Anda di halaman 1dari 16

Badminton atau bulu tangkis adalah sebuah olahraga raket yang dalam permainannya

dilakukan oleh dua orang yaitu satu lawan satu untuk permainan tunggal. Ataupun permainan
ganda memakai dua pasangan yang saling berlawanan.

Permainan olahraga ini hampir sama dengan tenis. Bulutangkis atau yang umum disebut
dengan badminton bertujuan untuk memukul bola permainan yang disebut kok atau
shuttlecock. Bulu tangkis merupakan olahraga yang dapat

menembus batasan etnis di dalam semua kalangan

masyarakat. Olahraga ini menjadikan batasan tersebup

tidak tampak ketika setiap individu melakukan permainan

tersebut. Bulu tangkis dalam masyarakat luas sudah

menjadi satu kesatuan untuk dimainkan setiap individu dan

tidak memedulikan setiap batasan ekonomi, sosial budaya

dan agama. Bulu tangkis sendiri dapat menjadi sarana

penghubung yang positif dalam setiap batasan tersebut. Di

dalam masyarakat permainan ini dimainkan oleh kalangan

sosial dan manapun dan apapun.

Lapangan Badminton

Lapangan badminton mempunyai bentuk persegi empat yang dibatasi oleh net untuk
memisahkan antara daerah permainan sendiri dan juga daerah permainan lawan. Dengan
ukuran panjang lapangan 13,40 meter yang bisa dipakai untuk partai tunggal atau ganda.
Memiliki lebar lapangan 6,10 meter untuk pertandingan ganda dan ukuran 5,18 m jika
digunakan untuk partai tunggal. Garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan
warnanya harus kontras pada warna lapangan.

Ukuran net sama untuk tunggal dan ganda:

• Tinggi 1,55 meter


• Panjang 6,10 meter
• Lebar 0,67 meter

Peraturan Badminton

peraturan yang berlaku yaitu harus sesuai dengan peraturan IBF. Kebijakan ini bukan hanya
berlaku untuk peralatan dan perlengkapan yang dipakai saja. tetapi, partai yang
berkepentingan juga harus mengikutinya seperti contohnya produsen peralatan.

1. Para pemain pada permainan badminton dibedakan menjadi beberapa partai. Partai itu
diantaranya adalah partai tunggal dan partai ganda. Partai ini berlaku untuk putra
maupun putri. tetapi, dalam partai ganda ada ganda campuran.

2. Pertandingan dipimpin seorang wasit da dibantu 4 hakim garis. Jika bola keluar garis
isyarat hakim garis yaitu dengan merentangkan kedua tangan ke samping.
3. Sebelum permainan dimulai, akan diadakan undian untuk melakukan servis terlebih
dahulu bagi tim yang menang dalam undiannya.

Perhitungan Angka

Perhitungan atau skorsing di permainan badminton memiliki ketentuan sebagai berikut:

Dilakukan dengan dua kali kemenangan. Sejak februari tahun 2006, semua partai permainan
menggunakan sistem pemenang 2 dari 3 set yang masing-masing didapat dengan sistem
penilaian rally point. Sistem ini dilakukan dengan jumlah setiap game 21.

Dan jika terjadi kedudukan nilai 20-20, maka dinamakan yus. hingga untuk mencari
kemenangan setelah kedudukan itu selisih dua poin lebih dulu harus bisa diraih. Bila pihak
server melakukan kesalahan, maka penerima server dinyatakan pindah bola dan mendapat
nilai 1 poin.

Bila penerima server melakukan kesalahan, maka pemain server mendapat nilai 1 poin.
Server melakukan kesalahan jika letak shuttlecock saat dipukul lebih tinggi dari pinggang
server. Atau ketika shuttlecock dipukul badan raket tak diarahkan ke bawah, hingga semua
bagian kepala raket tak secara jelas dan nyata ada di bawah tangan server yang memegang
raket.

Teknik Dasar Badminton

Cara memegang raket yang terdiri atas tiga macam cara yaitu :

Pegangan dasar atau forehand


pegangan ini bisa dilakukan dengan cara mendirikan raket dengan sisi tegak dengan lantai ini
nyaris sama dengan posisi tangan yang sedang bersalaman.

Cara memegang backhand


ini bisa dilakukan dengan cara memutar 1/4 ke kanan dari pegangan forehand.

Pegangan pukul kasur


Raket diletakkan mendatar di atas lantai. kemudian ambil dan pegang raket di bagian
pegangan. Singga bagian tangan antara ibu jari dan juga telunjuk menempel di bagian
permukaan yang lebar.

Teknik pukulan
Cara-cara untuk melakukan pukulan dalam permainan badminton. Tujuannya yaitu untuk
menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan. Terdapat berbagai macam teknik dari pukulan
dalam permainan badminton yaitu:

Servis

Servis adalah pukulan pertama dalam mengawali permainan badminton.

Di samping itu, servis dilakukan setelah bola mati. Andai terjadi kesalahan dalam servis,
tentu menguntungkan lawan. Diantaranya lawan akan mendapatkan poin jika servis
menyangkut atau gerakan servis salah.

Servis yang tanggung untuk ganda menyebabkan lawan bisa merusak pertahanan dengan cara
pengembalian dari servis yang sulit dicapai. Oleh sebab itu, teknik servis harus mendapat
perhatian utama sebelum memberikan teknik lain dalam permainan badminton.

Pukulan servis:

pukulan memakai raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lawan dengan diagonal.
Tujuannya permulaan permainan ada berbagai macam pukulan servis yakni:

Servis cambuk
Pukulan servis mendatar
Servis panjang
Pukulan servis pendek

Pukulan lob:
Pukulan ini adalah pukulan dalam permainan bulu tangkis yang tujuannya menerbangkan
shuttlecock setinggi-tingginya dan mengarah jauh ke bagian belakang garis lapangan lawan
pukulan ini bisa dilakukan dengan dua cara:

1. Underhand lob: Pukulan lob yang dilakukan dari bawah. caranya dengan memukul
shuttlecock yang berada di bawah badan dan dilambungkan tinggi ke bagian
belakang.

2. Overhead lob: Pukulan lob ini dilakukan dengan cara dari atas kepala untuk
menerbangkan shuttlecock melambung ke bagian belakang (Angga, 2020 ).

Bentuk Latihan dalam Bulu Tangkis Dasar

Mengingat cara latihan setiap individu


berbeda-beda maka caranya juga akan berbeda-beda.

Mengingat karakteristik setiap individu berbeda-beda

maka diperlukan modifikasi latihan untuk mempermudah

siswa atau atlet dalam melakukan setiap gerakan.

Modifikasi alat sangat diperlukan dalam pelatihan, alat

yang digunakan tidak diharuskan sesuai dengan alat yang

sebenarnya agar mempermudah siswa atau atlet dalam

melaksanakan latihan. Di dalam buku ¡ni akan menjelaskan

tentang metode latihan dengan latihan-latihan pada

umumnya dilakukan di perkumpulan-perkumpulan bulu

tangkis. Berikut adalah tahapan dalam latihan siswa atau

atlet dan tahap dasar sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan anak dalam menguasai

pukulan dengan anggota badan sendiri khususnya

tangan.

2. Menguasai pukulan dengan alat yang disesuaikan

dengan karakteristik anak dalam memukul objek pasif

atau diam.

3. Memukul objek dalam keadaan aktif atau bergerak

secara pelan.

4. Memukul objek dengan alat yang sesungguhnya

dalam keadaan aktif atau bergerak cepat (Yuliawan, 2017).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan 59 subyek (37,1%) mengalami cedera selama
berlatih bulutangkis. Total cedera yang di alami sebanyak 87 kasus cedera meliputi regio
kepala dan

leher, ekstremitas tubuh bagian atas, batang tubuh, dan ekstremitas tubuh bagian bawah.
Ekstremitas

tubuh bagian bawah merupakan regio yang paling banyak mengalami cedera yaitu 58 kasus
cedera

(66,7%). Jenis cedera terbanyak yang di alami adalah sprain sebanyak 26 kasus cedera
(29,9%),

dislokasi/geser sendi sebanyak 11 kasus cedera (12,6%), dan memar sebanyak 7 kasus cedera
(8%).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cedera pada olahraga bulutangkis usia dini-pemula
memiliki

angka kejadian yang cukup tinggi (Gunawan, 2017).

TENNIS ELBOW

Cedera Siku

Sama seperti bahu, siku juga menjadi tumpuan pergerakan saat bermain bulu tangkis.

Cedera siku bisa terjadi karena peradangan otot yang terus menerus digunakan untuk
bergerak.

Maka itu, kita harus berhati-hati dan menghindari cedera siku.

Tennis elbow

Tennis elbow adalah penyakit degenerasi tendon yang paling sering mengeni siku. Kelainan
ini menyebabkan rasa nyeri pada sisi lateral siku khususnya khususnya pada epicondylus
lateral dan otot ekstensor. Kelainan ini terutama terjadi pada pemain tennis atau pada mereka
yang mempergunakan lengan bawah pada posisi pronasi secara berulang-ulang. Tennis elbow
adalah suatu keadaan yang sering terjadi dengan gejala nyeri dan sakit pada posisi luar siku,
tepatnya pada epicondylus lateralis dan biasanya terjadi karena pukulan top spin backhand
yang terus menerus. Kejadian ini mengenai pemain tennis yang baru belajar main tennis.
Kesalahan yang mereka lakukan ialah saat backhand dengan sikunya menghadap net. Dalam
posisi demikian otot ekstensor tangan di pergelangan tangan harus berkontraksi di luar
kemampuannya untuk melakukan backhand yang berhasil, dan akibatnya ialah nyeri . Tennis
Elbow umumnya diderita oleh pemain tennis karena penggunaan otot ekstensor pergelangan
tangan yang berlebihan saat bermain tennis. Gerakan backhand mempengaruhi otot ekstensor
pergelangan tangan yang berkontraksi kuat sebagai stabilisator sehingga dapat menimbulkan
cedera pada otot tersebut. (PKeadaan ini umumnya mengenai penderita usi 35 – 55 tahun
dengan gejala nyeri pada sisi luar siku terutama saat jarijari tangan memegang atau meremas
kuatkuat disebabkan oleh gangguan atau cedera otot ekstensor carpi radialis longus dan
brevis.

Gejala klinis Tennnis Elbow yaitu rasa nyeri datang berangsur-angsur, sering setelah suatu
aktivitas siku yang tidak biasa dilakukan. Rasa nyeri ini memburuk bila melakukan gerakan-
gerakan seperti menuangkan teh, memutar pegangan pintu yang berat, bersalaman atau
mengangkat sesuai dengan tangan pada posisi pronasi. Tennis elbow memiliki tipe sesuai
dengan letak cederanya yaitu Tennis elbow tipe I diderita sekitar 1 %, tipe Ii sekitar 90 %,
tipe III sekitar 1 % dan tipe IV sekitar 8 %. Penyelidikan pada penderita tennis elbow
menyatakan bahwa pada epicondylus lateralis tidak ada bursa dan tidak ada tanda-tanda
peradangan, sehingga diagnosis bursitis dan tendinitis tidak tepat. Anggapan bahwa
kelompok ekstensor dan fleksor karena aktivitas yang kuat dan berkepanjangan di bagian
miofacial atau urat origo sehingga terjadi reaksi jaringan yang mengakibatkan terjadinya
nyeri .

Secara garis besar, inflamasi ditandai dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal yang
mengakibatkan terjadinya aliran darah setempat yang berlebihan, kenaikan permeabilitas
kapiler disertai dengan kebocoran cairan dalam jumlah besar ke dalam ruang interstisial,
pembekuan cairan dalam ruang interstisial yang disebabkan oleh fibrinogen dan protein
lainnya yang bocor dari kapiler dalam jumlah berlebihan, migrasi sejumlah besar granulosit
dan monosit ke dalam jaringan, dan pembengkakan sel jaringan.

Beberapa produk jaringan yang menimbulkan reaksi ini adalah histamin, bradikinin,
serotonin, prostaglandin, beberapa macam produk reaksi sistem komplemen, produk reaksi
sistem pembekuan darah, dan berbagai substansi hormonal yang disebut limfokin yang
dilepaskan oleh sel T yang tersensitisasi (Guyton & Hall, 1997).

Tanda-tanda inflamasi mencakup rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan
tumor (pembengkakan). Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu
functio laesa (perubahan fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).

1. Rubor atau kemerahan

Merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami inflamasi. Saat reaksi
inflamasi timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah inflamasi.
Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan
cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan
warna merah lokal karena inflamasi akut (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).

2. Kalor atau rasa panas

Terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi inflamasi akut. Kalor disebabkan pula oleh
sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke
permukaan tubuh yang mengalami inflamasi lebih banyak daripada ke daerah normal
(Abrams, 1995; Rukmono, 1973).

3. Rasa Sakit (Dolor)

Rasa sakit terjadi karena adanya ransangan saraf. Rangsangan saraf sendiri sapat terjadi
akibat perubahan pH lokal, perubahan konsentrasi ion-ion tertentu, atau pengeluaran zat-zat
kimia bioaktif lainnya. Selain itu, pembengkakan jaringan yang mengakibatkan peningkatan
tekanan lokal juga dapat menimbulkan rasa sakit.

4. Pembengkakan (Tumor)

Pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel yang tertimbun didaerah inflamasi
disebut dengan eksudat.

5. Fungsio Lasea

Perubahan fungsi atau fungsio lasea adalah reaksi reaksi inflamasi yang telah dikenal.
Sepintas mudah dimengerti, mengapa bagian yang bengkak, nyeri yang disertai sirkulasi
abnormal dari lingkungan kimiawi yang abnormal, berfungsi abnormal. Namun sebetulnya
tidak diketahui secara mendalam dengan cara apa fungsi jaringan meinflamasi terganggu.

Anatomi siku

Sendi siku disatukan oleh otot, tendon, dan ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang)
(Gbr. 1). Ini adalah sendi engsel yang memungkinkan kita untuk menekuk (menekuk),
memperpanjang (meluruskan), dan memutar lengan bawah. Proyeksi bertulang yang dapat
diraba di bagian luar siku adalah epikondilus lateral. Ini memanjang dari kondilus, atau ujung
tulang bundar, seperti buku jari, dari humerus (tulang lengan atas) yang berartikulasi dengan
jari-jari dan ulna (tulang lengan bawah) untuk membentuk sendi (Gbr. 2). Otot-otot yang
memperpanjang pergelangan tangan, seperti ekstensor carpi radialis brevis (ECRB), berasal
dari epicondyle lateral.

Sumber rasa sakit


Sumber rasa sakit yang paling umum terkait dengan epikondilitis lateral adalah otot
ECRB. Kegiatan yang berulang atau digunakan secara berlebihan dapat menyebabkan
mikrotrauma pada serat-serat otot, menghasilkan air mata mikroskopis dan pelepasan bahan
kimia inflamasi yang menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit dapat menjadi penyebab tendon
yang melekat pada epikondilus atau, sebagai alternatif, dari kondisi di dalam sendi, seperti
sinovitis (radang sinovium atau lapisan sendi) atau plica band (peradangan dan pembesaran
bagian dari lapisan sendi) ). Biasanya, rasa sakit dirasakan di bagian luar siku di bagian
ECRB yang paling dekat dengan sendi, dan epikondilus lateral itu sendiri mungkin
lunak. Rasa sakit epicondylitis lateral dapat direproduksi dengan ekstensi pergelangan tangan
dan jari yang ditahan, dan sebagian besar pasien mengeluh cengkeraman yang lemah dan
menyakitkan.

PEMERIKSAAN

 Tes cepat : Gerak ekstensi dorsal tangan nyeri

 Nyeri dan ROM terbatas dengan firm end feel, sering terasa crepitasi ke arah dorsal
fleksi

 Palpasi epicondylus lateralis nyeri

 Thigtness

 Weakness

 Stretch test nyeri epicondylus lateralis

 Tes gerak isometricGerak isometric nyeri kearah dorsal fleksi

 Tes khusus :

1) Mill’s Test

2) Cozen test

MILL’S TEST
 The mill’s test to maximally stretch & therefore provoke the extensor carpi radialis
longus & brevis

 TEST standing fixate humerus while papate the lateral epicondyle passively
pronate forearm + flex wrist extend elbow fully

 +  complain about sudden pain at the lateral epicondyle

COZEN TEST

COZEN TEST

 Cozen test ekstensor carpi radialis longus & brevis

 Posisi senyaman mungkin / duduk tangan diatas table

 Palpasi epicondilus lateral dg ibu jari

 Pasien mengepalkan tangan posisi pronasi berikan perlawanan pada


bagaian radial pasien

 +  pain pada epicondilus lateral

INTERVENSI

 Mill’s manipulation

 Pain fre grip strengthening exc


 EDUKASI Tennis elbow brace, spilnting

MILL’S MANIPULATION

Pilihan perawatan non-bedah untuk Tennis Elbow

Mayoritas kasus epikondilitis lateral atau tennis elbow sembuh sendiri tanpa perawatan
formal. Ketika rasa sakit berlanjut, biasanya mendorong seseorang untuk mengunjungi dokter
atau ahli ortopedi . Pengangkatan tersebut akan mencakup riwayat terperinci, pemeriksaan
fisik, dan rontgen ; jika masalahnya cukup parah, dokter dapat memesan MRI .

Perawatan nonoperatif standar untuk epikondilitis lateral terdiri dari meminum obat
antiinflamasi nonsteroid oral (NSAID), memodifikasi aktivitas, menggunakan kawat gigi
ortotik (seperti tali siku tenis), dan menjalani terapi fisik . Tindakan non-bedah lainnya
adalah menyuntikkan obat steroid langsung ke situs yang diidentifikasi untuk mengurangi
rasa sakit dan peradangan. Dengan efektivitas suntikan steroid yang dipertanyakan, beberapa
teknik injeksi baru muncul. Misalnya, konsentrat trombosit autologus (dari tubuh sendiri)
(terutama terdiri dari plasma darah dan trombosit atau fragmen sel yang terlibat dalam
pembekuan) dapat disuntikkan ke dalam siku yang terkena untuk merangsang respons
penyembuhan. Juga dikenal sebagai terapi platelet-rich plasma (PRP), suntikan ini telah
menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam beberapa penelitian, tetapi penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menentukan kemanjuran mereka yang sebenarnya.1, Juga penting untuk
dicatat bahwa antara 80 dan 95% dari semua kasus epikondilitis sembuh tanpa pengobatan
operatif.
Opsi perawatan bedah untuk Tennis Elbow

Ketika kasus epikondilitis lateral yang refrakter atau keras kepala gagal merespons terhadap
pengobatan nonoperatif, opsi bedah dapat dipertimbangkan. Pembedahan tradisional untuk
tennis elbow terdiri dari teknik-teknik besar dan terbuka yang mengekspos otot ekstensor dan
mengidentifikasi dan mengeluarkan (mengeluarkan) jaringan yang rusak (Gbr. 3). Prosedur
seperti itu biasanya termasuk perbaikan tendon dengan memasang kembali jaringan sehat ke
tulang. Baru-baru ini, teknik bedah yang kurang invasif, seperti artroskopi(Memasukkan
kamera dan instrumen video serat optik kecil ke dalam sambungan) telah
dikembangkan. Tidak seperti pembedahan terbuka tradisional, perawatan arthroscopic dari
epicondylitis lateral hanya membutuhkan sayatan perkutan kecil (melalui kulit) dan periode
pemulihan yang lebih singkat. Ini juga memungkinkan ahli bedah untuk mengidentifikasi dan
mengobati patologi intra-artikular tambahan (proses penyakit dalam sendi).

Perawatan baru
Teknik invasif minimal baru yang dikenal sebagai tenotomi perkutan (reseksi tendon) yang
menggunakan Tenex Health TX System ™ saat ini sedang berkembang. Prosedur ini
menggunakan sayatan perkutan dan panduan ultrasonografi di atas kulit alih-alih ruang
lingkup untuk mengidentifikasi jaringan yang sakit (Gbr. 4). Alat genggam khusus kemudian
digunakan untuk memecah jaringan secara otomatis dan membilasnya.3

Penelitian pendahuluan tentang perawatan ini telah menjanjikan. Satu studi baru-baru ini
termasuk tindak lanjut 3 tahun menunjukkan hasil fungsional yang sangat baik dan kepuasan
pasien yang tinggi.
Selain itu, evaluasi ultrasound tendon pasca-prosedur menunjukkan respons penyembuhan
jaringan yang baik di daerah yang sakit. Keuntungan teoretis dari teknik ini dibandingkan
teknik lainnya meliputi:

 sayatan yang jauh lebih kecil

 kemampuan untuk menargetkan area yang sakit dengan gangguan minimal pada
jaringan sehat

 mengurangi rasa sakit pasca operasi

 periode pemulihan yang lebih singkat.


Terlepas dari keuntungan ini, kami membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menetapkan
prosedur ini sebagai perawatan yang disukai untuk epikondilitis lateral.

Pencegahan Tennis Elbow

Sebenarnya tennis elbow terbilang sulit untuk dicegah, karena siku merupakan bagian tubuh
yang sangat sering digunakan. Meski demikian, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan
oleh pengidap kondisi ini agar gejala-gejalanya tidak bertambah parah serta mencegah
kekambuhannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa:

 Hindari penggunaan siku secara berlebihan, apalagi dengan gerakan yang berulang.

 Memilih raket atau alat-alat kerja yang ringan, sehingga tidak terlalu membebani siku.

 Menggunakan kain penahan khusus untuk mencegah tennis elbow saat berolahraga
(khususnya tenis atau badminton).

 Meningkatkan kekuatan otot lengan bawah dengan bantuan ahli fisioterapi.

Angga. 2020. Materi Bulu Tangkis : Peraturan, Teknik Serta Gambar dan Ukuran Lapangan.
https://materibelajar.co.id/materi-bulu-tangkis/

Gunawan, R.H. 2017. IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS


USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA. Jurnal Pend. Kepelatihan
Olahraga. Volume VI, No 5.
Suhandinata, Justian. 2018. TANGKAS: 67 Tahun Berkomitmen Mencetak Jawara Bulu
Tangkis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Yuliawan, Dhedhy. 2017. Bulu Tangkis Dasar. Sleman: Deepublish

PENGARUH TEKNIK FRICTION TERHADAP NYERI PADA PENDERITA TENNIS


ELBOW TYPE II DI RUMAH SAKIT UMUM LASINRANG PINRANG

Muhammad Awal, hasbiah hasbiah Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11,
No 1 (2019)

David A. Lalli, 2018. Tennis Elbow. https://tn.hughston.com/wellness/lateral-epicondylitis-


taming-tennis-elbow/

Anda mungkin juga menyukai