih jelas. Maka dapat diagnose ibu G1P0A0 hamil 33minggu dengan oligohidramnion,

4.2. Saran

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengerti dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan oligohidramnion

Diharapkan setiap mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala oligogohidramnion

Diharapkan setiap mahasiswa dapat menentukan diagnose dari kehamilan denga

oligohidramnion.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat melakukan penatalaksanaan segera pada bumil

dengan oligohidramnion

Diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan pada bumil

dengan oligohidramnion secara komprehensif.


DAFTAR PUSTAKA

www.makalahasuahankebidanan_oligohidromion.com

Anda mungkin juga menyukai