Anda di halaman 1dari 4

Dampak Posisi Tubuh yang Salah Saat Menggunakan Toilet Duduk Bagi Kesehatan

Pada posisi duduk, hanya sebagian otot usus yang merasa rileks, sehingga akan menghalangi
pergerakan kotoran di dalam usus halus. Hal ini akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan, di
antaranya:

1. Hemorrhoid (Wasir)

Terlalu lama duduk sambil buang air di toilet duduk dapat menyebabkan hemorrhoid (wasir). Wasir
adalah peradangan pada pembuluh vena di rektum atau anus. Peradangan ini memicu vena menjadi
bengkak dan berisiko besar mengalami pendarahan.

2. Konstipasi

Posisi duduk mengakibatkan kotoran tidak bisa dikeluarkan secara maksimal. Sehingga, kotoran pun
akan menumpuk dan membuat tinja menjadi keras, hal ini memicu terjadinya konstipasi atau
sembelit.

3. Penyakit usus

Kotoran yang tidak dikeluarkan secara maksimal akan mengakibatkan penumpukan sisa kotoran
dalam usus. Perlu diketahui, ampas sisa metabolisme tubuh yang tidak dikeluarkan lama-kelamaan
akan menumpuk, sehingga bisa menyebabkan berbagai macam penyakit usus.

4. Penyakit panggul

Toilet duduk bisa memicu penekanan usus besar yang akan mengakibatkan gangguan pada panggul.
Beda halnya saat kita menggunakan toilet jongkok, hal ini dapat membantu melindungi saraf
panggul.

5. Dermatitis

Dermatitis akibat duduk di dudukan toilet diduga dapat menyebabkan iritasi kulit di sekitar paha atas
dan bokong. Menurut seorang profesor mikrobiologi, dudukan toilet memang bisa menjadi tempat
bersarangnya berbagai bakteri penyakit, seperti:

 E.coli penyebab diare

 S. aureus penyebab pneumonia atau penyakit kulit

 Streptococcus penyebab gangguan tenggorokan

Tidak hanya itu, toilet duduk juga bisa menyebabkan infeksi saluran kencing dan kelamin terutama
pada wanita karena perpindahan jamur, kuman dan bakteri akibat kontak langsung antara bagian
pantat dengan dudukan toilet.

Begini Posisi Duduk yang Sehat Saat di Toilet!

Bagaimana cara menyiasati jika toilet yang tersedia hanya toilet duduk? Buatlah posisi duduk di
toilet seperti sedang jongkok, gunakan pijakan kaki (bangku toilet) dengan ketinggian sekitar 30cm.

Dengan begitu, punggung dan paha akan membentuk sudut 35 derajat seperti saat jongkok. Cara ini
membuat Anda bisa melakukan posisi buang air besar yang lebih sehat dan aman.
Sayangnya, kebanyakan orang di Indonesia belum familier dengan penggunaan pijakan kaki saat di
toilet duduk. Hotel, mall, restoran maupun tempat umum lainnya belum menyediakan pijakan kaki
ini di toiletnya. Namun kini, Anda bisa mulai mengaplikasikannya di lingkungan terkecil, seperti
rumah dan kantor.

Selain harus memperhatikan posisi duduk, ada beberapa hal lain yang tidak boleh Anda abaikan saat
menggunakan toilet duduk. Bila Anda terpaksa harus menggunakan toilet duduk saat berada di luar,
Anda dapat meminimalkan risiko kesehatan terpajan bakteri dengan mengikuti panduan berikut ini:

 Menggunakan pembersih dudukan toilet sebelum buang air, terutama di toilet umum.
Beberapa hotel sudah menyediakan cairan pembersih ini, umumnya berbentuk semprotan
yang diaplikasikan ke dudukan toilet untuk kemudian dilap dengan tisu.

 Anda juga dapat menggunakan penutup dudukan toilet atau tisu untuk mencegah kulit
bersentuhan langsung dengan dudukan toilet.

 Menggunakan tisu ketika membuka dan menutup atau saat menekan tombol bilas

 Selalu cuci tangan setelah dari toilet karena bahaya yang sebenarnya berasal dari bakteri
yang menempel di tangan dan berpindah ke mulut.

 Jangan lupa untuk mengeringkan tangan setelah dicuci. Bila menggunakan tisu, sebisa
mungkin gunakan tisu yang tersimpan dalam tempat tertutup.

Penggunaan Toilet Jongkok Lebih Direkomendasikan?


Pada dasarnya, manusia didesain untuk melakukan buang air besar dengan cara jongkok.
Dilansir dailymail.co.uk, studi yang dilakukan para penemu Squatty Potty menunjukkan
sejumlah manfaat sehat dari toilet jongkok, di antaranya:

 Mengurangi sembelit, kembung, dan gas


 Menurunkan insiden dan gejala wasir
 Meningkatkan kesehatan usus besar secara keseluruhan
 Otot panggul dan kontrol kandung kemih menjadi lebih baik
 Mengurangi ketegangan dan proses buang air menjadi lebih lancar

Menurut berbagai penelitian, toilet jongkok lebih menyehatkan karena adanya


peningkatan sudut anorektal, yaitu tabung yang dilalui tinja untuk keluar dari tubuh.
Seperti pembahasan pada paragraf sebelumnya, saat menggunakan toilet duduk, lintasan
ini bengkok sehingga membutuhkan lebih banyak usaha untuk mengeluarkan kotoran.
Sedangkan pada posisi jongkok, sudut anorektal cenderung lebih lurus, sehingga proses
buang air besar menjadi lebih mudah.
Meskipun memiliki banyak kelebihan, toilet jongkok juga memiliki kekurangan, salah
satunya dapat menyebabkan arthritis atau gangguan lutut. Tarikan pada lutut yang terjadi
ketika berjongkok serta kondisi lutut yang mudah lelah, tidak baik untuk
penderita arthtritis.
Bagi mereka, toilet duduk lebih dianjurkan untuk mengurangi tarikan pada lutut. Selain
penderita arthritis, toilet jongkok juga kurang baik digunakan untuk ibu hamil, lansia dan
penderita obesitas. Maka mereka lebih dianjurkan untuk menggunakan toilet duduk.
Namun tentu, penggunaan toilet duduk harus setara fungsinya dengan toilet jongkok
untuk meminimalkan risiko kesehatan, yakni dengan menggunakan pijakan kaki agak
tinggi yang membuat posisi kaki dan tubuh seperti berjongkok.
Kamar mandi / toilet biasanya dilengkapi dengan perlengkapan untuk buang air kecil maupun besar.
Kamar mandi yang dilengkapi dengan urinals, kloset dan bak mandi biasa dinamakan restroom.

Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka.
Umum adalah tidak menyangkut yang khusus (semuanya) secara menyeluruh. Toilet Umum adalah
fasilitas sanitasi yang mengakomodasi kebutuhan membuang hajat yang digunakan oleh masyarakat
umum, tanpa membedakan usia maupun jenis kelamin dari pengguna tersebut.

Ruang istirahat harus mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak berhubungan langsung dengan
ruang pengolahan. Ruang istirahat sebaiknya terpisah dari ruang ganti karyawan. Untuk toilet
sebaiknya tidak berhubungan langsung dengan ruang pengolahan. Toilet dilengkapi dengan fasilitas
seperti suplai air yang lancar, ventilasi, pintu ,dan langit-langit dalam kondisi baik, sabun cair, alat
pengering dan suplai air panas.

Jumlah toilet tergantung pada jumlah karyawan yang bekerja. Jumlah toilet yang dipersyaratkan
untuk unit pengolahan
Ø 1-9 Orang = 1 Toilet
Ø 10-24 Orang = 2 Toilet
Ø 25-49 Orang = 3 Toilet
Ø 50-100 Orang = 5 Toilet
Setiap Penambahan 30 pekerja dari 100 pekerja ditambah 1 (satu) toilet.

Rasio ideal jumlah WC perempuan 1:25 dari jumlah murid perempuan sedangkan rasio WC pria 1:40.

Rasio Jumlah Toilet dan Perturasan dengan Jumlah Tenaga Kerja.


Pria 1 : 40
Wanita 1 : 25

Aturan mengenai jumlah toilet kita bisa melihat referensi berikut :


Peraturan Menteri Perburuhan No 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta
Penerangan dalam Tempat Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 / Menkes / SK / XI / 2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri

Anda mungkin juga menyukai