BULU TANGKIS
Disusun Oleh :
Putri Ayu Ratna Sari
Kelas : VII
Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau
"shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah
ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.
a. Lapangan .
Lapangan harus berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 6,71 meter
dan lebar 6,10 meter, serta tinggi net 1,52 meter.
Gambar 1 Lapangan Bulu Tangkis
2. PERLENGKAPAN
a. Bola/kok/Shuttlecock
Bagian kok terdiri atas kepala dan bulu. Kepala terbuat dari gabus. Berat kok sekitar
4,73-5,50 gram
b. Raket
Raket adalah alat pemukul dalam permainan bulu tangkis. Berat raket kurang dari
150 gram. Raket terbuat dari kayu, alumunium, arang (carbonex) dan fiberglass.
Ada beberapa teknik dasar di bulu tangkis. Misalnya, teknik dasar memegang raket,
servis, pukulan dan langkah kaki.
2) Pegangan Backhand
Raket dipegang atau digenggam pada telapak tangan bagian yang tipis. Ibu jari
tangan lebih kuat menahan gagang raket. Cara ini akan menghasilkan pukulan
backhand, yaitu pukulan dengan punggung menghadap ke arah pukulan.
3) Pegangan Kapak
Gagang raket dipegang pada telapak tangan bagian yang tipis, seperti memegang
kapak.
4) Pegangan Geplak Kasur
Raket dipegang seperti kamu memegang pemukul kasur. Kepala raket atau senar
menghadap ke atas dan bawah. Pegangan ini digunakan untuk melakukan pukulan
smes.
2) Servis Panjang
Servis panjang atau tinggi dilakukan dengan pukulan forehand. Servis ini
dilakukan di sebelah kanan bawah, jika pukulan memakai tangan kanan. Servis ini
dilakukan dengan menjatuhkan kok ke samping kanan.
Sikap awal:
Berdiri, kedua lutut dilenturkan
Pandangan ditujukan ke arah datangnya kok
Gerakannya:
Raket digerakkan cepat, keras, menukik dan terarah.
Tangan diayunkan dari belakang ke depan.
d. Teknik Dasar Langkah Kaki
Gerak langkah kaki sangat menentukan keberhasilan memukul kok. Teknik dasar langkah
kaki yang baik adalah:
Kaki harus dapat digerakkan ke segalah arah secara cepat dan ringan.
Berdiri selalu pada ujung kaki. Sikap ini memudahkan kaki bergerak cepat.
Saat mengembalikan bola di depan net, kaki kananmu berada di depan dan
sebaliknya pada waktu memukul bola di belakang, kaki kananmu di belakang.
Langkahmu harus diatur seefisien mungkin, langkah yang panjang lebih baik
daripada langkah kecil-kecil atau pendek.
Penghitungan (scoring)
Permainan berlaku the best of three games, artinya maksimal pemain bertanding tiga set
(dua set kemenangan). Skor permainan tunggal putra dan putri adalah 21 angka,
sedangkan ganda putra, putri, dan campuran adalah 25 angka. Jika perhitungan sama-
sama mencapai 20 untuk tunggal dan 24 untuk putri, maka terjadi duece dan pihak
pertama kali memperoleh angka tersebut mempunyai hak untuk menetapkan penambahan
(setting) 3 angka. Pihak yang memenangkan set pertama berhak untuk melakukan servis
pertama pada set berikutnya.
Perwasitan
Seringkali terjadi dalam suatu kejuaraan seorang atlet merasa dirugikan oleh petugas
lapangan, khususnya wasit yang memimpin pertandingan atau hakim garis sehingga
mengganggu konsentrasinya dan dianggap sebagai penyebab kekalahannya, atau bahkan
sang pemain mundur dari lapangan sebelum pertandingan berakhir. Fenomena tersebut
merupakan salah satu bukti bahwa petugas lapangan (wasit, hakim servis, dan hakim
garis) mempunyai peranan yang besar dalam kesuksesan suatu kejuaraan.
Untuk menghindari hal-hal di atas, seorang wasit harus memperhatikan beberapa hal
diantaranya :
a. Menguasai peraturan permainan
b. Berpenampilan meyakinkan dan mantap
c. Berwibawa dan mempunyai harga diri
d. Berpendirian netral dan tidak memihak kepada salah satu pemain serta bertindak
sebagai penengah.
e. Tidak terpengaruh oleh pemain atau penonton
f. Bersuara lantang dan jelas untuk setiap kata-kata yang diucapkan.
g. Selalu cepat tanggap dan inisiatif dalam mengambil keputusan, terutama bila
terjadi kasus pada jalannya pertandingan yang sedang dipimpinnya.
h. Memiliki wawasan tentang bulutangkis yang luas
i. Setiap saat dapat mengikuti perkembangan perbulu-tangkisan, terutama bila
terjadi perubahan peraturan.
j. Berusaha memelihara dan meningkatkan mutu perwasitan.